Rabu, 30 Juni 2021

NASIHAT BUAT SI SAKIT





Tak bisa dipungkiri, bahwa orang yang sedang ditimpa sakit terkadang merasa menderita, perasaan resah, gelisah, bahkan kadang merasa tidak atau kurang ikhlas menerimanya. Tidak jarang pula keluar kelus kesah dari mulutnya. Na’udzubillah. Semoga kita bisa menghindari hal-hal tersebut. Bersyukurlah bagi yang dapat menerima dengan keikhlasan penuh atas sakit yang dideritanya teriring ikhtiar dan doa serta berharap kesembuhan.

            Doa minta kesembuhan kepada Yang Mahakuasa jangan pernah dilupakan. Allāhumma rabban nāsi, adzhibil ba’sa. Isyfi. Antas syāfi. Lā syāfiya illā anta syifā’an lā yughādiru saqaman. Tuhanku, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. Berikanlah kesembuhan karena Kau adalah penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Kau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan rasa nyeri”. Tak perlu khawatir dan gelisah yang berlebihan. Dampaknya kurang baik. Selalulah bergembira dan terima dengan happy apapun ketentuan-Nya.

            Nasihat itu gampang diucapkan, namun belum tentu mudah dilakukan. Meski begitu, perlu diusahakan untuk tetap dilakukan. Barangkali tulisan berikut bisa membantu

 

(NASIHAT) UNTUKMU YANG SEDANG SAKIT

 

Sakit adalah sunatullah, ketentuan dari الله yang ditimpakan pada manusia. Kita mengeluh saat sakit karena kita tidak tahu ada rahasia apa dibaliknya. Saat kondisi sakit, kita harus tetap bersyukur karena itu adalah bukti kasih sayang الله pada kita.

Memang betul, tidak ada orang yang menginginkan jadi sakit. Tapi dalam Islam, ada banyak hal yang tersembunyi (hikmah) di balik kondisi itu, dan kalau kita tahu, tak ada alasan untuk sedih dan mengeluh saat kita sakit. Iya, sakit itu merupakan wujud kasih sayang الله karena dapat menghapus dosa, asal kita ikhlas. Yang perlu digarisbawahi adalah asal kita ikhlas.

Bagaimana caranya bisa ikhlas ? Yakni harus berprasangka baik kepada الله, bersyukur, introspeksi diri dan pasrah (tawakal).

Seringkali saat sedang sakit, kita merasa banyak dosa. Karena ketika sakit, الله sedang membuka pintu kesehatan rohani kita. Rasulullah ﷺ bersabda,

"Apabila seorang mukmin sakit, maka الله mengutus 4 Malaikat untuk datang padanya dan memerintahkan :

1. Malaikat 1 untuk mengambil kekuatannya sehingga menjadi lemah.

2. Malaikat ke 2 mengambil rasa lezatnya makanan dari mulutnya.

3. Malaikat ke 3 mengambil cahaya terang di wajahnya sehingga berubah menjadi pucat pasi.

4. Malaikat ke 4 mengambil dosanya, maka berubahlah menjadi suci dari dosa.

Dan ketika الله akan menyembuhkan hamba itu, maka الله memerintahkan kepada malaikat 1, 2 dan 3 untuk mengembalikan kekuatannya, rasa lezat dan cahaya di wajah. Tapi untuk malaikat ke 4, Allah tidak memerintahkan untuk mengembalikan dosa-dosanya

(HR. Bukhari - Muslim)

            Itulah iming-iming bagi yang sedang sakit. Jadi, jangan bersedih bagi yang sedang sakit. Juga tak perlu larut dalam kesedihan dan kekalutan berkepanjangan.

 

“Sakit panas dalam sehari semalam, dapat menghilangkan dosa selama setahun.”

“Tiada seorang mu’min yang ditimpa oleh lelah atau pe­nyakit, atau risau fikiran atau sedih hati, sampaipun jika terkena duri, melainkan semua penderitaan itu akan di­jadikan penebus dosanya oleh الله .

(HR. Bukhari - Muslim)

 

“Jika sakit seorang hamba hingga tiga hari, maka keluar dari dosa-dosanya sebagaimana keadaannya ketika baru lahir dari kandungan ibunya.”

(HR. Ath-Thabarani)

 

“Penyakit panas itu menjaga tiap mu’min dari neraka, dan panas semalam cukup dapat menebus dosa setahun.”

(HR. Al-Qadha’i)

 

Dari keterangan hadits-hadits di atas, maka tidak ada alasan lagi bagi kita untuk larut dalam kesedihan dan keputusasaan saat sedang sakit.

 

"Aku tidak peduli atas keadaan susah atau senangku, karena aku tak tahu manakah diantara keduanya itu yang lebih baik bagiku."

~ Umar bin Khattab ~

 

            Semoga kita yang sedang sakit dapat mengambil hikmah dari tulisan di atas.


Selasa, 29 Juni 2021

BELAJAR DARI Dr. (HC) ARY GINANJAR ( PENYINTAS COVID): Dua Ekor Kambing dan Seekor Serigala

 

Beliau memulai kisah Ibnu Sina yang membuat sebuah percobaan: Dua ekor kambing dan seekor serigala. Masing-masing terpisah dalam satu kendang. Satu ekor kambing tak bisa melihat serigala, seekor kambing lain bisa melihat serigala. Serigala berada di dalam kandang sehingga tak bisa menyerang kambing-kambing tersebut.




Beberapa saat kemudian, kambing yang tidak melihat serigala tetap hidup. Kambing yang bisa melihat serigala akhirnya mati, padahal tak ia diterkam; hanya melihat serigala saja.

Kesimpulan:

1.     Bahwa sesungguhnya yang berbahaya bukan covid, komorbit, tapi yang berbahaya adalah ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan. (Ini tampaknya bukan hanya berlaku pada penyintas covid saja, tetapi berlaku untuk pengidap semua penyakit.)

2.     Pikiran yang tenang bisa menyehatkan. Pikiran itu adalah energi yang memiliki gelombang, dan pikiran itu energi tak kasat mata. Kita harus paham seperti apa cara kerja energi kita, supaya ta mati seperti seekor serigala yang mati hanya melihat serigala, padahal serigala itu tak melakukan apa-apa.





HASIL RISET DAVID HOWKINS

1.     Saat terkena covid akan terdikriminasi. Yang ada adalah rasa malu.

Teman, sahabat, keluarga tak mau datang. Bahkan suami, istri, anak menjauh. Kondisi ini berada pada energi 20: yakni energi paling rendah, paling berbahaya. Malu, kehilangan harga diri ini adalah hukuman mati yang zaman dahulu diberikan mengusir orang dari kampung.

2.     Rasa bersalah (energi negatif sangat berbahaya berada pada level 30). Mulai menyalahkan diri sendiri. Dan ini membuat penyakit bertambah

3.     Level 50 (merasa apatis, tak punya harapan; merasa semua gelap gulita, level kesedihan. Ini juga berbahaya)

4.     Level 75 (merasa bersalah): mengapa saya .... mengapa saya ...? Seharusnya saya tidak ... Seharusnya saya tidak ... Melihat apapun serba duka.

5.     Level 75: kesedihan;  ke manapun memandang yang ada kesedihan level pemakaman dalam kehidupan.

6.     Level 100: ketakutan, marasa khawatir, tak ada harapan. Saat kondisi seperti ini harus segera memindahkan energi ke energi kita, harus menyeberang ke medan energi positif level 200 atau 250: merasa netral, bsa menerima (high energy)


Level di atas 200 adalah energi konstruktif; level di bawah 200 adalah energi negatif.

Level di atas 200 punya kerelaan; berusaha mengobati diri

Kalau sudah berada di level 200, naikkan level 310 di mana ada kerelaan, punya semangat, optimis. Naikkan level 350: bisa menerima, ikhlas, apapun yang terjadi

Level 400: tak ada kekhawatiran, ketakutan, kekhawatiran tak lagi terjadi (bagi yang berada pada level tersebut bisa memberikan hadiah nobel pada diri sendiri);

Level 500 memandang tulisan Allah dan Muhammad membuncah

Ketenangan, ketenteraman, suka cita: pada level 540. Meski sakit.

Level 600: damai, bahagia, berdzikir

Level 700: dengan segala kerendahan melihat langit terang benderang; memberikan cahaya kebahagiaan, berwudlhu, shalat malam, berdzikir, membaca Quran. Inilah posisi high energy.

 

 

CARANYA BAGAIMANA?

1.     Fokus suasana hati di level 400, 500, cinta, enjoy, keikhlasan, pandang sesuatu yang membuat nyaman, hindari suasana low energy, lingkungan harus sadar (suami isteri jangan membuat kata-kata yang membuat energi berubah), lingkungan harus mendukung.

2.     Tarik nafas pelan-pelan, tutup mata; fokus pada alam, kepalkan tangan SAYA SEHAT tegakkan bahu SAYA KUAT,

3.     Sekali lagi kepalkan tangan, ucapkan, katakan “TERIMA KASIH YA ALLAH, SAYA SUDAH SEHAT”




Sabtu, 19 Juni 2021

SASTRA SIBER DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

 


Mengikuti workshop penulisan dan pengembangan bahan ajar siang ini membawa sensasi tersendiri. Di tengah masa-masa istirahat dan pemulihan kesehatan mencoba berburu ilmu tersebab merasa benar-benar fakir ilmu. Masa beberapa bulan dilalui tanpa berburu ilmu sungguh menjadikan diri semakin fakir dan fakir ilmu. Semoga masih bisa mendapat tambahan ilmu biarpun sedikit dan dapat ditularkan kepada para peserta didik.

Tiga narasumber andal siang iu tak diragukan lagi. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi membawakan materi Sastra Siber dan Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia untuk SMP. Mengenal Sastra Siber disampaikan oleh Bapak Chafit Ulya. Adapun Strategi Kreatif Mencipta Puisi Berbasis Mumentum Puitik disampaikan oleh Bapak Sugit Zulianto. Ketiganya merupakan narasumber andal siang ini.

Prof. Sarwiji menyoroti dinamika bersastra, sastra siber, media siber, serta sastra siber dan pembelajaran sastra. Menurutnya, karya sastra dalam kedudukannya sebagai produk kebudayaan telah melewati setiap zaman perkembangan, dari zaman lisan, tulisan, tradisi cetak, dan saat ini era informasi berbasis digital teknologi. Internet kini bisa sebagai media desiminasi/promosi karya sastra yang bisa dikategorikan sebagai sastra siber (cyber literature).

Di negara kita, internet sangat menolong mendesiminasikan karya sastra. Pengguna internet di Indonesia merupakan urutan ke-6 di dunia. Adapun pengguna medsos negara kita urutan ke-5 di dunia. Media siber di antaranya instagram, facebook, twitter, yutube, blog. Semua media siber tersebut dapat digunakan sebagai promosi karya sastra.

Beliau juga menyoroti sastra siber dan pembelajaran sastra sebagai berikut.

·       Sastra siber kurang atau belum mendapat perhatian dalam pembelajaran sastra di sekolah.

·       Dalam hal penggunaan materi misalnya, para guru masih banyak menggunakan karyasastra “mainstream” karya-karya dari penulis yang sudah mapan.

·       Guru belum banyak menggunakan karya-karya sastra siber dalam pengembangan materi ajar.

·       Mengapa???

·       Inilah pertanyaan yang perlu ditindaklanjuti dengan KAJIAN.



https://drive.google.com/file/d/1zlvEN_orXeUJdbhthPge1SZytPRfne0_/view?usp=sharing