Rabu, 26 Agustus 2020

KERETA API PAGI


Alat transportasi bernama kereta api membawa kenangan tersendiri bagi dirinya. Pertama berkenalan dengan kereta api secara intens pada tahun 2008. Kala itu, putra pertamanya memulai petualangan menimba ilmu di kampus Ganesha, Bandung. Alat transportasi pilihan si buah hati jatuh pada kereta api. Jadilah dirinya pengantar penumpang kereta secara intens. Murah dan meriah. Kala itu, si buah hati menjadi penumpang setia Lodaya. Seingatnya, tarif pertama kelas bisnis enam puluhan ribu. Terus beranjak naik hingga delapan puluh ribu pada tahun pertama kuliah.
            Mengapa Lodaya bisnis? Ini yang paling pas dengan saku mahasiswa. Kelas eksekutif terlalu tinggi. Kelas ekonomi, belum diizinkan ortu. Pertama kali naik kereta ekonomi bersama temannya, sang buah hati sampai Solo tengah malam. Bukan waktu yang ideal. Si buah hati itu naik kereta ekonomi kedua seorang diri. Waktu sampai di Solo dia ketiduran. Padahal, sang ayah telah menunggu di dalam stasiun. Eh, tak tahunya dia katut kereta sampai Madiun. Yah, apes.
Ada yang amat berkesan waku mengantar si buah hati ke stasiun. Waktu itu pengantar masih bisa masuk peron. Kebiasaannya, dia akan menunggu kereta hingga hilang dari pandangan. Mengamati kereta yang berjalan dari belakang memiliki arti tersendiri. Matanya lurus ke depan, bibir komat-kamit merapal doa dengan dibasahi oleh air mata. Doa terindah agar anaknya dimudahkan semua urusan, sukses, dan barakah dalam hidupnya. Ilmu yang didapat bisa diabdikan untuk sebesar-besar manfaat. Itulah gambaran dirinya sebagai seorang ibu.
Kamis pagi, 20 Agustus 2020. Bertepatan dengan Tahun Baru Islam1442 Hijriah, dengan berkendara BMW (jangan dikira BMW sungguhan yaaaa. Ini Brio Merah Warnanya) dirinya memasuki stasiun Balapan. Sebelum kereta eksekutif yang ditumpangi si bungsu tiba, tentu dirinya telah setia menanti. Angannya menerawang. Berawal dari tahun 2008. Antara 2008 hingga 2012 dirinya selalu setia mendatangi stasiun Balapan untuk mengantar atau menjemput bauh hati di stasiun. Tak sekali dua kali dirinya pun masuk stasiun sebagai penumpang menuju Kota Kembang, bukan sebagai pengantar pengantar. Bahkan, dirinya pernah ‘katut’ di kereta hingga di stasiun Klaten. Kisah hal tersbut pernah diposting di “Ah Tenane” Solopos.
Tahun 2012 aktivitas keluar masuk stasiun bertambah. Pasalnya, si bungsu menentukan pilihan studi di Kota Kembang sebagaimana sang kakak. Aktivitas keluar masuk stasiun bertambah. Bahkan, ada tambahan stasiun yang dikujungi. Jika sebelumnya selalu stasiun Balapan (kelas bisnis dan eksektutif), kunjungannya merambah ke stasiun Jebres maupun Purwosari.
Seiring bertambahnya waktu, bukan hanya stasiun yang dikunjungi. Bandara pun menjadi tempat yang akrab baginya. Selain perjalanan dinas, antar jemput suami, antar jemput buah hati adalah hal yang dirinduka. oleh dirinya.
Aktivitas keluar masuk stasiun dan bandara sejak adanya pandemi seolah terhenti. Baru akhir Juli kemarin dirinya menjejakkan kaki kembali di bandara. Itu pun bukan untuk antar jemput sang buah hati. Sekadar menemui teman si buah hati yang dapat dititipi.
Kamis pagi, 20 Agustus 2020. Dirinya seolah memutar film kehidupan dirinya berkait stasiun dengan si buah hati. Dia sempatkan menanyakan kepada petugas jaga apakah kereta eksekutif dari Jakarta pagi itu telah tiba. Ternyata, beberapa saat lagi kereta akan tiba. Dirinya merasa lega. Memosisikan diri di pintu keluar stasiun berharap segera bertemu buah hati pada saatnya nanti.
Sebuah pengumuman bahwa kereta Mataram segera tiba. Tangannya bergerak ke atas untuk menghapus air bening yang leleh tak terasa. Ini air mata yang dirindukan bersamaan dirinya rindukan buah hati tercinta. Sejak akhir Desember sang buah hati tak boleh pulang. Kena ‘lockdown’ di kota perantauan.
Peluit kereta yang melengking mengiris hatinya. Namun, kali ini hati yang teriris kan terobati. Sebentar lagi dirinya bisa memeluk dan mencium si buah hati sepuasnya. Eits, jangan tergesa. Sudah ada komitmen bersama. Sebelum si buah hati selesai bersih-bersih diri tak boleh ada kontak fisik. Dirinya tak sadari ini langkah berhati-hati atau galau yang berlebih.
“Jadi mampir ke Hotel Sunan” seloroh si buah hati di jok belakang.
“Iyes, sesuai kesepakatan yaaaa,” katanya. “Minimal selama satu jam.” (Sebelumnya telah bersepakat seblum sampai rumah, baju selama perjalanan harus sudah ganti semua. Telah mandi pula. Pilihan jatuh pada berenang terlebih dahulu minimal satu jam).
“Ohhhh, jadi aku mau direndem di air kapurit selama satu jam? Hahaha” yang langsung disambut seisi BMW dengan tawa bersama. Teriring doa semoga korona segera menghilang.

11 komentar:

  1. Masih mengantuk

    Pagi ini masih mengantuk. Rasanya mau tidur lagi. Masuk ke dunia mimpi enak sekali.

    Beginilah kalau tidur terlalu malam. Bangun pagi kesiangan. Sholat subuh ketinggalan.

    Semalam ada pengumuman dari ketua musholla al Hamzah di kompleks perumahan kami di Jatibening Bekasi.

    Pengumuman
    Kepada Yth. :
    Jamaa'ah Musholla Al Hamzah Jatibening Indah

    Bismillah

    Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

    Sehubungan dengan positifnya seorang tetangga masjid Al Iman dan seorang bertetangga RT dekat Al Hamzah dari covid 19 maka dengan ini diberitahukan bahwa :

    Aktivitas yang bersifat jama'ah seperti shalat berjama'ah untuk sementara ini *ditiadakan* di Musholla Al Hamzah Terhitung sejak pengumuman
    ini diterbitkan sampai waktu yang ditentukan kemudian.

    Demikian informasi ini disampaikan. Harap maklum.

    Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

    Bekasi, 8 Muharram 1442 H / 26 Agustus 2020

    Tertanda :
    DKM Al Hamzah
    Adang Karyana

    Nb. :
    Mohon disebarluaskan

    Sedih juga sih belum bisa sholat jamaah lagi. Kami terpaksa sholat berjamaah di rumah. Bekasi kembali masuk zona merah. Wabah Corona semakin merajalela.

    Mohon doanya yang sakit disembuhkan dan yang mengalami kesulitan dilancarkan urusannya.

    Pagi ini masih mengantuk. Saya paksakan untuk bangun dan melawan kemalasan.

    Menaklukan ribuan orang belum tentu disebut sebagai pemenang. Namun mampu mengalahkan dirinya sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang.

    Salam Blogger Persahabatan

    Omjay
    Guru Blogger Indonesia
    Blog http://wijayalabs.com

    BalasHapus
  2. Pingin naik kereta bund... Aq blm pernah

    BalasHapus