Puji Syukur perlu kuhaturkan
kepada Yang Mahakuasa. Perjalanan ini kulampaui dengan suka duka dan sensasi
tersendiri. Apapun yang terjadi puji syukur harus kuucapkan kepada Ilahi Rabbi.
Apapun itu harus kusyukuri.
Alhamdulillah
yang utama harus kusyukuri. Banyak pelajaran berarti yang harus dilampaui.
Perjalanan cukup panjang dengan on off atau jatuh bangun penuh sensasi. Akhirnya
kusyukuri bahwa ini harus terjadi.
Biopsi
pertama bulan Oktober 2020. Tidak terdeteksi sel ganas. Kusyukuri akan hal ini.
Namun, dokter spesialis paru sub onkologi (kanker) berkata lain. Harus biopsi
ulang.
“Apalagi
ini?” keluhku dalam hati.
Namun
kuturuti pula seiring berjalannya waktu. Bulan Maret 2021 barulah kudatang
padanya untuk biopsi ulang setelah melalui proses yang cukup panjang. Peran
dokter penyakit dalam ikut berperan di dalamnya.
“Kita harus
berpacu dengan waktu. Kemoterapi harus segera dilakukan,” demikian kata dokter
itu,” setelah hasil biopsy jadi.
Akhirnya
kemoterapi lini 1 terlampaui pada tahun 2021. Sebanyak 12 kali.
Lini ke-2
terlampaui bulan September 2023 hingga awal tahun baru 2024.
Lini ke-3 on
proses mulai Mei 2025 ini.
Proses kemo
pertama lini ke-3 ini berlangsung 21 dan 22 Mei. Proses kedua 30 dan 31 Mei
2025. Proses ketiga 11 hingga 13 Mei 2025 (Lho, kok tiga hari? Karena perbaikan
kondisi.) Proses keempat 19 hingga 21 Juni 2025 (kok tiga hari lagi? Jawabnya
karena perbaikan kondisi)
Setiap proses
keompeterapi ada saja pelajaran berharga.
Pelajaran
Pertama
Tidak semua
yang datang untuk kemterapi dapat langsung keomoterapi. Ada buku saku berupa
hasil laboratorium. Jika hasil lab layak kemo maka si pasien dapat mengikuti
kemo. Namun, jika hasil lab menyatakan tidak layak harus diperbaiki terlebih
dahulu. Jika dalam tenggang waktu yang ditentukan masa perbaikan menjadikan
layak kemo, cuss kemo. Namun, jika tetap tak layak kemo, maka pulang dulu baru
datang periode berikutnya untuk lakukan kemo jika telah layak kemo.
Mengapa harus
repot amat? Begitulah prosedur yang harus diikuti. Namun, jika dicermati kita
akan merasa diuntungkan karena hal tersebut dilakukan demi keamanan kesehatan
kita dan berdasarkan ilmu yang dimiliki para pemegang kebijakan. Kita selaku
pasien manut sajalah.

Semoga sehat walafiat selalu Bu. Amiin3 YRA
BalasHapus