Minggu, 30 Agustus 2020

YOU ARE WHAT YOU EAT


You are what you eat merupakan tema bincang kesehatan pertemuan ketiga di forum MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Sukoharjo dengan narasumber Bapak Dr. dr. Yusuf Alam Romadhon, M.Kes. Bincang Kesehatan ini mengikuti era kini, yakni disampaikan dengan pola PJJ atau virtual.
Maksud dari You are what you eat adalah performa kesehatan kita tergantung apa yang kita makan. Kita perlu membatasi kalori atau porsi makanan kita. Apalagi bagi kita yang sudah lebih dari empat puluh tahun atau pralansia. Sepertiga makanan, sepertiga minuman, sepertiga udara.





Pralansia perlu membatasi kalori. Jangan sampai makan berlebih. Makan berlebih itu enak di lidah tak enak di tubuh. Makanan berlebih membebani pankreas yang harus bekerja keras. Jika kita mengatur makanan mengawetkan pankreas kita. Prinsip berhentilah makan sebelum kenyang perlu diterapkan.




Makanan berlebih mempercepat metabolisme, mempercepat produksi racun, dan sel beta pankreas cepat jompo. Jika kita membatasi makan lebih awet.


 Makan berlebih bisa menyebabkan pernapasan seluler lebih aktif, oksigen radikal bebas (oksigen beracun) lebih banyak, dan bisa terjadi inflamasi (peradngan) sistemik. Peradangan sistemik berdampak kurang baik. Adapun megurangi/mengatur makanan menyebabkan pernapasan seluler santai/rileks, oksigen radikal bebas lebih sedikit, memperlambat otot menyusut. Terhindar dari penyakit otot menyusut gerak melambat. Makan berlebih memberi beban pada timbangan, menciderai pembuluh darah. Bisa berdampak pada jantung koroner dan struk. Termasuk stress dan juga mencegah osteoporosis. 

Kalori beberapa suap untuk menegakkan tubuh dan berhentilah makan sebelum kenyang. Rasulullah tak pernah makan gandun yang ditapis. Ada efek kesehatan yang baik pada gandum yang tidak ditapis/disaring. Ada serat yang dibutuhkan tubuh adalah seratnya untuk dimakan bakteri.
            Asal usul bakteri baik bisa kita dapat hadiah ketika lahir normal. ASI juga menumbuhkan materi yang baik. Yang terbaik lahir normal. Namun demikian, jika caesar perlu diupayakan pemberian ASI yang cukup. Bakteri dipelihara. Makan sisa makanan menghasikan zat berguna untuk tubuh. Jika serat kurang berdampak lemak tinggi, gula tinggi yang bisa mengakibatkan disbiosis merusak sel-sel usus. Dampkanya bisa sering mulas.

Inflamasi sistemik tadi apa ya belum paham?
Inflamasi adalah peradangan. Contoh peradangan seperti bisul ada merah suhu naik. Peradangan seperti infeksi pada gigi berlubang. Kegemukan juga ada peradangan steril atau peradangan tingkat rendah. Contoh lain, ketika tidur pakai wayer tubuh meriang, capek/lelah.
Benarkah daging kambing dan kopi pemicu hipertensi?
Sebenarnya kolesterolnya tidak teralalu tinggi. Jika dihitung kolesterol yang paling tinggi ayam. Mungkin yang bikin kolesterol tinggi garamnya. Jika makan kambing bisa diimbangi buah zaitu, bawang merah, tomat.
Kebiasaan waktu makan 3 × selama 24 jam, pagi, siang, sore itu ideal apa tidak?
Sebenarnya tubuh sudah ditata oleh Allah. Siang hati untu bekerja dan makan. Malam untuk puasa. Makanya makan pagi hari breakfast (memutus puasa). Porsi makan besar siang hari. 25% makan pagi, 50% siang hari, 25% sore hari. Itu sebabnya pemeriksaan darah bukan siang hari. Makan malam terakhir usahakan sebelum isya.





Kamis, 27 Agustus 2020

MOTIVASI MENULIS BUKU bersama Prof. Eko Indrajit


Menjadi penulis itu mudah. Termasuk menerbitkan hasil karyanya. Yang penting adalah kemauan. Seperti pepatah, dimana ada kemauan, di situ ada jalan. Selama hidup, Prof. Eko telah menerbitkan lebih dari 50 buku. Sebagian besar dipublikasikan dalam bahasa Indonesia, dan ada beberapa dalam bahasa Inggris.
Sementara untuk artikel populer dan jurnal, sudah ratusan yang dibuat dan share secara gratis ke mana-mana. Beliau rajin menulis semenjak semester 1 di ITS tahun 1988 karena kesepian di kos-kosan jauh dari orang tua. Artikel pertamanya dimuat di majalah Mikrodata - versi lawas.
Prof. Eko senang menulis karena waktu kecil senang membaca buku. Di SMA beliau memegang record selama 3 tahun studi, membuat 113 sinopsis dari karya-karya sastra Indonesia. Karena belajar sastra, maka saya pakai untuk membuat puisi, pantun, dan gurindam untuk menggoda dan mendekati calon istrinya. Hasil dari banyak membaca dan menulis adalah berhasil menggaet artis sebagai istri.
Prof Eko sangat produktif dan bertangan dingin.  Apa yang jadi ide atau yang ada di benaknya bisa menjadi buku.
Tulisan peserta bisa  berkolaborasi dengan tulisan Prof Eko. Beliau sering menulis bersama guru-guru hebat dari berbagai wilayah di Indonesia. Sebagian dari mereka sudah sharing ke anda sebelumnya. Sepuluh buku mereka sudah diterbitkan oleh Penerbit ANDI. Senang rasanya saya bisa membantu mewujudkan mimpi guru-guru Indonesia yang hebat-hebat.

Apakah Prof berasal dari keluarga penulis?
Prof. Eko menyampaian bahwa dalam satu kesempatan membuka pameran tahun 2008 yang lalu, Presiden Megawati pernah berkata "tulis apa saja yang ada di kepalamu. nischaya pasti ada manfaatnya bagi sejumlah orang di tanah air....". Semenjak itu, makin sering saya menulis berbagai hal.
Yang suka menulis adalah ayah beliau. Tapi dulu dia menulis karena tuntutan pekerjaannya sebagai pegawai pemerintah. Setelah 35 tahun berkarya dan pensiun, beliau mengajaknya menulis bersama. Eko dan ayahnya sudah menulis buku bersama kurang lebih 10 buah. Sekarang di usianya yang ke 79, ayahnya sudah menulis kurang lebih 20 buku dan diterbitkan dimana-mana. Alasan beliau menulis katanya agar tidak pikun, dan cari kesibukan. Dan bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitarnya.

Apa saja judul buku yang Prof. Eko baca waktu itu? Untuk anak millenial generasi Z saat ini, kira-kira kriteria buku yang bagus dan bergizi tapi juga menarik bagi anak-anak SMP- SMA?
Buku yang dibaca Prof. Eko semua karya pujangga lama dan pujangga baru, seperti: Layar Terkembang, Siti Nurbaya, Perawan di Sarang Penyamun, dan lain sebagainya. Untuk anak sekarang, cari buku-buku yang sudah ada filemnya, seperti "Tenggelamnya Kapal Van der Wijk" - kemudian minta mereka melihat perbedaannya. Anaknya suka melakukan hal tersebut. Suruh tonton dulu filmnya, baru baca bukunya. Ternyata dia menangis terharu lho.
Dengan membaca karya sastra, kita belajar keindahan dan kosa kata baru. Dengan keindahan, suara hati kita terasah. Maka jadilah anak-anak kita mendapatkan benih-benih karakter yang baik.
Anak-anak sekarang senang kisah kepahlawanan atau yang heroik, tapi tidak suka baca yang tebal-tebal. Nah di toko buku banyak kisah-kisah ringkas para pahlawan tersebut. Mulai saja buat ujian multiple choice online dengan bahan dari buku-buku cerita tersebut. Pasti mereka baca dengan serius.

Apa pengalaman terbaik Prof. Eko selama ini apa dan apa pula motto hidupnya? 
Motto hidupnya sederhana "cara menabung paling mudah adalah dengan cara membagi". Dengan menulis, maka kita bisa memberikan pikiran walaupun sederhana kepada orang lain. Dengan demikian, tabungan jumlah teman dan jejaring meluas. Dari situlah kita mendapatkan warna warni kehidupan yang tak terpikirkan sebelumnya. Misal, cita-cita bisa keliling Indonesia dibayarin orang lain berhasil menjadi kenyataan karena menulis.
Mungkin pengalaman terbaiknya ketika saya tumbuh kecil di Dumai, Riau. Di mana beliau hidup di depan hutan bersama teman-temannya dengan rumah-rumah tanpa pagar. Setiap hari sekolah dan bermain sampai magrib, bersama seluruh laskar pelangi ketika itu.
Kalau kita senang ngobrol, berarti kita punya bakat menulis. Karena yang kita obrolkan bisa ditulis. Kalau kita senang berfikir, berarti kita punya modal menulis. Karena apa yang kita pikirkan dalam ditorehkan ke dalam kertas (eh... jaman sekarang ngetik di wa atau komputer ya).

Bagaimana kiat menyelaraskan kegiatan menulis dengan berbagai aktivitas lain yang super banyak?
Beliau selalu menulis satu halaman sebelum tidur. Apa saja yang ada di kepala ditulis. Kalau satu hari satu halaman, berarti tiga bulan khan sekitar 100 halaman. Barulah diterbitkan dalam bentuk bunga rampai pikiran sebelum tidur.
Menulis paling mudah adalah jika temanya sesuatu yang kita SUKAI dan KUASAI. Apapun itu. Memang menyusun kalimat pertama terasa sulit. Tetapi ketika sudah berhasil, akan mengalir dengan sendirinya. Lama-lama menjadi ketagihan.
Menulis itu adalah literasi yang semua orang bisa. Mereka yang berbakat adalah yang bisa membuat karya-karya publikasi best seller, seperti penulis Harry Potter, Lord of the RIngs, dsb. Tapi kita pasti bisa menulis. Contohnya: seseorang kirimkan ke Prof. Eko 50 pertanyaan yang paling banyak ditanya guru selama PJJ ini. Kemudian dijawab semua pertanyaan tersebut. Nah, penanya bisa meringkas jawaban Prof. Eko. Jadilah satu buku dengan pengarangnya: penanya dan Richardus Eko Indrajit.

Dalam proses menuju Indonesia Digital Learning (IDL), ada beberapa kondisi yang menjadi kendala, antara lain: hanya 2,5% guru yang menguasai teknologi/melek IT; layanan internet yg belum merata, terutama daerah 3T; bagi sebagian masyarakat, internet masih menjadi sesuatu yang mahal. Terbukti di banyak sekolah, terutama di daerah, kehadiran siswa dlm pembelajaran daring masih minim. Alasan utama terkendala sarana dan kuota. Bagaimana cara yang cepat mendongkrak kesiapan guru menghadapi IDL. Sejauh mana peran pemerintah dlm menyediakan layanan internet yang terjangkau dan merata di seluruh pelosok negri.
"Bagaimana cara yang cepat mendongkrak kesiapan guru menghadapi IDL" bagus untuk judul buku "MENDONGKRAK KESIAPAN GURU MENGHADAPI IDL" - penulisnya kita berdua. Justru buku itu akan laku karena kita buat antithesis pernyataan Pak Indra, yaitu "BAGAIMANA MENJADI GURU MELEK DIGITAL DI DAERAH TERPENCIL" .... pasti laku tuh
Kita yakin pemerintah akan berusaha keras agar semua daerah dilalui internet broadband dengan biaya terjangkau. Tapi kalau kita menunggu itu semua baru berkarya, terlampau lama. Mari kita "BERKARYA DALAM KETERBATASAN" - itulah baru namanya DNA seorang guru tulen.... Tak ada rotan, akar pun jadi.
Oh iya, jangan subscribe, like, dan share mengenai EKOJI CHANNEL. Di sana banyak bahan presentasi yang menunggu tangan dingin untuk diubah menjadi karya tulisan, dan diterbitkan oleh Penerbit ANDI.

Apakah Prof juga memiliki jadwal khusus untuk menulis? Apa rahasianya agar bisa berbicara renyah? Tips apakah agar bisa dengan cepat menulis dan segera terbit bukunya sementara tugas kantor menumpuk ditambah lagi tugas sebagai Ibu?
Prof. Eko menulis sebelum tidur biasanya. Sekalian membantu agar bisa ngantuk. Kita berbicara renyah karena senang bergaul dengan banyak teman sehingga banyak belajar dari cerita-cerita mereka yang mengasyikkan - untuk disampaikan kembali kepada orang lain. Sebelum tidur, kita menulis saja satu halaman berisi "KISAH KECILKU DI HARI INI". Nanti setelah tiga bulan, kita terbitkan buku berjudul "KUMPULAN KISAH KECILKU SEBAGAI SEORANG ISTRI DAN IBU"  - pasti banyak yang baca, karena apa yang kita alami dapat menjadi pelajaran indah bagi orang lain (merasa senasib sepenanggungan).

Bagaimana  cara menyiasati saat terpuruk?  Adakah tips dan triknya saat kita merasa gagal dalam meraih sesuatu karena sukses itu selala saja ada jalan ceritanya.
Prof. Eko sering berada dalam posisi terpuruk berkali-kali. Tapi selalu berfikir bahwa masih ada jutaan orang yang tidak seberuntung hidupnya, walaupun beliau dalam keadaan terpuruk. Jadi mencoba berintrospeksi dan senantiasa bersyukur dengan segala yang Tuhan telah berikan kepadanya. Kita sakit itu agar terbentuk antibodi dalam tubuh kita, demikian pula dalam keadaan terpuruk - agar kita kuat dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Tidak penting berapa kali kita jatuh, yang jauh lebih penting adalah berapa kali kita berani bangun dari keterpurukan dan move on untuk memberikan apapun yang terbaik bagi orang lain.

Bagaimana teknik mengawali tulisan? Apa motivasi Prof. Ekoji pada awal menulis selain kesepian? Adakah tips agar bisa tekun dalam menulis?
Teknik mengawali tulisan mudah. Pakai saja bahasa selayaknya kita mengobrol dengan orang lain. Biarkan mengalir secara natural. Setelah jadi, baru pelan-pelan diedit. Kalau perlu minta bantuan orang lain atau sahabat. Dulu menulis karena selain kesepian di kos-kosan adalah karena dirinya ingin agar hidup memiliki arti bagi orang lain. Seperti kata Chairil Anwar, "aku ingin hidup seribu tahun lagi". Kalau kita menulis, dan ada jejak digitalnya di internet, maka anak cucu cicit kita bisa mengenal siapa nenek moyangnya dulu. Tekun dalam menulis? Peribahasa yang tepat adalah: "ALA BISA KARENA BIASA" dan "TAK KENAL MAKA TAK SAYANG". Lama-lama kalau kebiasaan, walaupun kecil dan sederhana karya tulisnya, akan menjadi ketagihan. Indonesia ini ada 275 juta orang. Pasti akan ada yang membaca tulisan kita.

Apakah macam-macam topik buku digital Prof. Eko sumbernya dari apa yang sudah dikuasai atau sedang dipelajari? Bisakah kita menulis tentang sesuatu yang benar-benar baru untuk kita? Apa triknya?
Buku Prof. ada beberapa jenis. Ada yang merupakan deskripsi dari buku-buku lain secara ringkas (bunga rampai), ada yang merupakan referensi bahan ajar (terstruktur), tapi ada juga yang pemikiran secara original. Tergantung dari apa tujuan kita menulis. Misalnya menulis mengenai Parenting, maka karena berisi pengalaman sebagai orang tua, maka menjadi original. Tapi kadang-kadang beliau diminta mahasiswanya menjelaskan teori yang rumit, dibuatlah tulisan untuk memudahkan mereka memahami. Jadi ada yang sudah dikuasai, ada yang masih dipelajari, ada pula yang kombinasi keduanya.

Buku yang paling berkesan baginya adalah buku pertama yang ditulis semenjak kembali ke Indonesia dari studi di Amerika. Ketika itu Indonesia sedang memasuki krisis 1998, dan mahasiswa S2 Binus mengalami kesulitan membeli buku-buku import (sementara membajak atau fotocopian dilarang oleh institusi). Akhirnya para mahasiswa di kelasnya meminta  untuk meringkas semua buku-buku luar negeri yang dipakai kuliah S2. Jadilah buku pertamanya yang isinya bunga rampai 50 ringkasan tulisan. Kenapa berkesan? Karena ternyata banyak sekali yang senang dengan buku itu sampai dicetak berkali-kali oleh Elex Media Komputindo. Dari situlah kemudian motivasinya menulis menjadi meningkat pesat.

Apa arti keluarga buat Prof. Eko Indrajit? 

Bagi beliau FAMILY IS EVERYTHING. Keluarga adalah SEGALANYA, dan keluarga adalah NOMOR SATU. Mereka sumber inspirasi, motivasi, dan energinya. Melalui kehadiran merekalah ditemukan cinta Sang Maha Pencipta yang begitu luar biasa.

Apakah pendapat Prof. di zaman sekarang cara menanamkan karakter positif yang mudah  kepada anak bangsa karena begitu derasnya info info hoax, atau pun masuknya budaya asing karena zaman digital? Saya sangat senang mendengar kalau penulis Senior dan sangat hebat menyebutkan menulis itu mudah, tapi ketika terpikirkan untuk menulis non fiksi yang terkait dengan teori dan referensi timbul agak memerlukan waktu untuk mencari buku, literatur dll apakah ada tips mudah menemukan referensi yang diinginkan di zaman Corona yang belum bisa kunjung ke lokasi perpus atau link digitalnya apa mengenai buku buku referensi.
Cara menanamkan karakter positif kepada anak-anak sederhana. Berikan contoh. Karena pendidikan karakter dimulai dari keluarga, yang diperkuat oleh sekolah dan masyarakat.

Pernahkah tulisan Bapak dicuekin?
Menulislah dari hal-hal yang sederhana dulu. Tidak usah cari target yang muluk-muluk. Apalagi sekarang jaman internet, di mana kita dapat mulai latihan melalui blog, seperti yang dicontohkan oleh Oom Jay.
Dulu ada lagu Kasih Ibu yang ada kata-kata begini: "Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai Sang Surya, menyinari dunia". Jadi saya tidak khawatir dengan tulisan saya dicuekin atau tidak, karena yang penting saya sudah mencoba memberi yang terbaik dari diri saya. Tulisan tidak dimuat? Sering sekali dulu ketika masih belajar menulis. Dan biasanya bukan karena tulisan kita jelek, tapi karena tidak selaras atau cocok dengan misi penerbitnya.
Bagaimana teman-teman? Tak terasa 90 menit kita lalui bersama. Saya menunggu para penulis berikutnya untuk meringkas cerita-cerita saya di Ekoji Channel dan menerbitkannya dalam publikasi. Ada yang sudah mencoba browsing? Tema PJJ lagi hot lho kalau ada yang mau menulis bersama saya.... Ditunggu ya..... love you all.

Apakah masih ada tentangan menulis dari Pak Eko seperti yang pernah ada, namun saya blm bisa ikut waktu itu?
Masih ada dong. Ditunggu. Karena dari 73 judul yang saya sharingkan di Ekoji Channel, baru 9 yang jadi buku. Artinya masih ada 64 kandidat judul lagi. Ayo, paling tidak saya menunggu 10 orang lagi yang saya akan bimbing selama bulan Agustus-September. Bagaimana? Kita buat program September Ceria?
Judul yang masih hot menjadi bahan pembicaraan ada di Ekoji Channel SESI 29, SESI 28, SESI 27, SESI 37, SESI 38, SESI 46, dan seterusnya. Ayo langsung saja daftar ke saya ya di 0818.925.926

Ketika kita mau menulis, terkadang ada rasa takut salah dan rasa tidak percaya diri. Bagaimana cara meningkatkat rasa percaya diri tersebut Prof? 
Cara meningkatkan kepercayaan diri adalah dengan melawan hal-hal yang membuat kita takut. Jadi kita menulis saja, apapun itu. Dan sharing kasih ke Prof. Eko. Nanti kita terbitkan bersama tulisan sederhana tersebut. Kita yakin banyak yang akan mengucapkan terima kasih ke Ibu... ucapan terima kasih itu akan meningkatkan motivasi kita. Trus me Bu. Buatlah tulisannya sekarang. Saya tunggu ya.

Bagaimana cara mendorong teman seperjuangan untuk menulis,  setelah memotivasi untuk menulis mereka mengatakan menulis itu susah katanya? Literasi itu untuk para guru sangat dipertimbangkan dalam meningkatkan kompetensinya dalam menulis, apa saran untuk guru pemula yang tidak mau menulis menjadi penulis? Bagaimana cara mengatasi plagiat dalam karya?
Tak kenal maka tak sayang. Tidak usah paksa mereka. Tunjukkan saja karya-karya kita. Biasanya dalam hati mereka nanti akan kagum dengan yang kita lakukan, dan mereka akan minta diajarkan. Karena kalau motivasi itu dari dalam diri, akan lebih mudah mengajarkannya. We are what we think. Jadi kalau kita anggap susah, maka akan jadi susah. Tapi kalau kita bilang bahwa kita pasti bisa, akan menjadi mudah adanya. Gampang saja, agak sedikit dipaksa. Kalau tidak mau menulis, maka dia "tidak boleh" menjadi guru. Karena guru harus memiliki literasi itu - hukumnya wajib. Kalau kita menulis dengan bahasa sendiri, pasti tidak akan ditemukan kalimat yang persis sama sehingga dinilai plagiat.

Bagaimana cara saya bisa kolaborsi dengan prof eko. Saya mengikuti materi-materi prof eko di chanel  youtube? Ijin mau menggunakannya sebagi bahan penulisan. Bagaimana cara mengatasi "mentok" ide dalam menulis?
Sudah dua orang yang mendaftar ke saya untuk mengikuti program September Ceria. Saya menunggu 8 orang lain ya.
Kalau mentok ide dalam menulis, jaman sekarang enak pak. Buka Youtube Channel, tulis kata kuncinya tema yang mau kita tulis. Dengarkan orang lain bercerita mengenai hal itu. Niscaya ketermentokan akan segera mencair karena mendapatan ide-ide segar baru.
Boleh nih prof buat project bareng bikin lagu untuk guru. Bagaimana menulis dalam waktu 1 minggu prof? Apalagi buku karya ilmiah yang butuh banyak sekali referensi.
Ayo menulis lagu untuk guru. Menulis satu minggu hanya dapat dilakukan apabila yang ditulis adalah BIDANG KEPAKARAN kita, sehingga tulisan akan mengalir tanpa harus banyak membaca referensi. Kalau sama saya, dibutuhkan minimal 2 minggu. Satu minggu adalah membuat 50 halaman ringkasan dari apa yang saya sampaikan di Ekoji Channel, satu minggu berikutnya menambahkan 50 halaman dari berbagai sumber lain untuk memperkaya khazanah pembahasan.

Saya menonton National Geographic Learning Framework  Prof. Sangat menarik mengadopsi program televisi  dikolaborasi dan dielaborasi ke dalam kegiatan  pembelajaran. Apakah itu bisa diterapkan di semua program televisi di luar sana  ke dalam kegiatan pembelajaran?
Bu Sri, yang daftar sudah 8 orang. Tinggal dua tempat lagi.

Bagaimana menyusun outline dari judul buku yang ingin ditulis sehingga topik- topik di dalam buku itu selalu bersambungan? Ketika tulisan kita dibaca oleh orang lain mengatakan itu kurang pendapat ahli, dan saya mencari pendapat para ahli terkadang tidak cocok akhirnya tuli dan itu termakan waktu dan tetap di tempat. Tips apa yang bisa kita gunakan agar bangkit kembali?
Narsum dulu belajar online awalnya dengan menjawab pertanyaan 5W1H, yaitu What, Why, Where, When, Who, dan How. Jadilan enam bab utama. Mana bukunya, kita lanjutkan bersama yuk... bisa dibantu cari pendapat ahlinya.

Apakah kriteria Prof Eko dalam memilih tulisan guru yang layak untuk diterbitkan? Tertarik dengan DNA guru yang tulen : Berkarya dalam keterbatasan. Apakah sudah ada buku dari Prof Eko yang mengupas hal tsb.?
Sesuatu yang lagi tren dan banyak dibicarakan orang. Belum, saya mencari teman menulisnya. Ibu Irene bersedia?

Apakah sinopsis sinopsis Prof. Eko waktu SMA itu dibukukan? Apakah prof. menulis buku fiksi? Jika iya, apa judul buku itu?
Sinopsis itu tidak dibukukan karena dulu diwajibkan menulisnya pakai tangan karena belum ada komputer. Nah kalau fiksi, saya belum pernah menulis. Itu target saya nanti setelah pensiun di usia 55 tahun mau membuat novel atau buku fiksi.

Bagaimana prediksi/penjelasan Prof tentang Digital Learning, misalkan  Covid-19 sudah berlalu?
Setelah Covid-19 berlalu, blended learning akan menjadi primadona.... dan juga flipped classroom.

Closing statement: "If you can dream it, you can do it". Ayo bergabung ke September Ceria, dan kita wujudkan mimpi bersama menjadi kenyataan.... Dirgahayu Indonesia yang ke-75. Merdeka !

Rabu, 26 Agustus 2020

KERETA API PAGI


Alat transportasi bernama kereta api membawa kenangan tersendiri bagi dirinya. Pertama berkenalan dengan kereta api secara intens pada tahun 2008. Kala itu, putra pertamanya memulai petualangan menimba ilmu di kampus Ganesha, Bandung. Alat transportasi pilihan si buah hati jatuh pada kereta api. Jadilah dirinya pengantar penumpang kereta secara intens. Murah dan meriah. Kala itu, si buah hati menjadi penumpang setia Lodaya. Seingatnya, tarif pertama kelas bisnis enam puluhan ribu. Terus beranjak naik hingga delapan puluh ribu pada tahun pertama kuliah.
            Mengapa Lodaya bisnis? Ini yang paling pas dengan saku mahasiswa. Kelas eksekutif terlalu tinggi. Kelas ekonomi, belum diizinkan ortu. Pertama kali naik kereta ekonomi bersama temannya, sang buah hati sampai Solo tengah malam. Bukan waktu yang ideal. Si buah hati itu naik kereta ekonomi kedua seorang diri. Waktu sampai di Solo dia ketiduran. Padahal, sang ayah telah menunggu di dalam stasiun. Eh, tak tahunya dia katut kereta sampai Madiun. Yah, apes.
Ada yang amat berkesan waku mengantar si buah hati ke stasiun. Waktu itu pengantar masih bisa masuk peron. Kebiasaannya, dia akan menunggu kereta hingga hilang dari pandangan. Mengamati kereta yang berjalan dari belakang memiliki arti tersendiri. Matanya lurus ke depan, bibir komat-kamit merapal doa dengan dibasahi oleh air mata. Doa terindah agar anaknya dimudahkan semua urusan, sukses, dan barakah dalam hidupnya. Ilmu yang didapat bisa diabdikan untuk sebesar-besar manfaat. Itulah gambaran dirinya sebagai seorang ibu.
Kamis pagi, 20 Agustus 2020. Bertepatan dengan Tahun Baru Islam1442 Hijriah, dengan berkendara BMW (jangan dikira BMW sungguhan yaaaa. Ini Brio Merah Warnanya) dirinya memasuki stasiun Balapan. Sebelum kereta eksekutif yang ditumpangi si bungsu tiba, tentu dirinya telah setia menanti. Angannya menerawang. Berawal dari tahun 2008. Antara 2008 hingga 2012 dirinya selalu setia mendatangi stasiun Balapan untuk mengantar atau menjemput bauh hati di stasiun. Tak sekali dua kali dirinya pun masuk stasiun sebagai penumpang menuju Kota Kembang, bukan sebagai pengantar pengantar. Bahkan, dirinya pernah ‘katut’ di kereta hingga di stasiun Klaten. Kisah hal tersbut pernah diposting di “Ah Tenane” Solopos.
Tahun 2012 aktivitas keluar masuk stasiun bertambah. Pasalnya, si bungsu menentukan pilihan studi di Kota Kembang sebagaimana sang kakak. Aktivitas keluar masuk stasiun bertambah. Bahkan, ada tambahan stasiun yang dikujungi. Jika sebelumnya selalu stasiun Balapan (kelas bisnis dan eksektutif), kunjungannya merambah ke stasiun Jebres maupun Purwosari.
Seiring bertambahnya waktu, bukan hanya stasiun yang dikunjungi. Bandara pun menjadi tempat yang akrab baginya. Selain perjalanan dinas, antar jemput suami, antar jemput buah hati adalah hal yang dirinduka. oleh dirinya.
Aktivitas keluar masuk stasiun dan bandara sejak adanya pandemi seolah terhenti. Baru akhir Juli kemarin dirinya menjejakkan kaki kembali di bandara. Itu pun bukan untuk antar jemput sang buah hati. Sekadar menemui teman si buah hati yang dapat dititipi.
Kamis pagi, 20 Agustus 2020. Dirinya seolah memutar film kehidupan dirinya berkait stasiun dengan si buah hati. Dia sempatkan menanyakan kepada petugas jaga apakah kereta eksekutif dari Jakarta pagi itu telah tiba. Ternyata, beberapa saat lagi kereta akan tiba. Dirinya merasa lega. Memosisikan diri di pintu keluar stasiun berharap segera bertemu buah hati pada saatnya nanti.
Sebuah pengumuman bahwa kereta Mataram segera tiba. Tangannya bergerak ke atas untuk menghapus air bening yang leleh tak terasa. Ini air mata yang dirindukan bersamaan dirinya rindukan buah hati tercinta. Sejak akhir Desember sang buah hati tak boleh pulang. Kena ‘lockdown’ di kota perantauan.
Peluit kereta yang melengking mengiris hatinya. Namun, kali ini hati yang teriris kan terobati. Sebentar lagi dirinya bisa memeluk dan mencium si buah hati sepuasnya. Eits, jangan tergesa. Sudah ada komitmen bersama. Sebelum si buah hati selesai bersih-bersih diri tak boleh ada kontak fisik. Dirinya tak sadari ini langkah berhati-hati atau galau yang berlebih.
“Jadi mampir ke Hotel Sunan” seloroh si buah hati di jok belakang.
“Iyes, sesuai kesepakatan yaaaa,” katanya. “Minimal selama satu jam.” (Sebelumnya telah bersepakat seblum sampai rumah, baju selama perjalanan harus sudah ganti semua. Telah mandi pula. Pilihan jatuh pada berenang terlebih dahulu minimal satu jam).
“Ohhhh, jadi aku mau direndem di air kapurit selama satu jam? Hahaha” yang langsung disambut seisi BMW dengan tawa bersama. Teriring doa semoga korona segera menghilang.

Minggu, 16 Agustus 2020

VAKSIN KITA HARI INI


Menarik sekali yang disampaikan Pak Anies Baswedan malam ini di ILC. Vaksin kita hari ini adalah 3M dan 3T. Sementara vaksin belum ditemukan atau belum selesai diujicobakan, maka yang paling mudah dilakukan untuk pencegahan adalah 3M dan 3T. Tiga M harus dilakukan masyarakat, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. Semoga masyarakat sadar untuk melaksanakan imbauan tersebut.
            Adapun yang perlu dilakukan pemerintah adalah 3T, yaitu tracing, testing, dan treatment. Pemerintah beberapa negara melakukan contact tracing guna megendalikan laju penyebaran virus yang mulai diidentifikasi Desember 2019. Banyak orang kemudian dipantau dan dievaluasi saat diketahui pernah kontak dengan pasien Covid-19.
            Indonesia hingga saat ini terus melakukan pengujian spesimen untuk mengetahui siapa saja yang positif terinfeksi virus corona dan menderita Covid-19. Inilah yang disebut testing.
            Selain tracing dan testing, pemerintah memiliki kewajiban untuk melakukan treatment terhadap pasien Covid. Dengan langkah 3M dari masyarakat dan 3T dari pemerintah semoga bsa mengatasi musibah dengan baik.

DIRGAHAYU RI KE 75


Sore ini, di sela-sela mengikuti kegiatan AISEI pukul 16.00 – 17.30 WIB, kuintip salah satu komunitas WAG (WhatsApp Grup). Terdapat flyer yang diunggah oleh teman lengkap dengan petunjuk mengunggah foto diri. Karena merasa tertarik, langsung kuikuti petunjuknya dan “cling” jadilah flyer dengan foto diri yang langsung kuungah di WAG yang sama.
            Beberapa detik setelah terunggah, kucermati tulisan DIRGAHAYU RI KE 75. Sontak, baru tersadar. Langsung kutulis di WAG yang sama. “Baru ngeh, setelah ikut-ikutan mengunggah foto. Lho, kok Dirgahayu RI Ke 75? Maaf.”
            Nah, kini saatnya kita belajar lagi. Kubuka KBBI.
dirgahayu/dir·ga·ha·yu/ a berumur panjang (biasanya ditujukan kepada negara atau organisasi yang sedang memperingati hari jadinya): -- Republik Indonesia, panjang umur Republik Indonesia.
            Mengapa dengan penggunaan Ke 75? Dari sisi penulisan (ejaan) ke 75 mestinya menggunakan tanda hubung (ke-75). Dalam hal ini kita bisa membuka PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) halaman 32-33 sebagai berikut.
Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
abad XX
abad ke-20
abad kedua puluh

Perang Dunia II
Perang Dunia Ke-2
Perang Dunia Kedua (Kemendikbud, 2016: 32-33).



Bisa pula kita cermati PUEBI halaman 61-62. Tanda hubung dipakai untuk merangkai
a.     se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);
b.     ke- dengan angka (peringkat ke-2);
c.     angka dengan –an (tahun 1950-an);
d.     kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
e.     kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rah­mat-Mu);
f.      huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
g.     kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang beru­pa huruf kapital. Misalnya: KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku (Kemendikbud, 2016: 61-62).
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penulisan ke 75 belum benar. Yang benar adalah ke-75. Namun, kita perlu berpikir lagi, “Benarkah penggunaan ke-75 pada DIRGAHAYU RI KE 75?
            Dengan menambahkan Ke-75 maka ini pun akan menambahkan pengertian yang ambigu. Panjang umur dinyatakan dengan “Ke-75”. Jadi kalimatnya menjadi “Panjang Umur RI Ke-75”. Kalimatnya jadi tidak logis. Selain itu, ada lagi ketidakjelasan dari “Ke-75”, apakah maksudnya Ke-75 tahun atau Ke-75 hari, atau ke 75 Negara Indonesia? Dirgahayu RI Ke-75, juga bisa berarti ada 75 buah Republik Indonesia. Ini juga berarti masih ada banyak RI. Tentu saja kalimat ini jadi tidak logis, karena Republik Indonesia hanya ada satu.
            Lalu, Bagaimana Kalimat yang Tepat? Ada beberapa pilihan kalimat yang tepat jika kita ingin menggunakan kata dirgahayu, di antaranya:
1. Dirgahayu Republik Indonesia
2. Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia
3. Dirgahayu RI

Nah, jika kita ingin menggunakan kalimat lain, bisa dengan kalimat ini:
1.     Hari Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia
2.     Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia
3.     Peringatan Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia
4.     Selamat Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia
5.     Hari Ulang Tahun-Republik Indonesia Ke-75 (HUT-RI Ke-75)”.  Tanda hubung digunakan agar dua unsur HUT dan RI menjadi padu.



Sumber:
KBBI
PUEBI




Kamis, 13 Agustus 2020

MANAJEMEN STRES DAN PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR


Materi             : Manajemen Stres dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular
Waktu             : Minggu, 9 Agustus 2020
Narsum           : Dr. dr. Yusuf Alam Romadhon, M.Kes.
           
            Inilah materi kegiatan “Bincang Keshatan” di grup MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Sukoharjo melalui whatsApp Grup bersama Pak Dokter Ganteng. Pembahasan diawali dari 3 sweet, 7B, macam umur, stres, dan lain-lain.
Fase Kehidupan Manusia: 3 Sweet



Fase-fase kehidupan manusia dalam tiga Sweet. Di Sweet-dak inilah mulai menjadi perhatian kita karena risiko untuk terjadi penyakit lebih besar karena itu bagi yang memasuki jelang lima puluh tahun [jelita] lolos lima puluh tahun [lolita] dan sweet-dak ini perlu memperhatikan dengan seksama faktor-faktor yang membuat kita sehat.
7 B: Ciri Lanjut Usia



Tujuh "B" ini adalah ciri umum bagi yang memasuki jelita, lolita dan sweet-dak.

Macam Umur


Slide di atas merupakan variasi macam-macam kombinasi usia biologis dan usia kronologis; yang normal umur biologis sejalan dengan umur kronologis. Orang yang stres [depresi] umur biologis lebih cepat 10 kali dibandingkan orang yang umur kronologisnya sama. Karena itu stres menjadi perhatian utama kita.


Stres

Mari kita ubah mind-set kita tentang stres, BUKAN KHUSUS UNTUK MEREKA YANG MANJADI PASIEN DOKTER SPESIALIS JIWA, tetapi keadaan psikolgis kita yang tertekan yang menyebabkan perubahan suasana hati dan perubahan fungsi tubuh.... derajat perubahan suasana hati dan perubahan fungsi tubuh inilah --> termometer stres.

Memahami stres itu penting, TETAPI YANG LEBIH PENTING DAMPAK BURUK JANGKA PANJANG dari stres --> sering, berkepanjangan, kuat, jangka panjang --> diabetes, hipertensi, penyakit jantung, stroke, kanker dan gangguan mental. KENALI STRES SEDINI MUNGKIN PULIHKAN SESEGERA MUNGKIN.

Pikiran tidak Membantu
HAL PENTING DALAM MANAJEMEN STRES adalah MENGENALI PIKIRAN TIDAK MEMBANTU... Pikiran berbeda menghasilkan respons yang berbeda.

Kenali Stres


Slide di atas merupakan strategi mengelola stres melalui strategi "Kenali sedini mungkin, pulihkan sesegera mungkin." Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1.     Pertama kenali perubahan suasana hati dan perubahan fungsi --> paksa mengenali ketika derajat suasana hati mulai turun [karena kalau tidak segera dikenali bisa berlangsung lama, perubahan suasana hati --> hormon-hormon yang membahayakan kesehatan], kesadaran untuk menyadari momen perubahan suasana hati membantu meredakan guncangan perubahan suasana hati dan guncangan keseimbangan fungsi tubuh [bagi yang beragama Islam dapat menggunakan momen waktu sholat terdekat].
2.     Ukur perubahan tersebut dengan termometer stres.
3.     Membayangkan peristiwa yang "menyakitkan", biarkan peristiwa itu mengalir tanpa menghakimi, kenali pikiran tidak membantu [7.00 PM, 9/8/2020] dr. Yusuf Alam R: yang digunakan.
4.     Cari logika melawan pikiran tidak membantu misalnya "kalau di lain waktu saya mengalami hal ini, apakah aku berfikir seperti itu" "seandainya temanku mengalami peristiwa sama dengan yang aku alami, apakah dia juga menggunakan pikiran ini" ATAU menggunakan pendekatan agama, menerima, memaafkan dan mendoakan, semeleh, pasrah menyerahkan sepenuhnya pada Tuhan, insyaAllah akan diberikan ganti yang jauh lebih besar.
5.     Ukur kembali termometer stres setelah perenungan tersebut, harapannya permasalahan selesai, hati puas, atau permasalahan tidak selesai tetapi hati puas, atau permasalahan selesai, tetapi hati masih belum puas, atau yang tidak diharapkan permasalahan tidak selesai, hati tidak puas. Sekali lagi membutuhkan latihan berulang-ulang, agar dapat menghasilkan permasalahan selesai, hati puas atau permasalahan tidak selesai tetapi hati puas.
Termometer yang menilai diri sendiri, menilai seberapa jauh gangguan suasana hati dan gangguan perubahan fungsi tubuh [seperti berdebar-debar, perut mules, leher tegang] mengacaukan konsentrasi aktivitas harian kita... semakin sempurna gangguannya nilai termometer stres makin tinggi.

Seberapa dominan stres berkepanjangan dapat menyebabkan sakit diabetes, jantung, stroke, kanker, dll.?
Stres hanya salah satu kontributor njih bu Tri Retno, ada faktor lain seperti kurang olah raga, dan diet tidak berimbang... kehadiran stres yang tidak terkontrol menambah peluang terjadinya penyakit menjadi lebih besar... bahkan tidak jarang stres menjadi pelatuk munculnya penyakit.

 Ilustrasi sederhana di atas menggambarkan tingkat kebahagiaan kita membuat kita awet muda.
Stres juga membuat kita menjadi malas berolah raga, mendorong kita makan lebih banyak juga. Bisa juga membuat malas makan terutama bila suasana hatinya didominasi murung sedih.
Kuis tentang Stres
Pertanyaannya,”Apakah Bapak / Ibu selalu atau sering atau jarang atau tidak pernah mengalami hal-hal berikut dalam satu minggu terakhir?”
1.     Saya sulit untuk menenangkan diri
2.     Saya cenderung bereaksi berlebihan ketika menghadapi situasi tertentu
3.     Saya merasa bahwa saya banyak mengalokasikan energi saya untuk gelisah
4.     Saya mendapati diri saya merasa gelisah
5.     Saya sulit untuk tenang atau santai [rileks]
6.     Saya tidak toleran terhadap segala sesuatu yang mengganggu saya ketika melakukan pekerjaan
7.     Saya merasa mudah tersinggung

Jika ada salah 1 indikator sudah masuk kategori stress kah, Bapak? Jika 7 indikator ada semua sudah parah njih?
Yang dicermati yang sering bu Ismi. Biasanya kalau ada salah satu sering mengalami, yang lainnya ikut sering juga.
Jadi faktor penentu tingkatannya adalah faktor keseringan njih? Njih bu Ismi, sering itu berarti sudah memenuhi kriteria dalam keadaan stres.
Jadi faktor penentu tingkatannya adalah faktor keseringan njih?
Njih bu Ismi, sering itu berarti sudah memenuhi kriteria dalam keadaan stres.
Kalau terlalu santai apakah indikasi stres juga nggih?
Tergantung Bu Nanik, terlalu santai bila maksudnya "melarikan diri" atau "menghindari tugas/kewajiban" biasanya adalah mekanisme koping ketika menghadapi hal-hal yang tidak disukai, tetapi kalau terlalu santai karena "merasa" tidak ada beban dalam mengerjakan tugas dan kewajiban insyaAllah tidak apa apa.
Pak Dokter, jika umur biologis sejalan dengan umur kronologis itu normal. Jika umur biologis lebih lambat (awet muda) termasuk normal atau tidak normal tetapi amat baik alias upnormal njih?
Yang ideal awet muda. Ada artis awet muda. Sebenarnya pada diri kita ada oksigen dan antiokasidan sehingga tubuh tak rusak. Orang cepat stres karena perputara energi selnya terlalu cepat. Jadi lebih tua. Kita makan berlebihan, tidak membatasi kalori. Kita dianjurkan posri nasi yang tida obes sepertiga. Yang obes seperempat, menghambat penggunaan proses penuaan dan membuat sel lebih lapar. Itu termasuk salah satu hikmah puasa. Waktu sel melakukan metabolisme. Setiap lapar, protein sampah dimakan oleh sel. Jadi iulah salah satu hikmah puasa. Kita perlu mengingat Piringku Kemenkes.
Pak Dokter, fakta kehidupan orang-orang dulu, mbah-mbah kita umurnya nyampek ratusan tahun, orang-orang desa umur biologis lebih muda, apakah ini ada hubungannya dengan kemampuan menahan setres apa pengaruh gen keturunan?
Nenek moyang kita bisa menembus umur 100 tahun: teringat guyonan Cak Lontong dulu koperasi menjadi sokoguru. Sekarang ekonomi guru dari koperasi. Kita diprovokasi hutang. Kadang kita hutang bukan karena kepepet, tetapi karena diiming-imingi. Pernah ada kredit macet, uban banyak dan rambut rontok.
Harapan kita, bapak ibu anggota MGMP bisa awet muda semua, karena ilmu yang Pak Dokter tularkan.
Hidup sawang sinawang dan tin binatin, sama sama saling menyawang dan membatin. Mohon maaf secara tata bahasa Indonesia baku ambyar.
Terima kasih Dokter ilmunya sangat bermanfaat semoga diberikan kemudahan kelancaran sukses barokah.
Terus  terang  kula  merasa  stress  karena  di usia  yang  50 tahun  ini. Saya belum mengerjakan sesuatu  yang berarti. Utk  diri sendiri  apalagi  utk  org  lain. Kula selalu  was-was  kalau  sewaktu-waktu usia  saya  harus berakhir  padahal  banyak  tugas  yang  belum  selesai selain  tugas  menghantarkan  masa  depan  anak-anak. Dan  tugas kedinasan. Bagaimana  menyikapi  ini?
Ini pertanyaan Pak Dokter juga. Kita secara umum masih khawatir catatan kebaikan kita.  Orang selevel Umar bin Khaththab dan Imam Syafii pun masih khawatir catatan amalnya. Di dalam agama Islam yang masuk neraka awal adalah yang berjihad, ulama, dermawan tetapi bukan untuk Allah. Bisa refleksi gudang amal. Kadang niat untuk pujian orang lain, bukan karena Allah. Ukuran hasil karya, bukan jaminan. Pak Dokter pun merasa menjadi orang yang perlu didandani. Mungkin kita terlihat baik karena kejelekan kita ditutup oleh Allah.
Ilmu yang sangat bermanfaat telah Narsum sampaikan. Semoga menjadi ilmu yang tak terputus pahalanya dan menjada tabungan akhirat Pak Dokter.
Jika ada kata penutup untuk kuliah malam ini dipersilakan.
Alhamdulillah, kita sudah mendapat banyak ilmu dari Bapak Yusuf. Semoga bermanfaat dan barakah. Tak terasa bincang kesehatan berlangsung hampir 3 jam. Maju 1 jam dan mundur 1 jam dari jatah waktu yang dialokasikan hanya 1 jam.