Minggu, 12 Desember 2021

Sepeda Impian Rafi



Sebulan lebih Rafi mengikuti bimbingan menulis puisi. Awalnya, dia bersama tujuh belas siswa di kelasnya ikut bimbingan. Bu Liani, guru kelas enam, dikenal memberikan bimbingan tak kenal ampun. Totalitas pembimbingannya tak diragukan lagi. Jika telah masuk bimbingannya tak ada satu pun siswa berani membantah. Termasuk ikut bimbingan setiap hari sebelum jam sekolah.

            “Besuk pagi, yang serius ikut bimbingan telah hadir di sekolah pukul 06.00 ya,” yang dijawab serentak oleh peserta bimbingan, “Ya Bu Guru. Siap Bu Guru.”

Bu Liani ingin mengikutkan salah satu siswanya dalam lomba menulis atau cipta puisi tingkat kabupaten. Tak tanggung-tangung hadiahnya. Kata Bu Liani jika menjadi juara pertama akan mendapat uang pembinaan satu juta lima ratus ribu rupiah. Juara kedua mendapat uang pembinaan satu juta rupiah. Adapun juara ketiga mendapatkan uang tujuh ratus lima puluh ribu rupiah.

“Wahhhh, uang yang begitu besar nih. Bisa untuk beli sepeda baru seperti sepeda Nazia,” batin Rafi yang membarakan semangat untuk ikut lomba.

“Tapi ... kesempatan untuk ikut lomba hanya dimiliki satu orang di sekolah ini. Sementara teman-temanku banyak yang telah berkarya dan dimuat di koran lokal di daerahku.”

“Bagaimana mungkin aku bisa bersaing dengan teman-temanku yang telah lama menulis dan diajari ibunya yang juga seorang guru? Bagaimana aku punya kesempatan untuk bersaing dengan mereka?” demikian batin Rafi.

Rafi galau. Takut tak mendapat kesempatan mewakili sekolahnya maju lomba di tingkat kabupaten. Namun, ketenangan hatinya muncul saat teringat semangat “Man jadda wada (barangsiapa bersungguh-sungguh akan berhasil)” sebagaimana yang dibacanya dari buku Negeri 5 Menara karya A. Fuadi. Buku tersebut sungguh dapat mengobarkan semangatnya untuk bersungguh-sungguh.

Dari hari ke hari peserta seleksi menyusut. Berawal dari delapan belas, pekan kedua menjadi dua belas. Pekan ketiga tinggal empat siswa. Rahma, Keysha, Rafi, dan Azzahra masih berada pada posisi empat besar. Satu pekan menjelang lomba, Keysha tumbang. Dia mengundurkan diri karena merasa tak tahan uji. Dua hari kemudian Azzahra dan Rahma menyatakan berhenti dari Latihan. Tinggal Rafi seorang diri.

Meski yang dibimbing tinggal seorang, Bu Liani tetap menggebu dan menggelora semangatnya. Rafi semakin bersemangat berlatih meski tak jarang hasil karyanya dicoret dengan tinta merah. Semakin besar coretan merah pada karyanya semakin membuat Rafi penasaran dan semangat memperbaiknya.

Sebenarnya ada maksud terpendam di hati Rafi. Dia ingin ikut lomba karena tergiur hadiah besar yang ditawarkan gurunya. Sangat cukuplah untuk membeli sepeda.

Hari perlombaan cipta puisi di kabupatennya tiba. Rafi diantar Bu Liani mengendarai motor Supra X tahun 2009 menuju aula dinas Pendidikan dan Kebudayaan di kabupatennya. Waktu yang diberikan oleh paniia untuk berkarya dua jam atau 120 menit.

Tanpa melihat kanan kiri, depan belakang, Rafi menorehkan karya pada folio bergaris yang dibagikan oleh pnitia. Folio itu telah distempel agar tak ada yang menukar karya yang dibawa dari rumah. Lima menit menjelang aktu berakhir, Rafi melihat kanan kiri depan belakang. Tampaknya semua peserta telah selesai menorehkan karya.

Harapan untuk menang hampir sirna. Semua peserta telah berkarya semaksimal dia bisa. Tak ada cara lain keculai Rafi menggenapi dengan doa agar dewi fortuna berpihak kepadanya. Tak berani berharap mendapat sepeda baru dari hadiah lomba.

Sehari setelah lomba, akan diumumkan siapa saja para juaranya. Rafi pasrah. Jika dirinya menang, ini merupakan anugerah. Jika belum menang, semoga kemenangan didapat pada kesempatan berikutnya.

“Rafi ...,” begitu panggil Bu Liani saat Rafi bercengkerama dengan Rahma.

“Ya Buuu,” jawab Rafi pelan. Dadanya berdegup tak menentu. Dia ingat pembicaran bapak ibunya semalam yang mengatakan bahwa uang kontrakan rumahnya belum terbayar. Ibunya bingung akan mencari pinjaman ke mana.

“Selamat Rafi. Namamu masuk deretan para pemenang yang akan mendapat hadiah,” ujar Bu Guru Liani amat manis.

“Alhamdulillah ya Allah. Doaku telah Engkau kabulkan.”

Saat pemberian penghargaan berupa piala, penyerahan uang pembinaan yang jumlahnya cukup untuk membeli sepeda baru, Rafi telah membayangkan besuk pagi akan naik sepeda barunya. Tentunya dia akan sangat bahagia. Sepeda baru seharga satu juta lima ratus ribu rupiah. Tidak perlu nebeng teman setiap hari. Namun, harapannya berbelok arah saat mengingat pembicaraan orang tuanya semalam.

“Rafi, selamat ya. Uang sebanyak itu mau kaugunakan untuk apa?” tanya Bu Liani lembut setelah penyerahan hadiah lomba. Bu Liani asyik mengamati piala yang baru saja diberikan kepada muridnya. Juara satu tentu membuatnya bangga dan haru.

“Untuk membeli ... untuk membeli ... essss, eh untuk keberikan kepada ibu agar bisa membayar kontrakan rumah Bu Guru.”

“Ehm ... apa? Ehm ... bagus Rafi. Kau memang murid Bu Guru yang istimewa.” Sedih dan gembira hati Rafi. Sedih karena tak jadi membeli sepeda baru. Gembira karena bisa membantu orang tuanya.

 

#AiseiChallengeDesember

Solo, 12 Desember 2021

 


 

Kamis, 02 September 2021

SERU KEBIASAAN BARU PERLU DIPERHATIKAN ORTU

 




Untuk anak-anak yang sekolahnya sudah diizinkan dibuka, ada panduan Seru Belajar Kebiasaan Baru yang harus diikuti agar terhindar dari penularan COVID-19. Hal-hal berikut perlu diperhatikan orang tua.

1.     Pastikan kondisi lahir dan batin anak dalam keadaan sehat

Suhu tidak lebih dari 36,50 Celcius, tidak demam, tidak batuk, tidak pilek, tidak takut ke sekolah.

2.     Baju yang dipakai dalam kondisi bersih

3.     Anak sudah harus sarapan dan bawa bekal makanan sehat

4.     Ingatkan anak supaya tidak pinjam-meminjam perlengkapan pribadi

Wajib bawa sendiri (bekal, peralatan makan, peralatan ibadah)

5.     Jangan lupa masker

Masker nonmedis 3 lapis, bawakan wadah masker kotor

6.     Ingatkan anak agar cuci tangan pakai sabun setelah menggunkan transportsi publik atau antar jemput

7.     Hindari menyentuh permukaan benda-benda jaga jarak, jaga etika batuk dan bersin Ketika di jalan

8.     Jaga jarak aman di perjalanan

9.     Yang pakai ojek online sebaiknya bawa helm sendiri

10.  Di dalam kereta dilarang: menelepon dengan suara keras, bercakap-cakap tanpa masker

11.  Langsung ke sekolah, jangan mampir-mampir, berhenti di tempat yang ditentukan sekolah, dan langsung pulang setelah mengantar

12.  Saat antar jemput dilarang: berkerumun, menunggu di sekolah

13.  Keluar ruangan sekolah dengan berbaris minimal jarak 1,5 meter

14.  Jemput anak di titik yang telah ditentukan. Jika pulang sendiri ingatkan agar anak jaga jarak.

15.  Sampai di rumah, lepas alas kaki, letakkan barang di luar. Disinfeksi barang-barang yang dibawa.

16.  Jangan sampai terlewat panduan langkah sehat anak sekolah di tengah pandemi.

17.  Jaga kesehatan mereka biar anak-anak sehat dan Seru Belajar Kebiasaan Baru.

 

Yuk, simak video berikut.




Sumber: cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id




Rabu, 01 September 2021

SERU BELAJAR KEBIASAAN BARU: Panduan Untukmu dan Untukku

 


Kalau PTM (Pembelajaran Tatap Muka) sudah boleh dimulai, pastikan ikuti protokol kesehatan. Agar selamat selalu ini panduan untukmu.

Sebelum Berangkat Sekolah

Cek suhu tubuh dulu, pakai masker selalu.

Selama di Perjalanan

Saat di jalan jaga jarak 1,5 meter, jangan gandengan dulu.

Sampai Sekolah

Cuci tanganmu dulu pakai sabun selalu. Di laborat, perpustakaan, kelas jaga jarak selalu. Di kelas, dengan temanmu jangan dekatan dulu. Bawa alat sendiri. Pakai barang pribadimu, bawa bekal sendiri.

            Sesampainya di Rumah

            Pulang sekolah langsung pulang ke rumah, mampir-mampir gak usah. Sampai di rumah bersih-bersih segera. Jangan lupa untuk selalu lakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Supaya kita jumpa lagi di sekolah. Yo ayo kita bersama saling jaga. Agar sehat selamat segera cuci tangan, segera mandi, ganti pakaian bersih. Seru belajar kebiasaan baru.

  Yuk, simak video berikut.






cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id


 


SERU BELAJAR KEBIASAAN BARU

 


Kalau PTM (Pembelajaran Tatap Muka) sudah boleh dimulai, pastikan ikuti protokol kesehatan. Agar selamat selalu ini panduan untukmu.

Sebelum Berangkat Sekolah

Cek suhu tubuh dulu, pakai masker selalu.

Selama di Perjalanan

Saat di jalan jaga jarak 1.5 meter, jangan gandengan dulu.

Sampai Sekolah

Cuci tanganmu dulu pakai sabun selalu. Di laborat, perpustakaan, kelas jaga jarak selalu. Di kelas, dengan temanmu jangan dekatan dulu. Bawa alat sendiri. Pakai barang pribadimu, bawa bekal sendiri.

            Sesampainya di Rumah

            Pulang sekolah langsung pulang ke rumah, mampir-mampir gak usah. Sampai di rumah bersih-bersih segera. Jangan lupa untuk selalu lakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Supaya kita jumpa lagi di sekolah. Yo ayo kita Bersama saling jaga. Agar sehat selamat segera cuci tangan, segera mandi, ganti pakaian bersih. Seru belajar kebiasaan baru.




Senin, 23 Agustus 2021

BELAJAR DARI EMBUN PAGI (1)

 


Tidak selamanya hidup ini indah.

Kadang Allah menyapa kita melalui derita

Bukan karena benci, tapi karena Allah sayang sama kita

 

            Benar sekali nasihat di atas. Kita tentu merasa bahwa hidup ini tak selamanya indah. Kadang kita merasa menderita. Bahkan, merasa amat menderita. Atau bisa jadi merasa yang paling menderita. Padahal, sebenarnya tidak demikian adanya.

            Jangan kira orang yang kita lihat selalu tersenyum itu dirinya tak pernah menderita. Bisa jadi dia terlalu pintar menyimpan derita di depan kita. Mungkin, dia menangis terisak-isak ketika mengadukan nasibnya dan bercengkerama di hadapan Sang Maha Pencipta. Mungkin dia merasa lega ketika menghiba di hadapan Sang Maha Penguasa. Akan tetapi, dia sanggup tersenyum di hadapan hamba-Nya dan tidak meminta belas kasihan kepasa sang hamba.

 

Mungkin kita mudah bersyukur ketika mendapat nikmat dari Allah

Tapi kebanyakan kita enggan bersyukur ketika mendapat cobaan dari Allah

 

“Lagi-lagi ini aku banget,” katanya dalam hati. Mengapa tulisan-tulisan itu selalu menyindirku? Lisna bergumam. Mengapa rasanya tulisan itu sengaja ditujukan kepadaku? Terkadang aku mudah bersyukur ketika mendapat nikmat dan enggan bersyukur ketika mendapat cobaan. Bahkan, Ketika mendapat cobaan menangis di hadapan makhluk-Nya demi meminta belas kasihan. Mulai detik ini dia akan mengubah pola pikir. Harusnya hanya meminta belas kasihan kepada Sang Maha Pencipta. Tidak kepada sesama hamba.


Minggu, 22 Agustus 2021

CERMATI POTRET PEMBELAJARAN DIRI

 


 

            Mencermati potret pembelajaran siswa kali ini membaat hati serasa nano-nano. Ada rasa gembira dan bahagia. Namun, juga ada rasa galau dan risau? Kenapa ada rasa gembira dan bahagia? Bagaimana tidak gembira dan bahagia memiliki siswa yang bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang diberikan kepadanya. Inilah gambaran siswa berkarakter yang diharapkan bangsa dan negara. Dari penuhnya tanggung jawab berimbas pada hasil yang tak mengecewakan alias menggembirakan.



Mengapa harus pula risau dan galau? Bagaimana tidak risau dan galau jika ada sederet tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan ternyata hanya sebagan kecil dari tanggung jawab tersebut dilakukan. Bahkan, ada pula yang sama sekali tak melakukan tanggung jawab pribadinya. Entah apa maksudnya, dan tak kutahu menurutnya siapa yang harus memikul tanggung jawab ini. Semoga yang bersangkutan segera diberi kesadaran untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing tanpa melibatkan pihak lain.

            Inilah potret pembelajaran yang dimaksud. Dari potret tersebut silakan cermati diri Anda masing-masing. Tuliskan refleksi Anda di kolom komentar dan jangan lupa tuliskan identitas Anda.

 






 


Selasa, 10 Agustus 2021

MERDEKA BELAJAR 1

 



Salah satu program andalan Kemendikbud-Ristek adalah program Merdeka Belajar. Konsep Merdeka Belajar yang dicetuskan oleh Nadiem Makarim, tujuannya  baik, agar peserta didik bahagia dalam menempuh pendidikan.

Para siswa diberi kebebasan untuk mengakses ilmu. Sumber ilmu bukan sebatas pada ruang kelas, guru, tetapi bisa di luar kelas, di media online atau internet, perpustakaan, dan juga di lingkungan sekitar. Guru tidak lagi menjadi sumber utama.

Jika ditilik makna kata “merdeka” menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Edisi V akan kita temukan makna sebagai berikut.

1.     Bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri.

2.     Tidak terkena atau lepas dari tuntutan.

3.     Tidak terikat, tidak bergantng kepada orang atau pihak tertentu: leluasa.

Adapun makna belajar adalah sebagai berikut:

1.     berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu;

2.     berlatih;

3.     berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Berdasarkan makna leksikon (KBBI), jika kita gabungkan kedua kata tersebut (Merdeka Belajar) bisa dimaknai bebas/leluasa dalam berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Ini berlaku bagi siapa saja, tak terbatas pada siswa atau murid. Kata siswa lebih merujuk kepada murid pada tingkat sekolah dasar dan menengah. Adapun kata murid bisa merujuk pada orang (anak) yang sedang berguru (belajar, bersekolah).

Dalam pembahasan ini, saya memosisikan diri sebagai murid sebab saya adalah orang yang sedang belajar. Belajar itu bisa dilakukan di mana saja, dengan siapa saja, dan kapan saja. Pagi ini, saya belajar tentang kehidupan dari Embun Pagi yang setiap pagi setia dikirim oleh sahabat tercinta.

💧embun pagi💧

 

🕊️Sehancur apapun kondisimu saat ini, tolong jangan patah semangat. Jika keadaan membuatmu lelah maka berhentilah sejenak.

🕊️Tidak semua harus diselesaikan sekarang. Tapi janji setelah itu kamu harus bangkit kembali😊✊.

🕊️Percayalah sehebat apapun badai saat ini, akan ada titik reda dan pelangi setelahnya🙌🏻🌈.

🕊️Orang yang pesimis selalu kesulitan disetiap kesempatan, tapi orang yang optimis selalu melihat kesempatan didalam kesulitan.

 

              Kayaknya, “Embun Pagi” ini sengaja ditujukan kepada aku banget. Nasihat indah dan bijak agar diri ini tidak patah semangat dan tidak putus asa. Nasihat bahwa sesuatu yang tak bisa diselesaikan sekarang, saya harus berjanji untuk bangkit kembali. Diri ini harus percaya bahwa badai pasti akan berlalu. Diri ini tak boleh pesimis, tapi harus optimis.


MERDEKA MENGAJAR (1)

 


Ki Hajar Dewantara dalam salah satu ajarannya menyatakan bahwa jiwa merdeka diperlukan dalam menjalankan pendidikan untuk mencapai perkembangan kepribadian anak bangsa. Azas kemerdekaan sendiri merupakan darma kedua dari Pancadarma Taman Siswa. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa jiwa yang merdeka dimaknai sebagai kepemilikan hak untuk bebas melakukan sesuatu. Merdeka dan bebas di sini dilakukan secara bertanggung jawab. Dengan demikian, meskipun menyandang status sebagai jiwa merdeka kita masih dibatasi oleh norma yang berlaku di masyarakat sehingga tidak berbuat ‘seenak hati’.

Makna kata “merdeka” menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Edisi V adalah sebagai berikut.

1.     Bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya); berdiri sendiri.

2.     Tidak terkena atau lepas dari tuntutan.

3.     Tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau pihak tertentu: leluasa.

Adapaun kata “mengajar” jika kita buka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) akan kita temukan makna sebagi berikut.

1.     memberi pelajaran;

2.     melatih; dan

3.     memarahi (memukuli, menghukum, dan sebagainya) supaya jera.

Makna mengajar pada pembahasan ini lebih mengacu pada makna pertama dan kedua. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merdeka mengajar dapat dimaknai sebagai kebebasan atau keleluasaan dalam memberi pelajaran atau melatih. Merdeka mengajar ini lebih dapat kita rasakan di era pandemi ini.

Mengajar tak harus dilakukan pada ruang kelas tertentu dan pada jam-jam tertentu. Misalnya kita mengajar di kelas IX A tidak harus berada di ruang kelas IX A. Demikian pula waktu mengajarnya lebih leluasa, tidak seperti era sebelum pandemi. Pada jam tertentu harus mengajar di kelas tertentu. Kini, lebih ada kebebasan dan keleluasaan yang lebih terbuka dalam mengajar.

Bagaimana dan seperti apa kemerdekaan mengajar yang kita perlukan? Kita akan bahas lebih detail pada episode berikutnya. 


Minggu, 08 Agustus 2021

DOA PERTAMA DALAM 40 DOA RABBANA DALAM ALQURAN

 



Dalam bukunya A Letter To Allah, sang penulis (Ustadz Abu Bassam Oemar Mita) menyelami dan menjabarkan untaian doa 40 Rabbana dalam Alquran.

Doa pertama sebagaimana terdapat dalam surat Al Baqarah (QS 2: 201)



Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".

Doa di atas merupakan puncak kebaikan. Hati yang bersih akan selalu mencintai nasihat dan ilmu. Identitas orang beriman di antaranya  mencintai ilmu dan mencintai kebenaran.

Barakah Ilmu:

1.     Bertambah ilmu bertambah dekat kepada Allah

2.     Bertambah kasih sayang dengan orang yang beriman

Ilmu yang tak bermanfaat

1.     Tak membuat dekat pada Allah

2.     Menjadikan kita sombong

Semoga kita dibimbing Allah dalam perkara yang Allah cintai dan berkahi. Buku A Letter To Allah menyelami 40 doa Robbana dalam Alquran. Semoga Allah memudahkan urusan memahami 40 doa Robbana.

Iman tak hanya melulu membahas rukuk dan sujud, tetapi bagaimana doa dan pinta kita kepada Allah. Doa termasuk perkara mendasar dalam iman. Doa merupakan kekuatan besar yang Allah berikan kepada orang beriman.  Doa tak hanya sekadar rutinitas. Lebih dari 50 ayat dalam Alquran membahas tentang masalah doa. Doa menyempurnakan kekuatan kita sebagai orang beriman.

Ada kisah nyata. Dua orang bersahabat yang bekerja pada kantor yang sama, dulunya kuliah di perguruan tinggi dan jurusan yang sama. Departemen/divisi sedikit berbeda. Menikah hampir bersamaan. Istri keduanya hamil tak jauh berbeda. Anak keduanya bertumbuh kembang dalam usia hampir sama. Saat anaknya berusia 5-6 tahun, anak salah satu dari kedua sahabat itu sangat kesulitan untuk shalat. Hampir memuncak kemarahan sang ayah karena anaknya sulit dikondisikan shalat. Saat marah dan kecewanya memuncak, ia pergi ke rumah sahabatnya. Sekadar merelaksasi emosi hadapi anak. Saat keduanya asyik dalam pembicaraan, berkumandang azan. Anak sahabatnya langsung siap shalat. Dia lihat itu, mereka shalat dan bicara. Sahabat yang anaknya sulit dikondisikan shalat itu curhat. Keduanya kuliah sama, tempat kerja sama. Anak tak jauh beda umurnya. Apa yang membedakan? Rejeki hampir sama. “Kenapa anakmu begitu mudah dikondisikan shalat, anakku sulit?”

            Sahabatnya mulai berpikir. Dibedah satu persatu. Sahabat yang mudah mengondisikan anaknya shalat bertanya kepada sahabatnya. Apakah kau lazim berdoa dengan doa Nabi Ibrahim? Sahabat yang anaknya mudah dikondisikan shalat itu, semenjak istrinya hamil, anaknya lahir, hingga kini dia rajin panjatkan doa Nabi Ibrahim. Rabbij’alnii muqiimashshalaata ....

Orang beriman tak pernah berdoa, imannya berkurang. Allah marah/murka kepada orang yang tak pernah berdoa.

Belajar dari Kisah Nabi Ibrahim

Ismail dan Hajar diinggalkan di Makkah. Ibrahim mendatangi Ismail hanya 3 atau 4 kali. Padahal, kunci sukses mendidik anak: membersamai anak. Ibrahim tak setiap hari bersama Ismail, namun Nabi Ibrahim menitipkan Ismail kepada Allah dengan doa. Dengan demikian, beliau membersamai putranya dalam doa. Doa itu perkara besar. Doa itu luar biasa.

Dahulu kala, orang Irak atau penduduk Irak tak suka kepada pemimpinnya. Orang Irak sangat mustajab doanya. Sampai-sampai mereka takut menjadi gubernur. Beberapa kali gubernur yang ditunjuk bernasib tragis dan tak bertahan lama. Hajaz bin Yusuf berpikir bagaimana menghadapi penduduk Irak yang doanya selalu mustajab. Orang Irak selalu mengingkari Hajaz bin Yusuf. Gubernur yang ditunjuk selalu bernasib tragis dan tak bertahan lama.

Suatu kali, Hajaz bin Yusuf memerintahkan agar semua penduduk Irak mengumpulkan telur; siapapun yang tak mengumpulkan telur akan dipenggal lehernya. Hari berikutnya muncul perintah ke-2: Semua yang telah mengumpulkan telur, supaya mengambil telur. Yang tak mengambil telur dipenggal lehernya.

Beberapa waktu kemudian Hajaz bin Yusuf memilih seorang untuk menjadi gubernur. Hajaz bin Yusuf berkata, “Nasibmu tak akan sama dengan gubernur sebelumnya.” Penduduk Irak pun berdoa. Namun, doa mereka tak efektif seperti doa sebelumnya. Mereka bertanya-tanya kok tumben tak musajab? Akhirnya mereka mendatangi seorang ‘alim yang mereka kenal.

Seorang ‘alim tersebut menjelaskan bahwa doa kalian sudah rusak. Ingatkah ketika mereka diminta mengumpulkan telur, kemudian hari berikutnya mengambil telur? Di situlah dosa. Bisa jadi kalian mengambil telur yang bukan telur kalian. Bisa jadi doa mereka tak mustajab lagi karena dosa yang dilakukan. Doa itu masalah besar. Doa merupakan kekuatan besar.

Masalah yang kita hadapi mungkin karena doa kita tak mustajab. Yang dibutuhkan khusu’ bukan hanya shalat, tetapi juga doa. Doa dimasukkan aqidah. Caranya termasuk fikih, doanya merupakan aqidah. Doa bukan hanya ucapan dan rutinitas.

 

Renungan Umar bin Khaththab

“Aku (Umar bin Khaththab) tidak pernah khawatir doaku diterima atau tidak. Tak merisaukan doaku dikabulkan Allah atau tidak. Yang kemudian kukhawatirkan, jika tak lagi diberi hidayah untuk berdoa.”

Renungan Hadits:

Sesungguhnya kalian akan ditolong dari doanya orang-orang miskin. Sesungguhnya Allah malu kepada hamba yang telah mengangkat tangannya sampai dia menarik tangannya dan kemudian kembali dengan tangan kosong.

Sesungguhnya doa itu ibadah. Doa bisa menjadi alat deteksi untuk mengupas kita apakah kita termasuk hamba dunia atau hamba akhirat. Ada manusia yang tak pernah berdoa. Menganggap keberhasilan tergantung proses, karena kepintaran dan usaha mereka. Ini merupakan orang yang sombong.

Kelompok Orang:

1.     Orang yang tak pernah berdoa, secara tak langsung tak membutuhkan Allah, dan Allah murka kepadanya.

2.     Kelompok manusia yang berdoa dengan setengah hati. Mereka cenderung mempermainkan doa.

3.     Berdoa mengerti kedudukan doa tetapi tak menghayati setiap doa dan tak memahami fikihnya doa. Doa yang dipanjatkan tak sesuai ajaran Allah.

4.     Pahami, selami, kaji, maknanya bagaimana, setelah paham referensi dia berdoa dengan sepenuh hati dan jiwa.

 

Usahakan menjadi orang dalam kelompok keempat. Jangan menjadi kelompok orang pertama, kedua, atau ketiga. Nabi Yunus pernah menghadapi ganasnya samudera dan ganasnya ikan paus dan keganasan itu bisa dilampaui Yunus dengan doa. Kunci berdoa adalah “Berdoalah kepada Allah dengan yakin doamu akan dikabulkan Allah.”



DOA (RABBANA) 31 - 40

 


DOA 31: QS 20:45




Berkatalah mereka berdua: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas".

DOA 32: QS 23: 109





Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia): "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik.

DOA 33: QS 5: 83


Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu melihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur'an dan kenabian Muhammad saw.)

DOA 34: QS 7: 89


Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami daripadanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki (nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.

 

DOA 35: QS 3: 194



Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."

DOA 36: QS 25: 65


Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan adzab Jahanam dari kami, sesungguhnya adzabnya itu adalah kebinasaan yang kekal".

DOA 37: QS 2: 128


Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.

DOA 38: QS 2: 250


Tatkala mereka nampak oleh Jalut dan tentaranya, mereka pun (Thalut dan tentaranya) berdo`a: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir".

DOA 39: QS 3: 16



(Yaitu) orang-orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,"

DOA 40: QS 60: 5



"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".