Minggu, 08 Agustus 2021

DOA PERTAMA DALAM 40 DOA RABBANA DALAM ALQURAN

 



Dalam bukunya A Letter To Allah, sang penulis (Ustadz Abu Bassam Oemar Mita) menyelami dan menjabarkan untaian doa 40 Rabbana dalam Alquran.

Doa pertama sebagaimana terdapat dalam surat Al Baqarah (QS 2: 201)



Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".

Doa di atas merupakan puncak kebaikan. Hati yang bersih akan selalu mencintai nasihat dan ilmu. Identitas orang beriman di antaranya  mencintai ilmu dan mencintai kebenaran.

Barakah Ilmu:

1.     Bertambah ilmu bertambah dekat kepada Allah

2.     Bertambah kasih sayang dengan orang yang beriman

Ilmu yang tak bermanfaat

1.     Tak membuat dekat pada Allah

2.     Menjadikan kita sombong

Semoga kita dibimbing Allah dalam perkara yang Allah cintai dan berkahi. Buku A Letter To Allah menyelami 40 doa Robbana dalam Alquran. Semoga Allah memudahkan urusan memahami 40 doa Robbana.

Iman tak hanya melulu membahas rukuk dan sujud, tetapi bagaimana doa dan pinta kita kepada Allah. Doa termasuk perkara mendasar dalam iman. Doa merupakan kekuatan besar yang Allah berikan kepada orang beriman.  Doa tak hanya sekadar rutinitas. Lebih dari 50 ayat dalam Alquran membahas tentang masalah doa. Doa menyempurnakan kekuatan kita sebagai orang beriman.

Ada kisah nyata. Dua orang bersahabat yang bekerja pada kantor yang sama, dulunya kuliah di perguruan tinggi dan jurusan yang sama. Departemen/divisi sedikit berbeda. Menikah hampir bersamaan. Istri keduanya hamil tak jauh berbeda. Anak keduanya bertumbuh kembang dalam usia hampir sama. Saat anaknya berusia 5-6 tahun, anak salah satu dari kedua sahabat itu sangat kesulitan untuk shalat. Hampir memuncak kemarahan sang ayah karena anaknya sulit dikondisikan shalat. Saat marah dan kecewanya memuncak, ia pergi ke rumah sahabatnya. Sekadar merelaksasi emosi hadapi anak. Saat keduanya asyik dalam pembicaraan, berkumandang azan. Anak sahabatnya langsung siap shalat. Dia lihat itu, mereka shalat dan bicara. Sahabat yang anaknya sulit dikondisikan shalat itu curhat. Keduanya kuliah sama, tempat kerja sama. Anak tak jauh beda umurnya. Apa yang membedakan? Rejeki hampir sama. “Kenapa anakmu begitu mudah dikondisikan shalat, anakku sulit?”

            Sahabatnya mulai berpikir. Dibedah satu persatu. Sahabat yang mudah mengondisikan anaknya shalat bertanya kepada sahabatnya. Apakah kau lazim berdoa dengan doa Nabi Ibrahim? Sahabat yang anaknya mudah dikondisikan shalat itu, semenjak istrinya hamil, anaknya lahir, hingga kini dia rajin panjatkan doa Nabi Ibrahim. Rabbij’alnii muqiimashshalaata ....

Orang beriman tak pernah berdoa, imannya berkurang. Allah marah/murka kepada orang yang tak pernah berdoa.

Belajar dari Kisah Nabi Ibrahim

Ismail dan Hajar diinggalkan di Makkah. Ibrahim mendatangi Ismail hanya 3 atau 4 kali. Padahal, kunci sukses mendidik anak: membersamai anak. Ibrahim tak setiap hari bersama Ismail, namun Nabi Ibrahim menitipkan Ismail kepada Allah dengan doa. Dengan demikian, beliau membersamai putranya dalam doa. Doa itu perkara besar. Doa itu luar biasa.

Dahulu kala, orang Irak atau penduduk Irak tak suka kepada pemimpinnya. Orang Irak sangat mustajab doanya. Sampai-sampai mereka takut menjadi gubernur. Beberapa kali gubernur yang ditunjuk bernasib tragis dan tak bertahan lama. Hajaz bin Yusuf berpikir bagaimana menghadapi penduduk Irak yang doanya selalu mustajab. Orang Irak selalu mengingkari Hajaz bin Yusuf. Gubernur yang ditunjuk selalu bernasib tragis dan tak bertahan lama.

Suatu kali, Hajaz bin Yusuf memerintahkan agar semua penduduk Irak mengumpulkan telur; siapapun yang tak mengumpulkan telur akan dipenggal lehernya. Hari berikutnya muncul perintah ke-2: Semua yang telah mengumpulkan telur, supaya mengambil telur. Yang tak mengambil telur dipenggal lehernya.

Beberapa waktu kemudian Hajaz bin Yusuf memilih seorang untuk menjadi gubernur. Hajaz bin Yusuf berkata, “Nasibmu tak akan sama dengan gubernur sebelumnya.” Penduduk Irak pun berdoa. Namun, doa mereka tak efektif seperti doa sebelumnya. Mereka bertanya-tanya kok tumben tak musajab? Akhirnya mereka mendatangi seorang ‘alim yang mereka kenal.

Seorang ‘alim tersebut menjelaskan bahwa doa kalian sudah rusak. Ingatkah ketika mereka diminta mengumpulkan telur, kemudian hari berikutnya mengambil telur? Di situlah dosa. Bisa jadi kalian mengambil telur yang bukan telur kalian. Bisa jadi doa mereka tak mustajab lagi karena dosa yang dilakukan. Doa itu masalah besar. Doa merupakan kekuatan besar.

Masalah yang kita hadapi mungkin karena doa kita tak mustajab. Yang dibutuhkan khusu’ bukan hanya shalat, tetapi juga doa. Doa dimasukkan aqidah. Caranya termasuk fikih, doanya merupakan aqidah. Doa bukan hanya ucapan dan rutinitas.

 

Renungan Umar bin Khaththab

“Aku (Umar bin Khaththab) tidak pernah khawatir doaku diterima atau tidak. Tak merisaukan doaku dikabulkan Allah atau tidak. Yang kemudian kukhawatirkan, jika tak lagi diberi hidayah untuk berdoa.”

Renungan Hadits:

Sesungguhnya kalian akan ditolong dari doanya orang-orang miskin. Sesungguhnya Allah malu kepada hamba yang telah mengangkat tangannya sampai dia menarik tangannya dan kemudian kembali dengan tangan kosong.

Sesungguhnya doa itu ibadah. Doa bisa menjadi alat deteksi untuk mengupas kita apakah kita termasuk hamba dunia atau hamba akhirat. Ada manusia yang tak pernah berdoa. Menganggap keberhasilan tergantung proses, karena kepintaran dan usaha mereka. Ini merupakan orang yang sombong.

Kelompok Orang:

1.     Orang yang tak pernah berdoa, secara tak langsung tak membutuhkan Allah, dan Allah murka kepadanya.

2.     Kelompok manusia yang berdoa dengan setengah hati. Mereka cenderung mempermainkan doa.

3.     Berdoa mengerti kedudukan doa tetapi tak menghayati setiap doa dan tak memahami fikihnya doa. Doa yang dipanjatkan tak sesuai ajaran Allah.

4.     Pahami, selami, kaji, maknanya bagaimana, setelah paham referensi dia berdoa dengan sepenuh hati dan jiwa.

 

Usahakan menjadi orang dalam kelompok keempat. Jangan menjadi kelompok orang pertama, kedua, atau ketiga. Nabi Yunus pernah menghadapi ganasnya samudera dan ganasnya ikan paus dan keganasan itu bisa dilampaui Yunus dengan doa. Kunci berdoa adalah “Berdoalah kepada Allah dengan yakin doamu akan dikabulkan Allah.”



3 komentar: