Jumat, 07 November 2025

KETIKA AKHIRNYA KEMO KE-22 TERLAMPAUI

 



Puji Syukur perlu kuhaturkan kepada Yang Mahakuasa. Perjalanan ini kulampaui dengan suka duka dan sensasi tersendiri. Apapun yang terjadi puji syukur harus kuucapkan kepada Ilahi Rabbi. Apapun itu harus kusyukuri.

Alhamdulillah yang utama harus kusyukuri. Banyak pelajaran berarti yang harus dilampaui. Perjalanan cukup panjang dengan on off atau jatuh bangun penuh sensasi. Akhirnya kusyukuri bahwa ini harus terjadi.

Biopsi pertama bulan Oktober 2020. Tidak terdeteksi sel ganas. Kusyukuri akan hal ini. Namun, dokter spesialis paru sub onkologi (kanker) berkata lain. Harus biopsi ulang.

“Apalagi ini?” keluhku dalam hati.

Namun kuturuti pula seiring berjalannya waktu. Bulan Maret 2021 barulah kudatang padanya untuk biopsi ulang setelah melalui proses yang cukup panjang. Peran dokter penyakit dalam ikut berperan di dalamnya.

“Kita harus berpacu dengan waktu. Kemoterapi harus segera dilakukan,” demikian kata dokter itu,” setelah hasil biopsy jadi.

Akhirnya kemoterapi lini 1 terlampaui pada tahun 2021. Sebanyak 12 kali.

Lini ke-2 terlampaui bulan September 2023 hingga awal tahun baru 2024.

Lini ke-3 on proses mulai Mei 2025 ini.

Proses kemo pertama lini ke-3 ini berlangsung 21 dan 22 Mei. Proses kedua 30 dan 31 Mei 2025. Proses ketiga 11 hingga 13 Mei 2025 (Lho, kok tiga hari? Karena perbaikan kondisi.) Proses keempat 19 hingga 21 Juni 2025 (kok tiga hari lagi? Jawabnya karena perbaikan kondisi)

Setiap proses keompeterapi ada saja pelajaran berharga.

Pelajaran Pertama

Tidak semua yang datang untuk kemterapi dapat langsung keomoterapi. Ada buku saku berupa hasil laboratorium. Jika hasil lab layak kemo maka si pasien dapat mengikuti kemo. Namun, jika hasil lab menyatakan tidak layak harus diperbaiki terlebih dahulu. Jika dalam tenggang waktu yang ditentukan masa perbaikan menjadikan layak kemo, cuss kemo. Namun, jika tetap tak layak kemo, maka pulang dulu baru datang periode berikutnya untuk lakukan kemo jika telah layak kemo.

Mengapa harus repot amat? Begitulah prosedur yang harus diikuti. Namun, jika dicermati kita akan merasa diuntungkan karena hal tersebut dilakukan demi keamanan kesehatan kita dan berdasarkan ilmu yang dimiliki para pemegang kebijakan. Kita selaku pasien manut sajalah.


1 komentar: