Sebelum masuk
rawat inap, pasien perlu rapid tes terlebih dahulu. Rapid tes adalah metode
pemeriksaan/tes secara cepat didapatkan hasilnya. Pemeriksaan ini mengunakan
alat catridge untuk melihat dan ya antibodi yang ada dalam tubuh ketika ada
infeksi virus. Tes ini dilakukan dalam rangka menyaring pasien dalam pengawasa
(PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) dengan mengambil sampel darah dari
kapiler (jari) atau dari vena.
Bila pemeriksaan nonreaktif, harus
diulang lagi pada hari ke-7 -14 hari kemudian untuk memastikan apakah yang bersangkutan
benar tidak mengandung virus dalam tubuhnya. Terutama bila yang bersangkutan
ada riwayat terpapar virus SARS co-2.
Ini juga merupakan salah satu
protokol kesehatan yang harus dijalani oleh pasien yang akan rawat inap.
Sebenarnya, jika boleh memilih janganlah opname dulu pada masa-masa sekarang.
Antrean panjang meski di paviliun Cendana yang konon ceritanya kelas VIP. Juga
menanti hasil rapid baru bisa masuk kamar.
VIP saja antrean seperti ini. Lalu,
bagaimana kondisi pasien yang non-VIP? Benarlah bahwa sehat lebih baik daripada
sakit. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Antrean untuk masuk kamar ternyata
amat lama. Datang pagi-pagi baru bisa masuk kamar pukul 14.00-an. Benar-benar
membuat capek luar dalam. Bahkan sempat agak putus asa. Ingin pulang saja. Apalagi
dipasang infus ditusuk berulang. Tusukan pertama kurang pas.
“Memang harus diinfus, Mas?”
protesku.
“Iya, Bu. Harus memasukkan obat dan
injeksi.”
Waduh. Ya Allah, semoga semua baik-baik
saja. Segera bisa pulang. Tempat paling nyaman adalah di rumah sendiri
betapapun sederhananya rumah kita. Rumah adalah syurga bagi penghuninya. Baitii
jannatii.
Yang jelas kalau saya butuh virus cinta literasi bunda...bukan virus Corona dan corono ... Semoga sehat sehat sehat bunda doa terbaik dari kami semua
BalasHapusBetul bu. Kita butuh virus literasi sj tanpa virus corona.
BalasHapusSemoga hadilnya negatif ibu...
BalasHapusBuat hati happy dg bw blog tmn ya buk.. Cepet sehat