Selasa, 02 Desember 2025

CATATAN HARIAN

 

Makamhaji, 29 Oktober 2025

           

Ketika menuliskan hal ini harus ada satu dua titik air yang luruh. Membayangkan suasana yang tak lama lagi harus kujalani. Menjalani hari-hari tanpa rutinitas yang terbentuk berpuluh tahun. Bangun pagi, mengadu pada Sang Ilahi Rabbi, menyiapkan saran pagi, dan menjalani rutinitas pagi dengan sepenuh hati.

            Dalam hitungan bulan atau hari, rutinitas akan berubah. Tak ada aktivitas pagi-pagi menyambut dan menyapa para siswa di pagi hari dengan penuh energi. Memupuk asa dan harap agar masa depan mereka terbentuk dengan apik. Membersamai aktivitas di kelas dengan hati berseri.

Semula, berharap setelah masa bakti berakhir bisa mengunjungi anak yang barangkali harus dibantu karena aktivitas karier yang melejit. Menemani cucu mengukir hari yang sementara ditinggalkan orang tua tuk mengais rejeki. Bahkan, jika diperlukan mengambil cuti dengan dalih menemani cucu yang orang tuanya berdinas dalam menambah rejeki.

Kini harapan itu serasa ruangan nan sepi. Belum terbayang apa yang berikutnya akan terjadi. Kehadiran belum tentu sesuatu yang diharap. Penemanan belum tentu  suatu pemenuhan asa.

Apa yang mejadi asa dan harap pun kini terasa gamang. Aktivitas apa yang akan kujalani setelah purna nanti juga masih belum teraba secara jelas. Asa dan harap yang kurancang dari muda, hingga dewasa, bahkan di masa tua masih remang-remang.

Semoga, apapun yang kan kujalani selalu menggapai ridlo Ilahi Rabbi. Ya Rabb, kami mohon lindungi hati kami dari sakitnya hati. Yaa Rabb, kami mohon anugerahilah keberkahan sepanjang hidup kami. Berikan jejak dan manfaat dari hidup kami.

Aamiin3

Doa yang selalu kupanjatkan

Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wadzurriyyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lilmutaqiian imaama semoga menjadi realita.

Doa untuk orang tua yang semoga tak pernah terlupa

Rabbighfirlii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa rabbayyanii shagiira semoga dikabulkan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar