Tiga
pilar kehidupan kita adalah ilmu, ikhlas, dan sabar. Ilmu itu petunjuk. Masalah
datang karena tak punya ilmu. Seringkali kenikmatan didapat karena ilmu, surga
didapat karena ilmu. Memohon semoga kita ikhlas karena ikhlas merupakan modal
terbesar naik ke langit untuk mendapat ridlo Allah. Jika kita berharap pada
makhluk, maka siap-siaplah kecewa. Ilmu punya potensi pemilik menjadi sombong,
sebagaimana harta punya potensi pemilik menjadi sombong. Yang bisa sombong
bukan hanya orang kaya raya, raja, menteri. Orang berhijab, berjenggot panjang
pun bisa berpotensi sombong kecuali ikhlas. Semoga kita diberi kesabaran. Ilmu
bisa menjadikan kita melangit dan meninggi.
Dengan kesabaran kita menjaga ilmu
dan keikhlasan. Puncak semua perkara Adalah kesabaran. Ilmu + keikhlasan =
kebenaran. Al Ashr (saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran). Sabar kepada
suami merupakan jihad wanita terbesar. Apakah setiap waktu bisa bersabar? Belum
tentu. Sabar merupakan puncak semua kebaikan.
Kalau ada orang beriman tak bersabar harusnya
malu kepada setan. Setan saja sabar dalam menggoda manusia. Setan dan maling saja
sabar dalam mengejar target. Maling kalau punya target, rumah diputeri 1 minggu.
Maka kita harus bersabar.
Bersyukur atas segala nikmat. Kesyukuran
adalah kewajiban dan tak lepas dari kehidupan. Kesyukuran basiknya ridlo terhadap
keputusan Allah. Ridlo itu kunci, pintunya Adalah kesyukuran. Yang ingin dicintai
dan diridloi Allah harus ridlo dulu terhadap Allah. Allah telah mengatur sebaik-baik
pengaturan.
Anak-anak seorang ustadz suatu hari
dikumpulkan. Sang ustadz menyampikan, Hari ini Abi punya rizki lebih, kalian
mau hadiah apa?” Salah satu putranya mengatakan, “Seridlonya Abi saja.”
“Kalau seridlonya Abi ya sudah, tak usah
beli,” kata sang ustadz. Ternyata jawaban sang putra membuat hati ustadz tergetar.
Jawaban sang putra, “Jika seridlonya Abi tidak beli, ya tak apa-apa.”
Makhluk dengan makhluk saja bisa
menggetarkan kita, maka jika kita ridlo kepada Allah, Allah tak akan berpaling
kepada kita. Keputusan Allah bersifat final dan tak mungkin salah. Jangan
membandng-bandingkan. Dosa besar itu bukan hanya mabuk dan judi. Tidak ridlo dan
terus membanding-bandingkan dengan orang lain termasuk salah satu dosa besar.
Bisa kita bayangkan jika kita memberi
hadiah kepada anak kita meski dengan susah payah kita mengusahakannya. Ternyata
anak kita tak ridlo. “Kok mobilnya tak sama dengan mobil teman saya?” al ini
tentu membuat kita kecewa. Kalau tak ridlo bisa berpaling. Yang baik menurut orang
belum tentu baik bagi kita. Allah berikan rejeki yang terbaik. Rumah tak lantai
3, kita perlu ridlo. Manusia tak melihat bagaimana utuhnya takdir berjalan. Semoga
kita ridlo semua perjalanan hidup kita.
Istirahatkan hati dan pikiran dari sesuatu
yang dipikirkan Zat yang sempurna. Penyebab manusia stress karena terlalu
mengintervensi keputusan Allah.
Mencontoh anak-anak tak stress karena tak
pernah mengintervensi beban bapak ibunya. Abinya memikirkan dirinya, bukan dirinya
memikirkan abinya. Kalau manusia mencontoh anak kecil, pasti manusia menjadi
wali-walinya Allah karena menjadi tenang. Masa depan milik Allah. Kita tenang
bersandar kepada Allah.
Anak menteri disemprit gara-gara salah
ganjil genap, tenang karena diurus bapaknya. Kita bersandar pada yang memiliki
alam semesta. Ketidaktenangan hidup karena terlalu memikirkan. Ridlo merupakan pintu
pembuka kesyukuran.
Doa "Rodhitu billahi robba, wabil
islami dina, wabi Muhammadin nabiyya warasula, rabbii zidnii 'ilmaan warzuqnii
fahman" dibaca untuk memohon keridhaan Allah SWT dan memohon ilmu
yang bermanfaat. Doa ini dapat diamalkan setiap pagi dan petang sebagai
dzikir untuk mendapatkan keridhaan Allah hingga hari kiamat, serta sebelum
belajar untuk memudahkan pemahaman.
Jika kecewa pada suami jangan berpikir coba
kalau dulu tidak ketemu dia. Kenapa dikasih beban dalam keluarga? Mindset bisa kita
ubah. Kita bingung dari mana dapat pahala kesabaran jika tidak diuji? Jika kita
pulang suami menguji kesabaran kita, bersabarlah. Kita paham. Banyak asumsi
salah yang mengakibatkan perjalanan hidup beratakan. Dosa membuat hidup kita
berantakan.
Tidaklah iblis tersesat kecuali salah
persepsi untuk kemudian salah mengambil kesimpulan. Asumsi saah melahirkan
Kesimpulan salah. Fatal mengambil Keputusan. Setan: dr api, betukah lbh baik.
Sifat apai menghilangkan, sifat tanah menumbuhkan, membuahkan. Iblis salah mengambil
asumsi yang berdampak pada salah kesimpulan, yang akhirnya salah mengambil keputusan.
Orang dihadapkan dua pilihan yaitu taat
dan dosa. Asumsi: taat itu lelah dan membosankan. Melahirkan kesimpulan hidup
tak enak jika taat. Kesimpulannya hidup tak usah teralalu taat. Taat itu lelah
tapi lebih lelah dan letih jika tak taat. Yang jauh dari Allah lebih
melelahkan.
Banyak pesohor yang taat. Taat itu lelah tapi
lebih lelah yang tidak taat. Taat itu lelah tapi nikmat. Misal bangun malam.
Hidup sehat, tak perlu minum manis. Jika makan yang tak manis sehat. Hidup
sehat itu lelah, tapi lebih lelah jika kita tak hidup sehat dan berbaring di rumah
sakit.
Aktivitas yang kita lakukan bagaikan anak
tangga menunggu surga. Mendekatkan jalan menuju surga. Suami beruntung bukan hanya
karena memiliki istri cantik, tapi yang dapat mendekatkan surga. Istri yang
beruntung adalah bersanding dengan suami yang mendekatkan dia menuju surganya
Allah.
Bagaimana hidup berkah? Setiap melangah
mendekatkan kepada surga. Semakin hari semakin mendekati kematian. Siapapun yang
setiap langkah menuju surga, di akhirat tak akan merasa Lelah. Sebaliknya, yang
setiap Langkah di dunia tak menuju surga, di akhirat akan merasa Lelah dan
kelelahan.
Ingatlah slohan kesehatan, “Jadikalanlah
makananmu sebagai obat, jangan jadikan obat menjadi makanan sehari-hari.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar