Sesi kedelapan dari materi
di Kelas Penulisan, The Writers, bersama Om Budiman Hakim, Kang Asep Herna dan
Kak Devina adalah "University of
Life". Kelihatannya materi ini lebih eboh daripada materi-materi
sebelumnya.
Judul materi kita kali ini adalah University of life. Kenapa saya
memilih topik ini? Karena ilmu itu banyak sekali kita peroleh dari kehidupan. Lembaga
pendidikan resmi memang sangat penting tapi percayalah, belajar dari hidup
lebih penting. Dan uniknyabelajar di university of life tidak pernah berakhir
sampai kita dipanggil Allah. Jadi nikmatilah hidup: NEVER STOP LEARNING BECAUSE
LIFE NEVER STOP TEACHING
Di university of life,
kita akan belajar bagaimana menjadi peka terhadap kehidupan sehari-hari. Kalo
kita peka pada hidup, kita akan menemukan ide yang telah disembunyikan oleh
Tuhan di sekitar kita. Dan Tuhan telah membekali kita bagaimana melakukan semua
hal itu. Kita diberi pancaindera untuk mendeteksi data. Kita dihadiahi otak
untuk mengolah data.
Dan sebagai manusia kita memang
ditakdirkan untuk BERKARYA.
Pertama kita akan
membahas HEADLINE (untuk materi periklanan) atau JUDUL (untuk materi film,
konten, buku dll). Yuk kita mulai, ya. BELAJAR BIKIN HEADLINE: Sewaktu sedang mengajar
Creative Writing di sebuah workshop, saya punya pengalaman menarik untuk
dibagi. Pesertanya berjumlah lebih dari 60 orang, terdiri dari profesi dan usia
yang beragam. Dalam workshop tersebut saya menunjukkan sebuah gambar. Gambar
itu berupa foto temen saya David, yang sedang menyelam di dasar laut. Gambarnya
adalah seperti di bawah ini.
Kemudian saya berkata
pada audiens, “Teman-teman, ini adalah sahabat, saya namanya DAVID. Dia hobby
banget olahraga menyelam.” Semua orang memperhatikan gambar di atas dengan rasa
ingin tahu. “Nah, seandainya ini adalah cover sebuah novel, coba kalian bikin
judul novel berdasarkan gambar ini. Waktunya saya kasih 5 menit di mulai dari
sekarang,” kata saya lagi.
Semua peserta langsung
mencoret-coret kertas. Dan ga lama kemudian menyerahkan kertas yang berisikan
judul buatannya. Setelah membaca seluruh kertas peserta, ternyata hasilnya
cukup menarik untuk di analisa. Pertama, ada lebih dari 50% peserta, memberi
judul “DAVID MENYELAM DI DASAR LAUT.”
Saya tempel sama imagenya
biar jelas ya....
Ok saya tempel juga seperti yang pertama.
Uniknya, ada satu perempuan berusia 16
tahun memberi judul “David mencari isteri.”
Saya tempel juga seperti
yang lain. Selanjutnya saya mencoba membahas ketiga judul ini pada mereka. Ketiga
judul tersebut saya proyeksikakan ke big screen, lalu saya tanya ke seluruh
peserta.... “Okay, guys! Dari ketiga judul ini, yang mana yang paling bagus?”
Biar lebih jelas saya
jembrengin ketiganya deh..... Okay, semua udah memilih? Bagus! Sekarang apa
jawaban audience saat itu? “David mencari isteriiii!” teriak seluruh kelas
dengan suara kompak..
Semua orang, tanpa
kecuali memilih yang nomor 3. Gak ada satupun yang memilih no. 1 dan 2. Saya
sudah menduga mereka pasti akan menjawab demikian. Dan saya juga sangat yakin
kalian semua di group ini, sebagian besar pasti juga memilih yang nomor 3.
Kenapa demikian?
Karena judul pertama sama
sekali gak inspiratif. Kalimat “David menyelam di dasar laut” hanyalah
PENGULANGAN dari apa yang sudah disampaikan oleh visualnya. Dan ini sudah kita
bahas ketika kita belajar membuat caption di IG di sesi kedua. Masih inget kan?
Buat apa bikin judul
mubazir begitu? Sayang dan sia-sia kan? Judul kedua “DAVID mencari mutiara”
sudah agak bergeser sedikit. Minimal jadi lebih jelaslah bahwa David menyelam
di dasar laut untuk mencari mutiara. Tapi apakah judul ini sudah cukup
inspiratif? Buat saya BELUM.
Koneksi antara judul dan
visual masih terlalu erat hubungannya satu sama lain. Pergeserannya terlalu
sedikit. Sekarang judul ketiga “David mencari isteri.” Coba bandingkan dengan
visualnya. Jauh banget kan? Akan tetapi di situlah kerjasama keduanya menjadi
sangat kuat.
Perpaduan antara image
dan copy membuat rasa ingin tau orang terusik. Membuat pembaca berimajinasi;
ngapain Si David nyari isteri sampe ke dasar laut? Kita merasakan ada cerita di
sana. Bahkan ada banyak peristiwa yang kita bisa gali dari judul di atas. Kenapa
kita PALING terinspirasi untuk menulis novel tentang David berdasarkan judul
nomor 3? Yuk, mari kita bedah lebih dalam.
Misalkan VISUAL David
sedang menyelam kita anggap adalah lingkaran 1. Judul ‘DAVID MENCARI ISTERI’
kita wakili dengan lingkaran 2. Karena aimage dan headline mengatakan hal yg
sama maka kedua lingkaran tersebut bertumpuk tanpa jarak sama sekali. No.2
Lingkaran pertama dan lingkaran dua memang bergeser tapi pergeserannya terlalu
sedikit.
No. 3. Lingkaran pertama dan lingkaran
kedua jaraknya jauh sekali karena memang keduanya menyampaikan pesan yang
berbeda.
Perhatikan baik-baik:
Jarak antara kedua lingkaran itulah yang akan memudahkan kerja kita. Jarak
antara lingkaran 1 dan 2 adalah yang biasa kita sebut dengan RUANG KREATIF. Semakin
jauh jaraknya semakin besarlah ruang kreatif tersebut sehingga otomatis ruang
imajinasi kita juga semakin luas. Kenapa? Karena cerita yang akan kita buat
pastilah sebuah alur yang akan MENGHUBUNGKAN lingkaran 1 dan lingkaran 2. Novel
yang kita buat pastilah bercerita tentang bagaimana David menemukan wanita
pujaannya, kemudian dia kawini. Lalu entah bagaimana istrinya hilang entah ke
mana. Dan cerita menjadi semakin seru ketika kita mengemas pengalaman David
mencari isterinya.
Dia mungkin mencari
isterinya ke mana-mana, mencari di pegunungan, di gurun, di hutan rimba sampai
akhirnya ke dalam laut. Keren kan? Coba kalo kita bikin cerita berdasarkan yang
no. 1 dan no 2? Pasti kita bingung dan ide kita macet. Karena ruang kreatifnya
terlalu sempit. Jadi teman-teman, begitulah kita mengasah kemampuan untuk
membuat headline atau judul.
JUDUL tulisan kita
haruslah menginspirasi semua orang. Judul tulisan haruslah menginspirasi pembaca
kita. Sering-seringlah berlatih membuat headline atau judul. Judul adalah ujung
tombak yang akan memancing orang untuk membaca tulisan kita. Agar lebih jelas
saya akan menerangkan bagaimana belajar menulis JUDUL, ISI dan MEMAKSA pembaca
membaca tulisan kita sampai selesai dengan metode yang saya beri nama: POWER
THREE
POWER THREE.
Di jaman digital ini,
untuk berlatih menulis, kita bisa menulis di mana saja. Misalnya kalian
seengnya berlatih menulis di status Facebook. Memposting tulisan di FB besar
sekali manfaatnya. Kalo nulis di FB, kalian gak perlu tanya lagi ke saya,
‘Apakah tulisan kalian bagus atau tidak’. Kalian bisa mengamati reaksi
temen-temen terhadap tulisan kita. Kalo banyak yang like, komen apalagi share,
berarti tulisan kalian bagus.
Pokoknya engagement yang
kita peroleh bisa menjadi parameter untuk menilai tulisan kita. Masalahnya
menulis buku dan menulis artikel di FB sama sekali berbeda. Bedanya begini:
Kalo orang membaca buku kita, berarti dia MEMANG SUDAH BERENCANA dan menyiapkan
waktu khusus untuk membaca buku yang kita tulis. Tidak demikian jika kita
menulis di FB.
Kalo kita menulis di FB,
kita harus memaksa user supaya tertarik membacanya. Dan caranya sama sekali gak
mudah. Kenapa? Karena Facebook user biasanya browsing di timelinenya dan
mengamati postingan teman-temannya dengan cepat. Mereka membuka FB cuma iseng
aja dan tidak berencana unuk mencari tulisan kita. Jari-jarinya bergerak dan
sangat mungkin TULISAN KITA TERLEWATI BEGITU SAJA.
Nah, ajian POWER 3 adalah
strategi yang sering dipakai oleh lingkungan saya untuk memaksa Facebook User
yang sedang scroll dow untuk berhenti di tulisan kita. Bukan hanya berhenti
tapi juga bagaimana memaksa netizen untuk membaca artikel kita sampai habis. Power
3 ini sebenarnya adalah metode untuk mencari ide iklan yang saya peroleh dari
senior saya di dunia periklanan, namanya Subiakto Priosoedarsono. Namun setelah
saya pelajari dengan seksama, teori Power 3 ini justru lebih tepat dipakai
untuk teknik penulisan di social media. Okay, jadi apakah POWER 3 itu?
1. STOPPING POWER
Stopping power adalah
strategi untuk memaksa orang untuk membuatnya berhenti. Pastinya yang pertama
dilhat orang adalah JUDUL. Biasanya orang akan berhenti pada satu judul yang
menarik. Judul yang provokatif, nyeleneh, sadis dan berbau sex biasanya akan
segera menarik pembaca. Mereka akan langsung mengklik artikel itu dan mulai
membaca. Di tahap ini, boleh dikatakan kita berhasil mempraktekkan tahap 1
yaitu STOPPING POWER. Artikel kalian akan banyak didatangi pengunjung tapi
jangan buru-buru seneng.
Ingat! Di tahap satu
kalian sudah menjanjikan sesuatu yang menarik bagi pengunjung.
Jangan kecewakan mereka! Masih ada tahap 2
dan 3. Seharusnya tahap berikutnya haruslah lebih menarik dari tahap awal.
2. SHOCKING POWER
Di tahap ini kita mulai
dengan awal cerita dan kita harus bercerita tentang sesuatu yang mengagetkan
pembaca. Ciptakanlah suspense sehingga membuat keingintahuan mereka semakin
menggunung. Contohnya pada cerita detektif yang selalu dimulai dengan pembunuhan,
pencurian, pemerkosaan, pokoknya konflik selalu dimulai di bagian awal. Itu
sebabnya pembaca langsung shock sejak dari alinea pertama. Kalo kita berhasil
membuat pembaca shock, itu berarti kita sukses melaksanakan tahap 2.
Nah, selanjutnya tentu
kita berharap orang akan membaca artikel kita sampe habis, kan? Kalo gak, ya,
percumalah dua tahap yang sudah kita bangun.
3. STICKING POWER
Tahap ini fungsinya
paling berat yaitu bagaimana memaksa pembaca untuk membaca artikel kita sampe
selesai. Coba kita liat apa modal yang kita punya? Dalam cerita pasti ada
konflik. Kalo ada konflik tentunya kita punya solusi, kan? Pertanyaannya apakah
solusi cukup menarik sebagai ending cerita? Kalo dirasa kurang, ga ada salahnya
kita kasih dramatisasi agar jadi lebih dramatis.
Selain itu kalian harus
menyelipkan jokes, keywords atau kutipan tokoh-tokoh terkenal yang relevan
dengan tulisan kita. Bisa juga kita memanfaatkan CERPENTING yang sekiranya
cocok dengan jalan cerita yang kita tulis. Jadi itulah salah satu manfaat
cerpenting yang telah kita pelajari kemaren. Satu lagi sebagai tambahan,
gunakanlah gaya bahasa sendiri, jangan mencontoh gaya penulis lain.
SEHEBAT APAPUN CARA KITA
MENIRU, KITA GA AKAN PERNAH LEBIH HEBAT DARI ORANG YANG KITA TIRU.
Kalo kita berhasil
mempraktekkan POWER 3 ini dengan baik, kalian gak usah takut untuk MENULIS
SEPANJANG MUNGKIN. Kalo tulisan kita panjang dan orang tetap mau membacanya
sampai selesai maka itulah sebuah indikasi bahwa kita adalah penulis handal. Selanjutnya
tulisan kita insya Allah akan ditunggu-tunggu oleh visitor.
Jangan pernah menggunakan
judul yang bombastis dan provokatif tapi isinya gak relevan dengan isi. Misalnya
kalian membuat judul “Bersahabat dengan mayat”. Manteb banget dong judulnya?
Saya jamin orang akan langsung ngeklik link tulisan kita. Stopping powernya
gede banget.
Tapi hati-hati! Mereka
akan kecewa berat kalo isinya ternyata ga seheboh judulnya. Apalagi kalo isinya
sama sekali ga ada hubungannya dengan keseluruhan tulisan. Kalian malah akan
dibully sebagai penulis penipu. Satu lagi yang perlu dipahami, jangan pernah
minta orang lain kasih komen di artikel kita. Biarkan tulisan kita yang
mengetuk hati para pembaca untuk ngasih komen sendiri. Kalo pake diminta
segala, komen mereka jadinya gak jujur. Mereka kasih komen hanya semata-mata
berdasarkan order kita.
Sekarang mari kita
belajar lebih dalam lagi tentang JUDUL dan POWER THREE lalu mempraktekkannya
sekaligus.
BELAJAR DARI SUPIR TRUK
Kalau sedang mengendarai
kendaraan di belakang sebuah truk, kita pasti pernah melihat gambar-gambar yang
lucu di bagian belakang truk itu. Gambar-gambar tersebut biasanya dilengkapi
dengan kalimat yang tak ubahnya berfungsi sebagai Headline atau Judul. Kalimat-kalimat
dari supir truk ini banyak yang menggelitik emosi. Kita sering terhibur
ngeliatnya. Bahkan kita geli sampai ketawa terbahak-bahak, atau ketularan
galau, sesuai dengan apa yg tertulis di bak truk tersebut.
Kalo kita sampe tergugah
seperti itu, berarti headline supir truk tersebut inspiratif banget. Coba
kalian perhatikan baik-baik tulisan mereka. Sebagian memang tidak ada maknanya,
tapi sebagian lainnya kadang begitu bercerita dan mempunyai makna yang cukup
dalam. Kalimatnya kadang bersayap dan penuh dimensi.
Beberapa contoh tulisan
di truk yang sering kita temui:
1. Lupa namanya, ingat rasanya.
2. Pulang malu, tidak pulang rindu
3. Pergi karena tugas, pulang karena beras
4. Senyummu merobek dompetku
5. Kau lebih cerewet dari mantan isteriku
Coba amati baik-baik 5
kalimat yang tercantum di bak truk tersebut. Inspiratif sekali, bukan? Pernah
juga saya ngeliat para supir itu menggunakan kata dalam bahasa inggris, tapi
maknanya bukan pada penulisannya, tapi ada di pengucapannya. Misalnya:
1. The
me is three
2. Be
young care rock
Kreativitas mereka tidak
berenti sampe di sini. Pasti kalian pernah ngeliat bagaimana para supir
menggabungkan huruf, angka dan bunyi sehingga kadang kita perlu mikir sejenak
untuk mengartikannya. Contoh:
1. BER 217 AN
2. MER 123 LAK
3. p 6 pilan 1/3 dis
4. H 234 DIN daRI KLA 10
Hahahaha...kocak ya.....
Ini salah satu truk yang
pake tulisan kocak.... Luar biasa ya? Semua tulisan-tulisan di truk itu telah
membuka mata saya bahwa barangkali saya sendiri bukan lawan mereka dalam hal
kreativitas. Seringkali kita cuma ketawa doang ngebaca tulisan-tulisan itu.
Tapi coba pikirkan proses
pembuatannya dan tela’ah bagaimana semua itu mencerminkan kegalauan hidup
mereka. Bukan jarang emosi saya tergugah membaca curhat mereka. Sekarang saya
akan menceritakan sebuah tulisan di truk yang paling melegenda dan pasti semua
orang pernah membacanya. Saya pernah melihat gambar wanita cantik mengenakan
kemben. Salah satu tangan wanita itu sedang menyibakkan rambutnya ke atas
dengan cara yang amat sensual. Dan di samping gambar terdapat sebuah kalimat
pendek berbunyi “KUTUNGGU JANDAMU.”
Mengharukan sekali bukan?
Kalimat sederhana ditunjang dengan gambar yang berbicara merangsang
keingintahuan kita apa yang melatarbelakangi penciptaan itu. Bukan mustahil gambar
itu adalah ekspresi rasa sakitnya Pak Supir ketika berpisah dengan pujaan
hatinya sewaktu di desanya dulu.
Ada banyak sekali cerita
yang bisa digali dari tulisan di bak truk itu. Sebagai penulis dengan creative
attitude, saya tergugah oleh tulisan “Kutunggu Jandamu” tersebut. Begitu
tergugahnya sehingga saya terpicu untuk membuat ceritanya. Kalau boleh saya
mereka-reka cerita di balik gambar itu, mungkin ceritanya seperti berikut ini:
Judulnya tetap saya pertahankan : "Kutunggu jandamu."
KUTUNGGU JANDAMU
“TIDAAAAK!!!!”
Suara teriakan memilukan datang dari
seorang supir yang sedang mengendarai truknya. Air mata mengucur deras dari
matanya. Entah kesedihan apa yang menderanya sehingga Sang supir berkendara
sambil memekik histeris seperti itu.
Ciiiiiiiittt!!!!! Karena kurang
konsentrasi hampir saja truk tersebut nyelonong masuk jurang. Untunglah Maman,
demikian nama supir tersebut, sempat menginjak remnya dan selamatlah dia dari
malapetaka.
Menyadari bahwa keadaannya tidak cukup
tenang untuk berkendara, Maman memutuskan untuk berhenti sejenak di pinggir
jalan. Untuk melampiaskan hatinya yang pepat, dia keluar dari truknya, berdiri
di pinggir jurang dan kembali berteriak sepuas-puasnya, “TIDAAAAAK!!!!!”
(Cerita Flashback ke beberapa waktu
sebelumnya).
Maman bersimpuh dan mohon pamit pada
ayahnya yang sedang sakit. Tekadnya sudah bulat hendak menjadi supir truk
lintas Sumatera, membawa hasil bumi dari Padang ke Jakarta. Tidak sanggup
dirinya terus tinggal di desanya setelah sang kekasih, Jamilah, dijodohkan
orang tuanya dengan pedagang material kayu dari Sukabumi.
Namun setelah setahun lebih mengemudikan
truk, ia belum juga dapat melupakan wajah Jamilah. Selalu saja terbayang
kekasihnya sedang mencuci pakaian di sungai dengan kemben basahnya. Sesekali Jamilah harus menyibakkan rambutnya
yang terjatuh karena harus senantiasa menunduk ke arah sungai.
Rindu yang tak tertahankan membuat Maman
memberanikan diri pulang ke desanya di hari Lebaran. Tapi apa yang ditemuinya?
Jamilah sudah punya anak dan tampak hidup berbahagia dengan suaminya.
Lebaran hari kedua, Maman langsung pergi
lagi dan berusaha tenggelam dalam pekerjaannya. Namun ke mana saja truk ia
kendarai, bayangan Jamilah terus saja mengikutinya. Aduh bagaimana ini?
Keluhnya dalam hati. Bagaimana mengeluarkan rindu yang akan meledak di
dada? Dan muncullah idenya untuk
berekspresi: Dia menggambar Jamilah dengan tulisan “KUTUNGGU JANDAMU.”
Silakan dibaca dulu ya.
Saya kasih waktu 4 menit.
Okay, udah dibaca, kan? Bagi
orang lain, gambar di truk itu hanyalah sebuah gambar yang menghibur dan
mengundang senyum. Tapi dari sudut lain, supir truk itu telah memberi contoh
pada kita tentang bagaimana gambar (visual) bekerjasama yang kuat dengan
kata-katanya (Headline). Kita dapat membaca ada keperihan di situ. Ada
kerinduan, ada airmata dan ada cerita menarik yang lebih membumi daripada
sinetron-sinetron yang ada di TV.
Dengan menggambarkan
seluruh ilustrasi di atas, saya bermaksud membuktikan bahwa sejak lahir semua
orang telah dikaruniai ilmu penulisan. Tua muda, kaya miskin, laki-laki
perempuan pokoknya semua. Penulisan sebagai ilmu pengetahuan bukanlah barang baru.
Naluri menulis ada dalam diri kita semua. Menulis adalah bagian dari tingkah
laku kita sehari-hari. Termasuk Maman, Si Supir Truk.
Inilah yang saya maksud
dengan Univerisity of life. Kita belajar berempati pada sekeliling kita. Jadi
mulai sekarang, cobalah kalian mengamati tulisan-tulisan di truk. Kalo ada yang
lucu, miris atau mengharukan, cobalah membuat ceritanya seperti tulisan saya di
atas. Posting ke socmed kalian beserta foto truk tersebut.
Kalo banyak yang nge-like
atau ngasih komen, berarti tulisan kalian menarik. Cobalah lakukan
berulang-ulang. Kenapa? Karena dengan membaca tulisan-tulisan di truk, kita
bisa membedakan mana headline yang inspiring dan mana yang tidak. Dengan
menulis cerita berdasarkan tulisan itu, tanpa terasa kita menemukan cara yang
efektif untuk melatih menulis cerita yang bagus. Okay, barusan saya udah
menulis cerita berdasarkan tuisan di bak truk. Sekarang giliran kalian, ya?
Coba kalian pergi ke
jalan raya atau samperin tempat truk mangkal lalu baca semua tulisan di badan
truk tersebut. Kemudian jadikan tulisan. Okay?
HAHAHAHAHAHAHA....nggak
kok. Kalian gak perlu pergi ke mana-mana. Saya udah kumpulin banyak tulisan di
truk. Silakan pilih sendiri yang paling inspiratif lalu jadikan tulisan. Khusus
untuk malam ini, tugas ini hanya untuk yang mau aja. Yang sibuk dan gak
tertarik gapapa, senyamannya kalian aja.
Takutnya saya dimarahin
lagi sama Aqila. Okay, berikut adalah tulisan di truk yang udah saya
inventarisasi. Silakan pilih yang paling inspiratif lalu jadikan tulisan.
1. Anda butuh waktu, kami butuh uang
2. Naik Gratis, Turun Bayar
3. Ma2ku 1/3 dis
4. THE ME IS THREE
5. Jagalah Jandamu
6. JANGAN DINIKAHI BILA SEGEL RUSAK
7. TABAH MENANTI
8. Ku Nanti Jandamu
9. SEKARANG BAYAR, BESOK GRATIS
10. WWW. APKTNTAJ.COM
11. Ber 2 1 7 an
12. MER – 123 – LUCK
14. Be are the kill us all come fuck
15. BE YOUNG CARE ROCK
16. Alone By Must
17. Cintamu Tak Semurni Bensinku
18. Ja 500 Let
19. Buronan Mertua
21. BERSATU DI PANGKALAN BERSAING DI
JALANAN
22. Bertemu di Bis. Berpisah di Terminal
23. PUTUS CINTA sudah biasa PUTUS REM
matilah kita.
24. Cintaku Berat Di Bensin
25. MAN 7 jur
26. JUM’AT KELABU= Trayek Pasar Jumat –
Pondok Labu
27. Mencari nafkah demi desah
28. UCOK = Uang Cukup Ongkos Kurang
29. Lupa Namanya, Ingat Rasanya
30. Enak Tapi Dosa
32. Pergi karena tugas pulang karena
beras..
33. Rejekiku dari silitmu
34. Cinta ditolak dukun bertindak
35. Pulang malu, tak pulang rindu..
36. JANDA 1/3 DIS
37. Do Now . Casino . In Draw = WarKop DKI
39. Kau lebih cerewet dari mantan isteriku
Aqila gak usah bikin ya.
Tulisannya kebanyakan buat orang gede. Maaf ya. Saya kira cukup sekian sharing
ini. Takutnya gak ada waktu buat sesi tanya jawab.
Pertanyaan pertama dari
@Cahyo Ken: Om Bud, Menyikapi hal ini "menulis JUDUL, ISI dan MEMAKSA
pembaca membaca tulisan kita sampai selesai." Kalau di FB & IG sudah
lumayan ada perubahan ketika saya praktekkan. Meski belum beli juga dari iklan
yang saya buat, tapi minimal ada interaksi. Tetapi kalau didunia youtube yang
sedang saya pelajari juga, saya menangkap ini dengan istilah
"clickbait" dan oleh komunitas sangat diharamkan penggunaannya
terlalu sering karena bisa berakibat fatal akun kita. Bagaimana cara
mengatasinya Om? Matur nuwun.Cahyo
Note: saya suka cara Cahyo bertanya.
Terstruktur dan selalu menyebut nama dirinya. Clickbait itu sebetulnya adalah
hal yang sah dalam dunia marketing. Intinya adalah bagaimana membangkitkan rasa
penasaran pada orang supaya mau ngeklik. Emang begitu kan seharusnya? Clickbait
adalah sesuatu yg harus dilakukan.
Sebetulnya apa yang saya
sampaikan di bagian STOPPING POWER, itu adalah metode clickbait. Kita bikin
judul yang punya stopping power supaya orang mau ngeklik. Gak ada bedanya. Masalahnya
adalah memang banyak media abal-abal yang suka ngeboong. Yang ditulis apa
ketika kita klik ternyata isinya bukan seperti yang dijanjikan. Dan yang bikin
jengkel, clickbait dengan memanfaatkan kebohongan itu juga dilakukan oleh media
mainstream. Kita tau kan media itu sekarang merosot banget ratingnya.
Kasus ini mirip dengan
istilah image building. Image building atau pencitraan dalam bahasa Indonesia
adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan. Tapi sekarang banyak politisi yang
melakukan sesuatu berdasarkan settingan. Akibatnya kata pencitraan jadi negatif
banget. Persis nih kasusnya seperti clickbait.
Dari @Arisanti. Met malam
Oom Bud. Apakah untuk STOPPING POWER bisa berupa foto atau gambar yang menarik,
selain judul? Karena saya perhatiin, di
FB atau sosial media lainnya foto sepertinya lebih mudah bikin pembaca berhenti
dan melihat timeline kita untuk kemudian membaca tulisan kita.
Bisa dong. Biasanya kita
punya istilah headline impact dan kalo dengan foto kita menyebutnya dengan
visual impact. Kalo kamu suatu hari bikin buku, biasanya kita suka mikirin
bagaimana fotonya bisa punya stopping power yang kuat. Karena buku kita di toko
buku akan ditarok berjejer di antara ratusan buku lainnya. Jadi kita harus
bikin cover yang impactful supaya orang yang berjalan di lorong toko buku, di
antara rak-rak langsung berhenti dan mengambil buku kita.
Dari @DAW: Kang Asep mau
ikut nanya yaa. Om Bud, seberapa kuat pengaruh common sense yang ditwist
sedemikian rupa kaitannya sama Power 3 tadi, sampai akhirnya target reader
stay? Trus buruk nggak sih bermain di area common sense buat mancing ide-ide
seger lewat? Oiya satu lagi, boleh nggak ya setelah nanti submit tugas yg
kemarin, saya mention Om Bud di grup buat sekali aja dikoreksi tulisannya?
Makasih Om Bud sehat selalu.
Kita punya hati nurani sebagai sensor
terbaik. Libatkan nurani senbelum kita mempublish sesuatu. Kalo kita masih ragu
juga, kita bisa bikin riset kecil-kecilan ke beberapa temen kita. Hasilnya
bandingkan dengan apa yang disampaikan oleh hati nurani kita. Kalo sama, pasti
itu aman dan silakan diposting. Iya boleh.
Dari @Alya SF. Mana yang
lebih awal? Judul atau cerita? Saya sering kesulitan menentukan judul, apa ada
semacam rumus untuk membuat judul? Terima kasih.
Nulis itu harus nyaman. Dan proses kreatif
gak pernah berhenti. Silakan bikin yang nyaman aja buat kamu. Saya pernah nulis
di Kompasiana. Dan saya selalu suka baca-baca lagi tulisan saya. Dan tau gak?
Saya pernah merevisi judul tulisan yang saya posting 10 tahun yang lalu. Itu yg
saya maksud proses kreatif tidak pernah berhenti.
Dari @NancyZenith
DragonDraven, Denpasar: Rahajeng petang Bli Asep lan Om Budi lan mbok devina,
becik-becik nggih Bli? Titip pertanyaan buat Om Bud. saya penasaran cara
membuat judul yang bagus, selama ini suami saya selalu bilang terlalu datar,
termasuk cerita semalam, gimana caranya biar dapat greget nya Om? Matur suksma.
Proses membuat judul itu seperti menaiki anak
tangga. Pertama kita bikin judul dan itu harus kita anggap sebagai anak tangga
pertama. Kita bikin judul yang lain terus kita anggap itu adalah anak tangga
kedua. Begitu seterusnya.
Usahakan bikin judul yang
banyak. Minimal bikin 10 judul. Pastikan judul kedua lebih bagus dari judul
pertama. Kalo gak lbh bagus jangan dimasukin. Kalo udah dapet, bikin judul
ketiga. Pastikan judul ketiga lbh bagus dari judul kedua. Dst...dst. Keliatannya ribet, kan?
Tapi kalo kita punya creative attitude, biasanya kita seneng2 aja melakukannya.
Closing Speech
Tuhan itu maha humor. Dia
suka sekali menyembunyikan ide di sekitar kita. Dan kita memeras otak untuk
menemukannya. Itu sebabnya orang suka bilang hidup itu seperti puzzle. Dan itu
juga yang membuat hidup jadi menarik.
Jadi jangan bosan mencari
ide. Hidup itu adalah memecahkan teka-teki dari Tuhan. Kalo kita
berhasil memecahkannya, kita akan diberi tekateki yang baru dan begitu
seterusnya. Kalo kita udah gak suka tekateki lagi maka kita hidup kita akan
menjadi membosankan dan gampang sakit. Karena tekateki ini tidak pernah
berakhir sampai ajal menjemput.
Sekian utuk malam ini.
Wabillahi taufiq walhidayah, wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Waalaikum salam wrb.
Closing speech yang keren Om.
Terima kasih Om Bud untuk sharingnya di 8
sesi yang luar biasa ini.
Teman-teman, mari beri applause yang
meriah untuk Om Budiman Hakim, dan kita ketemu lagi Kamis malam di sesi pertama
saya, "Hypnotic (Copy)writing".
Yahhhh
materi dari Ombud habis dong. Tak ada lagi materi yang kutunggu-tunggu sambil
menunggu waktu berlalu. Eitsss. Semalam aku ketiduran karena seharian beraktivitas
melelahkan. Eh, gak usah nangis ya. Ntar malam masih ada materi dari Kang Asep
Herna. Semoga materi beliau tak kalah menariknya.
Materi ini kudapat dari kuliah The Writers
oleh Om Budiman sesi kedelapan. Kan kupasang di blog agar tak segera menghilang
dari peredaran. Semoga bermanfaat.
Keren Bu kengkap.adakah pembelajaran on line thp 2vsy kok pingin. Swn
BalasHapusTerima kasih Pak. Belum ada Pak. Bsk kl ada insyaallah diinfo.
HapusBagus...memberi semangat menulis..trims
BalasHapusTerima kasih
HapusThanks slot but Ismi
BalasHapusTerima kasih Bu
HapusWaaw..luar biasa ibuk.ilmunya..
BalasHapusLg bingung q mo buat judul juga..stlh bca resume ini mg terinspirasi.
Terima kasih. Aamiin3
HapusKeren banget bu
BalasHapusTerima kasih Bu
Hapus👍👍👍 banget Bund
BalasHapusTerima kasih Bu
HapusAmbyaaarr.. Luar biasa inspiratif 👍👍👍👍👍
BalasHapus