Ilmu hati luar biasa. Hati konteks hubungan
dengan Allah dan sesama.
Episode
special: Kesempatan ngobrol dengan guru kehidupan Aa Gym. Daarut Tauhid tempat
menempa diri Sonny, mengasah qalbu, menata pikiran. Inner game = manajemen
qalbu. Yang paling penting urusan hati.
Ketauhilah dalam jasad ini ada segumpal
daging. Jika dia baik semua baik, jika kurang baik semua kurang baik. Itulah
hati. Ilmu hati luar biasa penting karena iman ada di hati. Allah melihat hati
dan amal.
Hati merupakan inti kehidupan, inti kebahagiaan.
Banyak orang overthinking, bagaimana mengelola? Supaya tetap tenang,
produktif? Awali dengan pertanyaan hidup mau apa? Apa yang paling diinginkan?
Pasti ingin bahagia.
Bagaimana kunci? Ada yang tak tahu. Kunci
bahagia adalah: 1. iman, 2 amal shalih. Jika ada orang yang merasa banyak
masalah, pasti dikarenakan kurang dua hal itu.
Terus, muncul pertanyaan, “Apa yang
menyebabkan orang kurang iman?” Inilah penyebabnya:
1. Selalu
cemas yang belum terjadi
2. Sedih,
kecewa, terbelenggu masa lalu
3. Sekarang
capek (karena tak ada keikhalasan)
Penyebab
ketiga hal di atas Adalah sebagai berikut.
1. Lemah
ilmu agama
2. Lemah
jiwanya (kalah malas, kalah jiwa)
Dalam perjalanan menumbuhkna iman, tak
lepas dari ujian. Ciri orang yang dicintai Allah adalah dengan dikasih masalah
QS
Al Anbiya =35
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu
dikembalikan.
Aslinya kita nunggu mati. Selama hidup
ujian sepenuhnya. Dicaci ujian, dipuji ujian. Sakit ujian, sehat ujian, kaya
ujian, miskin ujian. Yang bahagia adalah yang lulus ujian. Hidup nunggu mati, hidup itu ujian. Allah berfirman wa
maa khalaqtul jinna wal insa illaa liy’buduun.
Dalam menghadapi ujian kita perlu bersyukur
dan bersabar. Bolehkah kita milih ujian syukur? Padahal banyak orang yang lulus
ujian dengan kekurangan dan tidak lulus dengan ujian kebahagiaan. Berat
ringannya ujian, apa tolok ukurnya? Ujian terberat adalah yang paling menjadikan
mudah lupa kepada Allah.
Ujian keberhasilan bisa menyebabkan hal
berikut. Ini hasil saya. Ini karya saya. Ini jasa saya. Semua karena saya. Hal
ini merupakan ujian yang melenakan. Banyak yang menjadi jauh dari Allah karena
kemudahan. Ketika naik pesawat kadang kita terlena saat taka da masalah. Ketika
turbulensi barulah banyak yang berdzikir, berdoa.
Bagaimana Upaya kita agar menjadi ahli syukur?
1. Hatinya
buat Allah
QS An Nisa: 79
Apa saja nikmat yang kamu
peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari
(kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap
manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.
2. Lisan:
selalu memuji Allah
3. Berterima
kasih yang menjadi jalan nikmat. Misal orang tua, guru
4. Gunakan
nikmat Allah untuk mendekat Allah
5. Tampakkan
nikmat. Ini rumah titipan Allah, bukan ini rumah hasil kerja keras saya.
Hubungan dengan sesama. Bagaimana menyikapi
perbedaan? Saat ini orang berbeda seakan musuh, bagaimana menyetel hati?
Perbedaan itu sunnatullah. Bisa menghasilkan sesuatu yang tak dapat dilakukan
sendiri. Beragam beda. Beda agama? Kuncinya Lakum diinukum walyadiin.
Dakwah itu memperkenalkan, bukan memaksa.
Masalah khilafiah, sejak ulama terdahulu sudah ada. Sikap kita sebagai orang
awam Adalah sebagai berikut:
1. Jangan
banyak komentar. Jika Ilmu tak ada komentar itu namanya nafsu
2. Belajar
dari dua pihak. Jadi tahu. Memilih bukan hanya ikut-ikutan
3. Pilih
yang paling menenteramkan hati
4. Hormati
pilihan hati orang lain
5. Berdoa
agar dua-duanya diberi petunjuk dan diterima Allah
Hablum minnafsi. Banyak orang terhambat
bertumbuh lebih baik karena menyalahkan diri terlalu dalam. Bagaimana memulai? Barangsiapa
yang dikehendaki Allah kebaikannya Allah pahamkan agama. Kadang terlalu banyak
waktu terbuang sia-sia. Jika ilmu tak bertambah, yang tambah stress. Berapa
menit, jam kita serius agama dengan niat ingin dekat denga Allah? Salah niat
belajar hanya menambah beban. Hati-hati belajar agama jika salah alamat bahaya.
Jika terjebak ilusi ilmu juga bahaya.
Terkadang ada yang fokus amalan fisik,
lupa esensi hati. Shalat tak berusaha khusyuk. Belajar agama bisa menjadikan penyakit hati:
ujub, sombong, alat menjatuhkan orang lain. Belajar agama harus meluruskan
niat. Imannya menguat, akhlak lebih baik.
Tingginya ilmu sesorang harusnya berdampak
baik. Mujahadah = tahu, paham, bisa. Setiap ilmu yang didapat merupakan amanah
dari Allah. Barangsiapa yang mengamalkan ilmu akan ditunjukkan jalan-jalan yang
lain.
QS
Al Ankabut: 69
Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik.
Pembelajar sejati adalah belajar untuk
diamalkan. Kadang ada yang belajar agar ceramahnya bagus. Hal ini perlu
diluruskan. Jika kita mengamalkan ilmu, Allah akan bimbing ilmu yang lainnya.
Semoga menjadi ilmu yang menggugah dan
mengubah

Baguus...smg kita bisa
BalasHapus