Senin, 03 November 2025

PASIEN KEMOTERAPI PERLU TAHU

 

Pada pasien yang menjalani kemoterapi yang masih dapat mengkonsumsi makanan keluarga (makanan rumah/makanan sehat) tidak ada perbedaan yang signifikan dalam prinsip pemilihan makanannya. Prinsip nutrisi (makan) adalah cukup kebutuhan kalorinya (energi/jumlah makanannya) dan tepat komposisi nutrisinya (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral--didapatkan dari variasi makanan).

Pasien yang menjalani kemoterapi terkadang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya akibat efek samping yang terjadi selama proses pengobatan kemoterapi. Misalnya kemoterapi sering menyebabkan muncul keluhan mual dan muntah yang menyebabkan pasien rentan kekurangan cairan dan gangguan garam tubuh (elektrolit), sebagian pasien yang menjalani kemoterapi mengalami diare sehingga rentan kekurangan cairan dan gangguan garam tubuh. Selain itu, kemoterapi menyebabkan peradangan/sariawan pada rongga mulut termasuk gusi dan lidah, menurunkan daya pengecapan lidah sehingga rasa makanan terasa hambar, dan berujung pada penurunan nafsu makan, berkurangnya jumlah makanan yang dikonsumsi, dan tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi.

Beberapa hal yang umum dilakukan terkait dengan nutrisi pada pasien kemoterapi adalah:

Pastikan setiap harinya jumlah cairan yang dikonsumsi memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Cairan tubuh terutama diperoleh melalui konsumsi air. Namun, pada sebagian pasien kemoterapi rasa air di lidah mengalami perubahan rasa yang lebih hambar atau sensasi logam dan membuat pasien malas mengkonsumsi air. Pada hari-hari tanpa ada keluhan (tidak ada muntah, tidak ada mencret/diare) perkiraan kebutuhan cairan adalah 2,5 liter. Kebutuhan ini dapat meningkat jika terdapat keluhan yang berhubungan dengan tubuh kehilangan cairan, seperti muntah atau mencret/diare. Jika sulit mengkonsumsi air saja karena keluhan perubahan rasa air pada lidah maka cobalah selingi pemenuhan kebutuhan cairan dengan jus atau sari buah-buahan (hal ini juga bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan serat). Selain itu, dapat juga menambahkan sedikit lemon, jahe, jeruk, atau jeruk nipis pada air.

Pastikan jumlah makanan yang dimakan dalam satu harinya mencukupi jumlah kebutuhan energi (kalori) yang direkomendasikan/diperlukan. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan energi (kalori) pasien sebaiknya dilakukan konsultasi dengan dokter atau ahli gizi, karena masing-masing pasien akan berbeda tergantung dari berat badan saat ini, tinggi badan, jenis kanker, dan lain-lain. Dengan dilakukannya konsultasi, pasien juga akan mendapat pengetahuan perkiraan jumlah (seberapa banyak) takaran makan. Jika memungkinkan bagilah porsi makan harian kedalam 3 kali makan utama (makan besar) yang masing-masingnya diselingi makan kecil (snack), Misalnya: makan pagi (pukul 07.00)--snack pagi (pukul 10.00)--makan siang (pukul 13.00)--snack sore (pukul 17.00)--makan malam (pukul 20.00). Hal ini bertujuan untuk tidak membiarkan lambung kosong terlalu lama. Jika tidak memungkinkan (misalnya karena nafsu makan sangat menurun, sensai mual, muntah, dan lain-lain) terapkan strategi small frequent feeding yaitu makan sedikit-sedikit tetapi sering (misalnya makan setiap 2 atau 3 jam dengan masing-masing makan adalah porsi kecil).

Sumber karbohidrat yang terbaik untuk dikonsumsi umumnya tidak berbeda (dapat berasal dari nasi, jagung, tepung, kentang, dan lain-lain). Secara umum meningkatkan konsumsi protein dapat diterima (karena kanker sendiri membuat sel-sel tubuh rusak). Sumber protein dapat berasal dari perbanyak konsumsi daging merah (sapi), ayam, ikan, putih telur, dan lain-lain. Namun, dalam kondisi tertentu konsumsi protein harus dibatasi sehingga sebaiknya konsultasikan ke dokter atau ahli gizi. Selama proses kemoterapi sebagian pasien akan mengalami kenaikan berat badan yang sangat cepat dan dalam kondisi ini sebaiknya konsumsi makanan berlemak dibatasi (membatasi konsumsi kuning telur, cumi-cumi, udang, kulit ayam, jeroan, otak, dan lain-lain). Jika selama proses kemoterapi berat badan pasien justru menurun berarti hal ini menandakan belum terpenuhinya kebutuhan energi dan nutrisi dengan baik. Usahakan setiap makan selalu ada sumber/porsi karbohidrat, protein, dan lemak. Jika memungkinkan aturlah menu makan yang variatif agar meningkatkan nafsu makan. Hindari mengkonsumsi makanan setengah matang atau mentah (telur setengah matang, telur mentah, ikan sarden yang tidak dimasak, sushi mentah, dan lain-lain). Hindari konsumsi makanan pedas.

Konsumsi porsi buah-buahan dan sayur-mayur yang cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan serat. Buah-buahan tertentu mungkin dapat memengaruhi kemoterapi sehingga sebaiknya dihindari (seperti anggur). Konsumsilah buah-buahan yang umum seperti jeruk, apel, pisang, semangka, pepaya.

Hindari konsumsi alkohol, pil-pil yang dijual dengan label suplemen makanan, dan obat-obatan yang dibeli sendiri tanpa anjuran/resep dari dokter. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan memengaruhi pengobatan kemoterapi yang sedang dijalani. Jika ada keluhan setelah menjalani kemoterapi sebaiknya dikonsultasikan ke dokter dan tidak secara sembarangan mengkonsumsi obat-obatan untuk mengurangi keluhan. Sebaiknya setiap obat atau pil yang diminumdikonsultasikan dan diketahui oleh dokter.

Konsumsi susu boleh dianjurkan selama pasien tidak memiliki keluhan terkait konsumsi susu (sebagian orang akan mengalami diare akibat konsumsi susu). Jika ingin mengkonsumsi yogurt sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter.

Produk makanan yang berasal dari kedelai dan teh sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi. Timbang berat badan tiap minggunya untuk mengetahui perkembangan status nutrisi dan laporkan kepada dokter atau ahli gizi setiap konsultasi.

Jika memungkinkan jadwalkan aktivitas fisik/olah raga yang masih mampu ditoleransi tubuh, misalnya berjalan kaki. Sesuaikan dengan kondisi fisik dan sebaiknya saat berolah raga terdapat orang lain yang mendampingi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar