Kamis, 17 Oktober 2024

KUNCI JAWABAN ASESMEN HARIAN 2



    Hallo, siswa-siswiku hebat luar biasa,
Ingat waktu mengerjakan soal asesmen harian 2 kemarin? Kenapa ya, masih ada beberapa siswa yang harus mengikuti remidi. Padahal, harapan Bu Guru tak ada satu pun siswa yang perlu remidi. Namun, nasi telah menjadi bubur, alias sudah telanjur.
    Yo sudah, yang penting tetap bersemangat dan tetap mau berusaha. Ini Bu Guru sajikan ulang soalnya yang telah dilengkapi dengan jawaban.


 

Rabu, 16 Oktober 2024

MENYAMBANGI SARANG LABA-LABA

 

Asnia tersenyum. Tekadnya semalam yang akan menyambangi blog yang telah menjadi sarang laba-laba harus diwujudkan. Tak boleh berhenti pada niat. Niat dan rencana yang tak pernah menjadi kenyataan adalah pekerjaan sia-sia. Meski dia ingat pelajaran dari gurunya bahwa niat kebaikan yang tak dapat diwujudkan akan mendapat satu kebaikan. Dia tak mau dirinya hanya berhenti pada niat yang tak pernah menjadi kenyataan.

Dia ambil notebook kesayangan. Jarinya mulai menari di atas keyboard. Dia ingat masa-masa kejayaan dalam kepenulisan. Terpilih sebagai penulis blog terpopuler. Menerbitkan tiga judul buku ber-ISBN dan laku terjual dalam waktu relatif singkat.

“Itu duluuu. Kini dewi fortuna itu tak bersamamu lagi,” bisik batin Asnia pada dirinya sendiri.

Memang, beberapa waktu terakhir jarang menulis. Sampai-sampai teman bloggernya mengingatkan, memprovokasi untuk menulis dan menulis lagi. Namun, agendanya di Guru Penggerak sebagai aktor pendukung cukup menyita waktu. Belum lagi menilai UKPPPG (Uji Kompetensi Peserta Pendidikan Profesi Guru) yang asyik menyita waktu.

Namun, itu semua hanya merupakan alasan belaka. Sesibuk apapun, jika kita punya azzam (niat yang kuat) pasti akan kesampaian. Prinsip itulah yang mengantarkan dirinya meraih asa di tengah kesibukan.

Saat dirinya bersungguh-sungguh: menjadi guru sekaligus staf pimpinan sekolah, ibu dari dua anak, istri seorang akademisi masih sempat melanjutkan pendidikan tuk meraih gelar sarjana pendidikan dengan hasil gemilang. Bukan itu saja, dia berkesempatan mengikuti ajang bergengsi mahasiswa tingkat nasional berupa PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) dan berkesempatan menjadi juara. Apalagi kalau bukan karena keberuntungan selain anugerah dari Tuhan?

Mungkin pula sebagai hadiah dari sebuah prinsip yang dianutnya, “Man Jadda Wajada” (barangsiapa bersungguh-sungguh akan mencapai keberhasilan). Asnia merasa pinter tidak, cerdas pun tidak. Dia merasa sebagai mahasiswa biasa yang harus berjuang tuk raih keberhasilan. Namun, nasib baik sering berpihak kepadanya. Barangkali orang Jawa lebih menyebut dirinya banyak dinaungi “kabegjan” yang artinya keberuntungan.

Asnia bingung akan memulai dari mana. Tulisan apa yang akan ditorehkannya. Sesungging senyuman terlecut dari bibirnya.

“Oh ya, ini dia. Aku akan memulai dari diary saja. Sebuah tulisan yang amat mudah ditorehkan oleh siapa saja.”

Jari-jari Asnia mulai menghentak-hentak tuts notebooknya. Bibirnya tersungging senyuman sembari memikirkan celoteh seorang kawan senam yang bercerita tentang “cuaca eskrim yang tidak enak.”

Cerita tersebut juga sudah dituliskan dalam sebuah artikel lucu yang akan dikirim ke redaksi Solopos yang beralamat di Jalan Adisucipto tempat diri dan anak-anaknya mengirimkan tulisan beberapa tahun yang lalu. Semoga ini menjadi sebuah nostalgia yang mengasyikkan.