Kamis, 30 Juli 2020

AUTOMATIC WRITING 3



Materi             : Automatic Writing 3
Waktu             : Kamis, 23 Juli 2020
Narasumber    : Kang Asep Herna

Assalamualaikum wr wb. Selamat malam teman2 sekalian. Sesi 9 ini adalah sesi 3 dari Kang asep yg merupakan rangkaian materi luar biasa. Namanya Automatic Writing. Sesi ini membutuhkan interaksi langsung antara Kang Asep sbg pemateri dengan para peserta. Jadi mohon kehadirannya dan mengikuti materi keren ini. Ok sekarang kita panggilkan saja langsung Asep Hernaaa....πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘
Silakan, Sep.... Terima kasih, Om.
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat malam, Teman-teman semua.
Teman-teman, Saat ini kita akan memasuki sesi inti, Praktik Automatic Writing, sambil menyelusuri kompetensi diri dalam menulis. Setiap orang, sepanjang sarafnya sehat dan masih berfungsi menyimpan memori, juga jari-jari tangannya bisa bergerak, sudah selayaknya ia mampu menulis. Kapan pun. Di mana pun. Dalam situasi apapun.
Ketika seseorang bilang tidak bisa menulis, maka ia sedang tidak menyadari, bahwa dirinya bisa menulis. Itulah mental block, sebuah citra diri negative yang membatasi sekaligus menutupi ekselensi dirinya. Mental block dalam konteks spesifik di wilayah ekselensi menulis disebut dengan writers block. Keadaan yang membuat proses menulis stuck, buntu, blank.
Penyebabnya memang karena merasa tidak ada ide sama sekali atau malah sebaliknya, justru merasa terlalu banyak ide tapi bingung mengeluarkannya harus mulai dari mana dulu.
Teman-teman sudah tahu teknik mengkases subconscious state, familiar dengan istilah hypnosis state, dan trance. Hypnosis state adalah keadaan diri saat sedang mengakses subconscious mind (pikiran bawah sadar). Sama halnya dengan "trance".
Milton Hyland Erickson lebih suka menyebut hypnosis state dengan kata trance, di mana gelombang otak kita sedang berada di frekuensi alpha (12 - 8 putaran listrik perdetik); atau gelombang theta (8 – 4 putaran listrik perdetik).
Saat hanyut nyetir, saat main games, saat membaca buku, kita memasuki kesadaran fokus, sampai kita tidak sadar tangan kita memindahkan gigi kendaraan ke gigi 1-2-3-4-5 atau sebaliknya. Inilah kecerdasan spontan/unconcious competency. Inilah trance.
Saat baca buku atau nonton film di rumah, kita tidak berasa ada nyamuk menggigit kulit kita (fenomena anestetik); kita tidak ngeuh ada istri, suami, atau anak kita memanggil-manggil kita (fenomena negative audio hallucination); dan fenomena-fenomena lainnya yang luar biasa.
Itulah trance, di mana kita memasuki wilayah subconscious, wilayah sangat-sangat cerdas, yang rasionalitas kita kerap sulit memahaminya.
Nah, tahukan teman-teman, bahwa saat kita sedang menulis, sesungguhnya kita juga sedang berada di dalam TRANCE? Coba sekarang saya minta teman-teman nulis apa saja, LANGSUNG ruang chat ini, dalam 2 kalimat secara instan. Nulis apa saja ya. Perkenalan diri, brand, jualan, atau apapun bebas. Yang penting 2 kalimat saja cukup.
Silakan. Saya perlu 2-3 contoh dari teman-teman saja. Ketika alam berbicara. Matahari dan cinta.
3 kata doang?
Sore ini sepertinya hujan lagi. Bukan. Bukan diluar, tapi dihatinya. Kalau mau saya pasti bisa. Itu kata suara hati saya. Saya seneng banget bisa ikutan kelas ini. Bener-bener hikmah pandemi yang luar biasa.
Saya sering gagal ikut praktek Kang Asep, semoga sekarang bisa sukses!
Matahari bersinar redup. Senja mengganti terik. Seketika cinta itu tumbuh.
Hidup emang indah, karena diri kita yang meng indahkan.
Terima kasih, teman-teman. Sudah cukup yaaaa sebagai contoh. Hatur nuhun.
Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Tidak usah banyak fikir!
Baik, kita lanjut.
Saat menentukan kata pertama, mungkin teman-teman memikirkan terlebih dahulu, kata apa yang tepat untuk memulainya. Mungkin juga tidak. Otomatis dan mengalir begitu saja.
Tapi, saya yakin, kata ketiga, keempat, kedelapan dan seterusnya, saya yakin teman-teman tidak merencakannya. Kata-kata tersebut keluar begitu saja.
Bisa jadi @Dina Natalia memikirkan terlebih dahulu dan kemudian menghadirkan kata "Sore" dan "ini" untuk kata pertama dan kedua.
Tapi saya yakin, kata "lagi" tidak direncanakan untuk hadir di urutan ke-5. Ia muncul begitu saja. Kata di hatinya, pasti keluar begitu aja dan menempati urutan ke-10 dan 11.
Saya yakin @Shanti Santi menghadirkan kata "bisa" di urutan ke-5 dan kata "saya" di urutan ke-3 lalu muncul lagi di urutan ke-10, sebelumnya nggak dapet perintah dulu dari otak rasional untuk menatanya sedemikian rupa.
Begitu juga @Yohana Purwa C, @Sulaiman Effendi, @Arni Narni, @Untoro, dan @Arupadatu Purwana, menghadirkan kata ke-5 dan seterusnya mengalir begitu saja ya toh?
Seperti halnya saya, menulis kata "ya toh" itu tidak direncanakan terlebih dahulu lho hahahaha...
Nah, yang terakhir, saya menulis simbol tawa "hahahaha..." pun, tidak diperintah otak, untuk menghadirkan suku kata "ha" sebanyak 4 kali, lalu diakhiri tanda titik harus sebanyak 3 buah.
Typo lagi tuh pas mau nulis "titik", saking saya sedang berada dalam "trance" yang kerap mengabaikan aturan, hahaha...
Itulah TRANCE, teman-teman. Itulah kompetensi diri yang hadir spontan dan tak sadar (unconscious). Kalo saya rasanya lebih seneng menyebutnya sebagai subconscious competency (kompetensi bawah sadar), daripada unconscious competency (kompetensi tak sadar).
Lalu, bila proses menulis adalah proses TRANCE, kenapa seseorang kerap merasa STUCK, blank, atau bingung mesti menulis apa dan bagaimana?
Kenapa terjadi apa yang namanya Writers Block? Teman-tema di beberapa sesi lalu telah memahami bahwa kesadaran manusia terbagi 2.
Pertama Conscious Mind (pikiran sadar), yang di dalamnya antara lain rasionalitas, logika, prinsip benar-salah, sistematika, hal-hal empirik, pertimbangan-pertimbangan, perhitungan-perhitungan, dan terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan memori jangka pendek.
Lalu yang kedua Subconscious Mind (pikiran bawah sadar), yang di dalamnya ada emosi, perasaan, kreativitas, imajinasi, spiritualitas, spontanitas, insting, tak mengenal prinsip benar-salah, lugu, dan berhubungan dengan memori tak terbatas.
Wah, ini kemarin sempet saya bahas di IG Live @HopeLoveforPeace ya...
Nah, ketika proses menulis berlangsung, maka yang terjadi adalah proses trance, di mana emosi, perasaan, kreativitas, imajinasi, insting, spontanitas, dan seluruh property subconscious terekplorasi tanpa berpikir salah atau benar.
Tapi saat proses STUCK, BLANK, dan rasa bingung mesti mulai nulis dari mana terjadi, maka kesadaran kita sedang diintervensi oleh Conscious Mind.
Proses menulis digondeli oleh keharusan-keharusan untuk logis, rasional, sistematik, serta harus memenuhi kaidah-kaidah perinsip benar dan salah.
Saya tadi ngantuk banget. Kuambil apel, kukupas dan kupotong sebagai bekal belajar.
Waaaah, seger pastinya. Saya juga lagi sambil makan rujak kedondong.πŸ˜ƒ
Dengan demikian, proses menulis menjadi begitu penuh perhitungan, dan penuh dengan ketakutan melanggar rasionalitas, logika, sistematika serta prinsip benar-salah tadi.
Saat kejadian di atas berlangsung, itulah writers block. Ketika kejadian ini berlangsung terus menerus, lalu menimbulkan rasa frustasi dan menjelma limited belief system, maka itulah mental block.
Metode Automatic Writing adalah metode untuk mengembalikan proses menulis pada KHITAHNYA, bahwa menulis itu adalah TRANCE. Metode Automatic Writing adalah metode menulis dengan mengakses subconscious manusia, sehingga pikiran dan tubuh bersinergi membentuk gerakan otomatis dalam bentuk tulisan.
Teman-teman, alasan kenapa saat menulis dengan mengakses subconscious mind atau trance ini tak tertahankan, selain lepas dari perhitungan-perhitungan, bebas dari ketakutan-ketakutan, merdeka dari prinsip benar dan salah, alasan lainnya adalah, karena menulis dalam trance, berarti kita sedang mengakses sumber memori yang nyaris tak terbatas.
Berikut ini mitos-mitos kehebatan manusia:
1.       Otak manusia terdiri dari 100 milyar lebih sel saraf dan 100 triliun sel saraf pendukung lainnya
2.       Otak manusia mampu menyimpan data 2.300.000 bit dalam seketika
3.       Pikiran sadar mampu mengingat data sekitar 7 hingga 9 data dalam waktu bersamaan
4.       Sementara bawah sadar manusia mampu merecoveri 2.300.000 data yang masuk seketika
5.       Itulah sebabnya, pikiran bawah sadar manusia adalah tempat disimpannya memori manusia dari sejak lahir hingga detik terakhir. Semua data, baik data buruk maupun data baik, ada di dalamnya
6.       Dengan demikian, pikiran bawah sadar adalah gudang memori manusia, gudang ide termasuk di dalamnya gudang ekselensi diri manusia
7.       Saat kita mengakses pikiran bawah sadar manusia, maka kita sedang mengakses gudang memori dan ide
Menjadi masuk akal bila dikatakan, bahwa saat kita menulis dalam trance, menulis dengan mengakses subconscious mind, tak tertahankan, karena kita berarti menulis sambil mengakses gudang memori dan gudang ide kita.
Teman-teman, praktek Automatic Writing ini, tidak dalam rangka kita menapikan proses menulis yang seharusnya. Pada akhirnya nanti, saat tulisan kita dikonsumsi oleh pihak ketiga, tetap saja tulisan kita mesti berterima dengan pembaca.
Artinya, tulisan kita memenuhi konvensi-konvensi menulis, baik dari sisi sintaktik, semantik, maupun ejaan.
Saya dan Om Budiman Hakim sempat merumuskan dan mensosialisasikan dalam setiap pelatihan, bahwa dalam menulis, kita mesti punya 2 ruang terpisah.
1.         Ruang Imajinasi, yaitu tempat di mana kreativitas berlangsung, tanpa digondeli oleh keharusan-keharusan ejaan, sintaktik, bahkan semantik. Biarkan kepala dan tangan bekerjasama tanpa kemustian-kemustian, tanpa ketakutan-ketakutan. Di ruang ini tak ada batasan, tak ada aturan, tak ada etika.
Ruang imajinasi adalah ruang bebas nilai, lepas dari prinsip benar dan salah, menafikan kemustian-kemustian. Dalam bahasa saya, ruang imajinasi ini adalah ruang trance, ruang Subconscious Mind.
2.         Ruang Editing, yaitu tempat ketika hasil Imajinasi disunting, diperhitungkan, disesuaikan baik sintaktik, semantik, retorikanya, etikanya, sehingga tulisan berterima, menjadi sesuatu yang memenuhi aspek logika dan sedap dibaca.
Ruang Editing adalah ruang rasionalitas yang terdiri dari keharusan-keharusan, sehingga tulisan berterima baik dengan audience maupun kaidah-kaidah teknis penulisan
Dalam bahasa saya, ini adalah ruang Conscious Mind. Nah, bila dalam proses kreatif, yang notabene adalah proses yang harusnya ada di Ruang Imajinasi, tapi dilakukan di Ruang Editing, maka jangan salah, bila yang terjadi adalah STUCK, macet, mentok, bingung.
Dalam bahasa lain, writers block muncul karena kita berada dalam kamar yang salah! Saat seharusnya penulis berada di Ruang Imajinasi, ia malah ada di Ruang Edit. Sehingga penulis mentok, karena menulis penuh dengan rasionalitas, penuh dengan kemesetian-kemestian, penuh dengan keharusan-keharusan, penuh dengan tekanan dan ketakutan-ketakutan.
Di dalam proses menulis, HUKUM KREATIVITAS berlangsung: “Saat rasionalitas makin aktif, imajinasi makin pasif. Saat imajinasi makin aktif, rasionalitas makin pasif.” Selalu begitu. Nah, teman-teman, dalam konteks latihan Automatic Writing kita kali ini, saya minta pada teman-teman untuk terlebih dahulu memisahkan antara Ruang Imajinasi dan Ruang Editing. Karena ini adalah konteks Automatic Writing, maka saat ini, kita sedang berada di Ruang Imajinasi terlebih dahulu.
Baiklah teman-teman, sebentar lagi kita akan masuk ke praktek sekaligus mengaktivasi ke-5 indra diri kita. Namun sebelumnya, apakah ada yang ingin ditanyakan? Silakan kalo ada, kalo nggak, kita lanjut.
Oya, saya harap sebaiknya teman-teman sudah menyiapkan kertas tulis dan pulpen atau spidol kecil ya. Agar kita lebih asik latihannya. Yang belum nyiapin, silakan nyiapin. Yang nggak memungkinkan karena nggak ada, ya nggak apa-apa. Yang sudah menyiapkan, terima kasih banyak.😊
sudah ready :)
ready
Hatur nuhun, Mas.
Ready
Sekarang saya akan mengajak teman-teman berlatih mensinergikan pikiran dan tangan, agar secara bertahap bisa dan membiasakan diri mengelola skill untuk menulis sambil mengakses subconscious diri. Menulis dengan dan dalam trance.
Saya ingin mengajak teman-teman, terlebih dahulu memancing pikiran dengan mengaktifkan submodalitas teman-teman, yaitu daya 5 indra teman-teman yang dalam Neuro Linguistic Programming (NLP) disebut dengan VAKOG.
Visual (indra mata), Audio (indra telinga), Kinestetik (indra rasa/sentuh/kulit/gerak). Olfactory (Indra hidung/penciuman), Gustatory (indra lidah/pencerapan). Biasanya kekuatan masing-masing dalam menerima data itu sesuai dengan urutan yang saya tulis. Indra Visual mendapatkan urutan pertama, kemudian Audio, Kinestetik, dan seterusnya.
Tentu dalam kasus-kasus spesial sangat berbeda. Seperti anak saya yang kedua dan keempat itu sangat auditori. (Banyak banget Kang Asep anaknya, hahaha). Saya akan memulai dengan mengaktivasi sensitivitas indra Visual.
1. VISUAL
Menurut Manfred Zimmermann, mata kita mampu menerima 10.000.000 bit data/ informasi perseketika. Taruhlah perdetik. Tapi hanya 40 bit saja yang diterima pikiran sadar kita. NAH SEKARANG, FOKUS BACA INSTRUKSI SAYA INI SAMPAI SELESAI, dan siapkan diri teman-teman berada dalam posisi sangat NYAMAN, sangat RILEKS, sangat TENANG ya.
Mohon OFF CHAT (dalam arti hindari menulis pesan di sini tanpa saya minta yaaa). Nanti, teman-teman lakukan pada saat saya sudah menulis kata "SEKARANG" di ujung kalimat saya ya. Jadi instruksinya tuntas.πŸ˜ƒ
Mohon baca dengan teliti:
Silakan teman-teman yang sudah memiliki ANCHOR RILEKS, untuk SIAP-SIAP mengaktifkan TOMBOL ON, memasuki momen rileks tapi tetap terkendali. Sementara untuk yang belum memiliki tombol rileks, niatkan saja diri memasuki momen rileks yang pernah dialami. Rileks terdalam. Lalu hitung mundur dari 10 hingga 1 dan pada hitungan 1 masuki state rileks dalam dan makin dalam.
Posisi tangan boleh memegang pulpen atau spidol, siap menulis, dengan ujung pulpen atau spidol ada di atas kertas. Atau, boleh juga posisi tangan dan jari berada di tut demi tut keyboard buat yang belum nyiapin kertas dan alat tulis. Artinya, Anda memiliki kebebasan untuk menulis dengan pulpen/spidol atau menulis langsung di time line grup ini.
Nah. Sekarang, dengan daya tangkap subconscious Anda yang luar biasa, tuliskan apapun yang Anda TANGKAP dengan MATA, baik MATA FISIK maupun IMAJINASI Anda, GAMBARKAN dengan jelas, dengan detail, warna, tekstur, atau apapun yang bisa mata Anda TANGKAP dengan sempurna. Bisa keadaan SAAT INI, atau bisa SUATU MASA dalam imajinasi Anda. Anda boleh tulis di kertas; atau boleh tulis di Grup Ini langsung. Bebas. Sebebas Anda menginginkannya.

Silakan tuliskan dengan bebas. Bebas dari ketakutan-ketakutan. Bebas dari keharusan-keharusan. Bebas dari aturan menulis yang baik atau benar. Dengan bahasa dan cara Anda sendiri. Mata Anda boleh terpejam atau terbuka.

Aktifkan ANCHOR/TOMBOL RILEKS Anda. Perdalam rasa rileks dengan menghitung mundur dari 5 hingga 1, lalu BUKA mata Anda pada hitungan 1. Dan rasakan tubuh Anda selama 10 MENIT, TIDUR DALAM KEADAAN MATA TERBUKA. TUBUH TERTIDUR, tapi MATA TERBUKA. Lalu IZINKAN dan MINTA tangan bergerak... mulai bergerak, lepas... bebas... MENULISKAN apa yang Anda LIHAT di sekeliling Anda; atau dalam imajinasi Anda, entah saat ini, suatu masa, kemarin, minggu lalu, bulan lalu, tahun lalu, berpuluh tahun lalu, BERATUS tahun lalu atau mungkin ribuan tahun lalu. Tuliskan SEKARANG! Sampai Anda bangun dengan segar setelah 10 menit dari SEKARANG.
Sudah 10 menit. Kalau ada teman-teman yang ingin memposting tulisannya (tentu kalo nggak rahasia), silakan ya. LENGKAPI dengan deskripsi, keadaannya seperti apa, pengalaman saat menulis seperti apa. Rileksnya LIGHT, MEDIUM atau DEEP.
Silakan. Light kang
Badan ini terasa lengket sekali, cuaca terasa panas serasa di siang harti, mungkin ini pengaruh anggur merah yang baru saja kuminum, pemberian temanku di kedai barusan. Rokok marlboro terselip ditangan, abunya masih menggelantung, menunggu aba-abaku untuk jatuh di lantai, sementara kertas kosong dan pulpen tergeletak di meja kerjaku, seperti memandang dengan penuh harap dan berkata,"ayo sentuh aku!, goyangkan badanku agar apa yang kau rasakan bisa kutuangkan dalam kertas yang perawan ini, aku hanya mampu pandangi semua ioni dengan nanar, aku seperti tak sanggup berfikir, kejadian di kedai barusan sangat menggangguku, kejadian yang buat sebagian orang tentu tidak berarti apa-apa.
Seorang temanku yang usianya lebih tua sepuluh tahun dariku datang bersama selingkuhannya dan langsung duduk dimejaku tanpa basa-basi, perawakannya yang kurus, kulit cioklat, rambut klimis tersisir kebelaknag dan pakaiannya yang dandy dengan menggenggam botol aqua berisi cairan merah kehitaman dan jalannya yang agak gontai mencurri perhatian orang-orang dim kedai, belum lagi perempuan yang berkalan mengikuti dibelakangnya, bau mijnyak wangi murahan yang langsung mengintimaidasi semua pengunjung kedai memaksa kami untuk menoleh ke asal bau tersebut, pakaiannya yang serba ketat dengan warna atasan kuning dan celana legging hitam menunjukan lekuk bokongnya yang bisa membuta lelaki membetulkan duduknya. (light tanpa menyentuh tombol yang kemarin sudah dibuat)
Sepertinya puitis banget ya. Saya nggak bisa baca semuanya. Apakah coretan ketika dalam kesadaran normal, seperti ini? ATau ini lebih berantakan?
….
Ini pengalaman umroh, kang.. tangan saya sampai sakit inih. Maunya nulis...nggak mau berhenti
selain light, ternyata saya cuma bisa judul dan se-alinea doang hehe
Matanya yang sipit baru saja terlelap, hari ini dia banyak membantu, mulai dari beres beres rumah, bantuin motong motong bahan masakan, mencucinya dengan teliti, sampai bantu mengemas masakan yang sudah jadi dan siap dikirim.

Anakku terima kasih yaaa sudah banyak membantu dan mau mengerti sibuknya mama di dapur, tapi dengan begitu kita jadi lebih akrab, meskipun terkadang suka ngambek kalo disuru bolak balik ke warung karena pelupa nya mama jadi bikin kamu agak repot, maap yaaa nak...tapi kamu seneng kan semenjak mama ada @dapurmomkey kamu bisa mencoba masakan2 baru yang mama masak. Mama jadi lebih kreatif bikin menu baru setiap harinya, meskipun badan mama rasanya lebih lelah dari aktivitas sebelumnya, tapi semuanya mama syukuri dengan suka cita dan semoga mama dan kamu dikuatkan juga diberi kesehatan. (light)
Setelah menekan tombol on anchor, saya dapat visual. Gambar dan tokohnya seperti anime. Lalu saya tulis ini.
……………..
WAAAH tulisannya keren sekali. Ini ditulis langsung di sini atau di kertas? Oyam kenapa nggak mengaktifkan tombol kemarin ya? (Ini tentu gak apa-apa).
Sadar normal kang...sambil baca instruksi anda, saya lanjutkan 3 kata saya diatas. Kebetulan pas 2 chat bawah saya koq nyambung. Jadi minta injin sekalian pinjam dan ngalir aja sampe segitu. Tahu2 malah sampe ke banjir bandang MASOMBA. pdhl saya sama sekali ga pernah liat berita...cm dengar aja kalau disana lagi ada musibah πŸ™πŸΌπŸ™πŸΌ
Gelas plastik warna biru kuletakkan di atas meja. Pakaian yang sudah dilipat bertumpuk di atas kursi di sebelah kanan dan kiriku. Belum kumasukkan ke lemari. Karena terlalu banyak baju. Terlalu sempit. Tak muat lagi. Gadis asisten rumah tangga yang bekerja di rumahku sedang bersih-bersih. Aroma molto warna biru tercium. Semerbak sekali. Sepertinya ia mengepel pakai molto. Pengharum pakaian. Mungkin soklin lantainya lagi habis. Jadi biar wangi dia pakai itu.

Ibuku masih anteng di ruang tamu. Nanton youtube siaran ulang kick andy. Beliau sudah tua, gak ngerti hp. Kecuali jika anak-anaknya yang menyetelnya. Kabel-kabel menjuntai. Sambil ngecharge, sambil ngepel, sementara aku duduk di sudut kamar. Di depan pintu lemari cokelat itu.

Aku ingat betul kemarin, si Zuhdi enak-enakan ngupil di kelasku. Mengorek hidung dalam-dalam saat aku sedang mengajar. Menjadi trainer untuk anak2 batu itu. Ekspresi mukanya benar2 rileks. Menikmatmati seolah aktivitas itu. Jujur saja aku agak jijik melihatnya tapi tak sampai hati menegurnya karena ngupil itu manusiawi. Aku pun kalau sedang sendiri juga terkadang ngupil. Tapi tak di tempat umum macam Zuhdi. Nak, nak.. belajarlah tata krama lagi.

Sementara siang tadi aku dan Eca kabur. Bos lagi ga ada. Kaki pergi ke tukang servis motor. Setelah lapor kerusakan, kami pun cabut ke pasar tradisional dekat situ..malas menunggu di bengkel soalnya. Kami cari siomay, titipan seorang teman. Setelah dapat, cuaca begitu terik. Aku dan eca perci cari es podeng tapi ga nemu2. Cari es doger juga tak ada. Yang ada tukang cincau. Eca ga terlalu suka cincau akhirnya kami jalan lagi dan pilihan jatuh ke es dawet banjarnegara. Rasanya biasa aja. Santannya kurang kental menurutku. Lebih enak dawet yang di kalimulya. Ah tapi tak apalah. Yang penting dahaga ini terobati.

Aku dan Eca duduk di atas tikar. Di pinggir jalan sambil minum es dawet. Ku sruput air itu. Sambil mengunyah dawetnya.sekitarku ada beberapa orang yang lagi makan mi ayam. Ibu2 dan bapak2. Sedang di sebelah akanan ada pagar, pagar besi tipis. Sisi kirinya triplek. Ada lubang seukuran 50 senti. Sepertinya sengaja dilubangi. Aku lihat bagian kolongnya, ada semak-semak. Sampah plastik dan kaleng bir bintang. Rupanya tempat itu digunakan untuk mabuk2an pikirku. Aku mulai tak nyaman. Tapi berusaha terlihat tenang.  Ku tatap langit, matahari benar2 bersinar terang. Tepat jam 1 siang. Sedang panas-panasnya. Tiba2 temanku tertawa. Senyum2 sendiri. Kenapa ca? Tanyaku

"Itu abah datang"
Sambil menunjuk ke arah jalan

Wah, kami ketahuan. Abah datang dengan transformernya. Ia mengeluarkan hp sembari memotret dan merekam kami.

Untung abah orangnya ga lemes. Jadi dia hanya kirim itu ke teman dekat eca. Sambil tertawa2. Akhirnya aku mengajak abah gabung. Ayo bah, sini. Minum es cendol dulu. Abah mau diplastik atau di gelas?

Gelas plastik aja kami pun nongkrong bertiga di pinggir jalan
Waaaah, coretannya luar biasa banget. Iya betul, kecenderungan sulit berhenti. @Arni Narni saat menulis kondisi rileksnya LIGHT, MEDIUM atau DEEP? Kemudian, bentuk coretan aslinya seperti ini atau lebih rapih?
Ini medium, kang...
Seperti itu kalau lagi nulis cepat. Tidak apa-apa, Mas, ini baru permulaan. Dan mungkin yang diinginkan Subconscious hanya menulis seperti itu. Tadi kenapa "light", apakah ada yang mendistraksi? Sebetulnya Light juga oke, sebagai syarat minimum melakukan Automatic Writing.
Iya kang, jadi ga mau berhenti nulis. Lupakan ruang editing. Bunyi kecipak dari ekor siren itu menghenyakku. Pupil birunya menghipnotis, seakan memanggil untuk segera mengikutinya ke dalam air. Lautan biru yang dalam dan penuh misteri, adalah hunian makhluk ini.

Langkahku berat melawan deburan ombak, tapi tetap kupaksa melangkah maju.

"Mendekatlah ... ayo, kemarilah. Aku akan menunjukkan padamu, rumahku. Kau pasti akan menyukainya." Aku mengangguk, lalu berjalan pasti ke tengah lautan.

"Hei! Apa yang akan kau lakukan? Berhenti!" Suara lain menyeruak.

"Jangan hiraukan. Aku di sini. Kemarilah ... kau akan tahu seberapa indah duniaku."

"Berhenti!" Memekik semakin tinggi.

Tiba-tiba kurasakan sebuah tangan menyeret pergelanganku.

Sekali lagi, aku terhenyak, dengan keringat membajir di tubuh.

"Kau ... baik-baik saja…
Betul, ada si kecil lagi main jadinya kurang ‘fokus’ hehe
Ini ditulis langsung di keyboard, atau sebelumnya lewat coretan? Infokan saya pengalaman rileksnya ya, ringan, menengah atau dalam.
Ini saya light, awal sering terinterfensi namun setelah saya deep menjadi lancar tulisan berubah menjadi kebih besar
Ditulis langsung di keyboard kang, ringan
Wah, luar biasa banget. Gambarannya detail. Tadi rileksnya ringan atau dalam? Ini juga unik. Kalau bisa, karena ini praktek mengaktivasi indra diri dengan mengakses subconscious, sebaiknya akses subconscious, agar nanti tahu bedanya dengan menulis saat sadar. Siap kang.
Terselip pertanyaan saya juga disana. Tp sedikit banyak juga sudah kejawab. Makasih kang.... Saya bisa fokus ke gambar yg saya dapat. Tapi masih kepikiran satu dua hal siang tadi. Jadi itu ringan atau dalam kang? Atau medium?
Ini tulisannya asyik banget. Melihat tulisannya, kayaknya @+62 878-8587-0089 ini tipikal orang KINESTETIK sekali. Beberapa diksi yang digunakan mengarah ke situ. Biasanya tipe ini gak bisa diam, sukanya bergerak dan lincah. Kalo belajar nari, yoga, olah raga, pasti jagoan, hahaha...
Malam Mas Asep dan Om Bud, juga teman-teman, bahagia rasanya bisa bergabung kembali setelah absen 2 kali, semoga semuanya selalu sehat dan bahagia. Saya mencoba mempraktekkan sendiri material yang terlewatkan dan akhirnya bisa merayakan rileks(setelah beberapa kali mencoba dan membaca ulang lagi). Tadi saya kerasa rileks dan rasanya seperti tidak berapa di dalam rumah.
Tulisan saya agak tidak terbaca di beberapa tempat hehehe. Saat ini saya berdiri di daerah central stasiun, rasanya seperti anak kecil diajak ke tempat mainan, saya senang sekali dan bisa dibilang tidak sabar.
Saya senyum-senyum memandang sekeliling dan menatap penjaga dan pintu museum, menunggu antrian untuk masuk. Pengen rasanya bilang ke semua orang yang memandang saya, bahwa mimpi saya m…
Btw, @+62 878-8587-0089 kondisi nulisnya rileks ringan atau medium atau dalam? Medium kang. Saya tidak bisa menilainya. Ukurannya rasa rileks dalam diri, bukan berjalannya pikiran kita.
Saya lihat ini karakter tulisan Automatic Writing, dari bentuk coretannya. Terutama dari bagian tengah ke bawah. Kalo gitu, kayaknya medium kang. Cukup rileks kok tadi. Wahhh, tulisan yang keren. Boleh saya lihat coretannya @NancyZenith DragonDraven? Apakah lebih berantakan dari coretan normal biasa? Tapi kalo nggak mau diposting juga gak apa-apa yaaa.πŸ˜ƒ
Ini kondisi rileksnya seperti apa? Wkwkwk Maaf Mas, atas2nya berantakan
Kereeeen. Saya malah seneng kalo ada coretannya berantakan.
Tombol ON menyala dan saya merasa saya tertidur. Tapi saya tidak bisa masuk lebih dalam karena ada suami saya disamping saya... Saya berusaha untuk menulis dan merasa tombol tetap ON. Hasilnya tulisan pribadi tentang tusuk konde pemberian mantan suami πŸ€”. Saya merasa menulis dengan kecepatan yang terburu-buru dan tidak bisa terkontrol. Tulisan jadi tidak rapi dan sulit untuk dibaca.
πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚Makasih Mas, anak saya bilang  "ma, barusan papa manggil, mama gak njawab." πŸ˜…
Menarik sekali ini. Berbeda dari yang lain, ini semacam artikel tentang fotografi. Kondisi menulis, state rileksnya seperti apa? Posisi berbaring di ruang sholat, kang, kalimat pertama muncul² begitu saja, dan segera saya tuliskan, dilanjut dengan citra imaginasi dan segera saya tulis juga.
Sempet tidur membayangkan ruangnya spt apa.. dimensi yg dimasukin...masih ruang absurb..  setelah merem..  dan melek.. dan nulis..  agak pegel seh nulisnya
Ini real automatic writing @Shanti Santi. Dari karakter coretannya, kemudian dari cerita state mental yang dirasakannya, dll. Keren banget. Terima kasih yaaa.
Masih bingung ma light, medium or deep.. gmn bedainnya
Taruhlah seperti saat mau tidur, kita mersakan step rileks dari mulai sadar total, nyaman dan malas bergerak, sampai kemudia muncul tenggelam. 3 fase itu bisa dibilang light, medium dan deep. Walau tidak sklek seperti itu ya.
Oke KITA LANJUT ya teman-teman.
Teman-teman, kenapa di awal saya menginstruksikan "Baca dengan Teliti", karena harapan saya step-stepnya teman-teman ikuti. Ini bukan soal bagaimana teman-teman bisa menghasilkan sebuah tulisan. Tujuannya bukan itu.
Tapi bagaimana PROSES teman-teman dalam menghasilkan tulisan. Nanti mau banyak atau sedikit tidak jadi soal. Targetnya adalah, seperti apa menulis dalam kondisi diri trance, baik itu Light, Medium atau Deep.
Langsung di sini, sebelum masuk sesi ini saya mempersiapkan diri saya, jadi ketika sesi dimulai dan kang asep kasih aba-aba, saya langsung mulai aja...walaupun apa yang saya mau sampaikan belum selesai... (maaf telat, sibuk baca tulisan yg lain...keren-keren ya, saya doang yang berantakan).
Jadi saya sedang membiasakan teman-teman menulis dalam kondisi trance itu. Dengan demikina, saya berharap, teman-teman mengaktifkan Tombol Rileks bagi yang punya. Atau memasuki State Rileks dengan seperti yang sudah saya ajarkan kemarin.
Wahhh, sudah mau pukul 22.00. Baiknya ke-4 indra berikutnya saya pandu besok lagi saja ya. Sekarang, silakan kalau ada pertanyaan. Sebelumnya, saya berikan dulu mike ke Om Budiman Hakim.
Mangga Om @Budiman Hakim​. Silakan, saya pandu langsung saja, bila ada yang bertanya, monggo. Saya mau tanya hal ini kang. Apa tombol on off sebuah keharusan atau dengan merilekskan diri seperti yg saya lakukan juga boleh?
Tombol On/Off itu cuma alat untuk masuk Rileks Diri. Jadi bukan keharusan. Yang harus adalah State Rileksnya. Baik Light, Medium atau Deep. Karena ini proses latihan, lebih Deep lebih bagus. Silakan pertanyaan berikutnya.
Terima kasih Mas, saya pengen nanya, kenapa tadi saya saat menulis rasanya menggebu-gebu (seperti itulah perasaan saya) dan semua kata seperti berhamburan bercampur kenangan, tapi tangan tidak bisa diajak kompromi, dan terus terang yang saya ketik sudah saya edit hahaha karena kayaknya gak nyambung dan norak sekali pas dibaca lagi πŸ™ˆ Terima kasih
Nah bagaimana kita tau itu light dan seterusnya...? Eh...maaf. πŸ™maaf. Iya silakan yg mau nanya. Salah satu fenomena menulis di Automatic Writing seperti yang @NancyZenith DragonDraven ceritakan tadi. Kita menulis di ruang Subconcious yang notabene ruang seluruh DATA. Data lengkap dengan emosinya ya. Makanya. data yang deras keluar disertai dengan perasaan-perasaan yang bagi beberapa orang tak tertahankan.

TANYA JAWAB
Saya merasa memperaktekkan menulis kondisi trance menggunakan keypad /masih timbul perasaan takut salah ketik di benak yang sepertinya sedikit agak mengganggu proses penulisan. Dari pengalaman kang asep sendiri apakah ada perbedaan yg cukup signifikan menulis dalam kondisi trance menggunakan keypad/keyboad dan menggunakan pena/kertas?
Itu SEBABNYA saya menganjurkan menulis dengan kertas dan pulpen/spidol. Pertama, untuk menghindari menulis di ruang publik hal yang rahasia. Kedua, yang kita praktekkan adalah metode Ideomotor Response, koneksi langsung antara subconscious dengan jari-jari tangan. Tentu via keyboard juga masih tetap bisa, jari tetap bergerak, tapi berbeda dengan coretan tangan yang coretannya tak terputus. Jadi secara intensitas berbeda.

Untuk @NancyZenith DragonDraven, yang harus ditampilkan ke saya justru yang nggak diedit. Karena kan analisisnya harus analisis Automatic Writing betulan, hahaha...
Next, teman-teman. Yaak silakan yang mau tanya.....
Ijin bertanya, saya kebetulan hobinya streetfotografi dan saya kasih cerita, nah untuk membuat cerita saya biasaya melakukan contactnes dengan foto yang ada baru saya tulis, apakah ini juga termasuk automatic writing.
Yup, bisa, proses seperti itu termasuk ke dalam proses "deep trance identification", kita berasosiasi dengan sesuatu, termasuk dengan benda yang ingin kita menyatu di dalam "ruh"nya.
Kita bisa berasosiasi dengan apapun, dengan siapapun, termasuk dengan skill Steve Jobs misalkan. Atau siapapun yang ingin kita "bajak" ekselensi dirinya.
Next. Setelah ikut kelas ini saya baru sadar ternyata ini namanya automatic writing. Dan sepertinya dulu saya sering melakukan itu. Cuma sayangnya saya tulis di sembarang kertas atau kadang2 di buku. Mengalir begitu deras. Nah pertanyaaannya, automatic writing ini kan ditulis dalam keadaan rileks, sedangkan dulu saya sering menulis lepas dalam keadaan sedih dan marah, apakah ini termasuk jenis automatic writing juga kang?
Rileks itu jangan diartikan dengan CUMA kendurnya otot dan saraf-saraf diri kita, tapi, terbukanya ruang Subconscious, di mana emosi dalam rupa apapun ada di dalamnya.
Kata "rileks" itu cuma simplifikasi dari saya aja agar lebih mudah dipahami.
Yang jelas dari awal saya sudah bilang, menulis Automatic Writing adalah menulis dengan kita mengakses Subconscious Diri. Oya, automatic writing ini hal yang alamiah. Bisa terjadi secara alamiah pada setiap diri kita. Seperti yang terjadi sama @+62 878-8587-0089 itu. Saya hanya "menstrukturkan" apa yang alamiah itu biar bisa kita eksplor kapan pun di mana pun. Gak cuma kalo lagi mood aja. Itulah sebabnya, hal yang alamiah saya ilmiahkan, saya bikin sistematikanya. Sehingga, nggak cuma @+62 878-8587-0089 yang bisa, tapi siapapun bisa.
Bagaimana mengatasi perasaan atau emosi yg dalam sampai tak tertahankan tadi ya kang? Apa biarkan mengalir dulu baru nulis ya? Capek juga ya jadinya.. hehe.. tapi setelahnya seneng2 aja sih..
Biarkan saja mengalir deras. Toh menulis itu bagian dari terapi. Melepaskan Emosi diri. Ini yang disebut "katarsis" (yang bilang Socrates atau Aristoteles, saya lupa). Katarsis adalah terjadinya "penyucian diri", pelepasan emosi. Sehingga gak heran setiap setelah menulis kita merasa lega. Nah, di kasus Automatic Writing, katarsis yang terjadi sangat ekstrem. Meminjam kata @Dewi Aryani, tak terkendali.
Tapi tentu, untuk menghindari "abreaksi", bikin FRAME saja, "Saya meniatkan diri untuk melepaskan semuanya dengan TERKENDALI, dengan NYAMAN, dengan AMAN. Saya mengizinkan diri untuk hanyut, tapi tetap TERKENDALI."
Insya Allah, yang terjadi seperti apa yang sudah kita niatkan. Lakuakan ya @Dewi Aryani kalo kuatir "hilang kendali" (saya pakai tanda petik karena maksudnya bukan hilang kendali).

Om Bud and kang asep punten, mohon ijin, apa saya boleh sharing pengalaman kemarin setelah sesi, lewat japri ke kang asep? Kalo bermanfaat jadi pelajaran untuk teman-teman, silakan di sini saja. Kalo sensitif, japri saja. Kalau tidak keberatan, japri dulu gpp ya? Boleh, mangga.

Saya Om Bud, Mas Asep apakah tulisan dalam keadaan emosi berbahaya? Kalau Saya baca lagi tulisan-tulisan saya, Saya tidak sanggup dan biasanya Saya sobek atau bakar.
Nah, ini dia. Pertanyaan sangat BAGUS. Matur suksma @NancyZenith DragonDraven​. Kegiatan Automatic Writing adalah kegiatan yang sangat-sangat SEHAT. Automatic Writing adalah menulis di Ruang Imajinasi, kata Om Bud. Artinya, itu adalah ruang private kita.
Emosi baik itu negatif maupun positif, berlaku untuk diri sendiri.
Saat isi tulisan kita hal negatif, artinya kita sedang menerapi diri, melepaskan segala yang melekat NEGATIF dalam diri, luruh dan lenyap. Kalo yang terjadi adalah emosi negatif, saran saya, ROBEK, BUANG, atau yang lebih bagus lagi BAKAR.
Saat membuang, membakarnya jadi abu atau merobeknya, niatkan di dalam hati, "Seiring hilangnya tulisan ini, maka hilang seluruh perasaan negatif yang membelenggu saya. Karena saya berhak untuk bahagia. Dan mulai detik ini dan seterusnya, saya bahagia, semakin bahagia, dan semakin berpikir positif."
Yang PARAH, adalah orang yang menuliskan emosi negatif di ruang publik. Bayangkan, emosi itu hal private, ia tulis di ruang publik. Efeknya ada dua, yang pertama adalah MEMBUNUH DIRINYA SENDIRI.
Tulisan dibaca pertama kali oleh dirinya. Dan impact negatif pertama untuk dirinya. Lalu dibaca 1 orang, 2 orang, viral. Maka energi itu tersebar, dan energi itu tidak hilang, ia akan bertumpuk-tumpuk, lalu balik lagi ke penulis pertama, sekaligus menarik energi-energi buruk dari seluruh orang yang pernah membacanya.
Bahaya yang kedua tentu bagi para pembacanya itu sendiri. Tulisan bermuatan negatif merangsng aktifnya zat dalam diri dia untuk cemas, kehilangan kebahagiaan, takut, was-was, dan akumulasi negatif lainnya.
Kalo posisi kita sebagai pembaca, saya wanti-wanti, aktifkan "critical factor" dalam diri kita. Pertanyakan apa yang kita baca. Lihat motivasinya, amati muatan emosinya, lalu TOLAK bila kita tahu itu negatif.
Cukup dengan bilang: "Saya hanya bersedia menerima hal baik, dan saya buang semua hal buruk yang masuk ke dalam tubuhd an pikiran saya." Saya jamin teman-teman TERBEBAS dari pengaruh negatifnya.
Kalo kita mau kasih pelajaran ke penulis hal buruk itu, kita bisa bilang dengan menambahkan: "Dan saya kembalikan ini pada yang menjadikannya ini ada." Saran saya: Doakan saja agar semuanya baik-baik saja. Pesan saya, menulislah hanya hal baik.
CLOSING
Saya senang ada banyak hal yang teman-teman share, dan itu menjadi pelajaran juga buat saya. Bagi saya, setiap fenomena di setiap saya memandu automatic writing, adalah pelajaran-pelajaran baru tersendiri buat saya.
Semoga juga teman-teman menangkap hal yang sama. Selamat beristirahat. Wabillahi taufiq walhidayah. Wassalamu alaikum warahmatullahi wbarakatuh.πŸ˜ŠπŸ™
Waalaikumsalam Mari kita beri applause yang meriah buat Kang Asep. Kita ketemu lagi minggu depan. πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘

THE POWER OF HYPNOTIC WRITING (AUTOMATIC WRITING 1)


Materi             : The Power of Hypnotic Writing
Waktu             : Selasa, 21 Juli 2020
Narasumber    : Kang Asep Herna

Materinya Kang Asep adalah rangkaian dari Hypnotic writing. Di mana kita bisa memanfaatkan kecerdasan alam bawah sadar untuk menulis. Supaya saya tidak berlama-lama membuang waktu, lebih baik kita panggil saja guru kita, termasuk guru saya juga.....
Kang Asep Hernaaaaaa......πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘
πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘
Silakan, Sep....
Terima kasih, Om. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat malam, teman-teman. Saat ini kita memasuki Sesi #2 The Power of Hypnotic Copywriting, sebagai bagian dari pelatihan The Writers.
Teman-teman, di sesi saya, ruang chat akan kami buka, karena saya perlu untuk terjadi interaksi dalam rangka experience sekaligus melakukan eksperimen bagaimana kata terkait dengan mental kita. Soalnya, kalo kita lakukan hanya satu arah, materi saya jadinya cuma cerita awang-awang saja.
Sayangnya, saat saya buka kemarin agak chaos ya, sehingga interaksi banyak yang nggak releva. Efeknya materi jadi nggak clear. Apalagi yang telat datang, begitu baca saya minta temen-temen response, langsung posting response, padahal materi udah jauh ke mana-mana.
Karena itu, ruang chat akan tetep saya buka di malam ini juga malam berikutnya, tapi dengan aturan main yang mesti kita sepakati. Seperti berikut ini:
1.     Teman-teman hanya menulis di momen ketika saya minta menulis (yang join/datang belakangan, mending tidak usah response ya, karena pastinya responsenya telat sehingga tidak relevan dengan topik yang sedang berlangsung)
2.     Hindari menulis hal-hal yang tidak penting, seperti "Naaah betul", "Setuju", "Ngebullll niiiih" dll., kecuali diminta pemateri untuk memperkuat eksperimen
3.     Berempati pada peserta yang lain, dengan merasakan bahwa kalau menulis hal tidak penting, ini mengganggu kenyamanan peserta lain
4.     Di sesi Tanya Jawab, penanya tidak memposting pertanyaan sebelum dipersilakan oleh pemateri. Saat pemateri menjawab pertanyaan, penanya berikutnya tidak memposting pertanyaan sebelum pemateri bilang "Next"
Semoga teman-teman mengerti ya, karena kita adalah bagian dari 160 teman-teman yang ada di sini. Baik, kita mulai.
Kemarin kita sudah membahas mengenai mekanisme mental manusia, tipikal sugestivitas audience, sekaligus kita mendemonstrasikan bagaimana diksi atau kata serta sebuah struktur kalimat mampu membawa trance audience.
Thanks Mas Asep. Sebagian dari teman-teman ada yang berhasil merasakan efeknya, langsung dan ekstrem.
Persis seperti menurut  Stanford Hypnotic Succeptibility Scale (SHSS), kita mendapati bahwa dalam test kita kemarin ada teman-teman yang Sangat Sugestive, ada yang Moderat (Biasa-biasa saja), dan ada yang Sulit. Prosentase-nya saja yang berbeda ya.
Pertanyaannya, bagaimana bisa, KATA, apalagi dalam format texting seperti di WA ini, mampu memengaruhi audience bahkan menciptakan trance pada audience?
Teman-teman, tentu saja, kata tersebut disusun dalam sebuah formula tertentu. Dalam sebuah struktur tertentu. Dalam sebuah cara tertentu. Sehingga “kata-kata” tersebut bisa menciptakan trance.
Dalam pandangan hipnosisme dan neuro linguistic programming sendiri, kata sangat dipercaya berkaitan dengan emosi. Kata, sudah sangat mutlak merepresentasikan sebuah pengalaman. Dan setiap pengalaman memiliki kesan tersendiri. Memiliki nilai tersendiri. Memiliki emosi tersendiri.
Apakah menyenangkan, apakan menyedihkan, apakah membuat jijik, membuat takut, dan semua nilai emosi lainnya. Ada beberapa riset yang pernah dilakukan, satu kelompok, dalam sekian waktu, bereksperimen untuk berkutat dengan kata-kata yang berkonotasi baik, seperti bahagia, senang, gembira, cinta, enak, mimpi indah, berhasil, sukses, dan kata-kata positif lainnya.
Sementara di satu sisi, kelompok lain mencoba hanya mengeksplorasi kata-kata bermuatan negatif seperti benci, marah, jengkel, bete, was-was, kuatir, gagal, dan sejenisnya. Satu bulan kemudian, ternyata kelompok yang berkutat dengan kata-kata baik wajahnya sangat amat bersinar, berseri-seri, dan terlihat berpikiran optimistis. Sementara yang berkutat dengan kata-kata negatif, sebaliknya. Kuyu, kusut, kucel, kumuh, dan sejenisnya.
Saya sendiri sering ketika di ruang kelas bereksperimen, mengkondisikan salah satu subjek untuk memikirkan pengalaman terburuk dalam dirinya, yang paling membuat ia merasa berada di posisi paling tidak beruntung. Saya perbesar perasaan negatifnya itu hingga berada di puncak paling kuat. Dan apa yang terjadi ketika ia saya minta untuk membacakan sebuah buku yang saya bawa?
Ia bener-bener menjelma orang gagap, tak bisa berkata-kata, bahkan sekadar membaca apa yang terlihat di matanya. Saat saya tanya, ia merasa matanya blank. Kok bisa sih, Kang? Inilah The Power of Words.
Ketika sebuah kata diucapkan, ditulis, didengar atau dibaca, maka manusia akan melakukan pencarian terhadap sebuah pengalaman terkait kata tersebut, lengkap dengan emosinya. Inilah yang disebut dengan Trans Derivational Search (TDS). TDS ini istilah yang sangat akrab dengan hypnosis aliran Ericksonian yang berbasis conversational hypnosis (hypnosis percakapan), juga dengan Neuro Linguistic Programming (NLP).
TDS adalah proses pencarian makna yang dilakukan seseorang ke dalam internal dirinya, atas suatu data (kata/bahasa) yang ia terima. Mekanismenya mirip dengan ketika kita ngetik suatu KATA di kolom SEARCHING Google. Begitu suatu kata kita enter, taruhlah kata “BAHAGIA”, maka akan muncul beratus ribu atau bahkan mungkin berjuta laman yang terkait dengan kata “BAHAGIA” yang terarsip di dalam data Google.
Begitu juga proses TDS yang terjadi pada manusia. Ketika seseorang menerima data kata BAHAGIA, maka otak manusia melakukan SEARCHING atas makna kata BAHAGIA itu. Akan muncul (secara unconscious) semua pengalaman BAHAGIA ketika sejak keluar dari janin hingga detik ini.
Bayangkan, berapa triliun pengalaman bahagia kah jumlahnya? Apa yang kita rasakan ketika sensasi bahagia ini hadir? Dan itulah akumulasi dari berbagai momen bahagia. Itulah ajaibnya arsip manusia, yang JAUH melebihi kemampuan arsip Google. Itu sebabnya pula, kita harus hati-hati memilihi DIKSI atau kata, jangan sampai yang masuk ke dalam diri kita kata-kata NEGATIF.
Karena proses TDS siap berlangsung, menghadirkan sensasi dari hasil pencarian makna kata tersebut, saat dikaitkan dengan momen-momen kata negative tadi. Jadi, melihat proses TDS ini, sangat masuk akal kan, riset yang tadi saya ilustrasikan di depan, bahwa dalam 30 hari orang berkutat dengan hanya kata-kata bermuatan baik atau buruk, maka ada impact besar terhadap perilaku bahkan penampilan fisiknya.
Oiya, saat TDS berlangsung, maka sudah dipastikan, manusia sedang mengalami TRANCE! Sedang fokus pada memunculkan emosi terkait kata yang di-enter di dalam otaknya. Saat trance, manusia, jelas, sedang berada di wilayah sangat amat sugestif.
Nah, apa hubungannya, TDS dengan Copywriting, Kang? Copywriting adalah sebuah kerja terkait dengan memasukkan DATA-DATA berupa KATA, agar pada audience kita terjadi TDS yang kita harapkan. Terjadi TRANCE yang kita harapkan.
Nah, bahasa memang merupakan alat trance yang sangat efektif. Rasakan, atau bayangkan pengalaman kita kemarin, saya memang sengaja memunculkan pengalaman trance dengan mengeksplorasi bahasa. Dan ini saya set, untuk sekaligus kita memahami, bahwa bahasa adalah alat trance yang begitu sempurna.
Milton Erickson, Bapak Hipnosis Modern Dunia, adalah tokoh yang sangat piawai dalam hal ini. Nggak heran, orang sekelas seorang ahli linguistik seperti Dr. John Grinder, bareng dengan ahli komputer seperti Dr. Richard Bandler, memetakan pola-polanya menjadi awal mula NLP, dengan Milton Modelnya.
Saat saya mengenal NLP, saya baru tahu, ternyata Dr. John Grinder ini, metodenya, sangat terpengaruh oleh tokoh linguistik kiblatnya para dosen saya di UI, seperti Noam Chomsky, yang terkenal dengan teori Tatabahasa Generatif-nya (Transformational Generative Grammar).
Mas Anwari dan Kifti pastinya sangat akrab dengan nama yang satu ini. Temen satu angkatan saya, linguis di UI, bahkan menamakan anaknya Chomsky, hahahahaah. John Grinder mengadopsi pemikiran Chomsky yang bilang bahwa bahasa itu terdiri dari dua: Deep Structure (Struktur batin di mana konsep bahasa muncul); dan Surface Structure (Struktur permukaan ketika bahasa diimplementasikan dalam bentuk bunyi, kata, kalimat).
Nah, dari struktur ini, Grinder menemukan bahwa apa yang muncul dalam wujud bahasa, kerap berbeda dengan apa yang ada dalam struktur batinnya. Apakah karena proses distorsi, deletion, generalisasi, dll. Ini yang kemudian jadi fokus bahasan John Grinder dan Richard Bandler, di dalam NLP-nya.
Telaah mendalam dari hal ini kemudian menghasilkan rapinya benang kusut mental manusia. Bayangkan, problem mental, bahkan psikosomatik, muncul gara-gara terjadi distorsi atau deletion atau generalisasi dan saling sabotase lainnya antara Deep Structure dan Surface Structure tadi. Lalu dengan klu Chomsky, maka Grinder dan Bandler coba memaut dan mengurutnya.
Silakan pelajari lebih mendalam soal ini kalo tertarik ya. Dan ini tidak cuma berkaitan dengan masalah kesehatan mental saja, tapi juga berhubungan dengan soal ekselensi diri manusia.
Bahkan, bahkan, bahkan, dari 2 teori dasar Chomsky, bisa tercipta ke-chaos-an dalam sistem sosial, kalo disalahgunakan oleh orang-orang tak bertanggung jawab. Bagaimana distorsi, deletion, generalisasi dll. atas sistem bahasa (taruhlah sistem makna), bisa membuat huru-hara di suatu wilayah. Bener ya kata pepatah, lidah (kata) itu lebih tajam dari pedang.🀣
Wah, kok intermezzo-nya jauh sekali ya. Trance ternyata saya nih. Saya ingin mengajak dulu teman-teman fokus soal TDS (trans derivational search) tadi. Karena ini adalah inti, bagaimana tulisan kita bisa membangkitkan emosi audience kita.
Yang kita tahu bahwa 88% sistem tubuh kita, tindakan kita, dikendalikan oleh emosi kita. Oleh subconscious kita. Nah, sekarang saatnya kita bereksperimen ya, untuk sekaligus mengalami, seperti apa sih 1 kata saja bisa terkait dengan jutaan momen yang tidak kita sadari.
Seperti kata yang kita ketik di mesin pencari Google tadi, yang begitu kita enter menampilkan puluhan bahkan ribuan laman terkait. Nah, saya ingin bertanya dulu ke temen-temen, kalo saya minta memilih 1 kata, malam ini teman-teman memilih untuk "Bahagia" atau "Menderita".🀣🀣🀣🀣
Nah, ini boleh dijawab deh, hahahaha... bahagia. Bahagia Bahagia Menderita Bahagia Bahagia Bahagia. Ini serius atau canda?🀣 Bahagia Bahagia. Mas @Cahyo Ken kemarin masuk ke dalam kategori 10% atau 85%?
Bahagia Bahagia bahagia Bahagia Teman-teman yang memilih bahagia, terima kasih ya. Insya Allah kita pilih kata ini. Serius... meski ada unsur becanda. Sering saya pakai. Entah itu masuk keilmuan ini atau tdk. Itu yg ssaya cari tahu. Kebetulan pas 2 kata ini kang 10% Bantu jwb
Ini jawab dulu dong, masuk kategori 10% atau 85% kemarin? Tau dari mana? Dr kt2 mas kmrn. 85% mudah disugestiv. Mudah disugesti itu yang 10%. Maksudnya 10%?
85% itu moderat. 5% itu sulit. Oh iya. Oke... Teman-teman, 160 teman-teman di sini menyaksikan ya  keiginan yang unik dari Mas Cahyo ini.🀣 Insya Allah saya coba membahagiakan Mas @Cahyo Ken dengan membantunya untuk "menderita", bila saya ada waktu.🀣
Tapi sekali lagi ini sekadar eksperimen betapa kata itu terkait dengan rangkaian pengalaman kita ya. Sementara saya fkus dulu ke teman-teman yang memilih dan ingin menghadirkan emosi "Bahagia", karena itu pilihan terbanyak.
Baik, teman-teman, di eksperimen ini sekalian saya ingin menjadikan momen BAHAGIA ini bisa teman-teman hadirkan kapan pun dan di mana un setelah malam ini, ketika teman-teman memerlukannya.
Percayalah. Saat teman-teman presentasi di depan client, saat teman-teman lagi menawarkan produk ke calon pembeli, pada saat teman-teman mau pidato, mengajar, sidang tesis dll., ketika emosi BAHAGIA teman-teman munculkan, maka teman-teman akan PEDE, Semangat, Percaya diri, dan teman-teman berada di Peak Performance teman-teman. Insya Allah.
Nah, kita akan coba hadirkan emosi dengan meng-enter keyword di mesin pencari otak kita, dan keywordnya adalah: BAHAGIA. Biarkan otak kita, subconscious kita, mengahdirkan momen yang paling membuatteman-teman bahaia di dalam hidup teman-teman.
Nah, nanti, saat perasaan BAHAGIA itu hadir, saya akan MENYATUKAN perasaan bahagia itu dengan simbol. Simbol ini saya sebut Anchor.
Simbolnya kita seragamkan ya, yang paling gampang, yaitu: KEPALAN TANGAN DI DADA KIRI.
Jadi, pada saat nanti teman-teman sedang berada di PUNCAK PERASAAN BAHAGIA, teman-teman saya pandu untuk MENGEPALKAN TANGAN KANAN DENGAN KUAT, dan meletakkannya di DI DADA KIRI.
Gunanya:
Saat kapan pun dan di mana pun teman-teman ingin menghadirkan perasaan nyaman, maka teman-teman tinggal cukup Mengepalkan Tangan kuat dan meletakkannya di dada kiri. Persis jantung.
Paham kira-kira, teman-teman?
πŸ‘
Terima kasih, Mas.
Kalo ada yang kurang paham, boleh bertanya ya, sebelum kita mulai. Biar berhasil.
Yang lain paham atau mengerti nih?🀣
paham kangg
Saya tunggu minimal 5 orang yang jawab ya. Biar lancar dan jadi do'a baik.
Paham mas
Kata adalah Doa.
Paham, Kang
Paham kang
paham kang
Paham Mas
Baik. Terima kasih. Kita mulai.
Untuk Mas @Cahyo Ken, saya izinkan khusus Mas Cahyo untuk mengganti semua kata baik saya dengan kata sebaliknya. Misal kata BAHAGIA dengan kata MENDERITA. Kata Indah dengan kata BURUK. Kata SENANG dengan kata SEDIH.
Dan itulah yang terjadi tas perkenan Mas Cahyo sendiri.
Ini sekadar eksperimen ya, hanya berlaku malam ini.
Untuk Mas Cahyo saya tidak akan memberi treatment khsusus, jadi silakan ikuti dan maknai seperti makna antonimnya.
Siap kang πŸ™πŸΌ
Baik kita coba ya teman-teman. Kita mulai, untuk menghadirkan pengalaman paling bahagia dalam hidup teman-teman. Bisa hari ini, bisa kemarin, bisa beberapa minggu lalu, tahun lalu, beberapa puluh tahun lalu, beberapa rats tahun lalu. Bisa pengalaman bahagia atas momen diri sendiri, bersama teman, atau pasangan, atau ayah, ibu, dengan orang-orang tercinta, orang yang teman-teman kenal, atau belum teman-teman kenal.
Silakan ambil posisi duduk yang paling nyaman. Atur napas dengan baik. Tarikan dan hembusannya membuat teman-teman merasa sangat rileks dan nyaman.Tarik nafas lewat hidung, dan hembuskan lewat mulut. Dan itu adalah cara yang sangat sehat.
Silakan ikuti instruksi ini dengan teliti, tahapan demi tahapannya:
1.     Ingat, Simbol/Anchornya adalah KEPALAN TANGAN DI DADA, atau boleh ciptakan simbol lain yang Anda lebih nyaman
2.     Silakan pejamkan mata. Bayangkan, rasakan, hadirkan, momen PALING INDAH yang membuat ANDA SANGAT AMAT BAHAGIA di dalam hidup Anda.
3.     Perjelas momen itu. Bikin lebih jelas dan detail lagi. Beri warna, dan perkuat dengan menghitung dari 1-3. Setiap hitungan, membuat momen indah itu semakin kuat dan nyata
4.     RASAKAN KEBAHAGIAAN-nya menyelimuti Anda. PERBESAR KEBAHAGIAAN itu dengan MENGHITUNG dari 1 sampai 5. Tiap hitungan membuat rasa BAHAGIA semakin besar dan semakin BESAR lagi mengalir dalam tubuh dan pikiran Anda
5.     Sekarang, di puncak bahagia ini, PASANG ANCHOR/SIMBOL yang tadi disepakati. KEPALKAN TANGAN DI DADA, lalu satukan KEPALAN KEPALAN TANGAN DI DADA dengan momen dan rasa BAHAGIA itu. KEPAL TANGAN sekuat-kuatnya, dan NIATKAN, kapan pun Anda KEPALKAN tangan di dada, maka perasaan BAHAGIA ini muncul seketika. ULANGI sampai 3x agar semakin KUAT.
6.     Pemasangan ANCHOR pun selesai. Kembalikan tangan seperti semula.
7.     Silakan kembali rileks, dan suasana kembali normal.

Oke. Hapal kan tahapan-tahapan di atas? Gampang kan?
Silakan coba SEKARANG.
Kalo ada yang mau report, silakan ya. tulis perasaannya seperti apa. Apa yang terasa dalam tubuh juga silakan.
ada rasa lain yang timbul, keberanian dan mantap hati...
Momen indah apa yang muncul, Mas?
Saat melakukan poin 2-4 rasanya makin berdebar, ada sensasi berdenyut di kepala, dan sesaat seperti mau tertidur 😁. Lalu disertai rasa ringan. seperti melayang
Batch 8, ada yang memunculkan momen saat ultah TK, hahaha...
saat saya mencoba bangkit dari kebangkrutan...is it ok?
Terima kasih. Ini sekarang bisa dihadirkan dengan CUKUP PEJAMKAN MATA, DAN KEPALKAN TANGAN DI DADA. Rasa itu muncul dengan cepat.
Oke banget. Karena point-nya BANGKIT.
Ringaan spt terbang diatas taman yg penuh keindahan, lepas bebas mnikmati alam, lega plong dan menjadi diri sendiri. Seperti putri yg melayang2 di awang. Bahagia..
Berdebar-debar rasanya sampai senyum2 sendiri jadinya. seperti kembali ke momen itu, nyata banget rasanya.
Coba sekarang cukup KEPALKAN TANGAN DI DADA, perasaan itu muncul tiba-tiba. Unik pastinya.
eh iya loh beneran 😍
Hahahahaha... Lucu ya?
Bener..πŸ‘πŸ‘
iyaa.. ini bs dipake terus kang?
hehehe..iya, kok bisa sihπŸ₯°πŸ˜
Mulai muncul lagi sesaat saya ngomel2 dalam hati kang... 😰
Saya merasa berada pada sebuah taman, ada rumah kayu kecil yang indah, di sana sedang musim bunga seperti sakura. Dan, rasanya saya seperti terbang di antara pepohonan rimbun dan hijau. Hehe..menghayal bisa terbang.
Teman-teman, COBA SEKARANG CUKUP PEJAMKAN MATA, dan KEPALKAN TANGAN DI DADA, maka perasaan BAHAGIA yang sama muncul tiba-tiba.
Momen yang muncul adalh saat saya digendong ayah, 9 tahun yg lalu. Saat saya masih sd. Tapi berhubung 6 thn lalu ayah saya meninggal. Kok jatuhnya jadi sedih ya?
BISA BANGET. Gunakan di momen yang diperlukan. Ketika apapun. Taruh misal saat takut, lakukan itu. Maka semua berubah jadi bahagia. Itu hadiah dari saya ya. Atas kuasa Tuhan.
Saya lihat senyum orang2 yang saya sayang.
Makasih mas.. wah pasti berguna bgt. karena saya termasuk pengidap mood swing akut πŸ˜†
mas saya boleh mencoba dengan momen berbeda?
Trimksh banyak kang, hadiah yg luar biasa, di toko ga ada yg jual..😊
Waaaaah, luar biasa banget. Nggak apa-apa @Dina_Riani, walaupun sedih, itu sedih dalam arti energi positif, karena ada rasa cinta di dalamnya. SIlakan berdoa untuk ayahanda, untuk senantiasa damai di sisi yang Maha Pemberi Damai.
Saya sampe refleks senyum-senyum saat memejamkan mata om. Tapi saat memikirkan momen itu, muncul momen bahagia yang belum terjadi tapi saya seperti ingin ke sana juga.
Saya merasa seperti anak kecil yang baru belajar sesuatu yang baru, rasanya senyum dan haru tidak bisa ditahan, sejak saya mulai menghargai moment bangun tidur dalam keadaan masih hidup dan sehat setiap hari(sebelumnya saya merasa hidup saya seperti robot), padahal ini masih malam dan belum tidur. Terima kasih Mas Asep, ini pengalaman baru buat saya πŸ™
Waaaah luar biasa @Anggie eka putri. Anggie nanti cukup mengepalkan tangan di dada, momen bahagia itu muncul seketika. Gunakan itu saat kapan pun ya. Misa ketika mau present ke client. Insya Allahs emua membuat mood kita di puncak dan rasa takut apapun hilang. Lakuin ya Anggie...
Keren banget @NancyZenith DragonDraven. Luar biasa. Nanti bisa dipanggil kapanpun ya. Cukup kepalkan tangan di dada, dan semua perasaan baik itu hadir.
Mas Cahyo, apakah saat ini terkendali. Sudah netral atau makin menjadi-jadi?
Sudah bisa saya netralkan Kang.... πŸ™πŸΌ
Kebetulan di pos kampling putar lagu2 sedih. Jadi kebawa juga problem hidup πŸ€£πŸ€£πŸ™πŸΌπŸ™πŸΌ
Terima kasih Mas, 😊
Oke Mas Cahyo. Clearance semua ya. Hindari ada yang tersisa. Jangan cuma di netral, tapi ganti dengan perasaan bahagia. Saya anjurkan, ikuti langkah di atas yang saya pandu untuk temen-temen. Hadirkan momen paling bahagia. Ini sangat amat saya anjurkan untuk melakukan collapsing anchor atas simbol buruk yang tadi ter-attache.
kang asep aku bingung harus mikirin apa kok kayaknya stuck gitu...
Baca ulang dengan teliti ya @Haura Insiyah, entar praktekkan lagi ya. Biarkan aja mengalir, nggak perlu dipaksakan ya. Ini sekadar latihan. Tapi sambil menyelam, 2-3 pulau kita lewati.
Teman-teman, baiklah, sepertinya waktu sudah berakhir.
Tadi hanyalah contoh, bahwa betapa satu KATA KUNCI saja bisa menghadirkan emosi yang luar biasa.
Nah, copywriting adalah soal pilihan kata. Soal menstrukturkan emosi audience kita.
Kata yang kita susun, emosinya seperti yang barusan kita hadirkan.
Tentu tergantung kata apa yang kita pilih untuk audience kita.
Mimpi? Keinginan? Ketakutan? (Ini yang saya sangat anti, tapi banyak orang menggunakannya). Dll.
Dan sekarang teman-teman paham, betapa kata bukan cuma soal huruf yang memiliki bunyi semata. Kata juga bukan cuma soal makna. Tapi bertriliun emosi yang mengacu pada pengalam hidup sejal lahir hingga detik ini.
Saya serahkan dulu mike ke Om @Budiman Hakim, barangkali bisa masuk sesi Tanya Jawab.
Silakan, Om.
Baiklah, silakan saja tulis langsung di sini untuk yang ingin bertanya. Silakan.
Tanya kang :
Bagaimana kata ini bisa menyembuhkan luka batin seseorang?
Maksdnya kata-kata
Saya penasaran, mengapa tadi hal seperti ini masuk dalam fikiran saya ya, Kang?
Kalo di dalam terapi, ada banyak metode psikoterapi yang mengeksplorasi kata-kata untuk healing. Contoh tadi yang kita praktekkan salah satu di antaranya. Yaitu, kata disimbolkan dengan suatu anchor (kalo tadi kan dicontohkan dalam kepalan tangan ya). Nah, kata-kata baik kita simbolkan dalam 1 simbol tertentu. Lalu luka batin juga kita simbolkan dalam simbol tertentu. Nah, simbol Luka Batin, kemudian bisa kita isi dengan simbol sesuatu yang baik, terus isi sampai penuh, hingga luber. Maka Luka Batin pun hilang. Netral. Ini cuma salah satu cara saja.
Kalo mau cara lainnya, silakan ikutin kelas saya.πŸ˜…
Trimksh kang. Kebayang hrs dilakukan berulang2 ya sampai penuh?
Wah ada kelasnya..πŸ™
Yang kita acu tadi adalah ihwal pengalaman. Bisa jadi itu adalah pengalaman @L. Sahara. Kalopun sampai detik ini tak ingat, mungkin itu pengalaman lama yang sudah terendap. Bisa jadi pengalaman 10 tahun lalu, 20 tahun lalu, 50 tahun lalu, 100 tahun lalu, 100 tahun lalu, atau entah berapa ribu tahun lalu.🀣
Next.
Kang @Asep Herna, saya Wawan kang, Apakah perasaan ini bisa kita "kunci" dalam diri kita setiap hari untuk digunakan dan disebarkan ke orang lain?
Tanya Kang Asep: πŸ™πŸΌ
Ingat ya teman-teman, pertanyaan berikutnya, setelah kata: Next.🀣
Menyimak
Lha, itu ANCHOR yang saya ajarkan adalah untuk mengunci perasaan itu dalam 1 simbol. Biar bisa digunakan kapan pun Kang @Arupadatu Purwana mau.πŸ˜…
mau dong
Mau apa? Tadi kan udah dipraktekkan bareng.🀣
Silakan Mas @Away Anwari Natari .πŸ˜ƒ
Tanya Kang Asep:
Tadi kata yang dipakai adalah kata sifat, BAHAGIA.
Apakah bisa dengan kata nomina, misalnya SAYA PENULIS ULUNG? Hatur nuhun.
Konteks tadi adalah kata yang berhubungan dengan momen. Kalo misal yang mau dituju adalah pengalaman "SAYA SAAT JADI PENULIS ULUNG" sangat bisa.
Atau, konteksnya diubah, menjadi self talk, atau goal setting "SAYA PENULIS ULUNG", itu sangat bisa. Bahkan Nomina itu lebih kuat daripada Sifat.
Noted πŸ™πŸΌ
Itu nanti kita bahas di sesi berikutnya ya. Hatur nuhun my brother.πŸ˜ƒ
Next.
Menarik.. πŸ‘πŸΌπŸ‘πŸΌπŸ™πŸΌπŸ™πŸΌ
Malam Kang, saya Yohana. Saya mencoba mengambil inti dari sesi ini : Bahwa KATA menghadirkan MOMEN. MOMEN menghadirkan EMOSI. Dan EMOSI mempengaruhi JIWA. Kaitannya dengan Copywriting adalah sebuah kerja terkait dengan memasukkan DATA-DATA berupa KATA agar para audience kita terjadi TDS yang kita harapkan. Terjadi TRANCCE yang kita harapkan. (Mohon dikoreksi kalau salah). Pertanyaannya : Bagaimana kita yakin bahwa dalam tulisan yang kita buat, momen yang kita hadirkan lewat kata-kata itu memunculkan TDS yang sama seperti yang kita harapkan?
Bentar, ambil charge dulu ya, ini mau abis banget.🀣