Minggu, 16 Agustus 2020

DIRGAHAYU RI KE 75


Sore ini, di sela-sela mengikuti kegiatan AISEI pukul 16.00 – 17.30 WIB, kuintip salah satu komunitas WAG (WhatsApp Grup). Terdapat flyer yang diunggah oleh teman lengkap dengan petunjuk mengunggah foto diri. Karena merasa tertarik, langsung kuikuti petunjuknya dan “cling” jadilah flyer dengan foto diri yang langsung kuungah di WAG yang sama.
            Beberapa detik setelah terunggah, kucermati tulisan DIRGAHAYU RI KE 75. Sontak, baru tersadar. Langsung kutulis di WAG yang sama. “Baru ngeh, setelah ikut-ikutan mengunggah foto. Lho, kok Dirgahayu RI Ke 75? Maaf.”
            Nah, kini saatnya kita belajar lagi. Kubuka KBBI.
dirgahayu/dir·ga·ha·yu/ a berumur panjang (biasanya ditujukan kepada negara atau organisasi yang sedang memperingati hari jadinya): -- Republik Indonesia, panjang umur Republik Indonesia.
            Mengapa dengan penggunaan Ke 75? Dari sisi penulisan (ejaan) ke 75 mestinya menggunakan tanda hubung (ke-75). Dalam hal ini kita bisa membuka PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) halaman 32-33 sebagai berikut.
Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut.
Misalnya:
abad XX
abad ke-20
abad kedua puluh

Perang Dunia II
Perang Dunia Ke-2
Perang Dunia Kedua (Kemendikbud, 2016: 32-33).



Bisa pula kita cermati PUEBI halaman 61-62. Tanda hubung dipakai untuk merangkai
a.     se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);
b.     ke- dengan angka (peringkat ke-2);
c.     angka dengan –an (tahun 1950-an);
d.     kata atau imbuhan dengan singkatan yang berupa huruf kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
e.     kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rah­mat-Mu);
f.      huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
g.     kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan yang beru­pa huruf kapital. Misalnya: KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku (Kemendikbud, 2016: 61-62).
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penulisan ke 75 belum benar. Yang benar adalah ke-75. Namun, kita perlu berpikir lagi, “Benarkah penggunaan ke-75 pada DIRGAHAYU RI KE 75?
            Dengan menambahkan Ke-75 maka ini pun akan menambahkan pengertian yang ambigu. Panjang umur dinyatakan dengan “Ke-75”. Jadi kalimatnya menjadi “Panjang Umur RI Ke-75”. Kalimatnya jadi tidak logis. Selain itu, ada lagi ketidakjelasan dari “Ke-75”, apakah maksudnya Ke-75 tahun atau Ke-75 hari, atau ke 75 Negara Indonesia? Dirgahayu RI Ke-75, juga bisa berarti ada 75 buah Republik Indonesia. Ini juga berarti masih ada banyak RI. Tentu saja kalimat ini jadi tidak logis, karena Republik Indonesia hanya ada satu.
            Lalu, Bagaimana Kalimat yang Tepat? Ada beberapa pilihan kalimat yang tepat jika kita ingin menggunakan kata dirgahayu, di antaranya:
1. Dirgahayu Republik Indonesia
2. Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia
3. Dirgahayu RI

Nah, jika kita ingin menggunakan kalimat lain, bisa dengan kalimat ini:
1.     Hari Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia
2.     Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia
3.     Peringatan Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia
4.     Selamat Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia
5.     Hari Ulang Tahun-Republik Indonesia Ke-75 (HUT-RI Ke-75)”.  Tanda hubung digunakan agar dua unsur HUT dan RI menjadi padu.



Sumber:
KBBI
PUEBI




23 komentar:

  1. Merdeka. Terima kasih ilmunya bunda

    BalasHapus
  2. Merdeka....Top Bunda makasih ilmunya

    BalasHapus
  3. Mantap bu selalu memcoba hal -hal baru

    BalasHapus
  4. Guru Bahasa memang pakarnya menyusun kata, matursuwun bu Is Dirgahaya Republik Indonesia💪💪

    BalasHapus