Jumat, 03 Oktober 2025

175 JALAN MENUJU SURGA | USTADZ OEMAR MITA, LC




Tiga pilar kehidupan kita adalah ilmu, ikhlas, dan sabar. Ilmu itu petunjuk. Masalah datang karena tak punya ilmu. Seringkali kenikmatan didapat karena ilmu, surga didapat karena ilmu. Memohon semoga kita ikhlas karena ikhlas merupakan modal terbesar naik ke langit untuk mendapat ridlo Allah. Jika kita berharap pada makhluk, maka siap-siaplah kecewa. Ilmu punya potensi pemilik menjadi sombong, sebagaimana harta punya potensi pemilik menjadi sombong. Yang bisa sombong bukan hanya orang kaya raya, raja, menteri. Orang berhijab, berjenggot panjang pun bisa berpotensi sombong kecuali ikhlas. Semoga kita diberi kesabaran. Ilmu bisa menjadikan kita melangit dan meninggi.

            Dengan kesabaran kita menjaga ilmu dan keikhlasan. Puncak semua perkara Adalah kesabaran. Ilmu + keikhlasan = kebenaran. Al Ashr (saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran). Sabar kepada suami merupakan jihad wanita terbesar. Apakah setiap waktu bisa bersabar? Belum tentu. Sabar merupakan puncak semua kebaikan.

Kalau ada orang beriman tak bersabar harusnya malu kepada setan. Setan saja sabar dalam menggoda manusia. Setan dan maling saja sabar dalam mengejar target. Maling kalau punya target, rumah diputeri 1 minggu. Maka kita harus bersabar.

Bersyukur atas segala nikmat. Kesyukuran adalah kewajiban dan tak lepas dari kehidupan. Kesyukuran basiknya ridlo terhadap keputusan Allah. Ridlo itu kunci, pintunya Adalah kesyukuran. Yang ingin dicintai dan diridloi Allah harus ridlo dulu terhadap Allah. Allah telah mengatur sebaik-baik pengaturan.

Anak-anak seorang ustadz suatu hari dikumpulkan. Sang ustadz menyampikan, Hari ini Abi punya rizki lebih, kalian mau hadiah apa?” Salah satu putranya mengatakan, “Seridlonya Abi saja.”

“Kalau seridlonya Abi ya sudah, tak usah beli,” kata sang ustadz. Ternyata jawaban sang putra membuat hati ustadz tergetar. Jawaban sang putra, “Jika seridlonya Abi tidak beli, ya tak apa-apa.”

Makhluk dengan makhluk saja bisa menggetarkan kita, maka jika kita ridlo kepada Allah, Allah tak akan berpaling kepada kita. Keputusan Allah bersifat final dan tak mungkin salah. Jangan membandng-bandingkan. Dosa besar itu bukan hanya mabuk dan judi. Tidak ridlo dan terus membanding-bandingkan dengan orang lain termasuk salah satu dosa besar.

Bisa kita bayangkan jika kita memberi hadiah kepada anak kita meski dengan susah payah kita mengusahakannya. Ternyata anak kita tak ridlo. “Kok mobilnya tak sama dengan mobil teman saya?” al ini tentu membuat kita kecewa. Kalau tak ridlo bisa berpaling. Yang baik menurut orang belum tentu baik bagi kita. Allah berikan rejeki yang terbaik. Rumah tak lantai 3, kita perlu ridlo. Manusia tak melihat bagaimana utuhnya takdir berjalan. Semoga kita ridlo semua perjalanan hidup kita.

Istirahatkan hati dan pikiran dari sesuatu yang dipikirkan Zat yang sempurna. Penyebab manusia stress karena terlalu mengintervensi keputusan Allah.

Mencontoh anak-anak tak stress karena tak pernah mengintervensi beban bapak ibunya. Abinya memikirkan dirinya, bukan dirinya memikirkan abinya. Kalau manusia mencontoh anak kecil, pasti manusia menjadi wali-walinya Allah karena menjadi tenang. Masa depan milik Allah. Kita tenang bersandar kepada Allah.

Anak menteri disemprit gara-gara salah ganjil genap, tenang karena diurus bapaknya. Kita bersandar pada yang memiliki alam semesta. Ketidaktenangan hidup karena terlalu memikirkan. Ridlo merupakan pintu pembuka kesyukuran.

Doa "Rodhitu billahi robba, wabil islami dina, wabi Muhammadin nabiyya warasula, rabbii zidnii 'ilmaan warzuqnii fahman" dibaca untuk memohon keridhaan Allah SWT dan memohon ilmu yang bermanfaat. Doa ini dapat diamalkan setiap pagi dan petang sebagai dzikir untuk mendapatkan keridhaan Allah hingga hari kiamat, serta sebelum belajar untuk memudahkan pemahaman. 

Jika kecewa pada suami jangan berpikir coba kalau dulu tidak ketemu dia. Kenapa dikasih beban dalam keluarga? Mindset bisa kita ubah. Kita bingung dari mana dapat pahala kesabaran jika tidak diuji? Jika kita pulang suami menguji kesabaran kita, bersabarlah. Kita paham. Banyak asumsi salah yang mengakibatkan perjalanan hidup beratakan. Dosa membuat hidup kita berantakan.

Tidaklah iblis tersesat kecuali salah persepsi untuk kemudian salah mengambil kesimpulan. Asumsi saah melahirkan Kesimpulan salah. Fatal mengambil Keputusan. Setan: dr api, betukah lbh baik. Sifat apai menghilangkan, sifat tanah menumbuhkan, membuahkan. Iblis salah mengambil asumsi yang berdampak pada salah kesimpulan, yang akhirnya salah mengambil keputusan.

Orang dihadapkan dua pilihan yaitu taat dan dosa. Asumsi: taat itu lelah dan membosankan. Melahirkan kesimpulan hidup tak enak jika taat. Kesimpulannya hidup tak usah teralalu taat. Taat itu lelah tapi lebih lelah dan letih jika tak taat. Yang jauh dari Allah lebih melelahkan.

Banyak pesohor yang taat. Taat itu lelah tapi lebih lelah yang tidak taat. Taat itu lelah tapi nikmat. Misal bangun malam. Hidup sehat, tak perlu minum manis. Jika makan yang tak manis sehat. Hidup sehat itu lelah, tapi lebih lelah jika kita tak hidup sehat dan berbaring di rumah sakit.

Aktivitas yang kita lakukan bagaikan anak tangga menunggu surga. Mendekatkan jalan menuju surga. Suami beruntung bukan hanya karena memiliki istri cantik, tapi yang dapat mendekatkan surga. Istri yang beruntung adalah bersanding dengan suami yang mendekatkan dia menuju surganya Allah.

Bagaimana hidup berkah? Setiap melangah mendekatkan kepada surga. Semakin hari semakin mendekati kematian. Siapapun yang setiap langkah menuju surga, di akhirat tak akan merasa Lelah. Sebaliknya, yang setiap Langkah di dunia tak menuju surga, di akhirat akan merasa Lelah dan kelelahan.

Ingatlah slohan kesehatan, “Jadikalanlah makananmu sebagai obat, jangan jadikan obat menjadi makanan sehari-hari.”

 

 

 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar