Rumusnya:
Dalam fikih rizki ada 3 hal pokok
1.
Pasti
diberikan sesuai kadar ikhtiar
Rizki telah ditetapkan, pasti diberikan sesuai kadar ikhtiar. Rizki akan
diberikan saat ikhtiar kita keluar.
QS 51: 22
Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezkimu dan terdapat (pula) apa
yang dijanjikan kepadamu.
Sampainya kapan rizki kita, sesuai kadar niat. Apakah untuk memenuhi kebutuhan
saja, ataukah untuk mencari ridlo Allah. Ikhtiar telah mengeluarkan rizki dan
tak akan berkurang rizki kita. Rizki sudah ditetapkan dan pasti diberikan. Hanya
saja, rizki akan diberikan sesuai kadar ikhtiar.
2.
Tidak
tertukar, sesuai dengan niat
Rizki tak akan tertukar dan berkurang. Kadarnya telah pas. Kecuali:
rizki ayah bisa mengalir ke anak, rizki anak bisa berdampak ke orang tua.
3.
Kadar
iman menentukan keberkahan rizki
Rizki akan ditentukan keberkahannya berdasarkan kadar keimanan seseorang.
Kalau mencari materi untuk memeuhi kebutuhan hidup atau mencari ridlo Allah? Ketika
mencari rizki untuk memenuhi kebutuhan dunia maka yang berlaku hukum dunia.
Semakin kerja keras, kreatif, pintar semakin dapat. Yang ingin menguasai dunia:
ilmu.
Semua yang didapat untuk memenuhi hukum dunia saja. Orientasi dunia hanya
untuk memenuhi nafsu.
Mengumpulkan sesuatu yang tak digunakan, apakah bermanfaat? Tidak. Jika
banyak bekerja hanya untuk memenuhi sesuatu (duniai), itu terjebak duniawi.
Tambah tabungan, cek saldo bandingkan dengan teman, ada sifat dunia. Masih
kikir.
OKB, baru kaya pasang status. Tugas kita mendoakan kembali semoga dengan
doa itu sampai pada jiwanya.
Di
dunia berlaku hukum akhir dunia. Sifatnya: Fana. Sifatnya: Cepat.
Kalau bukan dunia meninggalkan
kita, kita yang meninggalkan. Sifat dunia rusak. Kalau cari suami ganteng rugi.
Harta saat dikumpulkan kalau tak sadar, akan ada penyesalan di akhir.
Selama hidup yang kemakan berapa? Dituntun dalam agama.
Abdurrahaman bi Auf yang kekayaannya empat belas ribu triliun, bisa
menggunakan. Dunia Sejahtera, akhirat terjamin. Praktik keberkahan. Upayakan
setiap pencarian gunakan fungsi iman.
Kalau belum dapat-dapat karena belum cocok dengan iman.
Hebatnya dalam pencarian ada bonus: pengalaman, pernah sakit sehingg bisa mengambil
pelajaran: menempa hidupnya jadi iman.
Jika melamar ditolak, tetap bersyukur. Jangan mengatakan aku
sudah … aku sudah … namun belum … (mendapat) juga. Kalau sudah diberikan akan
ditanya untuk apa. Makan makanan yang baik, gunakan rizki untuk hal-hal yang
baik.

Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya; jika agamanya kuat, maka ujiannya diperberat pula".(HR. Tirmidzi)
BalasHapus