Sabtu, 30 Januari 2021

MALMING BERSAMA MAS FUADI

 


Malam minggu kali ini kulalui bersama Mas Fuadi. Eits, jangan berpikir yang enggak-enggak dulu. Kami lalui malam minggu bersama ratusan bapak ibu guru yang dikomandani oleh Omjay untuk belajar menulis bersama penulis buku mega best seller bernama Ahmad Fuadi. Beberapa bukunya nampang di rak buku keluarga. Waktu film yang diangkat dari buku best sellernya tayang, kami sekeluarga menonton paling awal.

Bukan hanya itu. Buku Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna sempat diborong komunitasku saat menyelenggarakan lomba sinopsis di tingkat kabupaten. Mestinya, buku ketiga dari triloginya yang berjudul Rantau 1 Muara mendapat giliran untuk dilombakan dalam menulis sinopsis. Sayangnya, tahun ini tak diselenggarakan lomba di tingkat kabupaten.

Ada yang bisa digarisbawahi dari penuturannya.

Menulis dari Hati

Dengan Rasa & Data

 

Kadang kita sibuk urusan teknis

 

Menulis perlu dipersiapkan dengan menata hati

Bagaimana menulis mempengaruhi hidupnya digambarkan dalam sebuah video singkat tetapi mampu bercerita cukup lengkap.

Ada banyak cara mengurangi telling dan meningkatkan showing. Namun, yang utama bisa dilakukan dengan mengaktifkan lima panca indra. Beliau juga menuturkan pernah diundang salah satu kampus di Berkley Amerika diminta untuk menceritakan proses kreatif bukunya yang berjudul Negeri 5 Menara. Buku tersebut sudah dipakai sebagai buku wajib di Amerika. Menurutnya bukan karena bukunya hebat, bukan pula karena kata-katanya luar biasa. Akan tetapi, kemungkinan karena cerita apa adanya dan dituliskan sepenuh hati.

Tulisan bisa menginformasikan, menginspirasi dan menggerakkan hati kalau diramu dengan RASA & DATA. Tulisan lebih kuat daripada peluru. Tulisan adalah karpet terbang. Tulisan Mas Fuadi ada yang berupa novel kritik sosial, kisah nyata, dan juga ada buku anak. Ada pula bukunya yang kemudian menjadi turunan Film layar lebar dan serial.

Apakah setiap orang bisa menulis novel? Apakah bisa menulis novel itu karena bakat atau tidak? Pertanyaan itu beliau lontarkan. Beliau berusia 36 tahun baru menulis novel. Kita semua bisa menulis novel. Masalahnya mau apa enggak. Mau belajar, menyiapkan diri adalah modal utama. Merasa tak berbakat tapi mau menulis habis-habisan akan membuahkan hasil menggembirakan.

Proses Menulis, menurutnya ada dua bagian.

1.     Fondasi hati (inner journey)

2.     Bangunan rasa, data, logika (outer journey)

Inilah quote darinya yang amat berkesan.

Menulislah dari HATI

Akan sampai ke HATI

 

Gurauannya:

Pernah menulis surat cinta?

Atau menerima surat cinta.

Jika pernah, berarti bisa menulis.

Kadang ada buku bagus banget tapi kurang konek. Ada buku yang bahasanya sederhana, tapi kerasa banget. Hal tersebut dimungkinkan karena menulis dengan hati akan sampai ke hati.

 

Proses menulis menurutnya:

WHY

Luruskan niat: suntikan stamina yang tidak putus. Beliau selalu teringat “Sebaik-baiknya manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain” (Nabi Muhammad SAW).

 

WHAT

Kenal, peduli, familiar, tahu merupakan obat kuat tulisan.

Topik Mas Fuadi misalnya pengalaman di pesantren membangun dari dalam. Jika kita mau menulis, carilah topik yang membuat kita asyik menulis sehingga bisa mengerjakan dengan riang gembira.

Keduanya merupakan upaya membangun fondasi kuat dari dalam.

 

HOW

Cari referensi berupa buku lain, foto, diari, dll. Riset yang kuat untuk membangun karya. Sebuah karya fiksi yang berhasil adalah serasa nyata. Cerita fiksi Mas Fuadi diinspirasi oleh hal-hal yang dialami. Untuk keperluan riset beliau sempat pulang kampung, cari buku-buku harian saat usianya masih belasan tahun. Buku-buku hariannya sangat membantu proses berkarya. Di pesantren Mas Fuadi sering menulis buku harian. Buku tersebut dibaca setiap halaman untuk mencari isi dramatis yang bisa dijadikan bahan novel. Dari nyata dijadikan fiksi. Bahkan, beliau sempatkan membongkar diari lama.

            Surat-surat antara dirinya dengan Sang Amak (ibu) yang tersimpan oleh ibunya menjadi bahan tulisan yang amat berharga. Pepatah Arab hasil pelajaran di Pondok Gontor ikut menambah warna. Juga riset foto dan dokumen lama. Bahkan, dokumen rahasia Amerika 40-an bisa beliau dapatkan. Beliau juga sarankan Riset & Baca: buku, kamus, tesaurus, observasi. Orang yang tidak berbakat nulis, tapi berlatih & belajar menulis bisa meraih keberhasilan.

 

WHEN

Cicil setiap hari: sedikit demi sedikit lama-lama menjadi buku.

 

ALUR KERJA MEMBANGUN TULISAN

1.     Mind mapping: menjaring ide (eksplorasi ide awal)

2.     Kerangka awal: calon daftar isi

3.     Pointer: memecah ide

4.     Pointer dicicil jadi paragraf

5.     SIAP TERBIT

 

Bagi yang ingin nonton di youtube, linknya berikut ini.

Link youtube: https://youtu.be/_ER68JuRoVM

#Jan31AISEIWritingChallenge


18 komentar:

  1. Semangat terus ya...smg mjdnoenulis yg handal..best seller juga

    BalasHapus
  2. Yaaah aq tertinggal deh

    Pdhl tertatik bnget pingin buat novel buk..

    BalasHapus
  3. Mantaaap.. keren tulisannya bu..

    BalasHapus
  4. Pengen sih bisa buat buku best seller..tp belum bisa haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Smg suatu saat kita bisa buat buku best seller. Aamiin3

      Hapus
  5. Wah terima kasih sharingnya Bu

    BalasHapus
  6. Asyik yang sudah bermalsm minggu dengan mas Fuadi. Saya mengikuti sebentar krn ada yang rewel.

    BalasHapus
  7. Saya gak hadir.
    Terimakasih tulisannya Bu
    Saya akan meluncur ke Youtube nya untuk menyaksikan siaran ulang nya

    BalasHapus