Sungguh
kreatif Omjay, mampu mencari narasumber yang mau dibayar 2 M (makasih,
makasih). Pada acara Ngopi Starbak (Ngobrol Pakai Internet Smart, Berkarakter,
Barakah) menghadirkan narsum Pak Bagus Hary Prakoso. Beliau memperkenalkan diri
sebagai BanSerev = backpacker (suka jalan-jalan ke beberapa negara), Intrapreneur
Researcher (peneliti), Trainer (sering memberikan training),
Sebelum memulai materi beliau
mereview angket yang telah diberikan. Seratusan orang telah mengisi angket.
Peserta dimohon mengisi angket secara tuntas sebagi feedback. Dari hasil angket
diketahui bahwa pemahaman peserta terhadap AKM belum maksimal.
Menurutnya, orang yang suka menulis umumnya
suka membaca. Orang yang suka membaca belum tentu suka menulis. Dari hasil
jalan-jalannya beliau dapat menyimpulkan bahwa Jepang yang penduduknya besar,
warga (student) nya kompetitif dengan budaya baca yang tinggi. Hasil PISA
Jepang selalu bagus. Pak Bagus menuturkan bahwa jalan-jalan ke luar negeri
bukan karena banyak uang, melainkan karena banyak, menulis.
AN-AKM dilatarbelakangi Pembelajaran Abad
21 dengan ciri 4C: critical thinking, creative, collaborative,
communication. Persiapan menghadapi AN-AKM harus menguatkan pembelajaran,
bukan hanya persiapan berupa pembahasan soal. Pada era 4.0 diutamakan bagaimana
memproduksi inovasi. Menurutnya ada wacana AN-AKM akan diundur bulan September
atau Oktober.
Perbedaan mendasar UN dan AN-AKM terletak
pada desain. Desain adalah hal paling fundamental. Asesmen Nasional (AN) meliputi
AKM (asesmen kompetensi minimum), SK (Survei karakter), dan SLB (survei
lingkungan belajar). Hasil PISA negara kita belum kompetitif.
Perlu pemahaman kerangka AN-AKM. AKM
pengganti UN bukan hanya verbal. Perlu reformasi pembelajaran. Pendalaman
mengenai peran guru dalam memberikan pengajaran kepada siswa. Perlu peningkatan
asesmen berkualitas. Mendapatkan gambaran umum mengenai AKM dan evaluasi sistem
sekolah dari segi kegiatan pembelajaran juga diperlukan.
Kita perlu memahami kerangka 3 k: konten,
kognitif, konteks dari AN-AKM. Beliau biasa mengisi webinar sosialisasi AN-AKM
dengan istilah SIAP: sistematis, integrative, adaptif, proporsional.
Menurut narasumber inilah sepuluh
keterampilan yang dibutuhkan tahun 2020:
1. Complex
problem-solving
2. Critical
thinking
3. Creativity
4. People
management
5. Coordinating
with others
6. Emotional
intelligence
7. Judgement
and decision making
8. Servive
orientation
9. Negotiation
10. Cognitive
felxibility
Fenomena Umum menghadapi AN-AKM
1. Pengganti
& mindset UN
2. Cemas
vs santai
Dalam menghadapi AN-AKM ada cemas dan ada yang santai.
Cemas jangan dimaknai negative karena cemas merupakan bagian sifat bertanggung
jawab dan ingin tampil sempurna dengan mempersiapkan. Santai karena tidak semua
siswa mengikuti AKM. Yang santai berbahaya dan perlu dipertanyakan.
3. Fokus
pembuatan soal
Ada fenomena langsung pembuatan soal yang dilakukan
beberapa sekolah.
4. Fokus
AKM untuk siswa
Ada sebagian pengajar belum siap. Semestinya guru dan kepala
sekolah harus paham dulu, baru fokus ke siswa.
5. Fokus
ke penilaian vs pembelajaran
6. Mempersiapkan
pelatihan HOTS
Ini tidak salah. Soal AKM rata-rata HOTS.
7. Melakukan
try out AKM
Ini masih mindset semangat menghadapi UN. Namun,
sebenarnya kurang optimal jika hanya berbekal try out.
8. Menyelenggarakan
bimbel
Fenomena ini didapat narasumber ketika menjadi
narasumber di suatu daerah.
9. Bagaimana
reformasi pembelajaran.
Dalam menghadapi AN-AKM perlu dilatihkan berpikir
kritis. Misalnya dengan cara mengajukan pertanyaan, mendorong pengambilan
keputusan, bekerja dalam kelompok, menggabungkan sudut pandang berbeda, dan brainstorming.
Bentuk soal AKM meliputi: pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan,
isian singkat, uraian.
Terimakasih ibu..sngt informatif saya sndiri jg blm pham benar tentanf AN-AKM.
BalasHapusMasih ada kesempatan ikut bimtek daring di guru belajar. Sekarang baru berlangsung tahap 8, masih ada sampe tahap 11
HapusPun sakkarepe Bu,AKM sekarang siap diundur juga nggak kecewa...
BalasHapusHahaha. Hiya Pak Wid.
HapusKersane Bu..bawahan kantun sendika dhawuh... mau sekarang pa di undur...
BalasHapusYap, apapun kita tetap semangat Bu Yayuk
Hapus