Rabu, 03 Juni 2020

COPY MENGGAMBAR, VISUAL BERCERITA





Resume
Materi             : Resume Menggambar, Visual Bercerita
Waktu             : Rabu, 3 Juni 2020
Pukul               : 20.00 – 22.00
Narsum           : Budiman Hakim

Berdasarkan pengalaman dari batch-batch sebelumya, saya memahami bahwa agak slit buat kalian untuk menerti sepenuhnya apa arti Creative Attitude. Agar lebih mudah dipahami, saya akan mengulang sedikit tentang creative attitude dan membandingkannya dengan business attitude.
Dulu saya punya sahabat dekat, namanya Tjia Boen Houw. Saya biasanya manggil dia Si A Boen. Nah, temen saya ini tiap denger apa-apa pasti ujung-ujungnya bisnis. Saya ingat, pertama kali permainan Tetris muncul sekitar tahun 90-an. Waktu itu saya jago banget main tetris. Saking jagonya saya gak mati-mati. Sampe komputernya hang, saya belom mati-mati juga. Keren, ya?
Ngeliat kepiawaian saya memainkan game itu, A Boen langsung teriak, “Bud! Lo jago banget! Ini bisa jadi duit, Bud!  Ikut gue ke Kota, yuk! Kita ikutan taruhan di sana, kita pasti menang banyak.” Pernah juga dia main ke rumah dan disediakan makanan oleh isteri saya. Begitu tau bahwa isteri saya masak sendiri, dia langsung teriak, “Vin! Masakan lo enak banget!!! Ini bisa jadi duit, Vin! Gue cariin ruko terus kita partneran bikin resto, yuk? Marketingnya gue juga, kita pasti untung besar! Percaya deh apa kata gue!” Semua yang dilihat oleh A Boen langsung dia pikirin jadi BISNIS. Sikap yang ditunjukkan oleh Si A Boen  itu adalah yang biasa disebut dengan Business Attitude.
Pertanyannya, “Apakah bisnisnya sukses?” Sebagian besar, sih, gagal total. Tapi pointnya bukan bisnisnya berhasil atau tidak. Keinginan untuk selalu berbisnis itulah yang disebut dengan business attitude. Sukses atau tidaknya adalah soal lain.
Begitu juga dengan creative attitude. Semua hal yang kita lihat/temukan seharusnya menjadi pemicu untuk menjadi ide. Soal idenya setelah dieksekusi jadinya jelek atau bagus, itu soal lain. Artinya yang perlu kita bangun adalah ATTITUDEnya dulu. Kalo kita udah punya creative attitude maka kita akan sealu berkarya. Kalo kita selalu berkarya maka karya kita otomatis akan menjadi bagus. Karena kemampuan kita selalu terasah.
Itu intinya. Semoga bisa dipahami ya? Jadi kita gak ngomongin karyanya. Tapi kita ngomingin attitudenya. Sikapnya. Mental untuk selalu bersikpa kreatif! Perlu dipahami bahwa bagian creative attitude ini adalah  yang paling penting. Karena bersikap kreatif seharusnya adalah sikap keseharian manusia sehari-hari. Jadi jangan pernah lupa, hindari komen yang biasa-biasa doang.
Hindari memakai ucapan-ucapan idul fitri yang udah basi. Tunjukkan bahwa kita punya Creative Attitude. BUKTIKAN PADA DUNIA KALO KITA SELALU MAMPU MEMBUAT SESUATU YANG BARU. Sering-seringlah latihan menulis dan gak usah pilih-pilih harus nulis apa. Tulis apa aja yang kita kuasai. Tulis dengan bahasa apa aja yang kita nyaman. Bahasa Indonesia boleh. Bahasa Inggris OK. Bahasa Jawa juga monggo.
Perlu diketahui bahwa tulisan kita di social media akan membuat orang mampu menilai kita lebih mudah. Dulu kalo lagi nginterview orang, saya butuh berjam-jam mewawancarainya karena saya suka kasih test segala. Sekarang saya cuma butuh 5 menit dan hanya dengan 1 pertanyaan saja. Pertanyaannya begini, “Kasih saya 1 alasan kenapa saya harus menerima kamu. Gak boleh lebih, cukup 1 saja.” Sederhana tapi menantang bukan? Setelah itu saya minta link FB, Twitter, IG dan semua social medianya. Udah gitu doang tapi dari situ saya bisa menilai orang tersebut seperti apa. Setelah orang itu pergi saya browsing semua social medianya.

Saya gak akan pernah menerima orang itu, kalo saya menemukan dia pernah menulis begini di social media: “Gue telat ngantor, uang makan dipotong. Tapi elo dateng lebih telat dari gue gak diapa-apain. Enak juga jadi Boss, ya? Suatu hari gue mau jadi Boss juga kayak lo, Nyet!” Ini beneran saya temuin, loh. Luar biasa ya statusnya?
Ada juga yang nulis begini: “Minta naik gaji katanya kantor sedang rugi. Tapi elo sendiri ganti mobil baru lagi. Situ sehat? Lo gak ada bedanya sama koruptor penghisap darah rakyat. Tauk!”
Yang paling happening ada orang kantor yang bikin status begini, “Isteri masa kini. Suami masak gitu? Mertua? Masya Allaaaaah….” Coba perhatikan status-status tersebut. Biar orangnya sehebat apapun saya gak akan pernah menerima orang seperti ini.
Nyari orang pintar itu susah tapi nyari orang pintar dengan good attitude, itu susahnya minta ampun. Intinya adalah saya sangat terbantu sekali dengan adanya social media. Kalo ngewawancara orang off air, kita sulit menilai karya dan attitudenya. Karena kebanyakan portofolio yang dibawanya adalah kerjaan keroyokan atau kerja kolektif. Tapi dengan mengintip social medianya, saya bisa langsung tau seberapa kreatif orang ini dan seberapa bagus attitudenya.
Dan satu lagi, banyak Creative Director (termasuk saya)  gak akan pernah menerima copywriter apabila yang bersangkutan tidak punya blog. Kenapa demikian? Karena membuat iklan, buat saya, adalah pertandingan. Sementara menulis di blog adalah latihan. Kenapa banyak banyak sekali copywriter yang karyanya jelek? Karena dia tidak pernah latihan di blog.
Dia pikir berkarya itu sama kayak bikin Pop Mie, tinggal robek bungkusnya, seduh air panas…selesai!
Di jaman digital ini, kalo gak hati-hati, kita akan terperangkap menjadi generasi instan. Karena segala data dan informasi begitu mudah kita temukan. Syukurilah semua berkah yang bisa kita peroleh dengan instan. Tapi ingat! MENTAL GAK BOLEH INSTAN.
Respeklah pada Tuhan yang telah menghadiahkan otak pada kita. Pakailah itu semaksimal mungkin. Kita harus menyadari, mie instan saja dibuatnya tidak instan. Ayo kita pekikkan pada dunia bahwa KITA BUKAN GENERASI INSTAN. Sebodoh-bodohnya manusia adalah mereka yang bermental instan. Coba perhatikan berita-berita di televisi tentang banyaknya korban penipuan.
Orang yang bermental instan paling gampang ditipu dengan iming-iming umrah murah, arisan dengan untung berlipat ganda sampai mau-maunya ikut paranormal untuk menggandakan uang. Semua itu gara-gara kita melecehkan kemampuan otak kita sendiri dan maunya hanya yang serba instan.
Okay, sekarang kita kembali ke creative attitude. Selanjutnya bagaimana cara melatih diri agar Creative Attitude senantiasa mengalir dalam darah kita. Kemaren saya udah bilang bahwa yang namanya latihan itu pasti membosankan. Masih inget, ya? Sekarang saya akan memenuhi janji. Jadi malam ini saya akan ngajarin cara latihan menulis dengan menyenangkan.
Widiiiiii...apa iya ada cara latihan yang menyenangkan? Om Bud becanda, nih.... ADA!
Bagaimana berlatih menulis terus menerus tapi kita tetap enjoy sehingga kita selalu mempunyai sikap kreatif.  Begini caranya. COPY MENGGAMBAR. VISUAL BERCERITA.
Kalian semua punya akun Instagram, kan? Kalo kalian suka main Instagram berarti kalian beruntung. Karena Instagram adalah social media yang paling menyenangkan sebagai bahan latihan meningkatkan creative attitude.
Misalkan kalian sudah mempunyai foto untuk diposting di IG. Pahamilah bahwa FOTO yang kalian posting itu sudah menyampaikan PESAN. Karena itu JANGAN bikin caption hanya MENGULANG apa yang sudah dikatakan oleh fotonya. Misalkan kita posting foto pasangan cowo dan cewe. Jangan pernah bikin caption “COUPLE.” Itu adalah caption yang mubazir dan tidak berguna. Kenapa demikian? Karena kata couple sudah disampaikan oleh imagenya.
Jadi di bagian caption, kita harus menuliskan hal lain. Kita harus menulis sesuatu yang berbeda namun sekaligus berintegrasi dengan imagenya. Instagram adalah sarana visual. Caption berfungsi sebagai support untuk menambah value dari apa yang telah dikatakan oleh imagenya.
Jadi di bagian caption, kita harus menuliskan hal lain. Imagenya telah menyampaikan pesan, yaitu ‘COUPLE’. Jadi tugas caption adalah mendukung atau menambah apa yang telah dikatakan oleh image tersebut. Couple? Pret!
Coba liat postingan ini, udah jelas gambarnya couple, masa kita bikin caption bunyinya ‘”couple” juga? Halooooooo......!!!!!
Coba kalian pikirin. Sebaiknya caption apa yang harus kita cantumkan di bawah foto ini. Yak, berpikir dimulai tik...tok....tik....tok.... Selesai. Jawab sendiri di dalam hati ya. Dalam konteks foto ini kita bisa bikin caption apa aja. Pokoknya asal TIDAK MENGULANG apa yg dikatakan oleh imagenya berarti udah betul. Saya bilang betul, belum tentu berarti bagus loh

Misalnya kita bisa kasih caption “ WHEN I MET YOU, I FOUND ME.” Jadi keren kan?
Berasa, ya, makna "Copymenggambar. Visual bercerita."
Kita bisa bikin beberapa lalu pilih yang terbaik untuk caption kita. Misalnya, “Pasangan sejati adalah dia yang selalu ada saat kita butuhkan dan selalu menghilang saat kita tidak butuhkan.” Coba buka IG kalian. Banyak banget foto Eiffel di sana. Menurut riset, menara Eiffel pernah menduduki peringkat pertama sebagai obyek yang paling banyak diposting di IG. Ya wajar sih. Orang kan pengen pamer bahwa mereka udah di Paris. Selain itu menara ini juga bagus sebagai obyek foto.
Yang bikin sedih banyak sekali yang bikin caption “EIFFEL”, udah gitu doang. Itu berarti orang tersebut belom pernah belajar Creative Attitude. Okay, sekarang kita pikirin apa captionnya yang menarik? Kira-kira apa caption yg menarik? Gak usah dijawab, ya…. jawab dalam hati aja.
Ini ada true story. Jadi pas outing kantor sebuah perusahaan, ada orang Sunda dibawa ke menara Eiffel terus dia komennya begini, “Naon sih alusna menara ieu. Di kampung aing ieu ngaran na sutet. Loba pisaaaan.” HAHAHAHAHA... Yang orang Sunda pasti ketawa juga, tuh... Jadi terjemahannya “Apa sih bagusnya menara ini? Di kampung saya mah banyak yg beginian, namanya SUTET. Banyak banget!” Hahahahahahaha....
Nah, lucunya, ada salah seorang peserta outing memposting gambar Eiffel dengan mengambil omongan tersebut sebagai captionnya dan tentu saja hasilnya lucu banget.
Jadi dapat disimpulkan bahwa caption itu gak  selalu harus cerdas, gak perlu ilmiah. Yang penting isinya MENYENANGKAN dan INTERAKTIF. Penting banget, nih, diketahui.... Contoh selanjutnya....
Ada anak kecil lagi main sendirian. Masak captionnya “Playing Alone?”  Sebagai orang yang mempunyai creative attitude, kita harus memikirkan caption yang lain. Cari caption yang inspiratif tapi sekaligus bisa bekerja sama dengan gambarnya. Daripada bikin caption cuma’ playing alone’, kita bisa bikin misalnya: “When you’re alone, don’t be sad. Maybe God drives all your friends away because He wants to play with you. Only with you.”
Atau kalo mau bahasa Indonesia juga boleh, “Ketika sedang sendiri, jangan bersedih. Mungkin Tuhan memang mengusir semua orang karena Dia ingin bermain berdua saja denganmu.”
Contoh lain, foto kaki. Tapi yang bin saya terganggu, udah moto kaki, tau gak captionnya apa? “Feet.” Ya’olooooooo….Tolong!!! Ngapain bikin caption kayak gitu? Kita udah tau itu foto kaki, kok pake dijelasin segala, sih? Tobat! Kita bisa bikin yang lain, misalnya “It is better to die on your feet than to live on your knees.”

Atau “Kadang aku sengaja berhenti melangkah agar sepasang sepatuku bisa saling menyapa.” Pokoknya silakan bikin caption apa aja, yg penting inspiratif. Contoh selanjutnya…
Contoh lain, foto kaki. Tapi yang bin saya terganggu, udah moto kaki, tau gak captionnya apa? “Feet.” Ya’olooooooo….Tolong!!! Ngapain bikin caption kayak gitu? Kita udah tau itu foto kaki, kok pake dijelasin segala, sih? Tobat! Kita bisa bikin yang lain, misalnya “It is better to die on your feet than to live on your knees.”

Atau “Kadang aku sengaja berhenti melangkah agar sepasang sepatuku bisa saling menyapa.” Pokoknya silakan bikin caption apa aja, yg penting inspiratif. Contoh selanjutnya…



Garing banget yak captionnya.....Kita bisa bikin yg jenaka sedikit. Misalnya: “SAVE WATER. DRINK BEER!”
Contoh berikutnya….
Daripada bikin caption pengulangan seperti itu lebih baik kita tulis:
Hehehehehehe....dapet banget ya pesannya.... Jadi apa yg kita bisa simpulkan dari semua contoh yg saya posting? Jangan pernah bikin caption hanya dengan mengulang apa yang telah dikatakan visualnya. Kalo mengalami kesulitan dan ide lagi buntu, kalian bisa menggunakan kutipan orang lain. Namun ingat! Jangan lupa menyebutkan sumbernya.

Coba liat foto ini. Garing abis kan? Udah gitu captionnya bikin kita jijik pula.
Coba kalo kita kasih caption lain. Kebetulan saya menemukan caption kutipan dari orang lain. Caption: “Kalo udah sukses, suara kentutmu pun terdengar inspiratif. Tapi kalo blom sukses, omonganmu yg paling inspiratif pun terdengar seperti kentut. - JACK MA –

Tentu saja saya menyantumkan nama sumbernya yaitu Jack Ma. Kita gak boleh lupa karena itu adalah intelectual property orang lain. Kita harus menghargainya. Perlu dipahami bahwa caption itu dahsyat sekali pengaruhnya.
Foto yang biasa-biasa aja, kalo dikasih caption yang bagus maka foto kita terlihat jadi lebih bagus daripada kenyataannya. Misalnya foto orang di kantor di atas. Saya akan kasih nilai 4 untuk foto garing tersebut. Tapi ketika udah ditempel dengan caption kutipan dari Jack Ma? Wuiiiih...saya akan kasih nilai 8. Dan nilai yang tinggi tersebut adalah andil dari captionnya. Bukan imagenya.
Begitu dahsyatnya bahkan foto tak berarti pun bisa punya makna ketika kita kasih caption. Luar biasa pengaruh sebuah caption. Kalo kalian orangnya romantis, foto bidang item bisa kita bikin kalimat yang flowery...
Widiiiii....kalian pasti akan mendapat banyak like dengan cara ini. Terutama dari cewek2 yang klepak klepek hatinya membaca kalimat itu...
KESIMPULAN
1. Jangan bikin caption cuma mengulang visual. Bikin caption yang beda tapi mendukung apa yg dikatakan visual.
2. Kalo perlu gunakan kutipan orang lain dan dan jangan lupa menyebutkan sumbernya.
3. Caption yang bagus akan membuat foto/iklan kita bertambah jauh lebih bagus dari seharusnya.
4. Bahkan gambar tak berarti pun akan mempunyai makna ketika dikasih caption.
Temen kantor saya, namanya Leo, pernah ngomong gini, “Om Bud, gue punya foto bagus banget nih.” sambil memperlihatkan foto tersebut di HPnya. “Wah, keren, Le. Kok gak diposting di IG?” tanya saya. “Udah dari 4 hari yang lalu seharusnya gue posting. Tapi belom manteb nih hati ini.” jawab Leo. “Belom manteb kenapa?” tanya saya. “Belom dapet caption yang keren.” sahut Leo.
Coba bayangin! Kalo kita punya foto keren banget, pastinya kita  gak sabar dan mau buru2 posting dong ke IG? Iya gak? Tapi Leo sanggup menunda posting hanya gara-gara belom punya caption yang OK. Temen-temen sekalian, sikap yang diperlihatkan oleh Leo tersebut, itulah yang namanya CREATIVE ATTITUDE.
Berdasarkan apa yang dikatakan Leo, mulai hari ini saya minta pada semua temen-temen di sini: JANGAN PERNAH POSTING FOTO KE IG SEBELUM DAPET CAPTION YG OKEH. Berani? Berani dong, ya! Itulah cara berlatih menulis dengan cara menyenangkan. Dan itu sangat penting untuk membangun creative attitude kita.
Teman-teman sekalian. Sekarang ini banyak banget orang yang sudah punya produk dan brand yang dijual secara online. Banyak dari mereka yang memanfaatkan social media. Sebagian peserta di sini tentu juga banyak yang berjualan di Instagram, kan? Nasihat saya, sering-seringlah berlatih bikin caption sesuai metode di atas.
Ketika sudah mempunyai creative attitude, kita jadi bisa membuat caption yang menarik agar dagangan kita semakin laku. Judul materi kita hari ni adalah COPY MENGGAMBAR, VISUAL BERCERITA. Jadi jangan cuma fokus pada captionnya doang. Buatlah gambar yang bercerita. Gabungan antara image yang bercerita dengan copy yang menggambar akan membuat iklan di Instagram jadi menarik perhatian. Kerja sama image dan copy akan membuat komunikasi kita bekerja secara maksimal.
Biar dapet gambaran yang lebih jelas, mungkin saya harus kasih contoh yang kongkrit ya. Misalnya kalo saya harus membuat iklan di IG untuk OBAT PEGEL LINU. Saya akan membuat gambar yang bercerita.
Di captionnya kita bisa bercerita bahwa betapa gak nyamannya kalo kita sedang menderita pegel linu. Silakan cerita bla…bla…bla…Di endingnya, kalian bisa akhiri dengan kalimat.... “Bahkan Patung Pancoran pun sering hilang kalo jalanan lagi sepi. Karena dia juga butuh obat tersebut. Capek loh berdiri terus-terusan gak bergerak sambil nunjuk ke angkasa. Kalo gak percaya, silakan coba sendiri.” Hehehehehe..
Btw, karena IG juga punya fasilitas untuk sarana audio visual, kita juga bisa membuat video 1 menit untuk brand kita. Sekarang ini kualitas HP sudah lebih dari cukup untuk membuat konten di IG , FB atau di Youtube. Dengan memproduksi video, semua benefit bisa kita masukkan dalam video tersebut berupa audio. Jadi di caption kita tidak perlu lagi bikin copy yang njlimet. Kita cukup memasukkan daftar harga dari barang akan kita jual beserta daftar harganya. Ini contoh iklan di IG menggunakan fasilitas video.
Hehehehe…. simple banget, kan? Produksinya murah namun punya daya tarik yang tinggi. Ini adalah iklan obat kuat "Viagra". Viagra gak boleh beriklan di TV. Jadi iklan ini saya buat bo'ong2an doang sebagai contoh. Iklan pegel linu di atas juga iklan boongan yang saya buat khusus untuk kelas ini.
Kenapa saya mau repot-repot membuat iklan bo’ongan ini cuma buat contoh materi kita? Yak betul! Karena saya memiliki CREATIVE ATTITUDE.

SESI TANYA JAWAB
Setelah 21 menit ini (saat nulis pertanyaan), dan baca karya salah 1 anggota di web. Saya koq jadi merasa minder untuk post tulisan yang tepat 15 jam ke belakang sebelum kelas dibuka kemarin. Apalagi melihat cv nya. Jujur saya minder, apalagi kosakata saya terbatas, salah saya juga seh... napa saya malas baca dulunya. Ide-ide ada saja yang lewat, tp tetap saja susah saya goreskan pena saya di atas kertas... Meskipun saya sering nulis di sosmed, tapi tetep saja saya merasa kurang puas atas pemilihan kosakata saya. What can i do?
Caranya adalah posting tulisan kamu sebanyak mungkin ke Web The Writers. Web itu memang khusus dibuat untuk latihan menulis. Nanti setelah postingan kamu udah 50 artikel, coba cek tulisan pertama dengan yang ke 50. Bandingkan dan perhatikan baik2. Kamu akan melihat kemajuannya sangat signifikan.

Saya nggak mau bertanya tapi mau sharing seperti Om  Bud bilang soal sosial media karena sering bikin micro blog di IG dan thread di twitter, saya merasakan sendiri keduanya sangat efektif untuk ‘memaksa’ otak kita berpikir. Di IG kita harus bisa bercerita secara efektif dalam 2000 karakter dan 300 karakter di twitter. jadi begitu ‘ngelantur tapi tidak relevan’—hehe mirip judul bukunya om Bud—maka kita dipaksa untuk mengurangi kata/kalimat dan memilih kata/kalimat yang lebih efisien.
Ini sangat betul. Tantangan kita menulis adalah bagaimana menyampaikan banyak gagasan dengan jumlah kata yang ekonomis. Kalo orang baca tulisan kita biasanya mereka akan kometar, "Wuiiiih...daging semua ini!"

Sebuah Creative Attitude itu apa bisa dinilai dari sebuah karya/hasil? Atau kita bisa lihat dan nilai baik dari prosesnya?
Bukan! Creative attitude adalah keinginan untuk selalu berkarya. Sebuah SIKAP! Coba baca lagi di alinea 1 materi ini. Saya udah menjelaskan dengan membandingkannya dengan busness attitude.

Luar biasa OmBud. Jadi menyesal ikut kelas ini. Kenapa baru tahu akhir-akhir ini? Kalau tahu dari kemarin- kemarin mestinya buku sudah jadi. Oh ya. Untuk posting gambar/foto Ombud maupun narsum lain cukup saya tanya pada google trus pasang gitu saja tanpa sebutkan sumber? Saya posting di blog. Berdosakah diri ini jika seperti itu?
Sebaiknya sebut sumbernya. Soalnya kamu juga akan kesel kalo karya kamu digituin juga oleh orang lain. Kalo gak dapat juga, tulis aja dapet dari google sembari ngasih linknya.

Om Bud, apakah mesti harus ada Caption pada foto kita yang diupload di medsos? bila dalam foto tersebut sudah ada kata atau frase yang pas bangat ditake?
Oh gak harus. Yang saya kritik adalah kalo mau kasih caption, jangan hanya pengulangan dari apa yang disampaikan oleh visualnya. Itu aja kok. Sekaligus bisa kita jadikan sarana latihan menulis. Kadang ada juga image yang udah sangat bercerita walaupun tanpa ada kata dalam fotonya. Jadi kadang-kadang kita akan menemukan bahwa "Sometimes the best caption is no caption."

Sekadar menanggapi. Blacklivesmatters, itu yang lagi hangat postingan di IG caption untuk gambar bidang persegi hitam, terutama selasa kemaren heheh.
Wah keren ini. Itu yang sering saya bilang kadang karya yang bagus adalah ketika kita memanfaatkan momentum.
Ada juga yang posting begini: RASISME TIDAK AKAN PERNAH BERAKHIR. Rasisme tidak akan pernah berakhir selama mobil PUTIH masih menggunakan ban HITAM.
Rasisme tidak akan pernah berakhir selama kita masih mencuci pakaian PUTIH terlebih dulu dan yang berwarna kemudian.

Rasisme tidak akan pernah berakhir jika orang masih melambangkan HITAM sebagai nasib buruk dan PUTIH untuk perdamaian! Rasisme tidak akan pernah berakhir jika orang masih memakai pakaian PUTIH untuk pernikahan dan pakaian HITAM untuk ke pemakaman.
Rasisme tidak akan pernah berakhir selama orang yang tidak membayar tagihannya dimasukkan ke dalam daftar HITAM. Bukan daftar PUTIH. Rasisme tidak akan pernah berakhir jika untuk memenangkan permainan bilyar, kita harus memasukkan bola HITAM dan bola PUTIH tetap di atas meja.
Rasisme memang tidak tidak akan pernah berakhir. Tapi saya tidak peduli! Selama masih membersihkan pantat HITAM saya dengan tissue PUTIH, saya bisa menerimanya.
- Presiden Mugabe -
Assalamualaikum,  saya ingin memperlihatkan salah satu gambar yang udah saya coption, apakah ini dapat dikatakan Copy Mengambar, visual bercerita, Pak?
Wah keren ini. Iya ini contoh Copy menggambar dan visual bercerita yang sangat bagus.  Salut!!!

Sekarang saya paham tentang pengatuh Caption dalam IG. Bagaimana caranya agar kita percaya diri dengan caption yg kita buat di IG?
Bikin beberapa caption. Terus tanya ke temen baik kita, "Dari 3 caption yg gue bikin ini, lo paling suka yang mana?" Jawaban temen kamu pasti akan membuat kamu tambah percaya diri. Hehehehe...
Untuk caption gambar, panjang pendek kalimat mempengaruhi efektifitas pesannya tidak ya? Menurut pengalaman apakah caption yang berhasil adalah yang panjang atau pendek? Terimakasih.
Gak ada ukurannya. Tadi saya udah bilang bahwa "Sometimes the best caption is no caption"
Tapi kalo kamu mau jualan di IG, caption yang paling ampuh adalah dengan menggunakan storytelling. Jadi bikin cerita yang menggugah emosi lalu hubungan dengan brand yang sedang kamu tawarkan.

Saya baca tulisan Om Bud dan jadi terharu sambil cepet-cepet check, IG  dan FB dan kesimpulannya ternyata saya termasuk GARING dan melempem walau kadang lumayan cerdas, GARING karena sama seperti yang dibilang om bud, melempem hehehe kadang gak dikasih caption dan lumayan cerdas menurut saya karena banyak yang bingung dengan caption saya-tanggapan mereka aneh, ajaib, tidak bisa dipahami atau melampaui Akalbudi atau Nalar mereka-yang saya Terima sebagai pujian hahhaha. Numpang nanya nih mas asep dan om bud, kalau menurut saya sudah asyik dan oke dan menyenangkan, kenapa sebagian besar tanggapan yang lihat/baca gak ngerti?
Coba baca lagi caption yang udah kamu tulis. Kamu sendiri merasa itu membingungkan gak? Kalo nggak berarti caption kamu udah OK. Berarti temen kamu kurang cukup erdas untuk memahaminya. Kamu gak usah risau dengan pendapat orang lain. Pihak yang paling patut didengarkan adalah hati kita sendiri.

Terkait materi Copy Menggambar Visual Bercerita. Sebagai mantan desainer grafis saya kadang menemui klien yang ‘memaksakan’ semua materi tulisan ada di gambar yang pada akhirnya value si gambar tersebut jadi acak-acakan secara estetikanya, padahal kan materi tulisan sebagian bisa dituliskan di bagian caption. Semacam kurang indah karena kebanyakan materi tulisan dan tentu aja ‘blur’ pesan yang pengen disampaikan. Kira-kira, menjembataninya gimana ya biar para klien yang terhormat itu bisa paham. Karena saya yakin mereka begitu karena mereka nggak tahu, bukan karena nggak mau tahu. Makasih Om.
Sebagian besar klien memang begitu. Biasakan untuk selalu menuruti apa yang diperintahkan oleh klien karena dia yang punya uang. Tapi jangan lupa bikin alternatif versi kamu. Pas lagi presentasi bilang aja, "Saya udah bikin dua alternatif nih, Pak. Gimana kalo kita bikin riset kecil-kecilan di kantor Bapak. Saya penasaran nih, kira-kira lebih banyak milih yang mana...."
Dengan cara demikian pelan-pelan dia akan tau mana yang bagus dan mana yang jelek.

Om Bud yang luar biasa. Caption yang menarik dan kreatif itu penting, tapi saya masih agak bingung jika diterapkan untnk iklan alat kecantikan seperti Laser, Hifu dll bukannya harus ditulis apa adanya? Yaitu untuk meremajakan kulit dan membuat lebih halus, memutihkan, menghilangkan tato seperti itu? Kalau dibikin kreatif dan menarik seperti apa ya?
Cara pemikiran kamu itu adalah cara lama. Itu cara berpikir kalo kita bikin iklan di TV, koran, majalah, radio dan semua itu adalah media satu arah. Tapi digital adalah media dua arah. Kita gak perlu ngasih tau semua info karena di social media ada ruang komen. Biarkan interaksi terjadi. Biarkan mrk penasaran sehingga bertanya lebih jauh tentang produk yang kamu tawarkan.

Saya mau bertanya terkait penulisan caption marketing/promosi. Adakah trik khusus bagaimana agar caption yang kita buat bisa menarik perhatian customer, namun tetap menggunakan Bahasa Indonesia yang formal? Misalnya menggunakan kata Anda untuk panggilan customer. Kebetulan konsep produk kami lebih ke elegan dan kadang saya kesulitan saat diminta bikin caption yang tetap formal namun menarik.
Ini juga cara berpikir lama. Digital telah membuat disruption yang luar biasa. Gak ada lagi orang yang mengguakan bahasa formal di social media. Bukan hanya user. Bukan hanya media abal2. Bahkan media mainstream sekelas Detik pun udah mengabaikan bahasa formal. Coba liat headline di atas. Detik menggunakan kata GEGARA instead of GARA-GARA. Jadi lupakan bahasa formal, Di digital itu udah gak laku.



Saya mengalami seperti yang Leo sampaikan ke Ombud, lama untuk dapat ide captionnya he he contoh gambar ini udah setok lama baru muncul ide seperti itu, bagaimana agar kita bisa membuat caption yang bagus sehingga orang itu stop dan membaca selain jam terbang tentunya.
Ini udah bagus banget. Jadi caption itu bukan harus bagus. Caption yang bagus adalah yang bisa memancing interaksi. Kenapa demikian? Karena digital adalah media dua arah. Media dua arah adalah media interaktif. Jadi faktor interaktifnya itu yang paling penting. Ini captionnya udah keren banget. Saran saya coba dibenerin tanda bacanya.

Saya mau nanya nih Om Bud gimana kalau kita posting foto seperti ini, terus saya pake captionnya sama seperti yang ada di foto, gini "Tertawa ketika dada sesak dengan derita maka
Boleh2 aja sih. Tapi kan kita udah sepakat bahwa creative attitude itu adalah bagaimana kita selalu punya ide. Creative attitude itu adalah bagaimana kita selalu mampu membuat sesuatu yang baru.

Om Bud, saya ingin bertanya terkait alasan Om Bud menerima orang bekerja jika memiliki blog. Menurut Om Bud, blog seperti apa yang memenuhi kriteria untuk masuk di sebuah industri pekerjaan, semisal agensi iklan dll. Dan jenis blog seperti apa yang menurut Om Bud dapat mengasah kemampuan menulis kita?
Gak ada ukurannya. Para Creative Director itu tau dan bisa menilai apakah seseorang itu punya kemampuan menulis yang hebat walaupun  tulisannya gak berhubungan dengan kerjaan dia di kantor nantinya. Saya pernah nerima copywriter perempuan gara-gara tertarik sama tulisannya di blog. Tau gak? Isinya semuanya puisi. Tapi tulisannya bagus jadi saya terima. Apakah di pekerjaannya itu dia bertugas membuat puisi? Gak dong.

Apakah Om Bud dan Kang Asep punya instagram favorit? Kalau Saya suka sekali dengan gaya berceritanya Humans of New York.
Ga ada. Kadang saya suka sama foto-foto seseorang. Kadang saya suka sama caption-captionnya. Tapi gak pernah sampe memfavoritkan orang lain.

Menahan diri untuk posting itu creative attitude. Tapi kalau sekarang saya lagi melatih diri untuk latihan foto apapun setiap hati dengan caption yang menceritakan rasa. Hal ini saya lakukan melatih kepekaan rasa menangkap foto dan menulis, walaupun tulisan singkat. Apakah ini termasuk creative attitude?
Intinya begini: Leo kan menahan diri untuk tidak posting karena dia gak mau berhenti mencari caption yang bagus. Jadi pointnya bukan menahan dirinya tapi tidak mau menyerah untuk mencari caption yang keren.

Halo Om Bud, saya mau tanya tadi Anda menyinggung jika cari copywriter cenderung mencari calon copywriter yang memiliki blog, mau tanya Om biasanya di industri sendiri misal jika melihat dari blog tadi. Talent yang biasa dicari biasanya memiliki tulisan seperti apa atau yang bagaimana kriterianya jika ada?
Gak ada ukurannya. Para Creative Director itu tau dan bisa menilai apakah seseorang itu punya kemampuan menulis yang hebat walaupun  tulisannya gak berhubungan dengan kerjaan dia di kantor nantinya. Saya pernah nerima copywriter perempuan gara-gara tertarik sama tulisannya di blog. Tau gak? Isinya semuanya puisi. Tapi tulisannya bagus jadi saya terima. Apakah di pekerjaannya itu dia bertugas membuat puisi? Gak dong.

Halo selamat malam Om Bud, saya jarang update di Instagram karena memang nunggu momen yang pas untuk menemukan caption yang menarik. Terbukti ternyata waktu saya gak terbuang, saya update foto dan bercerita melalui caption, dan dapat tanggapan baik dari teman-teman socmed. Tapi ada satu hal, karena keseringan micro-blogging ini kadang saya jadi bingung ketika dihadapkan untuk menulis yang lebih panjang. Baiknya gimana OmBud?
Kalo bikin caption doang memang sering kesulitan untuk menulis yang agak panjang. Coba kamu bikin dengan gaya storytelling. Biasanya akan lebih mudah bikin yang panjang. Misalnya kamu posting foto rendang, masakan Padang itu loh. Kamu bisa cerita bahwa membuat rendang itu gak mudah, Karena membutuhkan waktu 3 hari proses pembuatannya. Dan akan lebih baik lagi kalo membuatnya dengan kayu bakar bukan kompor. Kalo dibikin sesuai dengan resep nenek moyang maka kelezatannya akan terjamin. Kamu bisa tambahin dengan menceritakan bahwa rendang pernah terpilih sebagai masakan terenak di seluruh dunia. Terus kamu tutup dengan "Bukan cuma Agnez Mo loh yang go international tapi rendang juga.

Permisi Om, mau tanya. Sampai sejauh mana caption jualan dengan tipe storytelling bisa didramatisasi untuk jadi tulisan yang emosional? Karena takutnya, kalau berlebihan malah jadi tipu-tipu.
Ya jangan tipu-tipu dong. Saya gak bisa menjawab pertanyaan ini. Saya harus liat kamu jualan apa lalu tulisannya bagaimana. Setelah itu baru saya bisa menilainya. Kalo mau gampang menilai, saran saya gunakan aja hati nurani kita. Itu adalah sensor terbaik dalam berkarya.

Apakah boleh sekiranya kita memunculkan caption yang jauh dari kenyataan diri kita. Karena seringkali nih kalau bikin caption yg mengandung kegalauan itu org mengecap kita sedang galau atau lagi ada masalah gitu haha. Atau untuk latihan menulis ini lebih baik pakai akun yang bukan akun sungguhan alias second account. Gimana ya menghilangkan rasa insecure ini.
Kan saya udah bilang berkali-kali bahwa menulis itu untuk menyenangkan diri sendiri. Bukan menyenangkan orang lain. Kalo orang lain juga suka, anggap aja itu bonus. Kecuali kalo kamu jualan produk, nah itu baru kita harus menulis untuk menyenangkan orang lain.

Bagaimana cara mudah untuk belajar menulis caption tentang produk minuman jus simple tapi bikin yang baca tertarik untuk mencoba. Karena saya sedang belajar membangun brand nih.
Pertama kamu harus jawab pertanyaan saya, "Kenapa saya harus membeli produk kamu dibandingkan produk kompetitor." Nah, kalo udah dijawab maka jawaban kamu itu yang harus dieksplor dan dijadikan tool utama agar orang membeli produk tersebut.

Closing: Teman-teman sekalian. Mungkin di antara kalian ada yang berpendapat bahwa materi saya malam ini terlalu sederhana. Cuma bikin caption yang memang selalu kita lakukan sehari-hari. Perlu diketahui bahwa saya berbeda denga coach-coach lain. Materi saya memang selalu sederhana. Saya gak pernah mengajarkan teori atau hal-hal yang berbau teknis. Semua yang saya ajarkan adalah ilmu tentang kehidupan. Belajar dari sekolah dengan segala teorinya memang penting tapi belajar dari kehidupan juga tidak kalah penting.
Bersahabatlah dengan alam. Menyatulah dengannya. Ikuti iramanya. Biarkan hidup kita bersinerji dengan alam dan manusia. Alam semesta banyak memberi kita pelajaran. Bukalah pancaindera kita selebar-lebarnya. Cobalah lebih peka terhadap hal-hal kecil. Ada banyak pelajaran di sana. Never stop learning because life never stop teaching.
Sebagai penutup, saya akan kasih link bagaimana seseorang bisa mendapatkan penghasilan dari hanya sekedar berbisnis caption. Ini linknya: http://www.metropolitan.id/2019/01/buka-sebulan-lalu-omzet-sampai-rp40-juta/
           
            Catatan Penulis: Pohon yang rimbun tetapi tak berbuah tidak akan maksimal nilai manfaatnya. Itu sebabnya saya posting materi kuliah Ombud semalam. Semoga pembaca terhormat dan diri saya bisa sama-sama memetik manfaat. Semakin tersebar ke kalangan luas, semakin besar pula nilai manfaat ilmu yang ditularkan Ombud. Semoga tersebar luas virus manfaat.

25 komentar:

  1. Terimakadih ibuk... Ilmunya.. Kereen

    BalasHapus
  2. Luar biasa bund.. runtut banget

    BalasHapus
  3. Keren ilmunya bermanfaat. Izin geh ambil materinya jika sy butuhkan. Sbb sy tdk bisa ikut sdh tutup mksih bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Monggo Bapak. Dengan senang hati. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  4. Keren ilmunya bermanfaat. Izin geh ambil materinya jika sy butuhkan. Sbb sy tdk bisa ikut sdh tutup mksih bu

    BalasHapus
  5. Menarik....
    Jadi kalau banyak cerita inspiratif yang muncul dari orang yg belum sukses berarti telah banyak kentut. Lebih baik kentut daripada tidak bisa kentut..hehe.
    Kalau sudah sukses suara kentutpun terdengar inspiratif.

    Keren....

    BalasHapus
  6. Luar biasa, .lengkap bgt, sy malah belum kirim resume ini waktu. di gel 8,, terima kasih bisa jadi referensi sy dan ponakan sy bu Ismi, unt mentriger ponakan unt menulis juga

    BalasHapus
  7. Terima kasih Bu Nani. Smg Bu Nani n ponakan sukses. Aamiin3

    BalasHapus
  8. Disinilah ilmu kentut yg membawa barokah...kentut yg dirasakan dlm konteks ilmu...ilmu berbagi yg mencerahkan dan memajukan...barokah njih

    BalasHapus
  9. Tanpa deskripsi captionmu,captionku tak pernah menjadi deskripsi

    BalasHapus
  10. Tanpa deskripsi captionmu,captionku tak pernah menjadi deskripsi

    BalasHapus
  11. Tanpa deskripsi captionmu,captionku tak pernah menjadi deskripsi

    BalasHapus
  12. Mantao..tulisan yg panjang..pembelajaran yg membuat inspirasi

    BalasHapus
  13. Banyak ilmu baru yg sy dapat...terimakasih

    BalasHapus