Selasa, 02 Juni 2020

SIAPA BILANG WFH ITU LIBURAN?


Seorang teman, dua hari lalu menulis di blognya dengan nada tidak rela. Dia berang dan agak marah. Dia tersungging saat ada berita yang mengatakan guru saat ini sedang WFH atau liburan. Tulisan di berita itu seolah menyamakan WFH dengan liburan. Apakah memang sama antara WFH dan liburan? Tentu tidak sama lah.
Kalau liburan berarti kita bebas dari tugas-tugas kedinasan saat liburan tersebut. Sedangkan WFH? Namanya saja bukan libur. Namanya kan bekerja dari rumah. Jadi, ada pekerjaan yang harus ditunaikan meski berada di rumah masing-masing. Hanya, bedanya yang bersangkutan tak perlu keluar rumah menuju tempat kerja. Akan tetapi, yang namanya kerja ya tetap kerja.
Mau lihat buktinya? Hari kemarin, Senin 1 Juni 2020 kami tetap kerja. Tanggal 1 pada kalender berwarna merah. Mestinya tanggal merah bukan hari kerja. Akan tetapi, bisa kita lihat semangat teman-teman yang sekolahnya menyelenggarakn uji coba (try out) tetap siap bekerja dari rumah. Bakda subuh kukirim link tuisan di blog berbalas sebuah tanya, presensi belum dibuat. Sekejap itu juga langsung kubuat dan kukirim di grup PAT untuk kemudian diteruskan kepada siswa. Apakah itu masuk kategori bekerja? Jika ukuran kerja menuju sekolah mengenakan seragam, tentu bukan masuk kategori bekerja. Namun, jika ukuran kerja menyelesaikan tugas yang seharusnya ditunaikan tentu hal itu termasuk kerja. Perbedaan sudut pandang akan menghasilkan pandangan yang berbeda.
Pukul 07.40 semua wali kelas yang akan selenggarakan uji coba sudah siap di tempat. Siap membagikan presensi dan segala pernak-pernik terkait uji coba. Jika pada jam pelaksanaan uji coba ada siswa yang belum mengisi presensi, wali kelas akan mengubungi siswa yang bersangkutan dengan segala cara. Apakah ini bukan kerja namaya?
Itu sebabnya ada yang berang ketika tunjangan profesi guru kembali dipermasalahkan. Konon kabarnya, tunjangan itu tak berdampak signifikan pada peningkatan kinerja para guru. Lalu ada yang mempertanyakan, kenapa hanya tunjangan guru yang dipermasalahkan? Tunjangan dosen tak dipermasalahkan? Apakah kinerja dosen telah meningkat secara signifikan? Entahlah, wallahu a’lam bishshawab.

4 komentar:

  1. Mantul, Bu. Faktanya, memang belum ada signifikansi antara sergur dan hasil Pendidikan.Tugas keguruan memang berat....

    BalasHapus
  2. Memang seringkali orang menilai hanya yg terlihat kasat mata tanpa menggali atau berusaha mengetahui apa yg sebenarnya kita lakukan

    BalasHapus
  3. Memang banyak menimbulkan misskonsepsi. Sewaktu para guru. Utamanya ibu guru yang dirumah dasteran. Tapi dibalik berdaster banyak tugas yg harus diselesaikn tetap bersyukur dengan teknologi semua menjadi semakin mudah. Semangat Bu Ismi

    BalasHapus