Minggu, 31 Mei 2020

UNTUNG RUGI NGE-BLOG SENDIRI


Tulisan ini sebenarnya kupersembahkan kepada teman yang kemarin menanyakan apa untungnya ngeblog sendiri. Bukannya ngeblog keroyokan banyak temannya? Asyik lho, banyak teman. Ngeblog keroyokan contohnya di gurusiana, kompasiana, guraru, thewriters, dan blog keroyokan lainnya. Blog keroyokan memang asyik-asyik yummy.
            Apa sih sebenarnya blog itu? Pertanyaan ini pernah diajukan oleh seorang siswa di sekolahku. Blog yang merupakan singkatan dari web blog adalah bentuk aplikasi web yang berbentuk tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web. Secara gampang web itu bisa disebut BH (loh, kok be ha??? Buku harian maksudnya) yang dimuat pada halaman web. Atau lebih gampang lagi, buku harian di dumay (dunia maya).
Mengapa harus ngeblog sendiri? Ngeblog sendiri atau keroyokan itu suka-suka. Terserah pada pilihan kita sendiri. Keduanya ada plus minusnya. Blog sendiri? Serasa kita punya buku harian milik sendiri. Mau kita isi apa saja, itu suka-suka kita. Sepenuhnya terserah kita. Seperti buku harian yang dari halaman pertama hingga halaman terakhir berisi tulisan kita Buku pribadi lah, istilahnya. Dan tentu, terbebas dari iklan kecuali kita sendiri yang buat iklan. Oh satu lagi. Ngeblog sendiri ini jika tak kita promosikan bisa jadi merupakan blog yang sunyi dan sepi sendiri. Tak ada yang menemani. Halah, malah bernyanyi.
Blog keroyokan? Hangat tentunya. Banyak teman. Bisa ramai atau heboh. Apalagi, jika nama kita nongol sebagai penulis populer ala gurusiana. Pasti banyak pengunjungnya. Itu yang dialami penulis tahun 2018 yang lalu. Namun, di blog keroyokan ini tulisan tak semuanya milik kita. Bisa dianalogkan buku antologi. Dan yang pasti, iklan bisa nongol di sana-sini.
Terus, enakan mana? Blog keroyokan atau blog milik sendiri? Kalau ini mah suka-suka kita. Kita pun sebagai penulis punya hak prerogatif untuk menentukan pilihan. Pilihlah sesuai hati nurani. Halah, kayak mau milih apa saja. Ha ha ha.

SERASA RINDU SANG PACAR


Pernah punya pacar? Wowww asek tentu. Ada rindu bila tak bertemu. Ada rasa bahagia bila dekat. Ada rasa waswas bila tak berkabar. Ada rasa galau jika tak tak ditinjau. Wowwww dunia rasa di syurga bila dekat sang pacar. Pacar yang bikin rindu bila tak bertemu. Memang, pacar itu apaan? Kalau dilihat dari KBBI sih ini artinya: teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih.
Terus, apaan dengan rindu? Kalau menurut kamus sih, “sangat berahi; menaruh cinta kasih (kepada):” sebagai contoh Rindu yang telah sekian lama terpendam dalam hati. Rindu sama sang pacar? Nah, yang ini asek-asek galau dan rasanya nano-nano gitu.
Nah, agenda rutin yang sangat kurindu adalah ciblon atau berenang. Sebelum covid datang, Minggu pagi merupakan agenda rutin berenang di Hotel Sunan. Pagi yang bersih, udara bersih, air bersih serta menjadi pengunjung pertama kolam renang terasa nikmat. Kadang masih menanti tim pembersih kolam renang pun tetap sabar. Menjadikan pikiran segar dan badan bugar sungguh nyaman rasanya.
Namun, di awal covid agenda berenang tak lagi terjadwalkan. Terakhir datang ke kolam renang tanggal 15 Maret dan saat itu amat  lengang. Hari-hari berikutnya olah raga cukup dilakukan di rumah. Bersenam dengan menyetel video cukuplah untuk menggerakkan badan. Grup-grup senam yang kuikuti semuanya meliburkan kegiatan. Ya sudah. Tak ada rotan akar pun jadi.
Sepekan menjelang Ramadan kuhubungi pihak hotel. Ternyata kolam renang buka seperti biasa. Meski fasilitas tak seperti sebelumnya. Tak ada air hangat di kamar mandinya. Tidak mengapa, yang penting bisa berolah raga. Di luar dugaanku, ternyata pengunjungnya para dokter dan dosen-dosen Poltekes. Berarti mereka yang paham protokol kesehatan. Bergabunglah diriku dengan mereka di kolam renang.
Ramadan tiba, aktivitas renang kuhentikan. Meski di grup mereka tetap berenang kupilih di rumah saja. Renang pagi saat puasa kurang nyaman karena kondisi masih kenyang habis makan sahur. Renang sore hari tak berani takut air sudah mulai tercemar.
Setelah empat puluh hari tak berenang, tadi pagi memulai kegiatan berenang. Rasanya terasa amat senang. Sudah direncaakan dari sore sebelumnya. Paginya bergegas dengan rasa senang. Serasa akan bertemu pacar yang dirindukan sebelumnya satu setengah bulan sebelumnya. Serasa rindu pada sang pacar satu setengah bulan, hari ini terobati.



Sabtu, 30 Mei 2020

BERBURU NUTRISI DI PAGI HARI


Pagi ini telah jalan-jalan ke penjuru tanah air. Kini, kendaraan yang bisa digunakan semakin beragam. Bisa lewat blog teman-teman serasa berwisata di seluruh nusantara. Dari WAG pun menu pagi terhidang berbagai nutrisi. Sudah sekian banyak WAG kuikuti yang membuat HP lumayan lemot tak membuatku kapok. Grup WA pun makin hari makin bertumpuk. Masing-masing memiliki karakteristik antara grup satu dengan yang lain.
            Grup yang baru kuikuti adalah grup “Writers”. Namanya cukup “wah”. Semoga komunitas ini dapat memberikan banyak manfaat. Bisa membantu wujudkan keinginan yang dari kecil pengin jadi guru dan penulis. Nyatanya jabatan abadi waktu jadi murid adalah sebagai sekretaris.
Apakah tak kapok HP semakin lemot? Biarlah lemot, yang penting si kantong tak jebol. He333. Dan demi memenuhi hasrat pribadi tuk mengembangkan diri.
Kubuka kiriman teman yang berang karena ada berita yang dianggap memelintir. Perpanjangn KLB yang menghendai WFH dianggap libur. Dia bilang, kita harus tidak rela jika diberitakan guru libur pada masa WFH. Nyatanya ke mana-mana membawa HP dan laptop demi mengusahakan pembelajaran maksimal dalam keterbatasan.
Berikutnya blog walking yang mengingatkan besuk masuk sekolah. Hayuk, kembali ke sekolah kerja kerja kerja full semangat. Berdoa dan berikhtiar yang cetar tak harus gemetar, bermodal sabar pasti kembali berkibar. Blog seorang kawan yang langsung kulayangkan komentar. Ini nutrisi pagi yang bergizi.
Berikutnya berkunjung ke Bali. Beliau sajikan klarifikasi kemendikbud: Pembukaan Tahun Ajaran Beda dengan Pembukaan Sekolah. Ada pula nutrisi terkait new noramal atau normal baru. Kini, meski benar-benar berada di rumah, nutrisi tersaji dan terhidang dengan lengkap.
Siapa bilang kita libur di rumah? Bukan berlibur lah ya, tetapi belajar di rumah, bekerja di rumah, beribadah di rumah. Tidak aneh jika ada seorang kawan yang berang jika guru dikatakan libur saat WFH. Bahkan, hari ini, meski hari Minggu bisa dilaksanakan uji coba sebagai persiapan PAT. Buktinya, para peserta dapat berpartisipasi dengan baik. Benarlah pepatah Arab yang mengatakan “Man Jadda Wajada”.

UJI COBA PAT SEBAGAI PERSIAPAN NEW NORMAL


Pagi ini, Mingu 31 Mei 2020 pelaksanaan uji cba (try out) di sekolahku. Pelaksanaan try out pukul 08.00-09.00. Soal sudah disiapkan sebanyak 20 nomor. Jadwal juga sudah disiapkan. Kelas VII mapel Bahas Inggris, kelas VIII Bahasa Indonesia. Grup wali kelas yang baru dua hari terbentuk mulai ramai. Mereka, para wali kelas, melaporkan presensi di kelas masing-masing.
Kondisi masing-masing anak ataupun wali kelas memang berbeda-beda. Ada yang sudah terbiasa melaksanakan penilaian online dan ada yang ini merupakan pengalaman pertama. Bagi yang sudah terbiasa tidak masalah. Yang baru pertama melaksanakan semoga juga tak ada kendala.
Sebelum waktu try out tiba, laporan wali kelas mulai bermunculan. Ada yang kelasnya kurang 3 anak, ada yang kurang 2 anak, ada yang kurang 8 anak, dan ada wali kelas yang belum menyampaikan laporan. Hingga tulisan ini diturunkan, baru 1 kelas yang siswanya lengkap. Alhamdulillah sudah ada yang lengkap. Semoga segera menyusul kelas yang lainnya.
Dari pantauan wali kelas ini sesungguhnya juga bisa mengukur kesigapan wali kelas dalam memantau siswa dan menyampaikan laporan. Ada wali kelas yang hingga saat ini belum laporan kehadiran siswanya. Padahal ini menit ke-27 dari waktu uji coba.
Perlu lakukan refleksi? Tentu. Apakah dikarenakan wali kelas kurang koordinasi? Apakah HP-nya tidak aktif? Apakah ada kendala teknis? Ataukah merasa telah ada pendamping sehingga HP tidak aktif karena merasa sudah ada penangung jawab? Apapun yang terjadi ini perlu dilakukan refleksi.
Terakhir ada laporan siswa kelas 8H tidak bisa masuk link meski sudah coba beberapa kali. Untung tim IT sigap menanggapi. Tidak bisanya bagaimana. Wali kelas pun segera menanggapi balik. Hingga kini masih ada dua wali kelas yang belum menyampaikan laporan. Untuk siswa yang tak bisa masuk link, ada yang sarankan HP direfresh dengan cara dimatikan lalu dihidupkan lagi. Namun, hingga kini belum bisa juga.
Waktu hampir berakhir masih ada satu kelas yang belum laporan. Semoga tak ada kendala yang berarti. Uji coba (try out) segera akan diakhiri. Inilah profil sekolah menghadapi kondisi new normal. Semoga bisa mengambil hikmah.



GUDHEG MANTAP DAN LEGIT


Membaca Lapis Legit Misteri Bu Nani mengingatka akan gudheg yang amat legit yang dikirimkan dua hari lalu. Menjelang berangkat piket sebuah pesan di WA terbaca.
Salam. Mohon maaf hari ini Ibu tindak sekolah?
Yang langsung kujawab.
            Iya Bu. Pukul 08.30. Wonten dhawuh (Adakah sesuatu)?
Langsung berjawab.
            Badhe nyuwun asman (mau minta tanda tangan), Bu.
Sambil mempersipkan diri berbenah tuk berangkat sekolah, kuingat-ingat di mana stempel organisasi kusimpan. Diriku merasa aman karena stempel ada di jok motor. Jadi, jika ada sesuatu yang berkaitan dengan tanda tangan dan stempel organisasinya tak perlu gelagapan. Untuk memastikan kusampaikan pesan kepadanya.
            “Perlus tempel, Bu?”
            “Mboten (tidak), Bu.”
            Nah, ini dia. Perlu tanda tangan kok tanpa stempel. Diriku mulai bertanya-tanya. Memang tanda tangan apa yang tidak disertai stempel?
            Berangkat piket sekolah pun tak dibebani pikiran tentang stempel. Sesampai sekolah rapat belum juga dimulai. Padahal waktu telah menunjukka pukul 08.30. Dirinya yang selalu datang sebelum waktunya merasa kurang sabar untuk segera mengikuti rapat koordinasi panitia PPDB dan PAT. Di sela penatian itulah, kukirim kabar kepada teman bahwa diriku telah berada di sekolah.
            “Injih, Bu. Meniko OTW.”
            Perjalanan Polokarto ke sekolahku tak perlu waktu satu jam. Ini waktu sudah dua jam dari yang djanjikan, belum ada tanda-tanda beliau datang. Buktinya belum memberi kabar. Meski molor dari waktu yang dijanjikan, kucoba untuk tidak menanyakan kepadanya agar tak membuatnya tergesa. Hanya muncul sebuah tanya, “Apakah beliau tak jadi datang?”
            Selesai rapat, saat mau pulang ada seorang kawan menginfo jika ada kiriman. Di dalam tas kresek hitam. Tampaknya cukup berat. Dikirimkan oleh Mas gojek. Sayangnya Mas Gojek telah pulang.
            Sebuah notif di HP yang menanyakan apakah kiriman lewat Mas gojek telah diterima. Tak segera kujawab karena diriku masih menunggu tanda tangan. Nyatanya tanda tangan itu tak pernah ada. Hanya sebuah pengecekan bahwa hari itu saya masuk sekolah. Aroma benda dalam tas kresek hitam itu sungguh mengusik ketenangan. Aroma harum masakan yang membuatku hampir membatalkan puasa Syawal.
            Kuintip kemasan, ternyata ada gudeg yang aromanya awooooww amat menggoda. Tapi tetap kubulatkan tekad tuk selesaikan puasa Syawal hari keempat. Targetnya, hari ketujuh bulan Syawwal puasa sunnah selesai. Kubuka besek berwarna coklat. Woowww, isinya dudheg yang amat coklat. Lima butir telur warna coklat. Sepuluh tahu tempe bacem yang tampak amat legit. Dua potong besar ayam kampung yang menimbulkan selera membara. Bukan itu saja. Masih ada sambel goreng cecek dan sambel serta kanil (santan yang amat kental).
Waktu magrib tiba, kubuka kiriman. Wowww, gudhegnya mantab abis. Teluar tahu tempe amat legits. Ayam ampungnya juga miraos abis lahhh. Hingga dua hari ini tak ada satupun masakan yang basi. Terima kasih kusampaikan kepada Ibu Guru yang telah berbaik hati mengirimk satu besek gudeg komplit. Terima kash Bu.
           

Kamis, 28 Mei 2020

HADIAH LOMBA TUK BAYAR KONTRAKAN




Hari ini mulai membuka blog yang lama sudah tidak terbuka. Ini bermula dari membaca blog teman atau mendapat oleh-oleh dari blogwalking atau saling berkunjung ke blog atau jalan-jalan di blog teman-teman. Beliau mengatakan bahwa mulai hari itu dirinya mendua. Mulailah diriku penasaran dan buka blog lama yang ternyata pertama kali kubuat tahun 2008.
Asyik juga loh membacanya dan kutemukan beberapa tulisan yang menarik. Di antaranya Lelahku Terbayar Lunas yang mengisahkan ketika membimbing siswa dalam mengikuti lomba. Ada rasa sedikit kecewa ketika kurang mendapat penghargaan, bahkan tak ada ucapan selamat ataupun terima kasih telah membawa nama baik sekolah. Saat itu, kurasa aneh. Sekolah pinggiran dengan input lumayan memprihatinkan berhasil menjuarai even lomba tingkat kabupaten ternyata tak dilirik sedikitpun.
Padahal, teman sesama pembimbing sebentar-sebentar dikontak oleh pimpinan sekolahnya. Menanyakan kabarnya, menanyakan prosesnya da memberi dukungan penuh. Setelah mendapatkan hasil diberi ucapan terimakasih dan ada beberapa pesan. Adapun diriku tidak mendapatkan sambutan sama sekali. Bahkan, saat foto penerimaan trophy kukirim hanya sekadar dibaca dan tidak diberikan komentar.
Nah, hati siapa tidak sakit kalau seperti itu? Mulailah tumbuh sedikit iri dan sakit hati dalam diri ini. Untungnya, itu tak berlangsung lama. Bisa segera kuasai diri. Tak perlu lah memelihara rasa iri dan kecewa di hati. Harus segera bangkit jika tak ingin jatuh. Akhirnya bisa kupupus karena ada kesadaran bahwa yang dilakukan bukan untuk mencari penghargaan ataupun ucapan terima kasih.
Diriku merasa puas setelah mendapatkan hasil dan yang membuat terharu ketika siswa mendapat hadiah yang lumayan besar kutanya untuk apa hadiahnya. Katanya untuk membayar kontrakan rumah orang tuanya. Hati siapa yang tak luluh lantk mendengar penuturan muridnya bahwa hadiah akan dipersembahkan kepada orang tua untuk membayar sewa kontrakan rumahnya.


MANFAAT MENULIS BUKU





Menurut Mas Akbar Zainudin ada beberapa manfaat menulis buku.
1.     Buku adalah kartu nama terbaik terkeren dan paling kredibel
2.     Buku adalah sumber penghasilan atau passive income yang terus mengalir
3.     Mau travelling ke tempat ke banyak tempat secara gratis? Tulislah buku
4.     Buku adalah warisan sejarah yang akan terus selalu ada
5.     Menulis adalah cara kita terus mengasah otak agar tidak cepat pikun
6.     Buku adalah cara membuat kita lebih bermanfaat
7.     Buku akan menjadi amal jariyah kebaikan yang pahalanya terus mengalir
Begitu banyak manfaat menulis buku. Mengapa kita tidak menulis? Ayo segera menulis karena menulis adalah keterampilan maka semakin sering menulis semakin terampil. Selamat mencoba

BELAJAR DARI GENERASI MILENIAL





Sesuatu yang bagi sesorang merupakan hal yang sudah sangat sering diakukan bisa jadi merupakan hal baru bag orang lain. Begitu pula bagi diriku. Saat meminta tolong pada adik mahasiswa untuk mengetikkan soal UN tahun lalu, mereka mengerjakan dengan cepat. Bahkan, tidak perlu mengetik menggunakan jari kecuali saat mengedit. Saat itu pula tergerak untuk mencoba. Sayang, HP yang telah penuh muatan tak mampu menginstallnya.
            Waktu itu paling yang bisa kugunakan jika bosan mengetik dengan jari, ya pakai ColorNote. Kalau ingin membaca tulisan tanpa melihat  pakai Voice Aloud Reader. Namun, kendala ada di sana-sini. Ingin mencoba hal baru sebagaimana yang digunakan mahasiswa magang. Tampaknya nyaman juga. Memang anak generasi milenial lebih familier teknologi dibanding generasi X seperti diriku.
            Kutanyakan bagaimana caranya. Jika zaman dulu orang dewasa dianggap tabu apabila berguru kepada kaum muda (hingga ada parikan dalam bahasa Jawa “Kebo nusu gudel” = orang tua minta diajari anaknya), kini tak perlu dianggap tabu lagi. Kita bisa berguru kepada siapa saja, karena pada dasarnya semua orang adalah guru. Semua tempat adalah sekolah. Jadi, kita bisa belajar dari siapa saja dan di mana saja. Inilah catatan singkat menggunakan google dokumen yang baru akhir-akhir ini kugunakan.
7 motivasi menulis buku:
1.     Menulis buku butuh dorongan motivasi yang kuat agar tidak berhenti di tengah jalan.
2.     Motivasi satu menulis adalah cara mengikat ide agar tidak hilang.
3.     Menyebarkan ide dan pemikiran kepada masyarakat luas.
4.     Menyebarkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat buku sebagai bahan seminar atau pelatihan.
5.     Menulis sebagai sumber penghasilan.
6.     Menulis sebagai jalan dakwah.
7.     Menulis adalah menyalurkan hobi.
Itulah hasilnya. Sudah lumayan valid. Tinggal edit sedikit-sedikit. Ini salah satu bukti bahwa kita harus mempelajari teknologi untuk mendapatkan kemudahan dalam kehidupan.

PERSIAPAN NEW NORMAL


Ini Panduan New Normal Jika Sekolah Sudah Masuk, Mulai dari Tempat Duduk hingga Sistem Belajar ala dr Dicky Budiman M.Sc.PH, PhD (Cand) Global Health Security CEPH Griffith University.

1.         Proses skrining kesehatan bagi guru dan karyawan sekolah
Karyawan dengan obesitas, diabetes, penyakit jantung, paru dan pembuluh darah, kehamilan, kanker, atau daya tahan tubuh lemah atau menurun, tidak disarankan untuk mengajar atau bekerja di sekolah.

2.         Skrining zona lokasi tempat tinggal
Melakukan identifikasi zona tempat tinggal guru dan karyawan. Jika tinggal di zona merah disarankan bekerja di lokasi sekolah dekat tempat tinggalnya.
3.         Lakukan test covid-19
Test disarankan dengan metode RT-PCR sesuai standar WHO.
Jika secara teknis terdapat keterbatasan biaya atau reagen maka dapat dilakukan opsi pooling test dengan jumlah sampel kurang dari 30.
4.         Guru dan karyawan yang telah lolos tahapan skrining diberi tanda
Bagi guru dan karyawan yang telah lolos tahapan skrining untuk covid-19, maka dapat diberikan tanda.
5.         Sosialisasi virtual
Seminggu sebelum kegiatan belajar mengajar diberlakukan, lakukan sosialisasi virtual pola baru ke orang tua, siswa, guru, dan staf sekolah.
6.         Atur waktu kegiatan belajar mengajar
Waktu kegiatan belajar diatur agar tidak bersamaan dengan waktu padat lalu lintas dan dikurangi durasi di sekolah.
7.         Data dan cek kondisi
Guru kelas terpilih wajib mendata dan cek kondisi siswa dan orang tua siswa secara virtual sebagai skrining awal. Siswa atau orang tua siswa yang sakit diberikan keringanan tetap belajar di rumah hingga dokter menentukan sehat.
8.         Posisi duduk
Pengaturan posisi duduk di ruang kelas dan ruang guru minimal berjarak 1,5 meter. Bila memungkinkan pakai pembatas plastik.
9.         Guru tidak berpindah kelas
Guru kelas diupayakan tetap atau tidak berpindah kelas.
10.      Menjaga jarak
Guru tetap menjaga jarak dari siswa dan tidak mobile.
11.      Skrining harian
Skrining harian sebelum berangkat untuk guru, siswa dan karyawan lewat handphone.Jika suhu di atas 38 derajat, batuk, pilek, gangguan kulit, mata, muntah, diare, tidak selera makan atau keluhan lain, maka jangan ke sekolah.
Fasilitasi kontak puskesmas, klinik, atau RS terdekat.
12.      Tidak berkumpul
Pengantar atau penjemput berhenti di lokasi yang ditentukan dan di luar lingkungan sekolah, serta dilarang menunggu atau berkumpul. Hanya berhenti, turunkan, kemudian pergi tinggalkan sekolah.
13.      Skrining fisik
Di pintu masuk sekolah, lakukan skrining fisik untuk guru, siswa, atau karyawan yang meliputi suhu, harus bermasker kain dan tidak tampak sakit.
14.      Penerapan aturan pola sekolah baru
Penerapan aturan pola sekolah baru yang mengadopsi upaya pencegahan covid-19.
Aturan pola baru meliputi selalu wajib bermasker, pengaturan jarak, tidak menyentuh, membiasakan cuci tangan, penyediaan wastafel dan hand sanitizer pada beberapa lokasi sekolah. Selain itu, tidak ada pedagang luar atau kantin dan siswa dapat membawa bekal sendiri dari rumah.
15.      Informasi pencegahan corona
Pemasangan informasi pencegahan covid seperti di gerbang sekolah dan kelas.
16.      Disinfektan
Menjaga kebersihan kelas, meja dan kursi belajar dengan disinfektan setiap hari
17.      Tutup tempat bermain
Meniadakan atau menutup tempat bermain atau berkumpul
18.      WFH bagi yang bepergian
Guru, karyawan atau siswa yang pulang bepergian ke luar kota dan luar negeri, diberi waktu WHF atau belajar dari rumah selama 14 hari
19.      Disiapkan dukungan UKS dan psikologis harian di sekolah
Pemerintah daerah wajib menurunkan petugas medis secara berkala ke sekolah, juga secara reguler dilakukan pemeriksaan secara sampling di sekolah.
Sementara itu, aturan spesifik lain disesuaikan dengan lokasi dan kondisi "Kegiatan belajar mengajar relatif aman dilakukan jika seluruh tahapan ini dilakukan. Jika belum siap maka tidak boleh dipaksakan," tegas Epidemiolog dr Dicky Budiman M.Sc.PH, PhD (Cand) Global Health Security CEPH Griffith University.

Hal-hal itu perlu dipersiapkan dengan baik agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik dan aman dan tak ada penambahan penularan covid-19. Sudahkah diri kita atau instansi kita mempersiapkan dengan baik terkait dengan protokol kesehatan? Semoga.


Rabu, 27 Mei 2020

POIN PENTING SURAT PALING INSPIRATIF DIBACAKAN MAS MENTERI







Mas Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim, kemarin (Rabu, 27 Mei 2020 pukul 10.00) membacakan surat paling inspiratif dengan tema "Hikmah Hari Kemenangan di Masa Pandemi, Surat untuk Mas Menteri Nadiem Makarim" dalam  lomba yang diselenggarakan pada periode 11 s.d 17 Mei 2020.  
Sebanyak 6.689 surut telah diterima oleh panita lomba. Dari ribuan surat tersebut terpilih lima surat terinspiratif yakni dari 2 guru dan 3 siswa. Dan kelima surat tersebut langsung dibacakan oleh Mas Menteri pada acara Cerita Inspiratif Guru dan Murid bersama Mendikbud Nadiem Makarim. Inilah peserta yang beruntung dan petikan menarik dari suratnya.
1.     Santi Kusuma Dewi (Guru SMP Islam Baitul Izzah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur)
Salam hormat Mas menteri. Menjadi pahlawan di antara para pahlawan tim medis pejuang Covid-19, tidaklah mudah. Sebagai guru yang dikenal dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa, kita dibenturkan dengan kenyataan yang sulit. Ramadan kali ini membuat manusia menjadi manusia seutuhnya harus lebih sabar dan mengerti keadaan. Meyakinkan siswa-siswa didik kita bahwa kita mampu membalikkan keadaan,” demikian penggalan surat dari Santi yang dibacakan oleh Mendikbud. Sebuah pengantar surat yang sangat menarik. Sederhana, santun tak tidak dibuat-buat.
Kami membuat akun Instagram dengan nama celengan rindu kita. Menggerakkan kebaikan di hati setiap orang untuk membantu melalui donasi dengan kekuatan media sosial. Mengajari mereka tentang arti berbagi dan peduli. Kegiatan donasi ini tetap berjalan di tengah pandemi,” tulis Santi di dalam suratnya. Ini merupakan tindakan nyata untuk bermanfaat bagi sesama. Ini juga merupakan kelebihannya bahwa dalam pendidikan bukan saja transfer knolwledge, tetapi juga ada pendidikan karakter.
Anda tidak sendiri. Kami guru siap membantu mewujudkan perubahan itu,” tulisnya.
Sebuah pernyataan yang amat menguatkan. Beliau memberikan dukungan penuh kepada Mas Menteri dengan pernyataan siap membantu mewujudkan perubahan yang mau tak mau harus diikuti oleh semua orang yang ingin eksis dalam kehidupan saat ini.

2.     Maria Yosephina Morukh (Guru SD Kristen Kaenbaun, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur 

Semenjak adanya wabah pandemi Covid-19, saya kesulitan dalam memberi tugas pembelajaran online kepada anak murid saya karena mereka tidak memiliki handphone. Jangankan Android, Nokia Center saja tak punya. Tapi saya tidak putus asa. Saya berusaha dengan semangat untuk membuat jadwal kunjungan anak-anak dari rumah ke rumah,” tulis Maria kepada Mas Menteri. Dalam keterbatasannya, ia tak putus asa daan terus semangat berusaha.

3.  Rivaldi R. Yampata (siswa SD 016 Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur)
     Tahun ini saya dititipkan Mama dengan seorang guru yang sudah lama dikenal. Alhamdulillah selama saya di sini semua tugas yang diberikan guru, bisa saya selesaikan dengan baik karena dibimbing dengan kakak-kakak di rumah saya, Kak Abi dan Kak Tiara. Saya tidak punya HP jadi kalau buat video belajar mereka berdua yang merekam. Saya diberi teks yang harus saya hafalkan lalu mereka merekam saya melafalkan pelajaran itu misalnya bacaan salat dan kosakata bahasa Inggris beserta artinya,” demikian sepenggal surat yang ditulis Rivaldi untuk Mendikbud.

4. Alfiatus Sholehah (siswa SDN Pademawu Barat 1, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur)    

       Bapak Menteri, saya dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu. Orang tua saya hanya buruh tani. Dengan adanya corona, saya jadi bingung karena belajarnya harus pakai HP android. Sedangkan saya tidak punya. Saya juga merasa kasihan karena ibu saya harus cari pinjaman untuk membeli paket internet agar bisa belajar di rumah. Tapi saya ingin segera masuk sekolah, ingin ketemu guru dan teman-teman saya. Apalagi sekarang bulan Ramadan. Biasanya di sekolah diadakan kegiatan Pondok Ramadan. Tapi karena corona semua itu tidak ada lagi.” tulis Alfiatus kepada Mendikbud. Bagian ini tampaknya merupakn poin yang enarik bagi Mas Menteri.


5.     Atrice G. Napitupulu (SD YPPK Gembala Baik, Jayapura, Papua)   

   Atrice menulis surat kepada Mendikbud yang menceritakan kesedihannya terhadap situasi Covid-19. Meski nonmuslim, dia mengingat teman-teman muslimnya yang tidak bisa mudik karena pandemi.
 “Saya juga merasa kasihan sama teman-temanku di komplek yang sedang berpuasa mereka tidak bisa mudik melihat kakek nenek dan keluarganya tidak bisa salat bersama-sama di masjid. Itu semua karena virus corona. Lebaran saya juga tidak bisa peta (pegangan tangan), makan bakso, es buah, dan uang lebaran. Saya berharap virus corona cepat berlalu ya, pak, supaya kita semua bisa bersuka cita dan bergembira. Salam hormat,” tulisnya.
Mendikbud mengucapkan terima kasih telah menulis surat dan tetap semangat di tengah Covid-19. Lomba ini merupakan bentuk dari penerapan penguatan karakter di kalangan guu dan siswa. Maka tidak aneh jika yang terpilih adalah surat yang di dalamnya ada muatan karakter. Jika dicermati, terdapat poin penting dari surat tersebut yang menyebabkan suratnya terpilih sebagai surat pailng inspiratif, yakni terdapat muatan karakter di dalamnya.