Kajian diawali dengan Kisah
Hanzhalah:
Hanzhalah menikahi
Jamilah bin Abdullah bin Ubay bin Salul. Pada suatu peperangan, Hanzhalah
menebas banyak kaum kafir. Namun, akhirnya Hanzhalah terbunuh. Ketika akan
dikuburkan, muncul air menetes dari tubuhnya. Malaikat memandikan Hanzhalah
dari mendung karena Hanzhalah belum sempat mandi junub tersebab begitu
mendengar seruan berjihad langsung berangkat.
QS Al Maidah: 83
Bagaimana memaknai dan
menyadari hati dan pikiran kita dalam doa agar mustajab. Kalau ingin doa
mustajab harus datang dari hati yang yakin.
Dan apabila mereka
mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu melihat mata
mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Qur'an) yang telah mereka
ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: "Ya Tuhan kami,
kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi
(atas kebenaran Al Qur'an dan kenabian Muhammad saw.)
Pelajaran dari Surat Al
Maidah: 83
1.
Doa
ini memiliki asbabunnuzul. Asbabunnuzul : 83-84 petani Afrika (Habasyah ke kota
Madinah). Rasulullah di Madinah membaca Alquran mereka menitikkan air mata
kemudian mereka beriman.
2.
Jangan
pernah menyerah untuk menyeru kebaikan kepada orang-orang di sekitar, karena
bisa jadi dengan sesuatu yang tak pernah kita duga, bisa membuat seseorang
beriman kepada Allah.
3.
Salah
satu yang paling berat dalam kehidupan ini adalah bagaimana kelak kita
dimasukkan ke dalam orang-orang yang menyaksikan kebenaran firman-Nya dan
kebenaran risalah yang dibawa oleh Rasulullah.
Kisah Abu Thalib: ketulusannya
tak diragukan, pelindung Rasulullah, dimusuhi karena berada di pihak Rasulullah.
Namun, bukan berarti beliau mengimani Rasululullah. Ketika di akhir hayat
diminta Rasulullah untuk mengucapkan laa ilaaha illallah. Abu Thalib tak
mengimani Rasulullah. Abu Thalib ikut bisikan Abu Jahal.
Orang yahudi itu
pintar. Zaman Rasulullah orang yahudi pintar dan tahu bahwa nabi terakhir adalah
Muhammad. Namun, kepintaran mereka belum tentu berbuah keimanan, bahkan berujung
pada penyelewengan. Orang pintar belum tentu sampai persaksian Rasulullah
sebagai rasul terakhir. Orang nashara baik, tetapi tidak mengantarkan persaksian
Rasulullah sebagai rasul. Mereka menolak Rasulullah, meskipun mereka mengimani saudara
Rasulullah, yakni Nabi Isa. Orang pintar dan baik belum tentu mengantarkan
persaksian Rasulullah.
“Orang yang
baik dan pintar belum tentu akan menjadi orang-orang yang masuk ke dalam
golongan syahid atau orang-orang yang menyaksikan kebenaran Alquran dan risalah
dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam.”
Kisah:
Abdurrahman
bin Muljam terkenal salih dan pernah dikirim ke Mesir untuk mengajarkan kitab.
Terkenal kebaikan dan keshalihannya. Singkat cerita, dia berkenalan dengan wanita
bernama Khitam. Abdurrahman bin Muljam melamar Khitam. Khitam menerima lamaran Abdurrahman
bin Muljam dengan memberikan syarat, di antaranya darah Ali bin Abi Thalib.
Ketika itu, dia
(Abdurrahman bin Muljam) menerima syarat dari Khitam. Hal itu menunjukkan
kepada kita betapa pentingnya kita berdoa. Berdoa kepada Allah karena Beliaulah
yang mampu membolak-balikkan hati manusia.
Kita juga
bisa mengambil pelajaran dari kisah Saad bin Abi Waqash. Beliau adalah salah
satu di antara sahabat yang paling mustajab doanya. Jika sudah mengangkat
tangan (berdoa) pasti dikabulkan doanya. Ketika ada pertentangan antara Ali dan
Mu’awiyah, beliau tak memberi dukungan kepada Ali dan Mu’awiyah. Beliau berada
di tengah-tengah atau di pihak netral.
Mudah jika
Allah telah mengirimkan hidayah. Allahlah yang membolak-balikkan hati manusia. Kita
tak tahu apa yang akan terjadi hari esok.
Mengapa kami tidak akan
beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami
sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang
shaleh?"
Semoga mjd pelajaran kita..istiqomah dlm ketaatan kpd Allah dan terus berupaya maksimal dlm berbuat baik kpd sesama
BalasHapusAamiin3
BalasHapus