Disarikan dari
Video Ust. Sonny Abi Kim
Lapang dada
itu berbanding lurus dengan kelapangan rejeki (kesehatan, keuangan, dsb.) Dalil:
doa Nabi Musa yang diabadikan dalam Alquran terdapat dalam
QS. Thaha ayat 25-28.
Berkata Musa: "Ya
Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku,
dan mudahkanlah untukku
urusanku,
dan lepaskanlah kekakuan dari
lidahku,
supaya mereka mengerti
perkataanku,
Nabi Musa
adalah nabi yang paling banyak disebutkan Allah dalam Alquran, yang masalahnya
pelik, berat. Termasuk ulul azmi minarrasul. Kita sudah hafal Nabi Musa
tersebut dari kecil. Doa nan punya kedalaman makna yang amat indah. Betapa
dalam maknanya: menyiratkan satu pola dalam kehidupan. Alquran itu jangankan kata-katanya,
urutan penyebutannya pun punya makna dan
hikmah amat dalam.
Ya Rabbi
lapangkan dadaku dan mudahkanlah urusanku. Pola kehidupan: Lapang dada dulu
baru urusan jadi mudah. Nabi Musa dalam keadaan berat, tantangan hidup berat. Pola
kehidupan: lapang dada dulu baru urusan jadi mudah.
Banyak orang
pola kehidupannya terbalik. Kalau urusan sudah mudah baru lapang dada saya, hutang
sudah lunas baru lapang dada saya, sakit telah sembuh baru lapang dada saya, kalau
hajat sudah tercapai baru lapang dada saya. Yang benar: Lapangkan dulu dadamu maka
Allah akan mudahkan urusanmu.
Coach: Ketika
dicurhati seseorang sebenarnya tidak memberikan solusi, melainkan mengantarkan
orang itu untuk melapangkan dada. Jika kita mampu berdamai, maka urusan mudah. Masih ruwet bagaimana? Lapang
dada itu buah qalbu yang tenang.
Sebagai
analagi, “Pernahkah kita kehilangan barang? Apa yang terjadi saat kita mencari
barang dalam keadaan panik? Yang sering terjadi barang tersebut tak kita
temukan. Begitu tenang, berdamai dengan yang kita alami, membuat segala ikhtiar
kita menjadi efektif.
QS 2: 214
Apakah kamu
mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh
malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)
sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat dekat.
Badai
kehidupan? Semua orang pasti mengalami. Pepatah “Badai pasti berlalu,” tak
sepenuhnya benar. Iya, badai pasti berlalu. Akan tetapi, selama masih hidup
begitu selesai badai muncul badai yang baru. Kalau kita melihat orang lain
seakan tak ada masalah, seperti pepatah
“Rumput tetangga tampak lebih
hijau.” Sebenarnya mereka pasti juga ada masalah.
Kalau lagi ada
masalah merasa paling sengsara di dunia. Masing-masing punya turbulensi. Hidup
itu bukan tentang menunggu badai berlalu, tetapi bagaimana kita bisa berlapang
dada meskipun di tengah badai. Dengan kacamata keimanan kita selalu bisa menemukan
keindahan setiap takdir kehidupan. Kemudahan menghadapi badai dalam kehidupan
kita dapatkan ketika kita lapang.
Senyum itu perlambang
ridlo. Tidak ada yang paling disenangi setan melebihi seorang mukmin yang
bersedih hati. Bagaimana supaya melatih diri agar berlapang dada? Lihat kanan
kiri dengan senyum paling indah. Kuncinya Adalah LATIHAN. Berlapang dada adalah
sebuah kemampuan, maka harus dilatih. Sebagaimana raga yang perlu dilatih
dengan berolah raga, batin juga perlu dilatih. Bukan cuma zahir.
Ulama membagi
ibadah menjadi dua: Zahir dan batin. Ibadah jungkir balik, jika batin meleset bisa
tak bernilai. Ibadah batin itu lebih bernilai. Ada beberapa latihan jiwa agar
mampu berlapang dada. Proses belajar melalui 3 tahap: tahu, mau, mampu
(teori = tahu, menghunjam jiwa=mau, belum tentu mampu mis. sabar=mampu)
Latihan jiwa
bisa menyebabkan jalan keluar terbuka. The only way out is in. Kalaupun
mau cari jalan keluar, mulainya dari dalam.
Lima Latihan Jiwa (sejalan
dengan sebab=sebab dada menjadi sempit):
1.
Ridlo
(self acception)
: sikap yakin segala sesuatu ada hikmah dan pasti baik pada akhirnya.
Semua urusan orang beriman itu baik; enak/tak enak; sesuai/tak sesuai harapan
itu baik. Ada masanya kita berdoa A dikasih A. Kadang berdoa A kasih B. Jangan
punya virus HARUSITIS.
Boleh jadi kau ingin sesuatu padahal tidak baik bagimu. Kita punya
rencana iya, tapi penentunya bukan kita.
Hadiah terindah apa yang saat ini aku miliki. Takdir
terindah apa yang saat ini aku jalani. Rahasia mudah ridlo: berharap diridloi
Allah. Ya Allah monggo, apapun yang Engkau tetapkan, asal Engkau ridlo padaku
aku juga ridlo. Pergiliran episode kehidupan. Ada kalaya jatuh, sakit,
ditinggal orang, tak punya uang, ada mencaci kita
Pagi petang doa: Radliitu billahi rabba ….
2.
Berserah (tawakkal, tafwid, taslim).
Tawakkal itu bukan pasif, tetapi aktif dalam hati yang damai. Gerak
aktif yang terbingkai dalam kedamaian. Kenapa banyak orang stress, anxiety,
over thinking? Ada doa Bismillahi tawakkaltu ….
Berserah itu logikanya sama dengan nitip. Berserah/nitip
selalu bergandengan dengan percaya. Iman itu bergandengan dengan tawakkal. Ketenangan
berbanding lurus dengan kepercayaan.
Lapang dada: yakin, berserah (iman yang melimpah,
indahnya berserah). Nitip HP; dijaga? Bagaimana mungkin menitipkan sesuatu kepada
Allah dan Allah tak menjaganya? Ya hayyu ya qayyuum ….
Apakah kita akan jaga anak 24 jam? Lakukan yang bisa dilakukan,
lainnya titipkan kepada Allah. Jadilah orang tua shalih. Di luar kendali,
titipkan kepada Allah.
Doa: Ya Allah titip mata suami saya, kalau macem-macem ambil ya Allah … dosa-dosanya.
Jika ada sesuatu yang salah, tunjukkan ya Allah.
Kecemasan dalam urusan dunia tanda gelapnya hati …. kecemasan
dalam urusan akhirat justru cahaya hati. Kita boleh mikir, tapi bawa ke hati.
3.
Syukur:
menyadari anugerah yang melimpah
Seandainya kesulitan masuk ke dalam batu, niscaya kemudahan akan mencari.
4.
Ikhlas:
berharap hanya kepada Allah
Latihan: merasakan untuk manisnya ikhlas: perbanyak amal-amal rahasia. Tak
semua amal harus rahasia, bahkan kadang harus ditampakkan. Amalan rahasia itu yang
tahu hanya Anda dan Allah.
Santunan anak yatim itu bagus. Namun, kadang niatnya bisa
belok. Di samping amalan tampak, datanglah ke sebuah komunitas yang gak Anda
kenal. Yang kau berikan lebih banyak, nikmatnya ikhlas akan bisa dirasakan.
Sama pasangan, anak, tugas kita, kita kasih yang terbaik.
Perkara dia balas tak baik, bukan urusan kita. Lakukan apa yang menjadi
kewajibanmu, jika kau tak dapat hakmu mintalah kepada Allah. Permisalan: Yang
kita kerjakan 10 digaji 10: seimbang.
Yang kita dapat 10 kinerja 3: selisihnya bisa keluar: tak berkah. Mis.
Masuk RS, investasi bodong, anak bermasalah. Yang didapat 3, yang kita berikan
10. Selisihnya pasti didapatkan. Mis sehat, anak beasiswa LN, temani umroh yuk.Rejeki
gak akan tertugar
Lakukan yang terbaik dan itu cukup. Kita tak usah
menghitung, Allah telah menghitung. Yang lepas, yang ikhlas yang totalitas. Tugasku
memberikan terbaik, kita sudah puas dengan balasab Allah.
5.
Butuh
dimaafkan Allah
Nenek coach tak pikun. Ingat semua, kisah-kisah masa lalu, tak ada
keluhan kecuali kaki. “Oma, bagi tipsnya panjang umur, barakah, banyak sedekah”
pinta coach.
Apa ya Son? Oma juga bingung. Oma gak pernah punya rasa dongkol, kesel,
sebel sama orang lama-lama. Kalau kesel sama anak, anak dipeluk ya Allah hamba
ridlo air susu hamba diminum anak ini.
Logika rasa dongkol, mata kita ada benda asing? Gak
enak, bisa infeksi. Inti: kita sadar butuh dimaafkan Allah. Banyak maafin orang.
Ditipu orang dekat, sahabat, nusuk dari belakang. Sampai datang ke guru. Masih
butuh dimaafkan Allah? Istighfar? Kadang tak sampai. Yang lebih pasti adalah banyak-banyak
maafin orang.
Ada syair yang sangat menarik. Ya Allah hamba gak
pantes masuk surga tapi juga gak kuat kalau harus masuk neraka-Mu. Kalau bukan
kepada Engkau ya Allah, kepada siapa lagi kami berharap?
DOA BARENG ( doa di majleis ilmu itu mustajab. Yang paling
ditunggu di majlis ilmu). Kalau ada orang berkumpul dalam majlis ilmu, rahmat
Allah turun, didoakan malaikat. Tempat mustajab? Salah satunya Adalah majlis
ilmu.
Sebab-sebab bikin dada sempit:
1.
Meratapi
masa lalu (mensedihkan yang
telah terjadi)
Meratapi masa lalu bikin sempit dada, hidup menderita. Dua kata yang
membuat menderita adalah seandainya saja. Menurut Hadits: itu bisa
menjadi pintu masuknya syetan. Yang sudah terjadi: Qadarullah wa maa syafa.
2.
Mencemaskan
masa depan
Panik, khawatir, takut, waswas adalah kendaraan syetan. Waswas itu lebih
berbahaya daripada tukang sihir.
3.
Tidak
menikmati masa kini
Kadang kita sibuk dengan apa-apa yang belum ada sehingga lupa menghargai
yang sudah ada. Sadar nikmat kalau sakit, keberadaan kalau sudah ditinggalkan.
Ingatlah firman Allah Fainna ma’al ‘usri Yusra.
Guru, ajari aku ilmu Syukur. Isi segelas air penuh
bawa ke ujung hutan. Saya nunggu di ujung hutan. Air yang kau bawa tak boleh
tumpah setetespun. Akhirnya murid membawa air tersebut dengan penuh konsentrasi
tanpa melihat sekeliling.
Tiba di ujung berhasil. Guru berhasil, tak ada yang
tumpah. Bagus. Apa hubungannya?
Wahai muridku akau mau nanya, “Keindahan apa yang kau
temukan dalam hutan tadi?”
Keindahan? Aku tak lihat apa-apa.
Sebenarnya ada danau bagusss, kebun bunga indahhhh tak
terlihat semua karena focus pada air yang dibawa agar tidak tumpah. Kadang kita
harus meletakkan masalah (focus) hingga tak lihat yg lain.
Waktu Covid dirawat. Kakak sepupu meninggal, tetangga sebelah
meninggal, pasien sebelah kritis merasa deket dengan kematian. Dalam keadaan seperti
itu apa doa kita? Yang lain murah, yang diminta kesematan sehat lagi, lihat
anak-anak, bisa nebus dosa, memperbaiki amal. Menemukan syukur tak perlu banyak
syarat. Lihat anak bermain saja seperti syurga. Lihat anak-anak tidur, bangun
tidur, denger azan subuh merupakan nikmat yang luar biasa dan perlu disyukuri.
Kadang di antara kita ada yang mensyaratkan syukur dengan
syarat rumit.
Orang yang sibuk bersyukur sampai lupa minta maak akan mendapatkan jauh
lebih indah daripada orang yang meminta. Ada orang yang bisa seperti ini.
Terima kasih ya Allah, terima kasih ya Rabb. Dua nikmat paling puncak dalam
hidup adalah bernafas dan bersujud. Kalau belum bisa bersyukur atas nafas, kita
bisa main ke kuburan. Gak semua orang diberi nikmat sujud. Ada sujud syukur ada
syukur sujud (sujudnya itu sendiri yang disyukuri. Terima kasih ya Allah)
Tahajjud: minta boleh. Sesekali Tarik nafas, alhamdulillah terima kasih
ya Allah
4.
Ketika
kita meletakkan kebahagiaan di mulut orang lain
Sibuk dengan komentar, pandangan orang lain. Kita tak bisa berharap
semua orang suka sama kita. Hal itu mustahil.
Ingat kisah Lukmanul Hakim dengan anaknya bersama
keledai. Ketika Lukamanu Hakim naik keledai, anaknya berjalan, ditegur orang.
Kita salah Nak. Yuk, berganti peran. Kau yang naik keledai, bapak yang
berjalan. Itu pun ditegur orang. Saat dua-duanya naik keledai, ditegur orang.
Saat dua-duanya menuntun keledai pun ditegur orang.
Betapa lelah jika kita meletakkan kebahagiaan di mulut
orang. Nasihat Ali: kita tak perlu menjelaskan diri kita kepada orang lain.
Sesuatu yang di luar kita tak ada hisabnya. Seandainya engkau tahu betapa
cepatnya manusia melupakan terhadapmu setelah meninggal pasti kita tak perlu
perhatian/pandangan orang lain. Kita setel niat: semoag ikhlas, ada manfaat
5.
Saat
kita tak mau memaafkan
(menyimpan dendam, dongkol, kebencian)
Selama
kita masih berharap Allah memaafkan kita, maka kita perlu memaafkan orang lain.
Jangan simpan dendam, dongkol, dan kebencian di hati berlama-lama. Yuk, move
on.
bismillah semoga kita bisa selalu berlapang dada, dalam barokah Allah SWT. Amiin3 YRA
BalasHapusAamiin3 yaa Rabb
Hapus