Kamis, 18 Juni 2020

UNIVERSITY OF LIFE



Sesi kedelapan dari materi di Kelas Penulisan, The Writers, bersama Om Budiman Hakim, Kang Asep Herna dan Kak Devina  adalah "University of Life". Kelihatannya materi ini lebih eboh daripada materi-materi sebelumnya.

Judul materi kita kali ini adalah University of life. Kenapa saya memilih topik ini? Karena ilmu itu banyak sekali kita peroleh dari kehidupan. Lembaga pendidikan resmi memang sangat penting tapi percayalah, belajar dari hidup lebih penting. Dan uniknyabelajar di university of life tidak pernah berakhir sampai kita dipanggil Allah. Jadi nikmatilah hidup: NEVER STOP LEARNING BECAUSE LIFE NEVER STOP TEACHING


Di university of life, kita akan belajar bagaimana menjadi peka terhadap kehidupan sehari-hari. Kalo kita peka pada hidup, kita akan menemukan ide yang telah disembunyikan oleh Tuhan di sekitar kita. Dan Tuhan telah membekali kita bagaimana melakukan semua hal itu. Kita diberi pancaindera untuk mendeteksi data. Kita dihadiahi otak untuk mengolah data.

Dan sebagai manusia kita memang ditakdirkan untuk BERKARYA.
Pertama kita akan membahas HEADLINE (untuk materi periklanan) atau JUDUL (untuk materi film, konten, buku dll). Yuk kita mulai, ya. BELAJAR BIKIN HEADLINE: Sewaktu sedang mengajar Creative Writing di sebuah workshop, saya punya pengalaman menarik untuk dibagi. Pesertanya berjumlah lebih dari 60 orang, terdiri dari profesi dan usia yang beragam. Dalam workshop tersebut saya menunjukkan sebuah gambar. Gambar itu berupa foto temen saya David, yang sedang menyelam di dasar laut. Gambarnya adalah seperti di bawah ini.
Kemudian saya berkata pada audiens, “Teman-teman, ini adalah sahabat, saya namanya DAVID. Dia hobby banget olahraga menyelam.” Semua orang memperhatikan gambar di atas dengan rasa ingin tahu. “Nah, seandainya ini adalah cover sebuah novel, coba kalian bikin judul novel berdasarkan gambar ini. Waktunya saya kasih 5 menit di mulai dari sekarang,” kata saya lagi.
Semua peserta langsung mencoret-coret kertas. Dan ga lama kemudian menyerahkan kertas yang berisikan judul buatannya. Setelah membaca seluruh kertas peserta, ternyata hasilnya cukup menarik untuk di analisa. Pertama, ada lebih dari 50% peserta, memberi judul “DAVID MENYELAM DI DASAR LAUT.”
Saya tempel sama imagenya biar jelas ya....
 Kedua terbanyak memberikan judul “David mencari mutiara.”

Ok saya tempel juga seperti yang pertama.

Uniknya, ada satu perempuan berusia 16 tahun memberi judul “David mencari isteri.”
Saya tempel juga seperti yang lain. Selanjutnya saya mencoba membahas ketiga judul ini pada mereka. Ketiga judul tersebut saya proyeksikakan ke big screen, lalu saya tanya ke seluruh peserta.... “Okay, guys! Dari ketiga judul ini, yang mana yang paling bagus?”
Biar lebih jelas saya jembrengin ketiganya deh..... Okay, semua udah memilih? Bagus! Sekarang apa jawaban audience saat itu? “David mencari isteriiii!” teriak seluruh kelas dengan suara kompak..
Semua orang, tanpa kecuali memilih yang nomor 3. Gak ada satupun yang memilih no. 1 dan 2. Saya sudah menduga mereka pasti akan menjawab demikian. Dan saya juga sangat yakin kalian semua di group ini, sebagian besar pasti juga memilih yang nomor 3. Kenapa demikian?
Karena judul pertama sama sekali gak inspiratif. Kalimat “David menyelam di dasar laut” hanyalah PENGULANGAN dari apa yang sudah disampaikan oleh visualnya. Dan ini sudah kita bahas ketika kita belajar membuat caption di IG di sesi kedua. Masih inget kan?
Buat apa bikin judul mubazir begitu? Sayang dan sia-sia kan? Judul kedua “DAVID mencari mutiara” sudah agak bergeser sedikit. Minimal jadi lebih jelaslah bahwa David menyelam di dasar laut untuk mencari mutiara. Tapi apakah judul ini sudah cukup inspiratif? Buat saya BELUM.
Koneksi antara judul dan visual masih terlalu erat hubungannya satu sama lain. Pergeserannya terlalu sedikit. Sekarang judul ketiga “David mencari isteri.” Coba bandingkan dengan visualnya. Jauh banget kan? Akan tetapi di situlah kerjasama keduanya menjadi sangat kuat.
Perpaduan antara image dan copy membuat rasa ingin tau orang terusik. Membuat pembaca berimajinasi; ngapain Si David nyari isteri sampe ke dasar laut? Kita merasakan ada cerita di sana. Bahkan ada banyak peristiwa yang kita bisa gali dari judul di atas. Kenapa kita PALING terinspirasi untuk menulis novel tentang David berdasarkan judul nomor 3? Yuk, mari kita bedah lebih dalam.
Misalkan VISUAL David sedang menyelam kita anggap adalah lingkaran 1. Judul ‘DAVID MENCARI ISTERI’ kita wakili dengan lingkaran 2. Karena aimage dan headline mengatakan hal yg sama maka kedua lingkaran tersebut bertumpuk tanpa jarak sama sekali. No.2 Lingkaran pertama dan lingkaran dua memang bergeser tapi pergeserannya terlalu sedikit.
No. 3. Lingkaran pertama dan lingkaran kedua jaraknya jauh sekali karena memang keduanya menyampaikan pesan yang berbeda.
Perhatikan baik-baik: Jarak antara kedua lingkaran itulah yang akan memudahkan kerja kita. Jarak antara lingkaran 1 dan 2 adalah yang biasa kita sebut dengan RUANG KREATIF. Semakin jauh jaraknya semakin besarlah ruang kreatif tersebut sehingga otomatis ruang imajinasi kita juga semakin luas. Kenapa? Karena cerita yang akan kita buat pastilah sebuah alur yang akan MENGHUBUNGKAN lingkaran 1 dan lingkaran 2. Novel yang kita buat pastilah bercerita tentang bagaimana David menemukan wanita pujaannya, kemudian dia kawini. Lalu entah bagaimana istrinya hilang entah ke mana. Dan cerita menjadi semakin seru ketika kita mengemas pengalaman David mencari isterinya.
Dia mungkin mencari isterinya ke mana-mana, mencari di pegunungan, di gurun, di hutan rimba sampai akhirnya ke dalam laut. Keren kan? Coba kalo kita bikin cerita berdasarkan yang no. 1 dan no 2? Pasti kita bingung dan ide kita macet. Karena ruang kreatifnya terlalu sempit. Jadi teman-teman, begitulah kita mengasah kemampuan untuk membuat headline atau judul.
JUDUL tulisan kita haruslah menginspirasi semua orang. Judul tulisan haruslah menginspirasi pembaca kita. Sering-seringlah berlatih membuat headline atau judul. Judul adalah ujung tombak yang akan memancing orang untuk membaca tulisan kita. Agar lebih jelas saya akan menerangkan bagaimana belajar menulis JUDUL, ISI dan MEMAKSA pembaca membaca tulisan kita sampai selesai dengan metode yang saya beri nama: POWER THREE

POWER THREE.
Di jaman digital ini, untuk berlatih menulis, kita bisa menulis di mana saja. Misalnya kalian seengnya berlatih menulis di status Facebook. Memposting tulisan di FB besar sekali manfaatnya. Kalo nulis di FB, kalian gak perlu tanya lagi ke saya, ‘Apakah tulisan kalian bagus atau tidak’. Kalian bisa mengamati reaksi temen-temen terhadap tulisan kita. Kalo banyak yang like, komen apalagi share, berarti tulisan kalian bagus.
Pokoknya engagement yang kita peroleh bisa menjadi parameter untuk menilai tulisan kita. Masalahnya menulis buku dan menulis artikel di FB sama sekali berbeda. Bedanya begini: Kalo orang membaca buku kita, berarti dia MEMANG SUDAH BERENCANA dan menyiapkan waktu khusus untuk membaca buku yang kita tulis. Tidak demikian jika kita menulis di FB.
Kalo kita menulis di FB, kita harus memaksa user supaya tertarik membacanya. Dan caranya sama sekali gak mudah. Kenapa? Karena Facebook user biasanya browsing di timelinenya dan mengamati postingan teman-temannya dengan cepat. Mereka membuka FB cuma iseng aja dan tidak berencana unuk mencari tulisan kita. Jari-jarinya bergerak dan sangat mungkin TULISAN KITA TERLEWATI BEGITU SAJA.
Nah, ajian POWER 3 adalah strategi yang sering dipakai oleh lingkungan saya untuk memaksa Facebook User yang sedang scroll dow untuk berhenti di tulisan kita. Bukan hanya berhenti tapi juga bagaimana memaksa netizen untuk membaca artikel kita sampai habis. Power 3 ini sebenarnya adalah metode untuk mencari ide iklan yang saya peroleh dari senior saya di dunia periklanan, namanya Subiakto Priosoedarsono. Namun setelah saya pelajari dengan seksama, teori Power 3 ini justru lebih tepat dipakai untuk teknik penulisan di social media. Okay, jadi apakah POWER 3 itu?

1. STOPPING POWER
Stopping power adalah strategi untuk memaksa orang untuk membuatnya berhenti. Pastinya yang pertama dilhat orang adalah JUDUL. Biasanya orang akan berhenti pada satu judul yang menarik. Judul yang provokatif, nyeleneh, sadis dan berbau sex biasanya akan segera menarik pembaca. Mereka akan langsung mengklik artikel itu dan mulai membaca. Di tahap ini, boleh dikatakan kita berhasil mempraktekkan tahap 1 yaitu STOPPING POWER. Artikel kalian akan banyak didatangi pengunjung tapi jangan buru-buru seneng.
Ingat! Di tahap satu kalian sudah menjanjikan sesuatu yang menarik bagi pengunjung.
Jangan kecewakan mereka! Masih ada tahap 2 dan 3. Seharusnya tahap berikutnya haruslah lebih menarik dari tahap awal.
2. SHOCKING POWER
Di tahap ini kita mulai dengan awal cerita dan kita harus bercerita tentang sesuatu yang mengagetkan pembaca. Ciptakanlah suspense sehingga membuat keingintahuan mereka semakin menggunung. Contohnya pada cerita detektif yang selalu dimulai dengan pembunuhan, pencurian, pemerkosaan, pokoknya konflik selalu dimulai di bagian awal. Itu sebabnya pembaca langsung shock sejak dari alinea pertama. Kalo kita berhasil membuat pembaca shock, itu berarti kita sukses melaksanakan tahap 2.
Nah, selanjutnya tentu kita berharap orang akan membaca artikel kita sampe habis, kan? Kalo gak, ya, percumalah dua tahap yang sudah kita bangun.
3. STICKING POWER
Tahap ini fungsinya paling berat yaitu bagaimana memaksa pembaca untuk membaca artikel kita sampe selesai. Coba kita liat apa modal yang kita punya? Dalam cerita pasti ada konflik. Kalo ada konflik tentunya kita punya solusi, kan? Pertanyaannya apakah solusi cukup menarik sebagai ending cerita? Kalo dirasa kurang, ga ada salahnya kita kasih dramatisasi agar jadi lebih dramatis.
Selain itu kalian harus menyelipkan jokes, keywords atau kutipan tokoh-tokoh terkenal yang relevan dengan tulisan kita. Bisa juga kita memanfaatkan CERPENTING yang sekiranya cocok dengan jalan cerita yang kita tulis. Jadi itulah salah satu manfaat cerpenting yang telah kita pelajari kemaren. Satu lagi sebagai tambahan, gunakanlah gaya bahasa sendiri, jangan mencontoh gaya penulis lain.
SEHEBAT APAPUN CARA KITA MENIRU, KITA GA AKAN PERNAH LEBIH HEBAT DARI ORANG YANG KITA TIRU.
Kalo kita berhasil mempraktekkan POWER 3 ini dengan baik, kalian gak usah takut untuk MENULIS SEPANJANG MUNGKIN. Kalo tulisan kita panjang dan orang tetap mau membacanya sampai selesai maka itulah sebuah indikasi bahwa kita adalah penulis handal. Selanjutnya tulisan kita insya Allah akan ditunggu-tunggu oleh visitor.
Jangan pernah menggunakan judul yang bombastis dan provokatif tapi isinya gak relevan dengan isi. Misalnya kalian membuat judul “Bersahabat dengan mayat”. Manteb banget dong judulnya? Saya jamin orang akan langsung ngeklik link tulisan kita. Stopping powernya gede banget.
Tapi hati-hati! Mereka akan kecewa berat kalo isinya ternyata ga seheboh judulnya. Apalagi kalo isinya sama sekali ga ada hubungannya dengan keseluruhan tulisan. Kalian malah akan dibully sebagai penulis penipu. Satu lagi yang perlu dipahami, jangan pernah minta orang lain kasih komen di artikel kita. Biarkan tulisan kita yang mengetuk hati para pembaca untuk ngasih komen sendiri. Kalo pake diminta segala, komen mereka jadinya gak jujur. Mereka kasih komen hanya semata-mata berdasarkan order kita.
Sekarang mari kita belajar lebih dalam lagi tentang JUDUL dan POWER THREE lalu mempraktekkannya sekaligus.
BELAJAR DARI SUPIR TRUK
Kalau sedang mengendarai kendaraan di belakang sebuah truk, kita pasti pernah melihat gambar-gambar yang lucu di bagian belakang truk itu. Gambar-gambar tersebut biasanya dilengkapi dengan kalimat yang tak ubahnya berfungsi sebagai Headline atau Judul. Kalimat-kalimat dari supir truk ini banyak yang menggelitik emosi. Kita sering terhibur ngeliatnya. Bahkan kita geli sampai ketawa terbahak-bahak, atau ketularan galau, sesuai dengan apa yg tertulis di bak truk tersebut.
Kalo kita sampe tergugah seperti itu, berarti headline supir truk tersebut inspiratif banget. Coba kalian perhatikan baik-baik tulisan mereka. Sebagian memang tidak ada maknanya, tapi sebagian lainnya kadang begitu bercerita dan mempunyai makna yang cukup dalam. Kalimatnya kadang bersayap dan penuh dimensi.
Beberapa contoh tulisan di truk yang sering kita temui:
1. Lupa namanya, ingat rasanya.
2. Pulang malu, tidak pulang rindu
3. Pergi karena tugas, pulang karena beras
4. Senyummu merobek dompetku
5. Kau lebih cerewet dari mantan isteriku
Coba amati baik-baik 5 kalimat yang tercantum di bak truk tersebut. Inspiratif sekali, bukan? Pernah juga saya ngeliat para supir itu menggunakan kata dalam bahasa inggris, tapi maknanya bukan pada penulisannya, tapi ada di pengucapannya.  Misalnya:
1.         The me is three
2.         Be young care rock
Kreativitas mereka tidak berenti sampe di sini. Pasti kalian pernah ngeliat bagaimana para supir menggabungkan huruf, angka dan bunyi sehingga kadang kita perlu mikir sejenak untuk mengartikannya. Contoh:
1. BER 217 AN
2. MER 123 LAK
3. p 6 pilan 1/3 dis
4. H 234 DIN daRI KLA 10
Hahahaha...kocak ya.....
Ini salah satu truk yang pake tulisan kocak.... Luar biasa ya? Semua tulisan-tulisan di truk itu telah membuka mata saya bahwa barangkali saya sendiri bukan lawan mereka dalam hal kreativitas. Seringkali kita cuma ketawa doang ngebaca tulisan-tulisan itu.
Tapi coba pikirkan proses pembuatannya dan tela’ah bagaimana semua itu mencerminkan kegalauan hidup mereka. Bukan jarang emosi saya tergugah membaca curhat mereka. Sekarang saya akan menceritakan sebuah tulisan di truk yang paling melegenda dan pasti semua orang pernah membacanya. Saya pernah melihat gambar wanita cantik mengenakan kemben. Salah satu tangan wanita itu sedang menyibakkan rambutnya ke atas dengan cara yang amat sensual. Dan di samping gambar terdapat sebuah kalimat pendek berbunyi “KUTUNGGU JANDAMU.”

Mengharukan sekali bukan? Kalimat sederhana ditunjang dengan gambar yang berbicara merangsang keingintahuan kita apa yang melatarbelakangi penciptaan itu. Bukan mustahil gambar itu adalah ekspresi rasa sakitnya Pak Supir ketika berpisah dengan pujaan hatinya sewaktu di desanya dulu.
Ada banyak sekali cerita yang bisa digali dari tulisan di bak truk itu. Sebagai penulis dengan creative attitude, saya tergugah oleh tulisan “Kutunggu Jandamu” tersebut. Begitu tergugahnya sehingga saya terpicu untuk membuat ceritanya. Kalau boleh saya mereka-reka cerita di balik gambar itu, mungkin ceritanya seperti berikut ini: Judulnya tetap saya pertahankan : "Kutunggu jandamu."
KUTUNGGU JANDAMU

“TIDAAAAK!!!!”

Suara teriakan memilukan datang dari seorang supir yang sedang mengendarai truknya. Air mata mengucur deras dari matanya. Entah kesedihan apa yang menderanya sehingga Sang supir berkendara sambil memekik histeris seperti itu.

Ciiiiiiiittt!!!!! Karena kurang konsentrasi hampir saja truk tersebut nyelonong masuk jurang. Untunglah Maman, demikian nama supir tersebut, sempat menginjak remnya dan selamatlah dia dari malapetaka.

Menyadari bahwa keadaannya tidak cukup tenang untuk berkendara, Maman memutuskan untuk berhenti sejenak di pinggir jalan. Untuk melampiaskan hatinya yang pepat, dia keluar dari truknya, berdiri di pinggir jurang dan kembali berteriak sepuas-puasnya, “TIDAAAAAK!!!!!”

(Cerita Flashback ke beberapa waktu sebelumnya).
Maman bersimpuh dan mohon pamit pada ayahnya yang sedang sakit. Tekadnya sudah bulat hendak menjadi supir truk lintas Sumatera, membawa hasil bumi dari Padang ke Jakarta. Tidak sanggup dirinya terus tinggal di desanya setelah sang kekasih, Jamilah, dijodohkan orang tuanya dengan pedagang material kayu dari Sukabumi.

Namun setelah setahun lebih mengemudikan truk, ia belum juga dapat melupakan wajah Jamilah. Selalu saja terbayang kekasihnya sedang mencuci pakaian di sungai dengan kemben basahnya.  Sesekali Jamilah harus menyibakkan rambutnya yang terjatuh karena harus senantiasa menunduk ke arah sungai.

Rindu yang tak tertahankan membuat Maman memberanikan diri pulang ke desanya di hari Lebaran. Tapi apa yang ditemuinya? Jamilah sudah punya anak dan tampak hidup berbahagia dengan  suaminya.

Lebaran hari kedua, Maman langsung pergi lagi dan berusaha tenggelam dalam pekerjaannya. Namun ke mana saja truk ia kendarai, bayangan Jamilah terus saja mengikutinya. Aduh bagaimana ini? Keluhnya dalam hati. Bagaimana mengeluarkan rindu yang akan meledak di dada?  Dan muncullah idenya untuk berekspresi: Dia menggambar Jamilah dengan tulisan “KUTUNGGU JANDAMU.”

Silakan dibaca dulu ya. Saya kasih waktu 4  menit.
Okay, udah dibaca, kan? Bagi orang lain, gambar di truk itu hanyalah sebuah gambar yang menghibur dan mengundang senyum. Tapi dari sudut lain, supir truk itu telah memberi contoh pada kita tentang bagaimana gambar (visual) bekerjasama yang kuat dengan kata-katanya (Headline). Kita dapat membaca ada keperihan di situ. Ada kerinduan, ada airmata dan ada cerita menarik yang lebih membumi daripada sinetron-sinetron yang ada di TV.
Dengan menggambarkan seluruh ilustrasi di atas, saya bermaksud membuktikan bahwa sejak lahir semua orang telah dikaruniai ilmu penulisan. Tua muda, kaya miskin, laki-laki perempuan pokoknya semua. Penulisan sebagai ilmu pengetahuan bukanlah barang baru. Naluri menulis ada dalam diri kita semua. Menulis adalah bagian dari tingkah laku kita sehari-hari. Termasuk Maman, Si Supir Truk.
Inilah yang saya maksud dengan Univerisity of life. Kita belajar berempati pada sekeliling kita. Jadi mulai sekarang, cobalah kalian mengamati tulisan-tulisan di truk. Kalo ada yang lucu, miris atau mengharukan, cobalah membuat ceritanya seperti tulisan saya di atas. Posting ke socmed kalian beserta foto truk tersebut.
Kalo banyak yang nge-like atau ngasih komen, berarti tulisan kalian menarik. Cobalah lakukan berulang-ulang. Kenapa? Karena dengan membaca tulisan-tulisan di truk, kita bisa membedakan mana headline yang inspiring dan mana yang tidak. Dengan menulis cerita berdasarkan tulisan itu, tanpa terasa kita menemukan cara yang efektif untuk melatih menulis cerita yang bagus. Okay, barusan saya udah menulis cerita berdasarkan tuisan di bak truk. Sekarang giliran kalian, ya?
Coba kalian pergi ke jalan raya atau samperin tempat truk mangkal lalu baca semua tulisan di badan truk tersebut. Kemudian jadikan tulisan. Okay?
HAHAHAHAHAHAHA....nggak kok. Kalian gak perlu pergi ke mana-mana. Saya udah kumpulin banyak tulisan di truk. Silakan pilih sendiri yang paling inspiratif lalu jadikan tulisan. Khusus untuk malam ini, tugas ini hanya untuk yang mau aja. Yang sibuk dan gak tertarik gapapa, senyamannya kalian aja.
Takutnya saya dimarahin lagi sama Aqila. Okay, berikut adalah tulisan di truk yang udah saya inventarisasi. Silakan pilih yang paling inspiratif lalu jadikan tulisan.
1. Anda butuh waktu, kami butuh uang
2. Naik Gratis, Turun Bayar
3. Ma2ku 1/3 dis
4. THE ME IS THREE
5. Jagalah Jandamu
6. JANGAN DINIKAHI BILA SEGEL RUSAK
7. TABAH MENANTI
8. Ku Nanti Jandamu
9. SEKARANG BAYAR, BESOK GRATIS
10. WWW. APKTNTAJ.COM
11. Ber 2 1 7 an
12. MER – 123 – LUCK
14. Be are the kill us all come fuck
15. BE YOUNG CARE ROCK
16. Alone By Must
17. Cintamu Tak Semurni Bensinku
18. Ja 500 Let
19. Buronan Mertua
21. BERSATU DI PANGKALAN BERSAING DI JALANAN
22. Bertemu di Bis. Berpisah di Terminal
23. PUTUS CINTA sudah biasa PUTUS REM matilah kita.
24. Cintaku Berat Di Bensin
25. MAN 7 jur
26. JUM’AT KELABU= Trayek Pasar Jumat – Pondok Labu
27. Mencari nafkah demi desah
28. UCOK = Uang Cukup Ongkos Kurang
29. Lupa Namanya, Ingat Rasanya
30. Enak Tapi Dosa
32. Pergi karena tugas pulang karena beras..
33. Rejekiku dari silitmu
34. Cinta ditolak dukun bertindak
35. Pulang malu, tak pulang rindu..
36. JANDA 1/3 DIS
37. Do Now . Casino . In Draw = WarKop DKI
39. Kau lebih cerewet dari mantan isteriku
Aqila gak usah bikin ya. Tulisannya kebanyakan buat orang gede. Maaf ya. Saya kira cukup sekian sharing ini. Takutnya gak ada waktu buat sesi tanya jawab.

Pertanyaan pertama dari @Cahyo Ken: Om Bud, Menyikapi hal ini "menulis JUDUL, ISI dan MEMAKSA pembaca membaca tulisan kita sampai selesai." Kalau di FB & IG sudah lumayan ada perubahan ketika saya praktekkan. Meski belum beli juga dari iklan yang saya buat, tapi minimal ada interaksi. Tetapi kalau didunia youtube yang sedang saya pelajari juga, saya menangkap ini dengan istilah "clickbait" dan oleh komunitas sangat diharamkan penggunaannya terlalu sering karena bisa berakibat fatal akun kita. Bagaimana cara mengatasinya Om? Matur nuwun.Cahyo
Note: saya suka cara Cahyo bertanya. Terstruktur dan selalu menyebut nama dirinya. Clickbait itu sebetulnya adalah hal yang sah dalam dunia marketing. Intinya adalah bagaimana membangkitkan rasa penasaran pada orang supaya mau ngeklik. Emang begitu kan seharusnya? Clickbait adalah sesuatu yg harus dilakukan.
Sebetulnya apa yang saya sampaikan di bagian STOPPING POWER, itu adalah metode clickbait. Kita bikin judul yang punya stopping power supaya orang mau ngeklik. Gak ada bedanya. Masalahnya adalah memang banyak media abal-abal yang suka ngeboong. Yang ditulis apa ketika kita klik ternyata isinya bukan seperti yang dijanjikan. Dan yang bikin jengkel, clickbait dengan memanfaatkan kebohongan itu juga dilakukan oleh media mainstream. Kita tau kan media itu sekarang merosot banget ratingnya.
Kasus ini mirip dengan istilah image building. Image building atau pencitraan dalam bahasa Indonesia adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan. Tapi sekarang banyak politisi yang melakukan sesuatu berdasarkan settingan. Akibatnya kata pencitraan jadi negatif banget. Persis nih kasusnya seperti clickbait.

Dari @Arisanti. Met malam Oom Bud. Apakah untuk STOPPING POWER bisa berupa foto atau gambar yang menarik, selain judul? Karena saya perhatiin,  di FB atau sosial media lainnya foto sepertinya lebih mudah bikin pembaca berhenti dan melihat timeline kita untuk kemudian membaca tulisan kita.
Bisa dong. Biasanya kita punya istilah headline impact dan kalo dengan foto kita menyebutnya dengan visual impact. Kalo kamu suatu hari bikin buku, biasanya kita suka mikirin bagaimana fotonya bisa punya stopping power yang kuat. Karena buku kita di toko buku akan ditarok berjejer di antara ratusan buku lainnya. Jadi kita harus bikin cover yang impactful supaya orang yang berjalan di lorong toko buku, di antara rak-rak langsung berhenti dan mengambil buku kita.

Dari @DAW: Kang Asep mau ikut nanya yaa. Om Bud, seberapa kuat pengaruh common sense yang ditwist sedemikian rupa kaitannya sama Power 3 tadi, sampai akhirnya target reader stay? Trus buruk nggak sih bermain di area common sense buat mancing ide-ide seger lewat? Oiya satu lagi, boleh nggak ya setelah nanti submit tugas yg kemarin, saya mention Om Bud di grup buat sekali aja dikoreksi tulisannya? Makasih Om Bud sehat selalu.
Kita punya hati nurani sebagai sensor terbaik. Libatkan nurani senbelum kita mempublish sesuatu. Kalo kita masih ragu juga, kita bisa bikin riset kecil-kecilan ke beberapa temen kita. Hasilnya bandingkan dengan apa yang disampaikan oleh hati nurani kita. Kalo sama, pasti itu aman dan silakan diposting. Iya boleh.

Dari @Alya SF. Mana yang lebih awal? Judul atau cerita? Saya sering kesulitan menentukan judul, apa ada semacam rumus untuk membuat judul? Terima kasih.
Nulis itu harus nyaman. Dan proses kreatif gak pernah berhenti. Silakan bikin yang nyaman aja buat kamu. Saya pernah nulis di Kompasiana. Dan saya selalu suka baca-baca lagi tulisan saya. Dan tau gak? Saya pernah merevisi judul tulisan yang saya posting 10 tahun yang lalu. Itu yg saya maksud proses kreatif tidak pernah berhenti.

Dari @NancyZenith DragonDraven, Denpasar: Rahajeng petang Bli Asep lan Om Budi lan mbok devina, becik-becik nggih Bli? Titip pertanyaan buat Om Bud. saya penasaran cara membuat judul yang bagus, selama ini suami saya selalu bilang terlalu datar, termasuk cerita semalam, gimana caranya biar dapat greget nya Om? Matur suksma.
Proses membuat judul itu seperti menaiki anak tangga. Pertama kita bikin judul dan itu harus kita anggap sebagai anak tangga pertama. Kita bikin judul yang lain terus kita anggap itu adalah anak tangga kedua. Begitu seterusnya.
Usahakan bikin judul yang banyak. Minimal bikin 10 judul. Pastikan judul kedua lebih bagus dari judul pertama. Kalo gak lbh bagus jangan dimasukin. Kalo udah dapet, bikin judul ketiga. Pastikan judul ketiga lbh bagus dari judul  kedua. Dst...dst. Keliatannya ribet, kan? Tapi kalo kita punya creative attitude, biasanya kita seneng2 aja melakukannya.

Closing Speech
Tuhan itu maha humor. Dia suka sekali menyembunyikan ide di sekitar kita. Dan kita memeras otak untuk menemukannya. Itu sebabnya orang suka bilang hidup itu seperti puzzle. Dan itu juga yang membuat hidup jadi menarik.
Jadi jangan bosan mencari ide. Hidup itu adalah memecahkan teka-teki dari Tuhan. Kalo kita berhasil memecahkannya, kita akan diberi tekateki yang baru dan begitu seterusnya. Kalo kita udah gak suka tekateki lagi maka kita hidup kita akan menjadi membosankan dan gampang sakit. Karena tekateki ini tidak pernah berakhir sampai ajal menjemput.
Sekian utuk malam ini. Wabillahi taufiq walhidayah, wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Waalaikum salam wrb. Closing speech yang keren Om.
Terima kasih Om Bud untuk sharingnya di 8 sesi yang luar biasa ini.

Teman-teman, mari beri applause yang meriah untuk Om Budiman Hakim, dan kita ketemu lagi Kamis malam di sesi pertama saya, "Hypnotic (Copy)writing".

            Yahhhh materi dari Ombud habis dong. Tak ada lagi materi yang kutunggu-tunggu sambil menunggu waktu berlalu. Eitsss. Semalam aku ketiduran karena seharian beraktivitas melelahkan. Eh, gak usah nangis ya. Ntar malam masih ada materi dari Kang Asep Herna. Semoga materi beliau tak kalah menariknya.

Materi ini kudapat dari kuliah The Writers oleh Om Budiman sesi kedelapan. Kan kupasang di blog agar tak segera menghilang dari peredaran. Semoga bermanfaat.

13 komentar: