Sore ini, di
sela-sela mengikuti kegiatan AISEI pukul 16.00 – 17.30 WIB, kuintip salah satu
komunitas WAG (WhatsApp Grup). Terdapat flyer yang diunggah oleh teman
lengkap dengan petunjuk mengunggah foto diri. Karena merasa tertarik, langsung
kuikuti petunjuknya dan “cling” jadilah flyer dengan foto diri yang
langsung kuungah di WAG yang sama.
Beberapa detik setelah terunggah,
kucermati tulisan DIRGAHAYU RI KE 75. Sontak, baru tersadar. Langsung kutulis
di WAG yang sama. “Baru ngeh, setelah ikut-ikutan mengunggah foto. Lho, kok
Dirgahayu RI Ke 75? Maaf.”
Nah, kini saatnya kita belajar lagi.
Kubuka KBBI.
dirgahayu/dir·ga·ha·yu/ a berumur panjang (biasanya ditujukan kepada
negara atau organisasi yang sedang memperingati hari jadinya): -- Republik
Indonesia, panjang
umur Republik Indonesia.
Mengapa
dengan penggunaan Ke 75? Dari sisi penulisan (ejaan) ke 75 mestinya menggunakan
tanda hubung (ke-75). Dalam hal ini kita bisa membuka PUEBI (Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia) halaman 32-33 sebagai berikut.
Penulisan
bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
abad XX
abad ke-20
abad kedua
puluh
Perang Dunia
II
Perang Dunia
Ke-2
Perang Dunia
Kedua (Kemendikbud, 2016: 32-33).
Bisa pula kita cermati PUEBI
halaman 61-62. Tanda hubung dipakai untuk merangkai
a. se- dengan
kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia,
se-Jawa
Barat);
b.
ke- dengan angka (peringkat ke-2);
c. angka
dengan –an
(tahun
1950-an);
d. kata
atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H,
sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
e. kata
dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);
f.
huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
g. kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang
berupa huruf kapital. Misalnya: KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku (Kemendikbud, 2016: 61-62).
Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa penulisan ke 75 belum benar. Yang benar adalah ke-75. Namun,
kita perlu berpikir lagi, “Benarkah penggunaan ke-75 pada DIRGAHAYU RI KE 75?
Dengan menambahkan Ke-75 maka ini pun
akan menambahkan pengertian yang ambigu. Panjang umur dinyatakan dengan “Ke-75”.
Jadi kalimatnya menjadi “Panjang Umur RI Ke-75”. Kalimatnya jadi tidak logis.
Selain itu, ada lagi ketidakjelasan dari “Ke-75”, apakah maksudnya Ke-75 tahun
atau Ke-75 hari, atau ke 75 Negara Indonesia? Dirgahayu RI Ke-75, juga
bisa berarti ada 75 buah Republik Indonesia. Ini juga berarti masih ada banyak
RI. Tentu saja kalimat ini jadi tidak logis, karena Republik Indonesia hanya
ada satu.
Lalu,
Bagaimana Kalimat yang Tepat? Ada beberapa pilihan kalimat yang tepat jika kita
ingin menggunakan kata dirgahayu, di antaranya:
1. Dirgahayu Republik Indonesia
2. Dirgahayu Kemerdekaan Republik
Indonesia
3. Dirgahayu RI
Nah, jika kita ingin menggunakan kalimat
lain, bisa dengan kalimat ini:
1.
Hari Ulang Tahun Ke-75 Republik
Indonesia
2.
Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia
3.
Peringatan Ulang Tahun Ke-75 Republik
Indonesia
4.
Selamat Ulang Tahun Ke-75 Republik
Indonesia
5.
Hari Ulang Tahun-Republik Indonesia
Ke-75 (HUT-RI Ke-75)”. Tanda hubung digunakan agar dua unsur HUT dan RI
menjadi padu.
Sumber:
KBBI
PUEBI
Sip...semangat..MERDEKA
BalasHapusTerima kasih. Merdeka.
HapusMerdeka. Terima kasih ilmunya bunda
BalasHapusTerima kasih kembali Omjay. Merdeka.
HapusMerdeka....Top Bunda makasih ilmunya
BalasHapusMerdeka. Sama2 Bu Yayuk.
HapusTerimakasih bu ismi..
BalasHapusSama2 Bu Atik
HapusTerimakasih bu ismi..
BalasHapusTerimakasih bu ismi..
BalasHapusMantap bu selalu memcoba hal -hal baru
BalasHapusTerima kasih Bu Rita
HapusTerimakasih ilmunya Bunda
BalasHapusTerima kasih kembali.
BalasHapusKeren banget
BalasHapusTerima kasih Bu Astuti
HapusKeren...
BalasHapusTerima kasih
HapusMakin keren aja yaa
BalasHapusTerima kasih
HapusMantap bu Ismi...
BalasHapusTerima kasih Pak Yusuf.
HapusGuru Bahasa memang pakarnya menyusun kata, matursuwun bu Is Dirgahaya Republik Indonesia💪💪
BalasHapus