Beliau
novelis terkenal. Beliau adalah keluarga penulis. Suaminya seorang jurnalis. Sempat
menjadi jurnalis, bekerja di TV Jepang, juga menulis buku. Dua putranya juga
penulis. Putri pertamanya, Putri Salsa, telah merampungkn 13 buku. Sebelum
pandemi launching buku sekeluarga. Putra keduanya, Adam Putra Firdaus, telah
menulis buku Anak Penangkap Hantu.
Asma Nadia telah menulis 60 buku, 10
di antaranya telah difilmkan, 10 telah disinetronkan. Punya mempi 1000
perpustakaan dhuafa. Telah mendirikan 278 Rumah Baca Asma Nadia di berbagai
kota di tanah air. Buku Syurga yang Tak Dirindukan 3 sedang disiapkan untuk
difilmkan. Karyanya berjudul Istri Kedua sedang disinetronkan di SCTV setiap
malam pukul 21.30.
Menurutnya penulis adalah sedikit profesi yang tak ada bosnya dan tak
ada diskriminasi. Penulis tak mempertimbangkan wajahnya bening atau
buram-buram. Penulis juga tak mengenal fisik seseorang. Penulis merupakan
profesi yang memiliki fleksibiltas waktu dan tempat.
Apapun pekerjaan seseorang dapat dinikahkan dengan profesi penulis.
Penulis merupakan pekerjaan yang kerjanya satu kali tetapi peluangnya atau benefitnya
bisa berkali-kali. Misalnya, kita menulis cerpen diterbitkan mendapat honor.
Setelah 12 cerpen dibukukan mendapat honor lagi. Buku kita diterjemahkan ke
bahasa asing, mendapat honor lagi. Buku kita disinetronkan dapat honor lagi,
difilmkan dapat honor lagi.
Produser sering jalan-jalan ke toko buku dan lihat-lihat buku best
seller. Penulis memiliki benefit yang luar biasa.
Apakah kita mau nanti dikenang hanya ada barais (nama, tempat tanggal
lahir, dan tanggal meninggal)? Jika kita menuis maka karya kita dapat
diabadikan.
Asma Nadia waktu sekolah SMP, SMA menjadi pelajar teladan. Akan tetapi,
beliau tak lulus sarjana. Beliau sering sakit-sakitan sehingga tahun kedua harus
keluar dan tak punya jazah sarjana. Sakit jantung, paru-paru, kanker, dan
lain-lain.
Perlukan bakat dalam menulis? Asma Nadia merasa tida berbakat dalam menulis.
Apakah yang tak berbakat tak dapat menjadi penulis?
Dalam kepenulisan persentase keberuntungan (5%), berbakat (5%), da kerja
keras (90%). Yang paling penting adalah berlatih dan berlatih dan menentukan
kita menjadi penulis atau tidak.
Kita perlu mencari alasan kuat untuk menulis. Alasan ini akan membantu
menyelesaikan kendala. Asma Nadia sendiri alasan kuat menulisnya ingin ibunya
bangga terhadapnya. Ibunya telah menemani Asma Nadia hingga puluhan tahun ketika
dia sakit. Sejak usia 7 tahun sampai 17 tahun. Sejak tahun kedua di perguruan
tinggi harus keluar dari kuliah karena kondisinya memburuk dan harus mundur
dari kampus.
Lalu, beliau berpikir harus kerja sebagai apa? Ijazah beliau tak punya.
Makanya harus bekerja yang tak membutuhkan ijazah. Beliau mendapatkan penghargaan
tahun 1992, tetapi bukunya diterbitkan pertama kali tahun 1999. Dan pada tahun
2009 karyanya pertama kali difilmkan.
Motivasi terkuat Asma Nadia menulis karena ingin ibunya bangga. Ayahnya
seorang penulis lagu. Di antaranya lagu Dewi Yull “Kau Bukan Dirimu, Kini Baru
Kaurasa”. Ayahnya memiliki kebanggan atas karya anak-anaknya dan suka
mengkliping karya anaknya. Termasuk karya Helvy Theana Rosa, kakak Asma Nadia.
Setiap kita punya kekayaan. Semua orang pernah jatuh bangun. Ceritanya
dapat dituliskan.
Di antara motivasi lain menulis adalah terlalu banyak energi negatif di
sekitar kita termasuk di sosmed. Jadilah orang yang orang yang menyejukkan.
Kita perlu cerdas menulis. Bisa dimulai dari status terlebih dahulu. Kita perlu
orang yang sabar menulis. Menulis menjangkau banyak orang. Menulis merupakan
investasi akhirat.
Menulis bagi Asma Nadia:
1.
Bukan
sekadar ide bagus
2.
Berawal
dari keresahan
3.
Buku
sebagai kebutuhan bukan hiburan waktu luang.
Surga Yang Tak Dirindukan, Derai Sunyi, Bidadari Berbisik merupakan buku
yang berawal dari keresahan. Ide dalam penulisan juga bisa berasal dari
headline dari surat kabar. Maksud kepenulisannya
juga untuk melembutkan dan mengasah hati.
Ide menulis juga bisa berasal dari kalau kita cari buku tetapi tak
ditemukan di toko buku, maka tulislah.
Menulis itu murni keterampilan. Jadi, bisa dipelajari. Dan menulis
termudah adalah menuliskan pengalaman. Pilihlah yang paling: berkesan,
menyedihkan, tak terlupakan. Pengalaman merupakan kekayaan yang khas.
Kunci tulisan menarik:
1.
Ide
(baru, dekat pembaca)
2.
Teknik
penyajian (judul, konflik kuat, setting, penokohan menarik, bentuk cerita,
ending yang berkesan). Judul merupakan gerbang. Oleh karenaya harus menarik.
Buku menarik dilihat bagi penerbit biasanya dilihat dari judul, opening, dan
closing. Konflik merupakan ruh/nyawa cerita. Ending usahakan pembaca “Ahhhh
gini yaaa…”
Supaya kita terampil menulis, amati penulis menutup cerita. Khusus untuk
buku, kriteria menarik adalah best seller. Agar bisa menarik perlu diperhatikan:
1.
Gagasan
dan isi buku menarik
2.
Segementasi
jelas
3.
Pembaca
perempuan
4.
Sosok
buku
5.
Dibutuhkan
6.
Waktu
tepat
7.
Promo
8.
Sosial
media
9.
Pesan
Bisa pula di awal ditampilkan kalimat godaan, Misalnya “Berakit-rakit
ke hulu, berenang-renang ke tepian. Menikahlah dahulu, pacaran kemudian.”
Dari paparan di atas dapat ditarik simpulan bahwa yang terpenting dalam
menulis atau menjadi penulis bukanlah bakat. Sebab bakat hanya memiliki persentase
5%. Lima persen (5%) yang lain adalah
keberuntungan. Adapun yang porsinya paling besar, yakni 90%, adalah kerja
keras. Satu lagi alasan mengapa kita harus menulis adalah karena penulis
merupakan profesi yang dapat dinikahkan dengan profesi apa saja.
Meren banget
BalasHapusTerima kasih Pak Inin
HapusYuk praktik nulis novel mahtul Bu
BalasHapusInsyaallah Bu
Hapuswah asma nadia produktif sekali ya. terima kasih sharingnya Bu
BalasHapusIyamas
BalasHapusWaaw..luar biasa..ibuk..dr aq remaja sdh suja bca buju novel asma nadia
BalasHapusSama Bu. Saya juga penyuka buku Asma Nadia
HapusMantap bu
BalasHapusTerima kasih Pak
Hapus