Malam minggu kali
ini kulalui bersama Mas Fuadi. Eits, jangan berpikir yang enggak-enggak dulu.
Kami lalui malam minggu bersama ratusan bapak ibu guru yang dikomandani oleh
Omjay untuk belajar menulis bersama penulis buku mega best seller bernama Ahmad
Fuadi. Beberapa bukunya nampang di rak buku keluarga. Waktu film yang diangkat
dari buku best sellernya tayang, kami sekeluarga menonton paling awal.
Bukan hanya itu.
Buku Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna sempat diborong komunitasku saat
menyelenggarakan lomba sinopsis di tingkat kabupaten. Mestinya, buku ketiga
dari triloginya yang berjudul Rantau 1 Muara mendapat giliran untuk dilombakan
dalam menulis sinopsis. Sayangnya, tahun ini tak diselenggarakan lomba di
tingkat kabupaten.
Ada yang bisa
digarisbawahi dari penuturannya.
Menulis dari Hati
Dengan Rasa & Data
Kadang kita sibuk urusan teknis
Menulis perlu dipersiapkan dengan
menata hati
Bagaimana menulis mempengaruhi hidupnya
digambarkan dalam sebuah video singkat tetapi mampu bercerita cukup lengkap.
Ada banyak cara mengurangi telling
dan meningkatkan showing. Namun, yang utama bisa dilakukan dengan mengaktifkan lima
panca indra. Beliau juga menuturkan pernah diundang salah satu kampus di
Berkley Amerika diminta untuk menceritakan proses kreatif bukunya yang berjudul
Negeri 5 Menara. Buku tersebut sudah dipakai sebagai buku wajib di Amerika. Menurutnya
bukan karena bukunya hebat, bukan pula karena kata-katanya luar biasa. Akan
tetapi, kemungkinan karena cerita apa adanya dan dituliskan sepenuh hati.
Tulisan bisa
menginformasikan, menginspirasi dan menggerakkan hati kalau diramu dengan RASA
& DATA. Tulisan lebih kuat daripada peluru. Tulisan adalah karpet terbang.
Tulisan Mas Fuadi ada yang berupa novel kritik sosial, kisah nyata, dan juga
ada buku anak. Ada pula bukunya yang kemudian menjadi turunan Film layar lebar
dan serial.
Apakah setiap
orang bisa menulis novel? Apakah bisa menulis novel itu karena bakat atau
tidak? Pertanyaan itu beliau lontarkan. Beliau berusia 36 tahun baru menulis
novel. Kita semua bisa menulis novel. Masalahnya mau apa enggak. Mau belajar,
menyiapkan diri adalah modal utama. Merasa tak berbakat tapi mau menulis habis-habisan
akan membuahkan hasil menggembirakan.
Proses Menulis, menurutnya
ada dua bagian.
1. Fondasi
hati (inner journey)
2. Bangunan
rasa, data, logika (outer journey)
Inilah quote darinya yang amat
berkesan.
Menulislah dari HATI
Akan sampai ke HATI
Gurauannya:
Pernah menulis surat cinta?
Atau menerima surat cinta.
Jika pernah, berarti bisa menulis.
Kadang ada buku bagus banget tapi
kurang konek. Ada buku yang bahasanya sederhana, tapi kerasa banget. Hal
tersebut dimungkinkan karena menulis dengan hati akan sampai ke hati.
Proses menulis menurutnya:
WHY
Luruskan niat: suntikan stamina yang
tidak putus. Beliau selalu teringat “Sebaik-baiknya manusia yang paling
bermanfaat bagi orang lain” (Nabi Muhammad SAW).
WHAT
Kenal, peduli, familiar, tahu
merupakan obat kuat tulisan.
Topik Mas Fuadi misalnya pengalaman
di pesantren membangun dari dalam. Jika kita mau menulis, carilah topik yang membuat
kita asyik menulis sehingga bisa mengerjakan dengan riang gembira.
Keduanya merupakan upaya membangun
fondasi kuat dari dalam.
HOW
Cari referensi berupa buku lain,
foto, diari, dll. Riset yang kuat untuk membangun karya. Sebuah karya fiksi
yang berhasil adalah serasa nyata. Cerita fiksi Mas Fuadi diinspirasi oleh
hal-hal yang dialami. Untuk keperluan riset beliau sempat pulang kampung, cari
buku-buku harian saat usianya masih belasan tahun. Buku-buku hariannya sangat
membantu proses berkarya. Di pesantren Mas Fuadi sering menulis buku harian. Buku
tersebut dibaca setiap halaman untuk mencari isi dramatis yang bisa dijadikan
bahan novel. Dari nyata dijadikan fiksi. Bahkan, beliau sempatkan membongkar
diari lama.
Surat-surat
antara dirinya dengan Sang Amak (ibu) yang tersimpan oleh ibunya menjadi bahan
tulisan yang amat berharga. Pepatah Arab hasil pelajaran di Pondok Gontor ikut
menambah warna. Juga riset foto dan dokumen lama. Bahkan, dokumen rahasia
Amerika 40-an bisa beliau dapatkan. Beliau juga sarankan Riset & Baca:
buku, kamus, tesaurus, observasi. Orang yang tidak berbakat nulis, tapi
berlatih & belajar menulis bisa meraih keberhasilan.
WHEN
Cicil setiap hari: sedikit demi
sedikit lama-lama menjadi buku.
ALUR KERJA MEMBANGUN TULISAN
1. Mind mapping:
menjaring ide (eksplorasi ide awal)
2. Kerangka
awal: calon daftar isi
3. Pointer:
memecah ide
4. Pointer
dicicil jadi paragraf
5. SIAP
TERBIT
Bagi yang ingin nonton di youtube, linknya
berikut ini.
Link youtube: https://youtu.be/_ER68JuRoVM
#Jan31AISEIWritingChallenge
Semangat terus ya...smg mjdnoenulis yg handal..best seller juga
BalasHapusAamiin3
HapusMantul
BalasHapusTeeima kasih Pak
HapusYaaah aq tertinggal deh
BalasHapusPdhl tertatik bnget pingin buat novel buk..
Pdhal Mas Fuadi oke bingits buuu
HapusMantaaap.. keren tulisannya bu..
BalasHapusTerima kasih Bu Ut.
HapusPengen sih bisa buat buku best seller..tp belum bisa haha
BalasHapusSmg suatu saat kita bisa buat buku best seller. Aamiin3
HapusWah terima kasih sharingnya Bu
BalasHapusSama2 mas
Hapusterimakasih Bu Is
BalasHapusSama2 Pak Yusak
HapusAsyik yang sudah bermalsm minggu dengan mas Fuadi. Saya mengikuti sebentar krn ada yang rewel.
BalasHapusHe333 ada yg rewel ya?
HapusSaya gak hadir.
BalasHapusTerimakasih tulisannya Bu
Saya akan meluncur ke Youtube nya untuk menyaksikan siaran ulang nya
kembali kasih Pak Indra.
Hapus