Sabtu, 13 Februari 2021

MENGINTIP “DOKUMEN INSPIRASI CONTOH SOAL UJIAN B. INDO”


Dokumen Inspirasi Contoh Soal Ujian Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Direktorat SMP Kemendikbud Tahun 2020 merupakan dokumen yang cukup tebal. Jika ditilik dari jumlah halaman ada 116 halaman. Biasanya kita (termasuk saya, hehehe) kurang tertarik membaca buku-buku tebal. Akhirnya, sebelum menuntaskan baca semuanya memulai dengan mengintip terlebih dahulu.

            Jika kita buka KBBI, mengintip berupa verba yang maknanya melihat melalui lubang kecil, dari celah-celah, semak-semak, dan sebagainya sambal bersembunyi. Bisa pula diklasifikasikan kiasan yang bermakna mengamati dengan cermat dan dengan diam-diam. Mengapa harus mengintip dokumen itu? Hayo, silakan dicari sendiri jawabnya.

 

Teks 1

Bagaimana Mengakali Anak yang Jahat

Oleh: Joseph Jacobs

Seorang tua yang sangat kaya, membayangkan dirinya tidak akan dapat hidup lama lagi. Karena itu, dia membagi-bagikan harta dan rumahnya secara merata ke anak-anaknya. Tetapi ternyata dia tidak meninggal dunia dan malah hidup menderita setelah itu karena di usianya yang tua. Anak-anaknya memperlakukan dia dengan kejam. Betapa jahat dan egoisnya anak-anaknya! Sebelum membagikan hartanya, anak-anaknya berlomba-lomba menyenangkan sang ayah karena berharap akan mendapatkan uang yang lebih banyak dibanding anak yang lain, tetapi sekarang setelah menerima warisan, mereka tidak peduli lagi terhadap ayahnya, mereka bahkan berharap ayahnya cepat meninggal karena hanya membebani mereka saja.

Suatu hari orang tua tersebut bertemu dengan temannya dan menceritakan segala kesedihannya. Temannya merasa sangat simpati dan berjanji untuk membantunya. Tidak berapa lama, temannya tersebut mendapatkan satu cara untuk membantu orang tua tersebut. Dalam beberapa hari dia mengunjungi orang tua tersebut dengan membawa empat kantung yang penuh dengan batu dan kerikil.

"Lihatlah di sini, teman," katanya. "Anak-anakmu akan tahu bahwa saya datang ke sini beberapa hari berturut-turut dan akan bertanya-tanya tentang hal ini. Kamu harus berpura-pura bahwa saya datang untuk mengembalikan uang yang saya pinjam dari kamu, dan berpura-puralah seolah-olah uang pinjaman yang saya kembalikan, lebih banyak lagi dari yang engkau pernah miliki. Simpanlah kantung-kantung batu ini, dan jangan biarkan anak-anakmu mendapatkannya atau membukanya selama kamu masih hidup. Saya yakin mereka akan mengubah tingkah laku mereka terhadap kamu. Selamat jalan, saya akan mengunjungi engkau apabila saya sempat."

Ketika anak-anaknya mendengar bahwa ayahnya memiliki kekayaan yang luar biasa banyaknya kembali, mereka mulai berlomba-lomba memberikan perhatian kepada ayahnya, dan hal ini berlanjut hingga orang tua tersebut meninggal dunia. Saat anak-anaknya membuka dengan rakus keempat kantong-kantong yang terlihat berat itu, mereka hanya menemukan batu dan kerikil di dalamnya.

 

http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Bagaimana-mengakali-anak-yang-jahat-64

 

Bagaimana perasaan orang tua ketika anaknya mengubah tingkah lakunya?

A. Orang tua merasa kecewa dan tetap berkhayal bahwa anaknya akan menyayanginya.

B. Orang tua merasa senang dan masih tetap berkeinginan mendapat perhatian dari anaknya.

C. Orang tua merasa gembira karena temannya memberi ide untuk membohongi anaknya.

D. Orang tua merasa senang karena dia mendapat perhatian dari anaknya meski hanya pura-pura.

 

        Teks 2

Lelaki di Ujung Senja

 

Lelaki di ujung senja itu

menengadah pada cakrawala

untuk masa depan anak-anaknya

kekhawatirannya melampaui masa

rasa cintanya membasuh derita

Lelaki di ujung senja itu

menumpahkan kemakmuran hidupnya

air matanya berbalut duka

tapi tetap mencoba

berbagi duka

sahabat senjanya

menghapus luka kalbunya



Cermatilah kutipan cerpen berikut!

”Siapa dia?”

”Dia, Pak? Dia kayaknya orang gila. Sudah tiga hari dia menangis terus di makam itu.  Kamboja mendekati orang tersebut. ”Ya, saya sudah gila. Saya gila karena mempertahankan hak-hak orang mati. Makam ini adalah rumah mereka yang telah istirahat dengan tenang. Saya gila karena menginginkan

ketenangan mereka. Sedangkan kalian, gila karena ingin hotel megah tanpa melihat penderitaan orang lain.”

Lelaki yang sedari tadi disapa ”bapak” berbalik meninggalkan lokasi pemakaman. ”Anda bilang semua sudah beres. Kasus makam ini ternyata belum selesai,” ujarnya sembari meninggalkan tempat itu.

Sumber: Kamboja di Atas Nisan karya Herman RN

 

Latar suasana pada teks cerpen tersebut adalah ….

A.     sedih

B.      gembira

C.      haru

D.     tegang

 

 

Cermatilah kutipan cerpen berikut!

“Nis, maafin aku kalau ada salah” ucap Yola kepada Nisa di hadapan teman-temannya. Ia menguatkan diri menemui Nisa dan kawan-kawannya seorang diri.

“Hah? Sejak kapan Yola?” Nisa menatap Yola tidak percaya, begitu juga teman-teman lainnya.

“Yola baru belajar, Nisa. Maafin Yola kalau selama ini telah membuat Nisa sama teman-teman benci Yola,” suara parau Yola mengiang di telinga Nisa, jelas sekali ia menahan air matanya yang sudah menunggu untuk meluncur di pipinya.

Dalam hitungan sepersekian detik, Nisa memeluk Yola. Pelukan sahabat yang sudah lama ia tidak rasakan. Ia peluk sekuat-kuatnya sambil menangis. Mutia, Zsazsa, Tasya, dan Aisyah juga ikut memeluk tubuh Yola. Siapa yang tidak rindu dengan pelukan sahabat yang hangat?

Lia dan Fajar yang memerhatikan mereka dari balik dinding tersenyum bangga. Apalagi Fajar bisa membuat Yola tersenyum lagi. “Misi kita selesai Lia,” desisnya, Lia membalasnya dengan senyum. Hari itu juga, mereka bersahabat dengan baik kembali.

Sumber: Fitrah karya Zhilan Zhalila

Simpulan isi kutipan cerpen tersebut adalah ..

A.     Memberi maaf merupakan perbuatan mulia.

B.      Fitrah dapat memecah belah persahabatan.

C.      Setiap orang merindukan persahabatan sejati.

D.    Hubungan persahabatan dapat dipulihkan kembali

 

Cermatilah kutipan cerpen berikut!

Karena diseduh, maka muncul daging cincang dan potongan tulang dari genangan kuah. Dua di antara potongan itu saya pastikan sebagai tulang iga. Ya, tulang iga. Saya lama menatapnya dan tiba-tiba tangan saya menolak bergerak. Saya merasa mendadak jadi gamang. Saya yakin tulang iga dalam

kuah gulai itu bukan iga kambing karena tidak pipih.

Saya teringat Ibu Rapilus, guru kami di SMP. Dari dialah saya, dan seharusnya juga Jubedi, tahu iga binatang pemakan rumput semisal kambing berbentuk pipih.

Jadi, itu pasti gulai anjing. Tetapi di sana Jubedi terus makan gulai itu dengan amat lahap. Sering terdengar suara giginya mengunyah tulang.

“Itu gulai kam-bhing muda, jadi tulangnya kecil-kecil,” perempuan warung kembali bersuara di samping saya. Dia terus bicara tapi saya tidak mendengar karena situasi yang sulit tiba-tiba menjebak; apakah Jubedi sebaiknya saya beri tahu yang sedang dia makan adalah gulai anjing? Kalau ini saya lakukan, mungkin Jubedi akan muntah sejadi-jadinya. Itu masih lumayan. Tetapi bagaimana kalau Jubedi kemudian marah kepada perempuan warung, dan mengamuk? Kalau Jubedi marah warung tenda ini

bisa diobrak-abrik. Saya tahu itu wataknya sejak di SMP dulu. Ah, tidak. Saya tidak mau ada kegaduhan di pinggir jalan yang ramai ini.

Beberapa saat otak saya terasa buntu. Tetapi entahlah, dari kebuntuan itu perlahan-lahan muncul sebuah sosok. Itu sosok Ibu Rapilus.

 

Sumber: Ahmad Tohari. Gulai Kam-bhing dan Ibu Rapilus.

Kompas: 4 Desember 2016

 

Konflik yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut adalah …

A. Munculnya sosok Ibu Rapilus dalam kenangan tokoh saya.

B. Jubedi tidak mendengar penjelasan perempuan penjaga warung.

C. Kesimpulan saya tentang tulang iga dalam kuah gulai yang dimakan Jubedi.

D. Kegalauan saya memberi tahu atau tidak daging yang dimakan Jubedi.

 

            Sementara ngintipnya itu dulu ya Kawan-kawan. Besuk dilanjut ngintip lagi.






 

11 komentar: