Minggu, 14 September 2025

ADEK KESENDIRIAN


    

Pagi itu Tom Gembus yang baru berusia tiga tahun ikut ke sekolah Lady Cempluk yang notabene guru sebuah SMP di Kartasura. Hal ini dikarenakan eyang yang biasa mengasuh ada urusan ke Yogyakarta. Biasanya dalam situasi seperti itu Tom Gembus dimasukkan sekolah (dititipkan) di TPA (Tempat Penitipan Anak). Namun, dari rumah Tom Gembus telah rewel tak mau dititipkan.

            Alhasil, setelah mengajar dua jam pelajaran, Lady Cempluk pulang untuk menanti Tom Gembus diantar eyangnya untuk kemudian diajak ke sekolahnya. Sebelum berangkat bersama Tom Gembus dengan naik grap, Lady Cempluk telah membawa sesajen berupa aneka buah-buahan dan dua botol yogurt. Ada buah papaya, mangga, jambu kristal, nanas, dan anggur ijo. Harapan Lady Cempluk, waktu ditinggal mengajar Tom Gembus tidak rewel.

            Benar, prediksi Lady Cempluk. Tom Gembus tidak rewel. Dia asyik mengkonsumsi bekal berupa aneka buah dan yogurt. Beberapa kawan Lady Cempluk yang dengan telaten menemani dan menghibur Tom Gembus membuat dia senyam-senyum serta tak rewel minta pulang.

Di tengah-tengah jam mengajar Cempluk sesekali nyambangi sang cucu. Dia bersyukur cucunya dalam kondisi aman terkendali. Namun, sebuah penawaran dia sampaikan kepada sang cucu.

“Adek mau ikut Eyang Bunda ke kelas?” yang dijawab dengan “iya” disertai sebuah senyum dikulum.

Di kelas Cempluk, tampak sekali muridnya terhibur dengan kedatangan seorang bocah berumur tiga tahun yang imut dan bertubuh gempal. Senyum malu sering dipamerkan sang bocah.

Waktu istirahat tiba, di ruang guru Gembus menjadi pusat perhatian kawan-kawan Cempluk. Ada yang memberi pisang goreng, roti, dan aneka jajanan yang dipunya. Bahkan, ada seorang bapak yang diam-diam keluar ruang guru untuk membelikan es krim.

Anak mana yang tak suka es krim? Begitu pula Tom Gembus. Langsung menyambar dan menghabiskan es krim pemberian John Koplo. Bertambah lagi senyam-senyum Gembus karena mendapat sesajen baru.

Waktu jam terakhir (jam kedelapan), sepenuhnya Cempluk berada di kelas untuk mengajar. Dia pede, pasti cucunya mandali (aman dan terkendali). Tak ada suara ribut dan suara tangis yang ia dengar.

Saat bel pulang terdengar, dia mengakhiri pelajaran dan meminta siswanya berdoa terlebih dahulu. Dia tinggalkan ruang kelas. Namun, betapa kagetnya dia karena melihat Gembus telah digendong oleh seseorang yang notabene penjual di kantin. Hatinya mulai was-was sehingga dia mempercepat langkah.

“Loh, Adek kenapa? Kok keluar ruangan?” Cempluk bertanya.

“Iya, Adek kesendirian,” jawan Koplo sambil senyum dikulum.

Owalahhh… ternyata Adek kesendirian to? Makanya keluar. Kirain takut dan rewel trus nyari eyang. He333 ternyata kesendirian to?

 

2 komentar: