Ada yang panikan, panikkk banget? Takut yang
Allah tanamkan pada jiwa adalah ketakutan yang wajar. Bukan berarti terlalu
panik atau terlalu gampang panik.
QS
2: 143
Dan
demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan
pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan
kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya
nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh
(pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah
diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
Ketakutan tengah-tengah adalah hal yang wajar. Misal gelisah ketika
anak pulang terlambat. Bila ada ketakutan bisa ditarik ke kanan ataupun ke
kiri. Ketakutan yang wajar untuk meningkatkan iman kepada Allah.
Jika ada ketakutan, aktivitas jangan
ditinggalkan. Pejabat pun masah sempat dan perlu menyempatkan untuk meningkatkan
ketakwaan kepada Allah.
Ketakutan naik bersifat positif yakni selalu
mengantarkan pada ridlo Allah. Out put selalu baik. Ketakutan ada yang bersifat
negatif. Sedikit-sedikit gelisah, anxiety, memberikan beban pada pikiran,
was-was dari syetan. Jalan keluar/solusi? Mendekat pikiran-pikiran positif, dzikir,
berdoa, ta’awudz, berwudlu, baca Alquran, shalat.
Doa tersebut bagus untuk dibaca "Rabbi
a'uudzubika min hamazaatisy syayaathiin wa a'uudzubika rabbi ay yahdhuruun",
yang diambil dari Surah Al-Mukminun ayat 97-98, dan berarti "Ya Tuhanku,
aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan, dan aku berlindung (pula)
kepada-Mu ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku". Doa ini
dibaca untuk memohon perlindungan dari godaan dan pengaruh buruk setan.
Bisa pula pilihan doa Nabi Musa: Rabbisyrahlii
shadrii, Wayassirlii Amrii, Wahlul'uqdatammillisaanii, Yafqohuu Qoulii,
memiliki arti "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. Dan mudahkanlah
untukku urusanku. Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Supaya mereka mengerti
perkataanku.". Doa ini merupakan bagian dari QS. Taha ayat 25-28
yang dipanjatkan Nabi Musa AS untuk memohon kemudahan dalam berbicara dan
menyampaikan pesan. Doa ini dapat dibaca untuk membantu mengatasi grogi
saat berbicara di depan umum dan memperlancar komunikasi.
Bagaimana menanamkan rasa takut pada anak?
Anak itu bening, fitrah, cenderung pada kebaikan. Lingkunganlah yang
mempengaruhi dan membentuk anak menjadi seperti apa. Orang tua bisa minta atau
bermohon atau berdoa agar anak menjadi baik.
QS
3 : 35-37
(Ingatlah),
ketika istri Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan
kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shaleh dan
berkhidmat (di Baitulmakdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Maka
tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata: "Ya Tuhanku,
sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih
mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak
perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan
untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada
syaitan yang terkutuk."
Maka
Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakaria
pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati
makanan di sisinya. Zakaria berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh
(makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah".
Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa
hisab.
Imron dan Hannah (yang melahirkan Maryam)
merupakan model orang tua yang berikhtiar benar-benar agar sang anak menjadi
anak yang baik.
QS
31: 14-19
Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
(Lukman
berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya
Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi
Maha Mengetahui.
Hai
anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang
menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah).
Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Dan
sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar