Pada pasien yang menjalani kemoterapi
yang masih dapat mengkonsumsi makanan keluarga (makanan rumah/makanan sehat)
tidak ada perbedaan yang signifikan dalam prinsip pemilihan makanannya. Prinsip
nutrisi (makan) adalah cukup kebutuhan kalorinya (energi/jumlah makanannya) dan
tepat komposisi nutrisinya (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
mineral--didapatkan dari variasi makanan).
Pasien yang menjalani kemoterapi
terkadang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya akibat efek
samping yang terjadi selama proses pengobatan kemoterapi. Misalnya kemoterapi
sering menyebabkan muncul keluhan mual dan muntah yang menyebabkan pasien
rentan kekurangan cairan dan gangguan garam tubuh (elektrolit), sebagian pasien
yang menjalani kemoterapi mengalami diare sehingga rentan kekurangan cairan dan
gangguan garam tubuh. Selain itu, kemoterapi menyebabkan peradangan/sariawan
pada rongga mulut termasuk gusi dan lidah, menurunkan daya pengecapan lidah
sehingga rasa makanan terasa hambar, dan berujung pada penurunan nafsu makan,
berkurangnya jumlah makanan yang dikonsumsi, dan tidak terpenuhinya kebutuhan
nutrisi.
Beberapa hal yang umum dilakukan terkait dengan
nutrisi pada pasien kemoterapi adalah:
Pastikan setiap harinya jumlah cairan
yang dikonsumsi memenuhi kebutuhan cairan tubuh. Cairan tubuh terutama
diperoleh melalui konsumsi air. Namun, pada sebagian pasien kemoterapi rasa air
di lidah mengalami perubahan rasa yang lebih hambar atau sensasi logam dan
membuat pasien malas mengkonsumsi air. Pada hari-hari tanpa ada keluhan (tidak
ada muntah, tidak ada mencret/diare) perkiraan kebutuhan cairan adalah 2,5
liter. Kebutuhan ini dapat meningkat jika terdapat keluhan yang berhubungan
dengan tubuh kehilangan cairan, seperti muntah atau mencret/diare. Jika sulit
mengkonsumsi air saja karena keluhan perubahan rasa air pada lidah maka cobalah
selingi pemenuhan kebutuhan cairan dengan jus atau sari buah-buahan (hal ini
juga bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan serat). Selain
itu, dapat juga menambahkan sedikit lemon, jahe, jeruk, atau jeruk nipis pada
air.
Pastikan jumlah makanan yang dimakan
dalam satu harinya mencukupi jumlah kebutuhan energi (kalori) yang
direkomendasikan/diperlukan. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan energi (kalori)
pasien sebaiknya dilakukan konsultasi dengan dokter atau ahli gizi, karena
masing-masing pasien akan berbeda tergantung dari berat badan saat ini, tinggi
badan, jenis kanker, dan lain-lain. Dengan dilakukannya konsultasi, pasien juga
akan mendapat pengetahuan perkiraan jumlah (seberapa banyak) takaran makan.
Jika memungkinkan bagilah porsi makan harian kedalam 3 kali makan utama (makan
besar) yang masing-masingnya diselingi makan kecil (snack), Misalnya: makan
pagi (pukul 07.00)--snack pagi (pukul 10.00)--makan siang (pukul 13.00)--snack
sore (pukul 17.00)--makan malam (pukul 20.00). Hal ini bertujuan untuk tidak
membiarkan lambung kosong terlalu lama. Jika tidak memungkinkan (misalnya
karena nafsu makan sangat menurun, sensai mual, muntah, dan lain-lain) terapkan
strategi small frequent feeding yaitu makan sedikit-sedikit tetapi sering
(misalnya makan setiap 2 atau 3 jam dengan masing-masing makan adalah porsi
kecil).
Sumber karbohidrat yang terbaik untuk
dikonsumsi umumnya tidak berbeda (dapat berasal dari nasi, jagung, tepung,
kentang, dan lain-lain). Secara umum meningkatkan konsumsi protein dapat
diterima (karena kanker sendiri membuat sel-sel tubuh rusak). Sumber protein
dapat berasal dari perbanyak konsumsi daging merah (sapi), ayam, ikan, putih
telur, dan lain-lain. Namun, dalam kondisi tertentu konsumsi protein harus
dibatasi sehingga sebaiknya konsultasikan ke dokter atau ahli gizi. Selama
proses kemoterapi sebagian pasien akan mengalami kenaikan berat badan yang
sangat cepat dan dalam kondisi ini sebaiknya konsumsi makanan berlemak dibatasi
(membatasi konsumsi kuning telur, cumi-cumi, udang, kulit ayam, jeroan, otak,
dan lain-lain). Jika selama proses kemoterapi berat badan pasien justru menurun
berarti hal ini menandakan belum terpenuhinya kebutuhan energi dan nutrisi
dengan baik. Usahakan setiap makan selalu ada sumber/porsi karbohidrat,
protein, dan lemak. Jika memungkinkan aturlah menu makan yang variatif agar
meningkatkan nafsu makan. Hindari mengkonsumsi makanan setengah matang atau
mentah (telur setengah matang, telur mentah, ikan sarden yang tidak dimasak,
sushi mentah, dan lain-lain). Hindari konsumsi makanan pedas.
Konsumsi porsi buah-buahan dan
sayur-mayur yang cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral, dan serat.
Buah-buahan tertentu mungkin dapat memengaruhi kemoterapi sehingga sebaiknya
dihindari (seperti anggur). Konsumsilah buah-buahan yang umum seperti jeruk,
apel, pisang, semangka, pepaya.
Hindari konsumsi alkohol, pil-pil
yang dijual dengan label suplemen makanan, dan obat-obatan yang dibeli sendiri
tanpa anjuran/resep dari dokter. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan
memengaruhi pengobatan kemoterapi yang sedang dijalani. Jika ada keluhan
setelah menjalani kemoterapi sebaiknya dikonsultasikan ke dokter dan tidak
secara sembarangan mengkonsumsi obat-obatan untuk mengurangi keluhan. Sebaiknya
setiap obat atau pil yang diminumdikonsultasikan dan diketahui oleh dokter.
Konsumsi susu boleh dianjurkan selama
pasien tidak memiliki keluhan terkait konsumsi susu (sebagian orang akan
mengalami diare akibat konsumsi susu). Jika ingin mengkonsumsi yogurt sebaiknya
berkonsultasi dulu dengan dokter.
Produk makanan yang berasal dari
kedelai dan teh sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi. Timbang
berat badan tiap minggunya untuk mengetahui perkembangan status nutrisi dan
laporkan kepada dokter atau ahli gizi setiap konsultasi.
Jika memungkinkan jadwalkan aktivitas
fisik/olah raga yang masih mampu ditoleransi tubuh, misalnya berjalan kaki.
Sesuaikan dengan kondisi fisik dan sebaiknya saat berolah raga terdapat orang
lain yang mendampingi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar