Jumat, 29 Mei 2020

BELAJAR DARI GENERASI MILENIAL





Sesuatu yang bagi sesorang merupakan hal yang sudah sangat sering diakukan bisa jadi merupakan hal baru bag orang lain. Begitu pula bagi diriku. Saat meminta tolong pada adik mahasiswa untuk mengetikkan soal UN tahun lalu, mereka mengerjakan dengan cepat. Bahkan, tidak perlu mengetik menggunakan jari kecuali saat mengedit. Saat itu pula tergerak untuk mencoba. Sayang, HP yang telah penuh muatan tak mampu menginstallnya.
            Waktu itu paling yang bisa kugunakan jika bosan mengetik dengan jari, ya pakai ColorNote. Kalau ingin membaca tulisan tanpa melihat  pakai Voice Aloud Reader. Namun, kendala ada di sana-sini. Ingin mencoba hal baru sebagaimana yang digunakan mahasiswa magang. Tampaknya nyaman juga. Memang anak generasi milenial lebih familier teknologi dibanding generasi X seperti diriku.
            Kutanyakan bagaimana caranya. Jika zaman dulu orang dewasa dianggap tabu apabila berguru kepada kaum muda (hingga ada parikan dalam bahasa Jawa “Kebo nusu gudel” = orang tua minta diajari anaknya), kini tak perlu dianggap tabu lagi. Kita bisa berguru kepada siapa saja, karena pada dasarnya semua orang adalah guru. Semua tempat adalah sekolah. Jadi, kita bisa belajar dari siapa saja dan di mana saja. Inilah catatan singkat menggunakan google dokumen yang baru akhir-akhir ini kugunakan.
7 motivasi menulis buku:
1.     Menulis buku butuh dorongan motivasi yang kuat agar tidak berhenti di tengah jalan.
2.     Motivasi satu menulis adalah cara mengikat ide agar tidak hilang.
3.     Menyebarkan ide dan pemikiran kepada masyarakat luas.
4.     Menyebarkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat buku sebagai bahan seminar atau pelatihan.
5.     Menulis sebagai sumber penghasilan.
6.     Menulis sebagai jalan dakwah.
7.     Menulis adalah menyalurkan hobi.
Itulah hasilnya. Sudah lumayan valid. Tinggal edit sedikit-sedikit. Ini salah satu bukti bahwa kita harus mempelajari teknologi untuk mendapatkan kemudahan dalam kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar