Materi :
Berbagai Pengalaman Menerbitkan Buku
Waktu :
Selasa, 10 Juni 2020
Narasumber :
Agung Pardini
PROFIL GURU AGUNG
Kecintaannya terhadap
kisah-kisah kepahlawan mengantarkannya
menjadi guru sejarah dan IPS sejak tahun 2001. Saat pertama kali
mengajar, guru yang bernama asli Agung Pardini ini kala itu masih menempuh S1
Pendidikan Sejarah dengan tambahan program minor Antropologi di Universitas
Negeri Jakarta (UNJ). Dalam waktu
delapan tahun (2001-2008), setidaknya pernah mendapat kesempatan mengajar pada
belasan institusi yang berbeda, mulai dari sekolah formal (SMP dan SMA),
Bimbingan Belajar, Program Pengayaan Ujian, hingga Pembelajaran Paket
Non-Formal atau PKBM.
Sejak tahun 2008 hingga
sekarang ini, Guru Agung aktif di lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk
menjalankan amanah pengelolaan dana zakat, infaq, dan shodaqoh agar disalurkan
menjadi program-program pemberdayaan di bidang pendidikan bagi kemajuan ummat.
Mula-mula ia bertugas sebagai trainer pendidikan untuk melatih ribuan guru yang
mengabdi di sekolah-sekolah marjinal di berbagai wilayah Indonesia.
Selain melatih para guru,
bersama rekan-rekan satu timnya di Dompet Dhuafa, Guru Agung di beri beragam
amanah untuk merancang dan mengelola program-program inovatif di bidang
pendidikan yang berhasil menjangkau hingga 34 provinsi.
Program-program tersebut antara lain:
1. Pendampingan
Sekolah dan Pengembangan Guru di Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi
(Donatur: JICA), 2008-2010
2. Pendampingan
Sekolah Berdaya di Sumatera Barat Pasca Gempa Bumi besar, 2010-2012
3. Pelatihan
Guru Cerdas Literasi (Donatur: Hypermart), 2010
4. Pelatihan
Guru Cerdas Literasi (Donatur: Majelis Taklim Telkomsel), 2009
5. Pengembangan
Sekolah Cerdas Literasi (Donatur: Trakindo), 2010-2013
6. Pendampingan
SMK Unggulan Bidang Alat Berat (Donatur: Trakindo), 2013
7. Pendampingan
Sekolah-Sekolah di Perbatasan Indonesia: 2012-2013
8. Pengiriman
Guru-Guru SGI (Sekolah Guru Indonesia) ke berbagai wilayah pelosok atau 3T,
2014-2015
9. Membentuk
School of Master Teacher di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan NTB,
2014-2020
10. Mengembangkan
alat ukur performa Sekolah yang disebut MPC, 2012-2013
11. Mengadakan
diklat kepala sekolah: Milenial Leader, 2019
12. Membangun
kerjasama penyelenggaraan kelas Magister Manajemen Pendidikan Islam bersama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016-2018
13. Mengembangkan
model Sepuluh Kepemimpian Guru Indonesia dan Gerakan Transformasi
RIWAYAT KARIER
2001 – 2008 :
Pengajar di banyak lembaga pendidikan non-formal
2006 – 2007 :
Korektor Buku Mata Pelajaran (Asisten Editor) di ESIS / Erlangga
2008 – 2012 :
Trainer dan Konsultan Pendidikan di MAKMAL PENDIDIKAN LPI-DD
2012 – 2014 :
Manajer Pengembangan Kualitas Pendidikan MAKMAL PENDIDIKAN
2010 – skrg :
Pengasuh PAUD Nusa Indah Cibinong
2014 – 2016 :
Direktur Sekolah Guru Indonesia
2016 – skrg :
Master Teacher Sekolah Guru Indonesia
2017 – 2018 :
GM Sekolah SMART Ekselensia Indoensia Dompet Dhuafa
2019 – skrg
: GM Sekolah Kepemimpinan Bangsa
yang mengelola Bestudi ETOS.ID dan Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA)
MENULIS ARTIKEL
1. Sekolah
Berbasis Masyarakat Jurnal Bogor, 17 Oktober 2009 Opini
2. Mengajar
Siswa Gemar Membaca Radar Bogor,
8 Maret 2010 Opini
3. Pendidikan
dalam Alienasi Birokrasi Koran Tempo,
16 Mei 2013 Opini - Advertorial
4. Transformasi
Kelas Ajar Opini
Republika, Januari 2020
MENULIS BUKU
1. Menabung
Gula untuk Pendidikan (Saving Palm Sugars for The Education) MM – JICA, 2010 Bersama
tim Masyarakat Mandiri
2. Penyulut
Jiwa di Kampung Hatta Makmal DD, 2012 Bersama Surya Hanafi, dkk
3. Bangunlah
Jiwanya, Bangunlah Raganya Makmal DD, 2012 Bersama Purwo Udiutomo
4. Sekolah
Ramah Hijau Makmal DD, 2013 Bersama Zayd Sayfullah, dkk
5. Besar
Janji daripada Bukti Makmal DD,
2013 Bersama tim
6. Bagaimana
ini Bagaimana itu Makmal DD, 2014 Bersama tim Makmal
PEMBICARA/NARASUMBER (Non-Training)
1. Konferensi
Nasional Sejarah VIII, dengan membawakan makalah yang berjudul “Media Islam
Revivalis” Jakarta, 2006 800 orang Kembudpar
dan MSI
2. Seminar
Pendidikan : Gelipa untuk Pendidikan Sukabumi,
2 Februari 2010 100 orang MM – JICA
3. Lokakarya
Daerah Gerakan Rakyat KAMMI Bogor Bogor,
Maret 2010 30 orang KAMMI IPB
4. Seminar:
Menjadi Remaja Muslim Trendsetter Sentul,
22 Agustus 2010 150 orang
5. Talkshow:
Seni dalam Sejarah Islam Bogor,
Agustus 2012 200 orang (siswa) Sekolah
Bosowa Bina Insani Bogor
6. Simposium
Pendidikan Nasional Depok, 30 Oktober 2013 200 orang Makmal
Pendidikan DD
7. Seminar
Pendidikan dan Museum Jakarta,
November 2015 150 orang Museum se-DKI
Jakarta
8. Studium
General School Master Teacher Makassar,
Mataram, Padang, dan Medan, 2015 Sekolah Guru Indonesia DD
9. Seminar
Nasional Ikatan Mahasiswa Kependidikan Seluruh Indonesia Semarang, 2016 500 orang IMAKIPSI
10. Seminar
Pendidikan Ikatan Mahasiswa Kependidikan Seluruh Indonesia Tingkat Sumatera Palembang,
2016 300 orang IMAKIPSI
11. Seminar
Nasional Pendidikan Klaten, 2016 200 orang Universitas
Widya Klaten
12. Seminar
dan Workshop Keguruan Bogor,
2017 200 orang UIKA Bogor
13. Social
Leader Training Tingkat Nasional Bogor
2018 100 orang Sekolah Kepemimpinan bangsa
14. Future
Leader Camp 2019
15. Young
Leader Camp 2019 di Bandung, Bogor, dan Lubuk Linggau
16. Young
Leader Regional Camp di Solo 2019
17. Muktamar
Young Leader di Semarang 2020
18. Sociopreneur
Camp 2019 di Yogya
19. Studium
Generale Sekolah Pasca Sarjana UNY, 2020
20. Studium
Generale UNNES 2020
21. Studium
Generale PGSD UNNES Tegal 2020
22. Seminar
Pendidikan di UNPAS Bandung, 2020
PEMATERI PELATIHAN GURU (Public Training)
1. Publik
Training (Hari Guru) Tema: Kondisi Guru Indonesia Bogor, 25 November 2008
2. Publik
Training (Hari Guru) Tema: Guru Bergerak Depok,
25 November 2009
3. Publik
Training (Hari Guru) Tema: Pembelajaran Efektif Jakarta, 25 November 2012
4. Publik
Training (One Trainer Interactive Show) Tema: Inspirasi Guru untuk BangsaAula
Kantor Gubernur NTB, Agustus 2010
5. Publik
Training dalam rangka Launching buku “Besar Janji daripada Bukti”, Tema: Guru
Kreatif Maros dan Garut, November –
Desember 2013
6. Publik
Training, Guru Kreatif di Serang Banten, 2014
7. Publik
Training, Guru Kreatif di Lhokseuwe Aceh, 2014
8. Pelatihan
Guru Pertamina di Cirebon, 2019
9. Indonesia
Teacher Leader Camp 2020 di Sulawesi Selatan
Malam ini kita akan
mendapatkan materi tambahan dari pak @Guru Agung Pardini
Adapun yang menjadi moderatornya adalah
ibu @Fatimah.S.si
Malam ini kita akan di temani oleh master
teacher sekolah guru Indonesia yaitu bapak Agung pardini. Salam kenal saya
Agung Pardini, biasa disapa Guru Agung
Sebagaimana tercantum
dalam CV, saat ini saya bekerja di Dompet Dhuafa. Salah satu program Dompet
Dhuafa yang sejak 2009 kami kerjakan adalah SGI (Sekolah Guru Indonesia).
Izinkan pada malam hari ini saya sedikit
memberi perspektif berbeda dalam urusan penulisan dan penerbitan buku di bidang
pendidikan dan keguruan. Berdasarkan pengalaman saya bekerja di lembaga
kemanusiaan Dompet Dhuafa. Kita terbiasa untuk mengajak para guru-guru yang
mengabdi di daerah-daerah pelosok untuk menulis dan berkarya.
Di tengah keterbatasan
kondisi geografis dan budaya, aktivitas menulis dan berkarya ini memiliki
tantangan sendiri buat para guru-guru di sana. Terdapat beberapa kendala:
1. Gaya bahasa, ada beberapa istilah
Bahasa Indonesia yang dimaknai secara berbeda di daerah.
2. Penggunaan komputer, banyak yang belum
mengenal MS Office
3. Listrik, di beberapa wilayah hanya
menyala di malam hari.
4. Ejaan yang (belum) disempurnakan
Nah bagaimana cara kita
mengatasi kendala ini? Salah satunya adalah dengan model pendampingan intensif.
Secara sabar para konsultan dan guru-guru relawan akan melakukan pendampingan
dan bimbingan selama kurang lebih setahun. Tentu ini bukan tugas yang mudah.
Butuh kesabaran dari para relawan.
Dompet Dhuafa sendiri
dibangun oleh para jurnalis senior Republika di era-era awal. Sehingga setiap
program yang kami kerjakan buat pemberdayaan guru di daerah harus memiliki
produk buku atau tulisan. Ada beberapa ragam jenis kegiatan menulis dan
berkarya yang biasa kita berikan kepada guru-guru di pelosok. Outputnya tidak
harus buku, ada yang berbentuk PTK, jurnal, media pembelajaran, puisi, dan lain
sebagainya.
Berikut contoh-contohnya
Nah buku ini adalah
kumpulan tulisan dari para guru terkait dengan inovasi pembelajaran yang telah
mereka hasilkan, baik dalam bentuk inovasi metode ataupun media. Ini murni
diangkat dari pengalaman-pengalaman
mereka
Kalau ini kurang lebih
mirip dengan buku yang di atas. Terkait dengan percetakan, alhamdulillah semua
dibiayai oleh donasi zakat yang dikelola oleh Dompet Dhuafa. Buku-buku ini
tidak diperjual belikan. Namun akan dibagikan secara gratis buat guru-guru di
daerah lain yang membutuhkan. Ahamdulillah buku-buku ini dapat memberi manfaat
dan masukan bagi inovasi pembelajaran di daerah lain.
Kami punya genre buku-buku
yang lain. Sifatnya adalah kisah-kisah inspiratif dari para pejuang muda
pendidikan yang mengabdi sebagai guru-guru di daerah pelosok.
Berikut contohnya
Dua buku bercerita banyak tentang
pengalaman para guru-guru muda yang mengajar hingga ke pelosok negeri.
Ada yang di kepulauan
Ada yang di hutan dan pegunungan
Dan ada yang di pelosok kampung
Pernah ada guru muda kami yang meninggal
dalam tugas di penempatan.
Dan saat sebelum meninggal, beliau sempat
menulis pada buku di atas (warna coklat). Akhirnya nama beliau kami abadikan
menjadi nama sebuah penghargaan bagi guru-guru terbaik SGI.
Hampir semua buku-buku
yang kami terbitkan adalah antologi, nulis bareng-bareng. Nah bagaimana cara
mengajarkan guru-guru kami menulis? Kami punya cara yang unik. Yakni dengan
menulis "Jurnal Perjalanan Guru" Jurnal ini wajib dikerjakan oleh
setiap guru yang sedang mengikuti proses pembinaan di kampus SGI.
Setiap malam mereka harus
menulis pengalaman mereka selama si siang hari. Modelnya bisa macam-macam. Ada
yang curhat, sampai ada yang membahas suatu teori kependidikan dan
kepemimpinan. Setelah pagi tiba, sebelum beraktivitas dalam pembinaan, semua
jurnal tasi dikumpulkan untuk diapresiasi dan ditanggapi.
Jadi ini bisa jadi
semacam refleksi dan evaluasi. Ini mirip sekali dengan kebiasaan menulisnya Om
Guru Wijaya Kusuma, yang senang menulis cerita harian di group ini. Melalui
jurnal ini, kita pun para pengelola dan dosen jadi tahu tentang perasaan dan
pikiran yang tengah bergejolak di hati mereka. Jika ada perasaan hati yang
negatif, kita bisa langsung coaching atau konseling.
Ada yang rindu keluarga,
ada yang sakit hati, macam-macam ceritanya. Kebiasaan menulis jurnal harian
ini, Guru jadi terlatih buat menulis. Namun ini tentu tidaklah cukup, harus ada
upaya lain, yakni banyak-banyak membaca. Kalau gak banyak baca, ya gak bakal
banyak menulis.
Ini melatih kepekaan
literasi mereka. Makanya kiat kita adalah bedah buku rutin. Ada yang harian,
ada yang pekanan. Dalam proses pembinaan guru di SGI, setiap pagi kita ada
apel. Nah, Yang bertugas sebagai pembina apel (bergantian), dialah yang akan
memberi kajian bedah buku. Gak harus yang berat-berat, novel pun bisa.
Selain bedah buku, untuk
memantau kemajuan bacaan para guru, setelah apel biasanya ada aktivitas
"Semangat Pagi". Yakni memberi motivasi secara bergantian, dengan
menggunakan kata-kata yang dinukil dari para tokoh. Ini efektif juga buat
meningkatkan kepekaan literasi buat para guru. Kami sangat percaya bahwa
menulis buat para guru adalah lompatan dan percepatan peningkatan kapasitas,
kompetensi, dan rasa percaya diri.
Baik, saya akan tambahkan tentang beberapa
contoh buku lain yang pernah diterbitkan.
Nah ini adalah buku yang
ditulis saya bersama Tim Makmal Pendidikan Dompet Dhuafa. Buku ini merupakan
kumpulan tulisan tentang cara-cara pengelolaan sekolah secara efektif dan
efisien. Kebetulan saya juga konsultan sekolah di Dompet Dhuafa. Rencana
awalnya ini mau kita susun menjadi semacam kamus atau ensiklopedi pengelolaan
sekolah.
Nah ini ada buku yang
saya pun juga ikut nimbrung. Isinya tentang tips praktis pengelolaan sekolah
berwawasan lingkungan atau adiwiyata. Kebetulan Dompet Dhuafa pernah memiliki
proyek sosial untuk membuat sekolah adiwiyata. Nampaknya Om Jay kenal, sebentar
saya cari.
TANYA JAWAB
Apakah boleh tahu
mengenai company profile SGI?
Kita punya beberapa program, salah satunya
adalah School of Master Teachers atau SMT. Saat ini tengah diselenggarakan di
NTB, Sulsel, Sulbar, dan Sulteng. Lama programnya adalah 3 hingga 4 bulan. Tugas
akhirnya adalah membuat PTK.
Yang ingin saya tanyakan,
ketika banyak baca banyak menulis. Bagaimana untuk penyediaan buku-buku
referensi guru-guru yang bertugas di
daerah terpencil kan listrik belum ada, internet kemungkinan sulit. Langkah-langkah
apa yang Bapak lakukukan (dompet dhuafa) supaya guru tetap berkarya/menulis dengan
ketersediaan buku-buku tsb.?
Alhamdulillah setiap tahun kita
mendapatkan donasi buku. Walau jumlahnya terbatas, ini coba kami salurkan ke
beberapa daerah pelosok. Kalau boleh jujur, sebetulnya dari zaman dahulu
pemerintah kita sudah sangat peduli untuk pengiriman buku-buku ke
sekolah-sekolah marjinal.
Namun sayang. Masih banyak guru yang belum
termotivasi untuk membacanya. Salah satu
kebiasaan saya kalau datang ke sekolah di pelosok adalah membongkar-bongkar
lemari sekolah. Banyak buku masih terplastik rapi di dalam dus-dus.
Pak, daerah 3 T di
Karimun bisa tidak dapat bantuan dompet dhuafa?
Semoga kita bisa ke sana. Untuk Kepri,
program kita baru sampai Pangkal Pinang. Ini masih Kota ya. Pernah juga ada
program lain di Riau, tepatnya di kepulauan Meranti. Membuat sekolah buat
anak-anak Suku Akit.
Untuk mendapatkan buku-buku
koleksi dompet dhuafa, caranya bagaimana ya?
Saat ini buku-buku kita sudah tersedia
online. Jadi lebih mudah diakses. Berikut linknya...
EduAction e-Book Dompet Dhuafa Pendidikan
2020. Halo Sahabat Pendidikan, yuk tambah pengetahuan dengan mengunduh
materi-materi terbaru dari para pegiat pendidikan Indonesia. Ada pembahasan
menarik tentang kepemimpinan, parenting, sampai bagaimana langkah kita
menghadapi Covid-19 yang ditulis oleh Ust. Harry Santosa, Sri Nurhidayah, Ivan
Ahda, Asep Sapa'at, dan Guru Agung Pardini. Selain itu, Sahabat Pendidikan juga
akan mendapatkan bonus
Guide Book Ramadan Sekolah Guru Indonesia.
Sila unduh dan donasi di : http://etahfizh.org/ebook.
Kami juga mengajak Sahabat Pendidikan berbagi kebahagiaan dengan siswa yatim
dan marjinal dengan berdonasi baju lebaran untuk mereka melalui tautan
http://etahfizh.org/campaigns/baju-lebaran/EduAction #AkuKamuAksi
Saya merasa senang
mendengar penjelasan tentang SGI. Seandainya saya masih muda pengen rasanya
bergabung hehe... Saya ingin bertanya bagaimana cara koordinasi dengan setiap
guru yang bertugas di tempat yang berbeda apalagi tadi ada beberapa kendala seperti
internet dan listrik yang hanya menyala malam hari? Kemudian acara bedah buku
apakah di sekolah SGI atau di mana? Kalo saya pengen punya buku-buku karya guru-guru
hebat tersebut bagaimana cara mendapatkannya? Jurnal yang ditulis tentunya
sangat kaya pengalaman dan wawasan sehingga saya sangat tertarik.
Alhamdulillah, hari ini satu persatu
daerah-daerah yang kami sambangi sudah ada jaringan internet dan listrik, jadi
semakin mudah buat kami buat koordinasi. Beberapa kajian bedah buku kami sejak
pandemi akhirnya kita luaskan ke channel Youtube dan FB. Tapi setiap cabang SGI
di daerah juga punya agenda bedah buku sendiri. Sayangnya buku-buku kami sudah
banyak yang habis versi cetaknya. Makanya kami ubah ke versi pdf atau e-book. Saya
pribadi tidak banyak menulis buku, tapi lebih senang menulis artikel atau
naskah akademik buat pengembangan program pendidikan di Dompet Dhuafa. Sekarang
ini saya tengah membuat gerakan Transformasi Kelas Ajar dan juga mengembangkan
Sepuluh Kepemimpinan Guru.
Tulisan-tulisan saya bisa dibaca di web
SGI: www.sekolahguruindonesia.net
Sudikah kiranya bapak
diundang untuk datang ke Pamekasan Madura untuk menyemangati dan membimbing
kami untuk menulis?
Alhamdulillah terima kasih atas
undangannya Bu. Akhir tahun lalu saya baru saja diundang ke Kantor Bupati
Sampang. Ada acara kepemudaan dan kunjungan sekolah. Hanya sayangnya, oleh
kantor saya tidak boleh keluar daerah sampai dengan bulan Desember.
Bagaimana awal mula kisah
bapak bergabung dengan dompet dhuafa sampai bisa menerbitkan buku yang begitu
banyak.
Kebetulan saya melamar langsung saat ada
lowongan untuk menjadi trainer dan konsultan pendidikan di Dompet Dhuafa. Kebetulan
tahun 2008, Dompet Dhuafa sedang butuh SDM dari kalangan guru/praktisi
pendidikan.Seperti biasa, ada tes seleksi
Bagaiman kita bisa
bergabung di dompet duafa. Apakah ada syarat-syarat tertentu untuk sekolah kami
menjadi SD binaan dari dompet duafa?
Kebetulan tahun ini karena sedang Covid,
kami sedang hentikan beberapa program di banyak daerah, salah satunya adalah
program pendampingan sekolah. Semoga tahun depan kita bisa buka lagi. Nanti ibu
silahkan hubungi no. WA saya ini. Cukup japri saja. Kebetulan fokus
pendampingan sekolahnya adalah ke bidang literasi. Namanya programnya Sekolah
Literasi Indonesia.
Apakah menurut Bapak guru
yang baik itu harus memiliki kemampuan menulis?
Jawabannya adalah wajib bisa Pak. Tapi
tidak harus dalam bentuk buku ya. Bisa PTK. Bisa Jurnal Penelitian. Bisa Cerpen
atau Puisi. Bisa juga modul, LKS, atau mungkin Kumpulan Bank Soal. Guru wajib
literat, bahkan multiliterat, apapun bentuk tulisannya.Kalau saya senengannya
corat-coret di kertas Pak. Nanti saya kumpulin pelan-pelan, baru nanti kita
bikin artikelnya. Kalau menulis buku, saya beraninya masih bareng-bareng. Takut
kalau sendirian. Sepi.
Apakah dompet dhuafa
selain menerima donasi uang juga menerima donasi buku? Maksud saya, buku baru
masih segel, untuk dijual dan hasilnya di donasikan. Kawan kami dan teman-temannya
menerbitkan juga buku antologi cerita pengalaman mengajar di daerah 3T tepatnya
di Gayo Lues, akan tetapi kawan-kawan ini kesulitan menjual bukunya. Tujuan
awal penerbitan buku ini memang untuk donasi.
Sepanjang pengalaman kami, berbisnis
jualan buku inspirasi guru ini masih minim peminat. Kecuali dalam bentuk
semifiksi alias novel. Saran saya, untuk para guru yang senang menulia buku
seperti ini, sebaiknya model marketingnya adalah lewat jaringan komunitas. Ini
lebih mudah dijual. Sebagai misal, kalau di SGI, kita memfasilitasi penjualan
buku-buku para member untuk ditawarkan kepada sesama member. Ditawarkan pake
pre-order dulu, bukan ready stock. Jadi pencetakan disesuaikan dengan pesanan. Kalau
buku-buku yang diterbitkan oleh Dompet Dhuafa sendiri biasanya dibagikan (gratis) buat para guru-guru lain. Jadi
gampang laku, karena gratis.
Simpulan Narsumber:
1. Saya
pribadi merasa bahwa merangkai kata dalam bentuk tulisan ini bukan pekerjaan
mudah. Kita mesti bersabar. Kalau mau lancar harus banyak membaca dulu.
2. Cobalah
menulis dengan apa yang sering kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering
kita katakan. Buat mencari ide, butuh teman diskusi, butuh temen nongkrong
setia, butuh komunitas.
3. Menulis
ini melatih ketajaman pikiran dan memperhalus budi pekerti. Maka menulislah,
maka engkau "ada".
Mulai sekarang, yuk kita
biasakan menulis apa yang kita pikirkan, kita lakukan, dan yang sering kita
katakan. Yuk, kita menulis karena dengan menulis kita “ada”. Banyak manfaat
dari menulis. Kapan lagi, kalau tidak kita mulai dari sekarang?
Berbagi pengalaman atau berbagai pengalaman?
BalasHapusTerima kasih koreksinya om
HapusLauar biasa lengkap
BalasHapusMantap bgt Bu Ismi
BalasHapusTerima kasih bu elly
HapusLenngkaap buk..super sekali
BalasHapusTerima kasih bu atik
HapusSemangat untuk selalu belajar menulis ibu..
BalasHapusSiap. Terima kasih
BalasHapusLengkap sekali narasinya... Salam dari Lereng Lawu
BalasHapusSelamat..terus berbagi
BalasHapuskeren banget Bu, resumenya sangat lengkap
BalasHapus