Rabu, 10 Juni 2020

MENULIS TANPA IDE ala OM BUDIMAN




Materi             : Menulis Tanpa Ide
Waktu             : Rabu, 10 Juni 2020
Narasumber    : Om Budiman Hakim

Malam ini kita memasuki sharing ke-5 saya akan membawakan materi dengan topik: "MENULIS TANPA IDE". Kalo mengamati sesi kemarin-kemarin, saya bisa menyimpulkan bahwa temen-temen senengnya kalo sharing ini ada latihannya ya? Karena itu, khusus malam ini, saya akan mengurangi waktu sharing supaya latihannya jadi agak panjang.
Malam ini judul besarnya adalah 'MENULIS TANPA IDE" tapi terbagi dalam dua segmen. Segmen pertama berjudul: BERCENGKERAMA DENGAN KATA


Sebelumnya saya memperlihatkan sebuah alphabet. Silakan dipelototi dulu kalo mau. Ada berapa huruf dalam abjad kita? Jadi ada berapa? Yak, betul! Ada 26 huruf. Sekarang, pandanglah ke 26 huruf di atas baik-baik. Amatilah satu persatu dari A sampai Z. Makna apa yang kita temukan? GAK ADA! Apa yang kita rasakan? Kita gak merasakan apa-apa. Ke 26 huruf itu cuma sekumpulan huruf yang berbaris tanpa makna.
Kita tidak tertarik dan di saat yang sama, kita juga tidak terganggu pada sederetan huruf tersebut. Semua terasa datar-datar saja. SEKUMPULAN HURUF TANPA MAKNA ITU SAMA SEKALI TIDAK MEMBERIKAN EFEK APAPUN PADA KITA.
Sekarang dari abjad tersebut, coba ambil beberapa huruf kemudian susun. Gak usah banyak-banyak, cukup 3 sampe 5 huruf. Anggap aja kita sedang main scrabble. Hehehehe....
Misalnya kita ambil 5 huruf, ‘H, U T, A N’. Lalu apa yang terjadi? Tiba-tiba dari kelima huruf tersebut terbentuk kata 'HUTAN' dan kata itu mempunyai makna! Kita cuma ambil 5 huruf, loh. Padahal 26 huruf di atas tidak punya makna sama sekali.
Hebatnya lagi, makna yang diterima oleh pembaca terhadap kata itu bisa berbeda-beda efeknya. Apa yang muncul di kepala tiap orang belum tentu sama. Ada yang mendengar kata ’HUTAN’ langsung terbayang tempat yang hijau, asri, air terjun, sebuah tempat yang sangat menyenangkan. Sebaliknya buat orang yang lain lagi kata ‘HUTAN’ adalah tempat yang serem, gelap, berbahaya. Kenapa demikian? Karena di dalam hutan biasanya banyak binatang buas bahkan bisa jadi di sana tempat para hantu bersarang.
Hantu? Gara-gara ada kata ‘HANTU’ kita bisa melihat ternyata kata ‘HANTU’ terbentuk dari huruf-huruf yang sama dengan kata ‘HUTAN’. Tapi kalo kata ‘HANTU’ mungkin kita semua punya gambaran yang sama. Hantu adalah sesuatu yang sangat mengerikan. Saking seremnya, tanpa sadar, kita berdoa sama Tuhan semoga jangan sampe deh kita ketemu dengan hantu. Loh? Kata ‘TUHAN’ ternyata juga terdiri dari huruf-huruf yang sama. Menarik banget ya?
Hal ini tentunya membuat kita penasaran. Ada lagi gak, ya, kata lain yang terbentuk dari 5 huruf tersebut? Oh ada. Kita bisa membentuk kata ‘TAHUN’. Jadi sekarang kita punya 4 kata yang terbentuk dari 5 huruf yang sama.
Ajaib, ya? Kita tadi sudah sepakat bahwa ke 26 huruf dalam abjad tersebut gak ada maknanya. Tapi ketika kita susun beberapa huruf saja, kok bisa mempunyai makna? Banyak pula maknanya. Penemuan-penemuan ini hanya bisa kalian alami, hanya jika kalian sering bercengkerama dengan kata.
Jadi ketika huruf bertemu dengan huruf, belum tentu punya makna, misalnya KTPUR. Mau bikin kata apa dari 5 huruf tersebut? Gak bisa! Tapi dari 5 huruf sebelumnya, kita sudah memiliki 4 kata, yaitu: HUTAN, TUHAN, TAHUN dan HANTU.
Fenomena yang kita temukan tersebut bisa menjadi pemicu ide buat kita untuk berkarya. Misalnya kita bisa bikin ucapan selamat tahun baru berdasarkan 4 kata tersebut.
Di dalam hutan
Kulihat hantu
Di ujung tahun
Kusapa Tuhan
Akhiri dengan kalimat 'Selamat Tahun Baru".
Biar keliatan lebih keren, kita bisa bikin video sederhana.....



Jadi deh kita menghasilkan karya. Begitulah manfaatnya kalo kita sering bercengkerama dengan kata. Kalo tadi kita ambil 5 huruf, coba sekarang kita mengambil 9 huruf. Misalnya kata yang terbentuk adalah “TOLERANSI’. Kalian bisa mengotak-atik kesembilan huruf tersebut menjadi ‘NASI TELOR’. Bisa juga kita bikin menjadi “TELOR ASIN’. Hahaha… lucu ya? Seperti tadi, fenomena ini disa kita konversikan menjadi karya.


Kalo mau lebih bagus, mungkin kita bisa cari image nasi telor dan teloor asin sebagai pelengkap ilustrasinya. Tapi pointnya adalah lagi2 kita bisa berkarya gara2 kita seneng bercengkerama dengan kata.
Jadi kalo mau menjadi penulis, kita harus mengakrabkan diri dengan kata. Huruf itu disebut juga dengan Karakter. Artinya setiap huruf punya karakter dan personalitasnya sendiri-sendiri. Ketika sudah menjadi ‘kata’ maka ‘kata’ itu juga punya karakter tersendiri. Ketika sudah menjadi ‘kalimat’ maka ‘kalimat’ itu juga mempunyai karakternya sendiri.
Ketika kalimat tersebut kita bubuhkan tanda baca. Tau gak apa yang terjadi? Sekumpulan huruf-huruf tersebut menjadi hidup dan menjelma menjadi kalimat yang sangat POWERFUL. Begitu powerfulnya sehingga kalimat-kalimat tersebut mampu menggugah emosi pembacanya.
Dalam kondisi yang lebih ekstrim kalimat-kalimat tersebut bahkan mampu menyihir orang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Teman-teman sekalian, huruf itu seperti binatang liar. Pernah kan kalian melihat seorang pawang harimau mampu menjinakkan bintang buas tersebut.
Dalam pertunjukan sirkus, Si Pawang bisa menyuruh sekelompok harimau sesuai dengan keinginannya. Begitu jinaknya sehingga sekelompok binatang buas tersebut patuh pada perintah pawang tersebut. Begitu juga dengan huruf.
Kita harus berteman untuk menjinakkan mereka. Ketika kita sudah berteman dengan akrab, sekumpulan huruf tersebut dengan mudah bisa kita perintah seakan-akan dia membentuk tulisan sendiri dan penulisnya hanya menggerakkan jarinya saja. Di level seperti itulah seseorang bisa dikatakan sebagai penulis yang handal. Karya-karyanya akan selalu bagus. Selalu powerful. Selalu mampu menyihir pembacanya untuk menyelesaikan membaca sampai habis. Sebuah tulisan mempunyai enerjinya sendiri-sendiri. Ada yang positif dan ada yang negatif.
Contoh 1
"Orang yang paling pantas masuk neraka adalah AHOK. Karena dia adalah penista agama." (Maaf, saya sengaja kasih contoh yang ekstrim sekedar untuk memudahkan pengertian). Coba kalian tulis kalimat di atas di status FB. Ada yang berani? Hehehe... Kalo kalian tarok sebagai status FB, saya jamin kalian akan dibully habis-habisan oleh pecinta Ahok alias AHOKER. Kenapa? Karena para Ahoker akan tersentuh EMOSInya dan siap melampiaskan emosinya dengan membully penulisnya. Padahal SEKALI LAGI, itu cuma susunan huruf doang.

Contoh 2
"Anies itu udah gak becus jadi gubernur, kok malah mau nyapres? Di mana otaknya?" (Sekali lagi maaf, saya sengaja kasih contoh yang ekstrim sekadar untuk memudahkan pengertian). Nah, kalo bikin status seperti ini, maka kalian akan dituduh anti islam, munafik dan kafir. Kali ini pendukung Anies yang akan murka. Mereka langsung emosi dan bisa-bisa mempersekusi penulisnya. Mereka emosi dan lagi-lagi  hanya gara-gara sekumpulan huruf-huruf yang kita susun. Padahal itu tetap saja cuma huruf. Kenapa bisa sepowerful itu? Luar biasa banget, kan?
Intinya adalah jangan pernah meremehkan kekuatan huruf. Beberapa huruf, jika sudah tersusun bisa menjelma menjadi kata. Beberapa kata, ketika kita susun, mampu menjelma menjadi sebuah kalimat yang berenerji besar. Kedua contoh kalimat yang saya tulis di atas telah membuktikannya. Sayangnya, kedua contoh tersebut bermuatan enerji negatif.
Kenapa saya kasih contoh yang negatif? Karena kalimat-kalimat negatif seperti itulah yang paling sering kita temukan di social media. Hoax, fitnah dan saling bully bertebaran di mana-mana. Bahkan ada seorang artis Korea bernama Sjulli yang sampai bunuh diri karena tidak tahan dibully terus menerus di Twitter.



Sudah bukan rahasia lagi bahwa social media adalah cara efektif untuk menciptakan sekaligus penggalangan opini. Di dunia politik, penggalangan opini adalah cara ampuh untuk menjatuhkan lawan. Bukan cuma pertikaian politik dalam sebuah sebuah negara, dalam pertempuran antar negara pun, social media sudah menjelma menjadi senjata yang mengerikan.
Senjata apakah itu? Bukan! Bukan social medianya, social media hanya sekedar media. Senjata yang mengerikan itu adalah KATA-KATA.
Kalian tahu perang yang terjadi di Suriah, kan? Believe it or not, social media mengambil peranan penting dalam memecah belah umat di negara itu. Semoga tidak terjadi di negara kita. Aamiin.
Jadi, berhati-hatilah dalam menyusun huruf. Susunan kata-kata, di social media, bisa lebih berbahaya daripada dentuman sebuah bom nuklir. Enerji negatif yang kita semburkan di social media bisa jauh lebih beracun daripada senjata biologi.
Kenapa saya dan Kang Asep membuat workshop penulisan ini dengan biaya seikhlasnya? Karena kami berdua sedang melakukan movement, yaitu mengajak semua peserta yang ikut workshop ini mau menuliskan hanya kata-kata yang berenerji positif di social media masing-masing.
Insya Allah niat baik ini akan menjadi viral sehingga sedikit banyak kita sudah berpartisipasi membangun negeri ini menjadi lebih baik. Inshaa Allah. Tapi, Alhamdulillah, Tuhan itu maha adil. Kita tahu di dunia ini ada yang namanya hukum keseimbangan. Kalo ada enerji negatif pasti ada enerji positif.
Sekarang kita sudah menyadari bahwa sekelompok huruf yang tersusun bisa begitu powerful.
Pertanyaan berikutnya adalah kenapa kita tidak menyusun huruf-huruf dalam abjad tersebut menjadi kalimat yang bermuatan enerji positif. Misalnya kita menulis di status FB (ini misalnya loh) :
1.     Merindukan Anies dan Ahok bahu-membahu membangun Jakarta. Pasti keren, deh. Yang satu menata kota, yang lain menata kata.
2.     Pelukan antara Prabowo dan Jokowi adalah pertanda bahwa jika keduanya bersatu maka Indonesia akan maju pesat mengalahkan Jepang, Korea, China atau siapa pun di dunia.
Mungkin kalimat yang saya susun belum maksimal tapi intinya adalah bagaimana kita menyusun huruf-huruf dari alphabet menjadi kalimat yang POSITIF. Positif itu maksudnya seperti apa, sih? Kalimat yang positif adalah kalimat yang tidak memprovokasi. Kalimat positif adalah kalimat yang membuat hati yang membacanya sejuk bahkan merasa terpicu untuk share di social medianya.
Kita gak perlu ngasih nasihat ke orang lain untuk jangan melakukan ini. Atau harus melakukan kebaikan ini. Gak perlu! Cukup share kebahagiaan kita dalam bentuk tulisan. Cukup posting cerpenting kita tentang apa aja. Misalnya tentang kelucuan anak kita. Dan efeknya sama aja. Yang baca juga akan seneng. Kenapa? Karena kebahagiaan itu menular. Itu cara sederhana memposting tulisan berenerji positif.
Bayangkan jika yang share jumlahnya banyak maka virus kebaikan akan menjalar ke seluruh negeri mengimbangi postingan berenerji negatif yang berupa fitnah dan hoax. Sejak kecil kita diajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia.  Bahkan lebih mulia dari malaikat sekalipun. Masya Allah, Tuhan sayang sekali sama kita, Dia bahkan menempatkan harkat manusia lebih mulia dari malaikat.
Pertanyannya: Apakah kalian mempercayai hal itu? Kalau kita percaya bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia....mari kita membuktikannya dalam sikap hidup kita sehari-hari. Kita bisa mulai dari yang kecil, misalnya dengan memposting kalimat positif. Gak usah nyuruh-nyuruh orang melakukannya, semua kebaikan harus dimulai dari diri sendiri.
Orang, biasanya, tidak suka dinasihati. Mereka lebih seneng kalo dikasih contoh. Yuk, kita mulai menulis hal-hal yang positif! Kita bisa menulis di status FB, di Twitter, di blog, di IG, di mana pun apapun social media yang kita gunakan, TULISLAH HANYA KALIMAT-
KALIMAT YANG POSITIF.
Jadi mulai sekarang mari kita tetapkan hati bahwa kita hanya akan memposting kalimat-kalimat positif. Nah, masalahnya adalah, kita mau menulis apa? Itu kan yang sering kita alami? Niat menulis, mah, gede banget tapi otak sering banget terasa mandeg. Maka di sinilah saatnya kita masuk ke segmen inti dari sharing malam ini, yaitu : MENULIS TANPA IDE
GB MENULIS TANPA IDE

Pernah kan kalian ngedenger orang ngomong begini: "Jangan tunggu kaya lalu baru berderma. Berdermalah dulu maka in shaa Allah kita akan menjadi kaya."Ada lagi yang kalimat yang mengatakan, "Jangan menunggu bahagia lalu baru tersenyum. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan datang padamu." Ada lagi "Jangan menunggu proyek datang, baru bekerja. Bekerjalah dulu maka proyek akan datang padamu." Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat motivasi dengan formulasi kalimat seperti di atas.
Coba kalian perhatikan struktur kalimatnya. Saya curiga bahwa formulasi kalimat tersebut adalah RAHASIA KEHIDUPAN. Kenapa demikian? Karena sepanjang pengalaman menulis, saya juga menemukan RAHASIA cara menulis tanpa ide. Dan setelah saya coba tuliskan rahasianya, ternyata FORMULASInya persis sama dengan formulasi kalimat-kalimat motivasi di atas.
Bunyinya begini,
"JANGAN MENUNGGU IDE DATANG LALU BARU MENULIS. MENULISLAH DULU MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU." Persis sama kan formulasi kalimatnya? Ajaib, ya? Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa menulis kalo belom ada ide?
Sering kan kita ngedenger orang ngomong begini, 'Gue sih mau nulis tapi belom ada ide nih.' Nah, itu keliru. Sekali lagi saya katakan: IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCING. Persoalannya, cara mancingnya gimana? Okay saya kasih tau. Tapi jangan bilang siapa-siapa ya? Buat kita-kita aja di group ini, nih. Hehehehe....
Caranya begini:
Coba perhatikan sekeliling kalian. Lalu tuliskan benda-benda yang kita tangkap melalui pancaindera. Kemudian gabungkan dan susun semua benda tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat.
Dengan menuliskan apa yang dirasakan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan menjadi pemicu supaya ide datang. Agak sulit kalo gak dikasih contohnya, ya.... Sebelum saya kasih contoh, saya mau mengatakan sesuatu.
Moderator kita, Asep Herna, itu bukan anak buah saya. Asep itu adalah partner saya. Jadi di sini gak ada yang boss dan gak ada yang anak buah. Sebagai partner, kami berdua sering melakukan eksperimen bagaimana mencari metode menulis yang memudahkan kita semua. Itu sebabnya kalian menemukan materi kami berdua keliatan sepele dan mudah. Keliatan sepele tapi sangat bermanfaat karena kita jadi dimudahkan untuk mendapatkan ide.
Sebelum membagikan pada para peserta workshop, Asep dan saya selalu mempraktekkannya lebih dulu secara internal. Kalau ternyata metode tersebut bermanfaat dan betul efektif, barulah kami berani membagikannya pada para peserta. Nah, metode menulis tanpa ide, sudah saya praktekin bersama Kang Asep. Saya menemukan metodenya dan Asep yang mempraktekkannya.
Moderator kita, Kang Asep Herna, suatu hari memperaktekkan metode ini. Asep saat itu sedang berada di kamarnya dan berniat hendak menulis sesuatu. Tapi sayangnya moderator kita ini lagi mengalami writers's block. Idenya lagi mandeg.
Kang Asep duduk di depan laptopnya yang sudah menyala dari tadi tapi masih saja kosong tanpa satu huruf pun di atasnya. Sang moderator kita yang tampan ini memandang ke sekeliling kamarnya lalu dia mengamati benda apa saja yang terdapat di kamar itu. Setelah itu dia menuliskan benda-benda yang ada di sekitarnya. Benda-benda tersebut adalah:
1. PRINTER
2. KERTAS
3. DINDING
4. AC
5. JAM
6. LAPTOP
Setelah itu, Asep mulai mengetik, menyusun kalimat yang menghubungkan semua benda tadi. Dan beginilah hasilnya :
"PRINTER warna hitam di depanku menungguiku kaku, ditemani KERTAS-KERTAS kosong  yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat DINDING tampak pucat, barangkali kedinginan karena berjam-jam disembur AC yang begitu angkuh. JAM menunjukkan pukul 2 pagi. Tapi layar LAPTOPKU masih juga kosong. Dan hingga detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri."
Silakan dibaca dulu tulisan Kang Asep baik-baik....
Coba perhatikan. Asep yang mengaku belum punya ide untuk menulis tapi telah memiliki sebuah tulisan yang sangat bagus. Luar biasa, kan? Satu hal yang perlu dicatat bahwa Asep baru memanfaatkan INDERA PENGLIHATAN. Asep telah membuat sebuah tulisan yg bagus hanya dengan mengandalkan matanya. Padahal kita masih mempunyai indera penciuman, pendengaran, pengecapan dan peraba sebagai device untuk bereksplorasi.
Semua yang ditangkap panca indera berpotensi untuk membuat tulisan pemancing ide. Misalnya kentongan satpam komplek yang sedang memukul tiang listrik, bau Indomie yang sedang dimasak oleh teman kos-kosan kita, rasa kopi yang ternyata sudah kadaluwarsa, rasa jijik ketika seekor kecoak berjalan di atas kaki kita dan masih banyak lagi yang bisa jadi pemicu....
Apa yang dilakukan Asep Herna di atas tentunya dapat dilakukan oleh kita semua. Jadi biasakan menulis dulu tanpa perlu menunggu ide datang. Cara menulis seperti itu adalah cara untuk memancing datangnya ide. Ketika ide sudah terjaring barulah kita kemas menjadi tulisan yang menarik. Okay, sekarang kita latihan menulis tanpa ide, ya?
Jadi setelah sesi tanya jawab, kalian juga boleh mempraktekkan metode tersebut lalu hasilnya bisa dikirim ke group dan dibahas bareng-bareng di sini. Jangan jadi beban, pilih saja minimal 6 benda. Susun aja semua benda itu sehingga menjadi kesatuan dan lakukan tanpa berpikir. Kalo dipikirin makin susah jadinya. Karena sebuah metode sulit dipahami kalo gak dipraktekin. Biar adil, bukan cuma kalian yang harus bikin. Saya juga akan melakukan hal yang sama. Saya janji. Hehehehehe….

TANYA JAWAB.

Apakah merangkai kata tanpa ide merupakan ide itu sendiri? bagaimana menguraikan ide ke dalam kata-kata?
Pada prinsipnya, tulisan dengan menggunakan 6 benda itu cuma sebagai pemancing ide. Tapi prakteknya banyak para peserta merasa tulisan pemancing ide itu udah bagus. Sehingga mereka memperlakukan tulisan tersebut sebagai ide. Dan itu sah-sah aja. Bagaimana cara merangkai keenam kata benda tersebut? Coba lihat tulisan Kang Asep di atas. Asep memberi kata sifat pada hampir setiap benda. Dan Asep juga menempatkan setiap benda sebagai subyek dan juga obyek dengan mengaitkannya melalui predikat (Kata kerja). Itu yang membuat tulisan Kang Asep jadi bagus. Karena Asep membuat tulisan tersebut tidak deskriptif tapi melalui narasi. Buat saya itu jenius.

Mengapa tulisan yang bernada negatif lebih buming dari pada yang positif ?
Di mana-mana begitu. Misalnya kamu saya kasih waktu 1 menit untuk menulis kata-kata makian sebanyak-banyaknya. Kemudian saya kasih waktu satu menit lagi untuk menulis kata-kata pujian. Setelah itu hitung, yang mana yang paling banyak? Pasti lebih banyak kata makian.
Makanya media juga ebih suka menulis berita negatif daripada berita positif. Bahkan sampe2 ada istilah di kalangan mereka "Bad news is a good news."

Medsos sudah dipenuhi postingan ngeluh, ngomel, dan nyinyir. Apa bangganya kita ikut2an? Yang dibutuhkan oleh Indonesia itu postingan2 yg mengimbangi postingan2 negatif.
Tapi, di satu sisi, kita tetap punya uneg2 negatif. Bagaimana mengatur redaksi kalimat agar omelan atau amarah kita bisa jadi konten yg memberikan energi positif bagi jagad medsos, Om Bud?
Sebelum menulis, kita harus menenangkan diri dulu supaya pengaruh negatifnya ternetralisir. Nanti di sesi berikutnya, Asep akan mengajarkan cara pernapasan segitiga yang sangat bermanfaat untuk membuang enerji negatif dalam diri kita. Setelah kita sudah merasa netral, baru kita menulis keluhan itu. Misalnya mobil kita ditabrak oleh mobil lain lalu orang yang nabrak kabur. Kita masih sempat moto mobil tersebut. Posting foto mobil yg nabrak kita tersebut ke FB, Twitter dan IG. Lalu kasih caption: "Mobil ini menabrak mobil saya dan langsung kabur. Semoga dia tidak menabrak mobil-mobil yang lain. Dan saya doakan buat pengemudinya semoga cepet bisa naik haji."
Saya jamin postingan kamu akan mendapat apresiasi yang besar dari netizen. Kenapa? Karena postingan kamu sangat positif. Postingan kamu unik. Unexpected. Penuh surprise. Kenapa kamu bisa menulis seperti itu? Karena kamu memiliki creative attitude.  Luar biasa!!!!

Mungkin gak ya pada akhirnya ada ygan jadi penulis buku/puisi, tapi ada juga yang jadi penulis caption? Karena khan katanya ”seblm mati tulislah 1 buku”
Mungkin banget! Di batch 1 udah ada 3 orang yang bikin buku. Di batch 2 ada buku keroyokan ditulis oleh 10 orang. Sebuah buku puisi dan lucunya penulis-penulisya tersebar di mana-mana. Ada yang di jawa tengah, ada yang di Bandung dan ada yang di Lombok. Mereka bikin buku barengan tanpa pernah ketemu satu sama lain.
GB BUKU

Ini bukunya. Jadi batch 9 ditunggu ya bukunya....
Om Bud bagaimana cara mendapatkan ide yang original? Karena kadang saat menulis dan mendapatkan ide, lantas kita tulis nyatanya ada ide yang sama atau mirip yang dituliskan oleh orang lain
Selama kamu gak nyontek, ya gapapa. Karena sangat sering orang mendapatkan ide yang sama. Kata orang2, "There's nothing new under the sun." Tapi kan kamu punya creative attitude. Artinya dalam proses penulisan tersebut pasti tulisan kamu akan jadi beda. Karena dengan creative attitude, kita pasti pengen bikin sesuatu yang unik. Yang gak kepikiran oleh orang lain. Yang gak disangka-sangka. Jadi boleh saja ide sama tapi dengan creative attitude, tulisan kita inshaa Allah akan jauh  lebih berbobot.

Teman sekalian, gimana tulisan kalian yang menggunakan 6 benda? Udah jadi belom?
Sesuai janji, saya juga sudah bikin tulisan menggunakan 6 benda, Adapun benda-benda yang saya pilih adalah
Sepatu tua
Kasur
kulkas
Pintu
handuk
Pancuran
Benda sepatu tua buat saya menarik jadi sekalian aja saya jadikan judulnya. Ceritanya begini:
SEPATU TUA
Brak! PINTU kamar tidur kudorong dengan kuat sehingga menimbulkan suara menggelegar. Aku terlalu capek sehingga langsung kubanting tubuhku di atas KASUR yang empuk. Kepalaku mau pecah rasanya karena letih.
“Aku benci sama kamu!!!” Tiba-tiba terdengar suara mengagetkanku.. Aku mencari suara tersebut ternyata datangnya dari SEPATU TUA yeng sedang mojok di sudut kamar, di samping KULKAS.
“Kenapa kok benci?” tanyaku terheran-heran kok sepatu itu bisa berbicara.
“Sejak kau memiliki sepatu baru, kau tidak pernah peduli lagi padaku. I hate you!!”
Hah? Sepatu lamaku cemburu dan merasa dicampakkan. Aduh! Apakah aku sudah gila?
 Dengan cepat aku berdiri meraih HANDUK lalu masuk ke kamar mandi. Barangkali guyuran air dingin dari PANCURAN bisa menyegarkan tubuh dan pikiranku. Bismillah.


            Begitulah sharing dari Om Budiman. Yuk, segera kita praktikkan saran Om Budiman. Perhatikan sekelililng kita. Tuliskan benda-benda yang kita tangkap melalui pancaindera. Kemudian gabungkan dan susun menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Tulisan itu akan bisa menjadi pemicu ide datang. Yang perlu kita ingat adalah IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE HARUS DIPANCING. Satu lagi, jangan menunggu ide datang lalu baru menulis. Menulislah dulu maka ide akan datang padamu.

32 komentar:

  1. Woooow tambah dalam ilmu.maksih Bu. Sbb sy ketinggalan.g bisa ikut. Mtr swn berbagi ilmu.

    BalasHapus
  2. Saya kok blm dapat materi ini ya? Keren

    BalasHapus
  3. Manteb buk.. Saya jg ktinggln .. Blm bs msk groub om bud.
    Terimakasih tlh berbagi..

    BalasHapus
  4. Inspiratif, Terima kadih Bu...

    BalasHapus
  5. Mantap betul tulisannya.
    Kita tunggu tulisan berikutnya

    BalasHapus
  6. Makasish njih..terus memberi semangat berbagi ilmu..semoga terus sehat wal afiat bunda

    BalasHapus
  7. literasi tanpa batas....keren sekali bu

    BalasHapus
  8. Keren bu...benar sekali bahwa kekuatan rangkaian huruf sangat luar biasa...👍

    BalasHapus
  9. Masyaallah semoga bisa menambah ilmu

    BalasHapus
  10. Buuu..... ajarin bikin blog 👍. 😊

    BalasHapus