Minggu, 10 Januari 2021

THE POWER OF APPERCEPTION

 


Kamis, 7 Januari 2021 adalah hari kedua mengikuti belajar bicara (public speaking) bersama PGRI. Public speaking termasuk keterampilan yang langka. Malam ini Pak Munif Chatib narasumbernya. Semua narsum tak ada yang dibayar. Setelah mengikuti kegiatan diharapkan membuat resume. Buku-buku Pak Munif termasuk internasional best seller. Public speaking bersama PGRI dijadwalkan 18 x pertemuan. Saat narsum berbicara bicara, mic peserta diharapkan dimute.

Public Speaking for Teacher malam ini bertema The Power of Apperception. Materi akan menarik, tergantung pada menit-menit pertama yang membuat penasaran siswa (Munif Chatib). Hal ini sangat penting bagi guru yang dituntut memiliki kemampuan men-delivery pengetahuan.

Public Speaking for Teacher sangat dipengaruhi oleh lima hal berikut.

1.     Peranan guru

2.     Memuaskan otak reptil

3.     Membangun relasi kepada siswa

4.     Apersepsi

5.     Multistrategi mengajar

Peranan guru bagi siswa ada 3 macam, yakni: sebagai orang tua, guru, dan kawan.  Sebagai orang tua berfunsi untuk memberi nasihat. Sebagai guru berfungsi untuk mendelivery pengetahuan. Adapun sebagai kawan adalah sebagai tempat berbagi. Seorang guru yang dapat memerankan tiga peran tersebut maka guru itu termasuk guru yang berhasil.

Reptilian (suasana) dipengaruhi oleh tempat belajar dan penampilan guru. Tempat Belajar menyangkut indoor/outdoor, tata bangku, display kelas, cahaya ruang kelas, dan sirkulasi udara kelas, panas/dingin. Penampilan guru dipengaruhi penampilan dan bau badan.

Membangun Relasi antara guru dengan siswa dapat dicapai dengan berbagai upaya berikut:

1.     Fun – Menyenangkan dapat dilakukan dengan cara:

a.     Menyapa siswa

b.     Guru bercerita tentang hal menarik sebelum masuk materi ajar

-       Berita menarik, sesuai usia siswa

-       Pengalaman pribadi: tanaman dan ikan obat stres pandemi

2.     Fasilitator

a.     Student center learning

b.     Student engagement

3.       Katalisator (pemantik) dapat dibangun dengan cara memberi motivasi dan bantuan siswa. Motivasi dapat dilakukan dengan selalu memotivasi siswa yang lemah dalam pemahaman dengan video motivasi. Bantuan siswa dengan cara memberi kesempatan siswa membantu temannya yang lemah dalam pemahaman. Jangan biasakan presentasi langsung masuk ke materi.

 

Tokoh teori apersepsi, Johan Friedrich Herbart (1776-1841) seorang psikolog, filosuf, guru yang ahli berasal dari Jerman, menyatakan bahwa landasan apersepsi yakni manusia adalah makhluk pembelajar. Sifat dasar manusia adalah memerintahkan dirinya sendiri. Manusia melakukan reaksi terhadap instruksi di lingkungannya jika dibekali perbuatan (stimulus) khusus.

Siswa adalah makhluk pembelajar. Mereka akan tertarik belajar dipengaruhi selera, minat, materi menarik, dan strategi mengajar. Pada dasarnya siswa  cenderung memerintah dirinya sendiri. Untuk itu, tugas guru adalah mereduksi instruksi.

Apersepsi bisa dipengaruhi Alpha Zone, Warmer, Pre teach, dan Scene setting. Alpha zone harus ada setiap tatap muka, bisa berada di awal tatap muka, bisa pula di tengah aktivitas (jika siswa mengantuk, ribut, keluar dari alpha zone). Warmer itu waktunya singkat, rehearsial, tatap muka ke-2 dan seterusnya, tanya jawab games.

Pre teach berupa informasi awal, fungsi memperlancar strategi, tergantung strategi dan SOP. Scene Setting merupakan pemberian pengalaman sebelum masuk ke materi inti, berfungsi sebagi pembangkit motivasi, minat dan penasaran siswa, serta alasan dari penerapan sebuah strategi mengajar. Sumber ide scene setting bisa keselamatan hidup, manfaat/benefit, informasi/berita, maupun cerita imajinatif.

Pola apersepsi antara lain: bercerita, simulasi demo, bisa pula berupa film. Aktivitas belajar bisa diawali dengan film, yang mana siswa tidak diberi tahu judul dan maksud film tersebut. Biasanya guru membagi beberapa kelompok siswa untuk memberi komentar setelah film diputar. Jenis film dapat beragam sesuai dengan materi belajar.

 

 #Jan9AISEIWritingChallenge

 


6 komentar: