Selasa, 16 Februari 2021

HARI KASIH SAYANG

 


Hari kasih sayang?  Apa maksudnya? Apakah ini terkait dengan tanggal 14 Februari yang ramai diperbincangkan orang dengan valentine day atau hari kasih sayang? Oh bukan. Bukan itu maksudku. Sebab menurutku setiap hari adalah hari kasih sayang. Kasih sayang sepanjang masa. Tak terbatas tanggal 14 Februari.

Pagi tadi sepasang suami istri mendatangi sekolah. Pasangan yang terbilang masih cukup muda. Dengan suara pelan dia berujar.

“Ibu, mohon mohon maaf, mohon izin untuk bertanya,” sambil dia geser kursi di samping tempat dudukku.

“Oh ya, silakan Ibu. Adakah yang bisa saya bantu?” lirihku mengimbangi kesopanannya. Dia mulai duduk kulirik orang itu beserta sesorang yang mendampingi. Dari sikapnya aku menangkap ada kegalauan di hati. Ada sesuatu yang tersembunyi. Seorang lelaki yang tampaknya sebaya dengannya tetap berdiri hingga kupersilakan untuk duduk menemani wanita itu.

Sorot mata yang penuh ragu menandakan hati berkecamuk. Tanpa tahu penyebabnya, kutawarkan sesuatu yang barangkali bisa mengurangi bebannya.

“Ada yang bisa saya bantu, Ibu?” imbuhku.

“Ehmmm. Ehmmm. Mau bertanya apakah hari kemarin sekolah masuk?”

Meski belum mengutarakan maksud sebenarnya arah pembicaraan seolah dapat ditebak. Sekolah masuk? Pikiranku mulai berpetualang. Orang jelas pembelajaran dilaksanakan dari rumah kok nanya sekolah masuk. Ini pasti ada kaitan dengan kisah anaknya.

“Anak saya Bu. Anak saya …” katanya. Satu demi satu tetesan air bening leleh. Suaranya tercekat. Dia ambil napas panjang. Beban berat menghimpit. Kukuatkan dirinya dengan memberikan perhatian penuh. Tangan kananku masih memegang mouse. Beberapa menit lagi jadwalku mengajar secara online. Untungnya, sebelum subuh materi pembelajaran, info pembelajaran, tugas yang harus dikerjakan oleh siswa telah kukirim. Blog berisi rangkuman pembelajaran juga baru saja terkirim.

“Kemarin anak saya masuk sekolah. Hingga kini belum pulang Buuuu. Katanya kemarin masuk sekolah,” suaranya kembali luncur. Suasana ruang guru yang semula agak gaduh terhenti. Seolah semua ingin mendengarkan penuturan ibu muda tersebut.

“Ohhh, kemarin libur tuh Bu. Maksudnya, murid belajar dari rumah. Betul begitu ya Bu Nina?” ujarku kepada seorang rekan yang duduk peris di belakangku. Bu Nina tersenyum tetapi masih meneruskan pekerjaan untuk merekap iuran dari kawan-kawan untuk menyumbang korban bencana alam.

Oh, ternyata oh ternyata. Putri si ibu muda tersebut merayakan hari kasih sayang dengan cara sehari semalam tak pulang ke rumah. Pergi bersama orang yang katanya disayangi. Oalahhhh inilah penafsiran yang salah terhadap hari kasih sayang.

 

#thepowerofkepepet

#pikir15menit

#nulis#15menit

#kasihsayang

#Feb14AISEIWritingChallenge

 

 

 

 


1 komentar:

  1. Huuf.. Miris ya buk.. Jika melihat kondisi muda mudi saat ini..
    Semoga banyak pemuda pemudi yang bisa contril diri tidak ikut2tan budaya tersebut.yg sebenarnya dalam Islam tidak ada..

    BalasHapus