Jumat, 14 Agustus 2020

MANAJEMEN STRES DAN PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR


Materi             : Manajemen Stres dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular
Waktu             : Minggu, 9 Agustus 2020
Narsum           : Dr. dr. Yusuf Alam Romadhon, M.Kes.
           
            Inilah materi kegiatan “Bincang Keshatan” di grup MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Sukoharjo melalui whatsApp Grup bersama Pak Dokter Ganteng. Pembahasan diawali dari 3 sweet, 7B, macam umur, stres, dan lain-lain.
Fase Kehidupan Manusia: 3 Sweet



Fase-fase kehidupan manusia dalam tiga Sweet. Di Sweet-dak inilah mulai menjadi perhatian kita karena risiko untuk terjadi penyakit lebih besar karena itu bagi yang memasuki jelang lima puluh tahun [jelita] lolos lima puluh tahun [lolita] dan sweet-dak ini perlu memperhatikan dengan seksama faktor-faktor yang membuat kita sehat.
7 B: Ciri Lanjut Usia



Tujuh "B" ini adalah ciri umum bagi yang memasuki jelita, lolita dan sweet-dak.

Macam Umur


Slide di atas merupakan variasi macam-macam kombinasi usia biologis dan usia kronologis; yang normal umur biologis sejalan dengan umur kronologis. Orang yang stres [depresi] umur biologis lebih cepat 10 kali dibandingkan orang yang umur kronologisnya sama. Karena itu stres menjadi perhatian utama kita.


Stres

Mari kita ubah mind-set kita tentang stres, BUKAN KHUSUS UNTUK MEREKA YANG MANJADI PASIEN DOKTER SPESIALIS JIWA, tetapi keadaan psikolgis kita yang tertekan yang menyebabkan perubahan suasana hati dan perubahan fungsi tubuh.... derajat perubahan suasana hati dan perubahan fungsi tubuh inilah --> termometer stres.

Memahami stres itu penting, TETAPI YANG LEBIH PENTING DAMPAK BURUK JANGKA PANJANG dari stres --> sering, berkepanjangan, kuat, jangka panjang --> diabetes, hipertensi, penyakit jantung, stroke, kanker dan gangguan mental. KENALI STRES SEDINI MUNGKIN PULIHKAN SESEGERA MUNGKIN.

Pikiran tidak Membantu
HAL PENTING DALAM MANAJEMEN STRES adalah MENGENALI PIKIRAN TIDAK MEMBANTU... Pikiran berbeda menghasilkan respons yang berbeda.

Kenali Stres


Slide di atas merupakan strategi mengelola stres melalui strategi "Kenali sedini mungkin, pulihkan sesegera mungkin." Langkah-langkahnya sebagai berikut.
1.     Pertama kenali perubahan suasana hati dan perubahan fungsi --> paksa mengenali ketika derajat suasana hati mulai turun [karena kalau tidak segera dikenali bisa berlangsung lama, perubahan suasana hati --> hormon-hormon yang membahayakan kesehatan], kesadaran untuk menyadari momen perubahan suasana hati membantu meredakan guncangan perubahan suasana hati dan guncangan keseimbangan fungsi tubuh [bagi yang beragama Islam dapat menggunakan momen waktu sholat terdekat].
2.     Ukur perubahan tersebut dengan termometer stres.
3.     Membayangkan peristiwa yang "menyakitkan", biarkan peristiwa itu mengalir tanpa menghakimi, kenali pikiran tidak membantu [7.00 PM, 9/8/2020] dr. Yusuf Alam R: yang digunakan.
4.     Cari logika melawan pikiran tidak membantu misalnya "kalau di lain waktu saya mengalami hal ini, apakah aku berfikir seperti itu" "seandainya temanku mengalami peristiwa sama dengan yang aku alami, apakah dia juga menggunakan pikiran ini" ATAU menggunakan pendekatan agama, menerima, memaafkan dan mendoakan, semeleh, pasrah menyerahkan sepenuhnya pada Tuhan, insyaAllah akan diberikan ganti yang jauh lebih besar.
5.     Ukur kembali termometer stres setelah perenungan tersebut, harapannya permasalahan selesai, hati puas, atau permasalahan tidak selesai tetapi hati puas, atau permasalahan selesai, tetapi hati masih belum puas, atau yang tidak diharapkan permasalahan tidak selesai, hati tidak puas. Sekali lagi membutuhkan latihan berulang-ulang, agar dapat menghasilkan permasalahan selesai, hati puas atau permasalahan tidak selesai tetapi hati puas.
Termometer yang menilai diri sendiri, menilai seberapa jauh gangguan suasana hati dan gangguan perubahan fungsi tubuh [seperti berdebar-debar, perut mules, leher tegang] mengacaukan konsentrasi aktivitas harian kita... semakin sempurna gangguannya nilai termometer stres makin tinggi.

Seberapa dominan stres berkepanjangan dapat menyebabkan sakit diabetes, jantung, stroke, kanker, dll.?
Stres hanya salah satu kontributor njih bu Tri Retno, ada faktor lain seperti kurang olah raga, dan diet tidak berimbang... kehadiran stres yang tidak terkontrol menambah peluang terjadinya penyakit menjadi lebih besar... bahkan tidak jarang stres menjadi pelatuk munculnya penyakit.

 Ilustrasi sederhana di atas menggambarkan tingkat kebahagiaan kita membuat kita awet muda.
Stres juga membuat kita menjadi malas berolah raga, mendorong kita makan lebih banyak juga. Bisa juga membuat malas makan terutama bila suasana hatinya didominasi murung sedih.
Kuis tentang Stres
Pertanyaannya,”Apakah Bapak / Ibu selalu atau sering atau jarang atau tidak pernah mengalami hal-hal berikut dalam satu minggu terakhir?”
1.     Saya sulit untuk menenangkan diri
2.     Saya cenderung bereaksi berlebihan ketika menghadapi situasi tertentu
3.     Saya merasa bahwa saya banyak mengalokasikan energi saya untuk gelisah
4.     Saya mendapati diri saya merasa gelisah
5.     Saya sulit untuk tenang atau santai [rileks]
6.     Saya tidak toleran terhadap segala sesuatu yang mengganggu saya ketika melakukan pekerjaan
7.     Saya merasa mudah tersinggung

Jika ada salah 1 indikator sudah masuk kategori stress kah, Bapak? Jika 7 indikator ada semua sudah parah njih?
Yang dicermati yang sering bu Ismi. Biasanya kalau ada salah satu sering mengalami, yang lainnya ikut sering juga.
Jadi faktor penentu tingkatannya adalah faktor keseringan njih? Njih bu Ismi, sering itu berarti sudah memenuhi kriteria dalam keadaan stres.
Jadi faktor penentu tingkatannya adalah faktor keseringan njih?
Njih bu Ismi, sering itu berarti sudah memenuhi kriteria dalam keadaan stres.
Kalau terlalu santai apakah indikasi stres juga nggih?
Tergantung Bu Nanik, terlalu santai bila maksudnya "melarikan diri" atau "menghindari tugas/kewajiban" biasanya adalah mekanisme koping ketika menghadapi hal-hal yang tidak disukai, tetapi kalau terlalu santai karena "merasa" tidak ada beban dalam mengerjakan tugas dan kewajiban insyaAllah tidak apa apa.
Pak Dokter, jika umur biologis sejalan dengan umur kronologis itu normal. Jika umur biologis lebih lambat (awet muda) termasuk normal atau tidak normal tetapi amat baik alias upnormal njih?
Yang ideal awet muda. Ada artis awet muda. Sebenarnya pada diri kita ada oksigen dan antiokasidan sehingga tubuh tak rusak. Orang cepat stres karena perputara energi selnya terlalu cepat. Jadi lebih tua. Kita makan berlebihan, tidak membatasi kalori. Kita dianjurkan posri nasi yang tida obes sepertiga. Yang obes seperempat, menghambat penggunaan proses penuaan dan membuat sel lebih lapar. Itu termasuk salah satu hikmah puasa. Waktu sel melakukan metabolisme. Setiap lapar, protein sampah dimakan oleh sel. Jadi iulah salah satu hikmah puasa. Kita perlu mengingat Piringku Kemenkes.
Pak Dokter, fakta kehidupan orang-orang dulu, mbah-mbah kita umurnya nyampek ratusan tahun, orang-orang desa umur biologis lebih muda, apakah ini ada hubungannya dengan kemampuan menahan setres apa pengaruh gen keturunan?
Nenek moyang kita bisa menembus umur 100 tahun: teringat guyonan Cak Lontong dulu koperasi menjadi sokoguru. Sekarang ekonomi guru dari koperasi. Kita diprovokasi hutang. Kadang kita hutang bukan karena kepepet, tetapi karena diiming-imingi. Pernah ada kredit macet, uban banyak dan rambut rontok.
Harapan kita, bapak ibu anggota MGMP bisa awet muda semua, karena ilmu yang Pak Dokter tularkan.
Hidup sawang sinawang dan tin binatin, sama sama saling menyawang dan membatin. Mohon maaf secara tata bahasa Indonesia baku ambyar.
Terima kasih Dokter ilmunya sangat bermanfaat semoga diberikan kemudahan kelancaran sukses barokah.
Terus  terang  kula  merasa  stress  karena  di usia  yang  50 tahun  ini. Saya belum mengerjakan sesuatu  yang berarti. Utk  diri sendiri  apalagi  utk  org  lain. Kula selalu  was-was  kalau  sewaktu-waktu usia  saya  harus berakhir  padahal  banyak  tugas  yang  belum  selesai selain  tugas  menghantarkan  masa  depan  anak-anak. Dan  tugas kedinasan. Bagaimana  menyikapi  ini?
Ini pertanyaan Pak Dokter juga. Kita secara umum masih khawatir catatan kebaikan kita.  Orang selevel Umar bin Khaththab dan Imam Syafii pun masih khawatir catatan amalnya. Di dalam agama Islam yang masuk neraka awal adalah yang berjihad, ulama, dermawan tetapi bukan untuk Allah. Bisa refleksi gudang amal. Kadang niat untuk pujian orang lain, bukan karena Allah. Ukuran hasil karya, bukan jaminan. Pak Dokter pun merasa menjadi orang yang perlu didandani. Mungkin kita terlihat baik karena kejelekan kita ditutup oleh Allah.
Ilmu yang sangat bermanfaat telah Narsum sampaikan. Semoga menjadi ilmu yang tak terputus pahalanya dan menjada tabungan akhirat Pak Dokter.
Jika ada kata penutup untuk kuliah malam ini dipersilakan.
Alhamdulillah, kita sudah mendapat banyak ilmu dari Bapak Yusuf. Semoga bermanfaat dan barakah. Tak terasa bincang kesehatan berlangsung hampir 3 jam. Maju 1 jam dan mundur 1 jam dari jatah waktu yang dialokasikan hanya 1 jam. 

12 komentar: