Sesuatu yang bagi sesorang merupakan hal yang sudah sangat
sering diakukan bisa jadi merupakan hal baru bag orang lain. Begitu pula bagi
diriku. Saat meminta tolong pada adik mahasiswa untuk mengetikkan soal UN tahun
lalu, mereka mengerjakan dengan cepat. Bahkan, tidak perlu mengetik menggunakan
jari kecuali saat mengedit. Saat itu pula tergerak untuk mencoba. Sayang, HP
yang telah penuh muatan tak mampu menginstallnya.
Waktu itu
paling yang bisa kugunakan jika bosan mengetik dengan jari, ya pakai ColorNote.
Kalau ingin membaca tulisan tanpa melihat pakai Voice Aloud Reader. Namun, kendala ada di
sana-sini. Ingin mencoba hal baru sebagaimana yang digunakan mahasiswa magang.
Tampaknya nyaman juga. Memang anak generasi milenial lebih familier teknologi
dibanding generasi X seperti diriku.
Kutanyakan
bagaimana caranya. Jika zaman dulu orang dewasa dianggap tabu apabila berguru
kepada kaum muda (hingga ada parikan dalam bahasa Jawa “Kebo nusu
gudel” = orang tua minta diajari anaknya), kini tak perlu dianggap tabu
lagi. Kita bisa berguru kepada siapa saja, karena pada dasarnya semua orang adalah
guru. Semua tempat adalah sekolah. Jadi, kita bisa belajar dari siapa saja dan
di mana saja. Inilah catatan singkat menggunakan google dokumen yang baru
akhir-akhir ini kugunakan.
7 motivasi menulis buku:
1.
Menulis buku
butuh dorongan motivasi yang kuat agar tidak berhenti di tengah jalan.
2.
Motivasi satu menulis
adalah cara mengikat ide agar tidak hilang.
3.
Menyebarkan ide dan
pemikiran kepada masyarakat luas.
4.
Menyebarkan ilmu pengetahuan
kepada masyarakat buku sebagai bahan seminar atau pelatihan.
5.
Menulis sebagai sumber
penghasilan.
6.
Menulis sebagai jalan
dakwah.
7.
Menulis adalah
menyalurkan hobi.
Itulah
hasilnya. Sudah lumayan valid. Tinggal edit sedikit-sedikit. Ini salah satu
bukti bahwa kita harus mempelajari teknologi untuk mendapatkan kemudahan dalam
kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar