Selasa, 21 Oktober 2025

LAPANG DADA SEBAGAI KUNCI KEHIDUPAN


Disarikan dari Video Ust. Sonny Abi Kim

 

Lapang dada itu berbanding lurus dengan kelapangan rejeki (kesehatan, keuangan, dsb.) Dalil: doa Nabi Musa yang diabadikan dalam Alquran terdapat dalam QS. Thaha ayat 25-28.

Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku,

dan mudahkanlah untukku urusanku,

dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,

supaya mereka mengerti perkataanku,

Nabi Musa adalah nabi yang paling banyak disebutkan Allah dalam Alquran, yang masalahnya pelik, berat. Termasuk ulul azmi minarrasul. Kita sudah hafal Nabi Musa tersebut dari kecil. Doa nan punya kedalaman makna yang amat indah. Betapa dalam maknanya: menyiratkan satu pola dalam kehidupan. Alquran itu jangankan kata-katanya, urutan penyebutannya pun  punya makna dan hikmah amat dalam.

Ya Rabbi lapangkan dadaku dan mudahkanlah urusanku. Pola kehidupan: Lapang dada dulu baru urusan jadi mudah. Nabi Musa dalam keadaan berat, tantangan hidup berat. Pola kehidupan: lapang dada dulu baru urusan jadi mudah.

Banyak orang pola kehidupannya terbalik. Kalau urusan sudah mudah baru lapang dada saya, hutang sudah lunas baru lapang dada saya, sakit telah sembuh baru lapang dada saya, kalau hajat sudah tercapai baru lapang dada saya. Yang benar: Lapangkan dulu dadamu maka Allah akan mudahkan urusanmu.

Coach: Ketika dicurhati seseorang sebenarnya tidak memberikan solusi, melainkan mengantarkan orang itu untuk melapangkan dada. Jika kita mampu berdamai, maka  urusan mudah. Masih ruwet bagaimana? Lapang dada itu buah qalbu yang tenang.

Sebagai analagi, “Pernahkah kita kehilangan barang? Apa yang terjadi saat kita mencari barang dalam keadaan panik? Yang sering terjadi barang tersebut tak kita temukan. Begitu tenang, berdamai dengan yang kita alami, membuat segala ikhtiar kita menjadi efektif.

QS 2: 214

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

 

Badai kehidupan? Semua orang pasti mengalami. Pepatah “Badai pasti berlalu,” tak sepenuhnya benar. Iya, badai pasti berlalu. Akan tetapi, selama masih hidup begitu selesai badai muncul badai yang baru. Kalau kita melihat orang lain seakan tak ada masalah, seperti pepatah

“Rumput tetangga tampak lebih hijau.” Sebenarnya mereka pasti juga ada masalah.

Kalau lagi ada masalah merasa paling sengsara di dunia. Masing-masing punya turbulensi. Hidup itu bukan tentang menunggu badai berlalu, tetapi bagaimana kita bisa berlapang dada meskipun di tengah badai. Dengan kacamata keimanan kita selalu bisa menemukan keindahan setiap takdir kehidupan. Kemudahan menghadapi badai dalam kehidupan kita dapatkan ketika kita lapang.

Senyum itu perlambang ridlo. Tidak ada yang paling disenangi setan melebihi seorang mukmin yang bersedih hati. Bagaimana supaya melatih diri agar berlapang dada? Lihat kanan kiri dengan senyum paling indah. Kuncinya Adalah LATIHAN. Berlapang dada adalah sebuah kemampuan, maka harus dilatih. Sebagaimana raga yang perlu dilatih dengan berolah raga, batin juga perlu dilatih. Bukan cuma zahir.

Ulama membagi ibadah menjadi dua: Zahir dan batin. Ibadah jungkir balik, jika batin meleset bisa tak bernilai. Ibadah batin itu lebih bernilai. Ada beberapa latihan jiwa agar mampu berlapang dada. Proses belajar melalui 3 tahap: tahu, mau, mampu (teori = tahu, menghunjam jiwa=mau, belum tentu mampu mis. sabar=mampu)

Latihan jiwa bisa menyebabkan jalan keluar terbuka. The only way out is in. Kalaupun mau cari jalan keluar, mulainya dari dalam.

Lima Latihan Jiwa (sejalan dengan sebab=sebab dada menjadi sempit):

1.     Ridlo (self acception)

: sikap yakin segala sesuatu ada hikmah dan pasti baik pada akhirnya. Semua urusan orang beriman itu baik; enak/tak enak; sesuai/tak sesuai harapan itu baik. Ada masanya kita berdoa A dikasih A. Kadang berdoa A kasih B. Jangan punya virus HARUSITIS.

Boleh jadi kau ingin sesuatu padahal tidak baik bagimu. Kita punya rencana iya, tapi penentunya bukan kita.

Hadiah terindah apa yang saat ini aku miliki. Takdir terindah apa yang saat ini aku jalani. Rahasia mudah ridlo: berharap diridloi Allah. Ya Allah monggo, apapun yang Engkau tetapkan, asal Engkau ridlo padaku aku juga ridlo. Pergiliran episode kehidupan. Ada kalaya jatuh, sakit, ditinggal orang, tak punya uang, ada mencaci kita

Pagi petang doa: Radliitu billahi rabba ….

2.     Berserah (tawakkal, tafwid, taslim).

Tawakkal itu bukan pasif, tetapi aktif dalam hati yang damai. Gerak aktif yang terbingkai dalam kedamaian. Kenapa banyak orang stress, anxiety, over thinking? Ada doa Bismillahi tawakkaltu ….

Berserah itu logikanya sama dengan nitip. Berserah/nitip selalu bergandengan dengan percaya. Iman itu bergandengan dengan tawakkal. Ketenangan berbanding lurus dengan kepercayaan.

Lapang dada: yakin, berserah (iman yang melimpah, indahnya berserah). Nitip HP; dijaga? Bagaimana mungkin menitipkan sesuatu kepada Allah dan Allah tak menjaganya? Ya hayyu ya qayyuum ….

Apakah kita akan jaga anak 24 jam? Lakukan yang bisa dilakukan, lainnya titipkan kepada Allah. Jadilah orang tua shalih. Di luar kendali, titipkan kepada Allah.

Doa: Ya Allah titip mata suami saya, kalau macem-macem ambil ya Allah … dosa-dosanya. Jika ada sesuatu yang salah, tunjukkan ya Allah.

Kecemasan dalam urusan dunia tanda gelapnya hati …. kecemasan dalam urusan akhirat justru cahaya hati. Kita boleh mikir, tapi bawa ke hati.

3.     Syukur: menyadari anugerah yang melimpah

Seandainya kesulitan masuk ke dalam batu, niscaya kemudahan akan mencari.

4.     Ikhlas: berharap hanya kepada Allah

Latihan: merasakan untuk manisnya ikhlas: perbanyak amal-amal rahasia. Tak semua amal harus rahasia, bahkan kadang harus ditampakkan. Amalan rahasia itu yang tahu hanya Anda dan Allah.

Santunan anak yatim itu bagus. Namun, kadang niatnya bisa belok. Di samping amalan tampak, datanglah ke sebuah komunitas yang gak Anda kenal. Yang kau berikan lebih banyak, nikmatnya ikhlas akan bisa dirasakan.

Sama pasangan, anak, tugas kita, kita kasih yang terbaik. Perkara dia balas tak baik, bukan urusan kita. Lakukan apa yang menjadi kewajibanmu, jika kau tak dapat hakmu mintalah kepada Allah. Permisalan: Yang kita kerjakan 10 digaji 10: seimbang.

Yang kita dapat 10 kinerja 3: selisihnya bisa keluar: tak berkah. Mis. Masuk RS, investasi bodong, anak bermasalah. Yang didapat 3, yang kita berikan 10. Selisihnya pasti didapatkan. Mis sehat, anak beasiswa LN, temani umroh yuk.Rejeki gak akan tertugar

Lakukan yang terbaik dan itu cukup. Kita tak usah menghitung, Allah telah menghitung. Yang lepas, yang ikhlas yang totalitas. Tugasku memberikan terbaik, kita sudah puas dengan balasab Allah.

5.     Butuh dimaafkan Allah

Nenek coach tak pikun. Ingat semua, kisah-kisah masa lalu, tak ada keluhan kecuali kaki. “Oma, bagi tipsnya panjang umur, barakah, banyak sedekah” pinta coach.

Apa ya Son? Oma juga bingung. Oma gak pernah punya rasa dongkol, kesel, sebel sama orang lama-lama. Kalau kesel sama anak, anak dipeluk ya Allah hamba ridlo air susu hamba diminum anak ini.

Logika rasa dongkol, mata kita ada benda asing? Gak enak, bisa infeksi. Inti: kita sadar butuh dimaafkan Allah. Banyak maafin orang. Ditipu orang dekat, sahabat, nusuk dari belakang. Sampai datang ke guru. Masih butuh dimaafkan Allah? Istighfar? Kadang tak sampai. Yang lebih pasti adalah banyak-banyak maafin orang.

Ada syair yang sangat menarik. Ya Allah hamba gak pantes masuk surga tapi juga gak kuat kalau harus masuk neraka-Mu. Kalau bukan kepada Engkau ya Allah, kepada siapa lagi kami berharap?

 

DOA BARENG ( doa di majleis ilmu itu mustajab. Yang paling ditunggu di majlis ilmu). Kalau ada orang berkumpul dalam majlis ilmu, rahmat Allah turun, didoakan malaikat. Tempat mustajab? Salah satunya Adalah majlis ilmu.

 

Sebab-sebab bikin dada sempit:

1.     Meratapi masa lalu (mensedihkan yang telah terjadi)

Meratapi masa lalu bikin sempit dada, hidup menderita. Dua kata yang membuat menderita adalah seandainya saja. Menurut Hadits: itu bisa menjadi pintu masuknya syetan. Yang sudah terjadi: Qadarullah wa maa syafa.

2.     Mencemaskan masa depan

Panik, khawatir, takut, waswas adalah kendaraan syetan. Waswas itu lebih berbahaya daripada tukang sihir.

3.     Tidak menikmati masa kini

Kadang kita sibuk dengan apa-apa yang belum ada sehingga lupa menghargai yang sudah ada. Sadar nikmat kalau sakit, keberadaan kalau sudah ditinggalkan. Ingatlah firman Allah Fainna ma’al ‘usri Yusra.

Guru, ajari aku ilmu Syukur. Isi segelas air penuh bawa ke ujung hutan. Saya nunggu di ujung hutan. Air yang kau bawa tak boleh tumpah setetespun. Akhirnya murid membawa air tersebut dengan penuh konsentrasi tanpa melihat sekeliling.

Tiba di ujung berhasil. Guru berhasil, tak ada yang tumpah. Bagus. Apa hubungannya?

Wahai muridku akau mau nanya, “Keindahan apa yang kau temukan dalam hutan tadi?”

Keindahan? Aku tak lihat apa-apa.

Sebenarnya ada danau bagusss, kebun bunga indahhhh tak terlihat semua karena focus pada air yang dibawa agar tidak tumpah. Kadang kita harus meletakkan masalah (focus) hingga tak lihat yg lain.

Waktu Covid dirawat. Kakak sepupu meninggal, tetangga sebelah meninggal, pasien sebelah kritis merasa deket dengan kematian. Dalam keadaan seperti itu apa doa kita? Yang lain murah, yang diminta kesematan sehat lagi, lihat anak-anak, bisa nebus dosa, memperbaiki amal. Menemukan syukur tak perlu banyak syarat. Lihat anak bermain saja seperti syurga. Lihat anak-anak tidur, bangun tidur, denger azan subuh merupakan nikmat yang luar biasa dan perlu disyukuri.

Kadang di antara kita ada yang mensyaratkan syukur dengan syarat rumit.

Orang yang sibuk bersyukur sampai lupa minta maak akan mendapatkan jauh lebih indah daripada orang yang meminta. Ada orang yang bisa seperti ini. Terima kasih ya Allah, terima kasih ya Rabb. Dua nikmat paling puncak dalam hidup adalah bernafas dan bersujud. Kalau belum bisa bersyukur atas nafas, kita bisa main ke kuburan. Gak semua orang diberi nikmat sujud. Ada sujud syukur ada syukur sujud (sujudnya itu sendiri yang disyukuri. Terima kasih ya Allah)

Tahajjud: minta boleh. Sesekali Tarik nafas, alhamdulillah terima kasih ya Allah

4.     Ketika kita meletakkan kebahagiaan di mulut orang lain

Sibuk dengan komentar, pandangan orang lain. Kita tak bisa berharap semua orang suka sama kita. Hal itu mustahil.

Ingat kisah Lukmanul Hakim dengan anaknya bersama keledai. Ketika Lukamanu Hakim naik keledai, anaknya berjalan, ditegur orang. Kita salah Nak. Yuk, berganti peran. Kau yang naik keledai, bapak yang berjalan. Itu pun ditegur orang. Saat dua-duanya naik keledai, ditegur orang. Saat dua-duanya menuntun keledai pun ditegur orang.

Betapa lelah jika kita meletakkan kebahagiaan di mulut orang. Nasihat Ali: kita tak perlu menjelaskan diri kita kepada orang lain. Sesuatu yang di luar kita tak ada hisabnya. Seandainya engkau tahu betapa cepatnya manusia melupakan terhadapmu setelah meninggal pasti kita tak perlu perhatian/pandangan orang lain. Kita setel niat: semoag ikhlas, ada manfaat

5.     Saat kita tak mau memaafkan (menyimpan dendam, dongkol, kebencian)

Selama kita masih berharap Allah memaafkan kita, maka kita perlu memaafkan orang lain. Jangan simpan dendam, dongkol, dan kebencian di hati berlama-lama. Yuk, move on.

 

2 komentar:

  1. bismillah semoga kita bisa selalu berlapang dada, dalam barokah Allah SWT. Amiin3 YRA

    BalasHapus