Dalam kehidupan tak akan selalu
berjalan sempurna seperti kita inginkan. Sering ada beda pandangan. Ada
keragaman pandangan. Boleh jadi malahirkan tindakan kontradiktif dan
mendatangkan celaan. Ingin bebas celaan? Mustahil.
Mendapat celaan itu normal. Berbahagialah. Direndahkan?
Rasul pun pernah mendapatkan itu. Bagaimana mendapat ketahanan? Melahirkan ketenangan
lebih penting daripada harta yang berlimpah.
Kaya gelisah
atau miskin tenang? Wahyu belum turun ada jeda, Nabi pernah agak gelisah.
Seminggu, sebulan belum turun. Anda berbuat baik pasti ada tantangan yang menguji
konsistensi kebaikan serius dilakukan apa tidak. Nabi Muhammad pernah juga.
Pernah diejek itu suah gila, dianggap sudah ditinggalkan Tuhannya. Naik turun
bukit. Lalu turun surah 93 (Adh Dhuha) dan 94 (Al Insyiroh).
Hikmah
turunnya surat 93, 94
1.
Memberikan
petunjuk bagaimana menghadapi masalah sesulit apapun dengan tenang
2.
Membangun
kekuatan mental sehingga dalam situasi apapun kuat menghadapi berbagai masalah
kehidupan.
QS 93
Demi waktu matahari
sepenggalahan naik,
dan demi malam apabila telah
sunyi,
Tuhanmu tiada meninggalkan
kamu dan tiada (pula) benci kepadamu,
dan sesungguhnya akhir itu
lebih baik bagimu dari permulaan.
Dan kelak Tuhanmu pasti
memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.
Bukankah Dia mendapatimu
sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu.
Dan Dia mendapatimu sebagai
seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.
Dan Dia mendapatimu sebagai
seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.
Adapun terhadap anak yatim
maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.
Dan terhadap orang yang
minta-minta maka janganlah kamu menghardiknya.
Dan terhadap nikmat Tuhanmu
maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).
QS 94
Bukankah Kami telah
melapangkan untukmu dadamu?,
Dan Kami telah menghilangkan
dari padamu bebanmu,
yang memberatkan punggungmu?
Dan Kami tinggikan bagimu
sebutan (nama)mu.
Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah
selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain,
dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap.
Kalau Allah bersumpah, berarti sangat penting. Ada kasih
Allah yang akan disampaikan sehingga kita perlu menyimak dengan baik. Matahari
mulai naik, pantulan terasa lembut. 1 ½ jam setelah subuh. Awal dhluha namanya syuruq.
Enak, nyaman, memberikan manfaat yang banyak orang Arab memberikan kiasan
tertentu. Dluha, kenikmatan.
Wallaili
izaa…
Gelap? Gelap
gulita (sajaa). Zaman Nabi belum ada lampu, PLN. Satu kegamangan luar biasa,
terasa gelap: wallaili idzaa sajaa.
Tanamkan
dalam jiwamu yang paling dalam, Aku tak akan pernah meninggalkanmu.
“Mah, demi
semua suka yang kita alami bersama, dan duka yang pernah kita lalui, tanamkan …
QS Yusuf, pria
diilustrasikan matahari, wanita diilustrasikan bulan. Matahari bersifat
melindungi. Rembulan enak dipandang, tampil dengan baik. Jangan tertukar antara
matahari dan bulan.
Pernahkah
kita mengalami masalah sampai gelap?
1.
Punya
masalah seberat sebesar apapun dekati Allah. Misalnya Nabi Zakaria. Kdanga kita
berebut sesuatu yang pada akhirnya akan ditinggalkan. Jika merasa berat, yang
aku tangisi ini akan aku tinggalkan. Yang abadi adalah akhirat.
2.
Sikapi
masalah dengan proporsional. Tenangkan diri, prasangka baik. Bisa jadi belum
sampai kepada kita karena belum sampai.
3.
Lebih
cepat mendapat ridlo Allah dibanding yang meratapi persoalan hidup. Masalah
apapun jangan diratapi. Detil Al Insyiroh. Ridlo Allah: ketenangan dalam jiwa,
dibimbing menyelesaikan apa yang dihadapi
4.
Kalau
ada masalah jangan lupa bahwa dulu perlu ada masalah tapi bisa tuntas.
Dulu ribuan
masalah dapat diselesaikan, masa yang sekarang tak selesai.
Kalau ridlo bisa
jadi selesai yang lebih baik dan melebihi ekspektasi dirinya.
5.
Jangan
pelit berbagi dengan orang lain. Jangan sampai menunggu orang lain meminta.
Masalah yang diberikan bukan untuk memberi beban, tetapi ingin meningkatkan
kulitas yang lebih besar. Fikih ujian? Tak ada alasan untuk mengeluhkan
masalah.
Masalah sebagai
tangga mencapai kebahagiaan.
Anak ada beban, oh
Allah ingin meningkatkan kualitas untuk mendapat nikmat yang lebih besar. Ada
nilai kebaikan yang tersimpan, yang belum disadari.
QS Al Insyiroh
Insyroh: meluaskan
sesuatu sehingga semua bisa masuk; sesuatu yang lapang, nyaman, tenang
Cerita
Seorang anak muda
datang ke kakek tua di pinggir danau. Membawa dua genggaam garam, dimasukkan ke
dalam gelas. Minum. Asin, dimuntahkan.
Segenggam dilempar
ke danau. Rasa? Segar, nyaman, enak. Perumpamaan hati. Jika sempit seperti
gelas, sangat asin.
Kelapangan hati
utk menerima apapun insyiroh. Senang riset dakwah, materi.
1.
Ayat
1, 2, 3
Satu beban
diletakkan di Pundak berpengaruh pd seluruh tubuh, Namanya wizrok. Memikul
beban sgt berat? Ayat 1
Ada 1 masa
merasakan persoalan sami merasa beban dr ujung kepala hg ujung kaki merasakan sakitnya.
Yakinlah pd saat
itu Allah mengangkat derajat
Ujian berbanding
lurus dg harapan berbanding lurus dengan Solusi.
Meloloskan harapan
melalui ujian. Wisuda? Ujian dulu.
QS 2: 286
Allah tak akan
menguji …
Tak pernah diuji
kecuali sesuai kemampuan kita.
Kemudahann
relative = sahlun

Tidak ada komentar:
Posting Komentar