Mas
Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim, kemarin (Rabu, 27 Mei 2020 pukul 10.00) membacakan
surat paling inspiratif dengan tema "Hikmah Hari Kemenangan di Masa
Pandemi, Surat untuk Mas Menteri Nadiem Makarim" dalam lomba yang
diselenggarakan pada periode 11 s.d 17 Mei 2020.
Sebanyak 6.689 surut telah diterima oleh panita lomba. Dari
ribuan surat tersebut terpilih lima surat terinspiratif yakni dari 2 guru dan 3
siswa. Dan kelima surat tersebut langsung dibacakan oleh Mas Menteri pada acara
Cerita Inspiratif Guru dan Murid bersama Mendikbud Nadiem Makarim.
Inilah peserta yang beruntung dan petikan menarik dari suratnya.
1.
Santi Kusuma Dewi (Guru SMP Islam Baitul Izzah Kabupaten Nganjuk,
Jawa Timur)
“Salam hormat Mas menteri. Menjadi pahlawan di antara para pahlawan
tim medis pejuang Covid-19, tidaklah mudah. Sebagai guru yang dikenal dengan
sebutan pahlawan tanpa tanda jasa, kita dibenturkan dengan kenyataan yang
sulit. Ramadan kali ini membuat manusia menjadi manusia seutuhnya harus lebih
sabar dan mengerti keadaan. Meyakinkan siswa-siswa didik kita bahwa kita mampu
membalikkan keadaan,” demikian penggalan surat dari Santi yang dibacakan
oleh Mendikbud. Sebuah pengantar surat yang sangat menarik. Sederhana,
santun tak tidak dibuat-buat.
“Kami membuat akun Instagram dengan nama celengan rindu kita.
Menggerakkan kebaikan di hati setiap orang untuk membantu melalui donasi dengan
kekuatan media sosial. Mengajari mereka tentang arti berbagi dan peduli.
Kegiatan donasi ini tetap berjalan di tengah pandemi,” tulis Santi di dalam
suratnya. Ini merupakan tindakan nyata untuk bermanfaat bagi sesama. Ini
juga merupakan kelebihannya bahwa dalam pendidikan bukan saja transfer knolwledge,
tetapi juga ada pendidikan karakter.
“Anda tidak sendiri. Kami guru siap membantu mewujudkan perubahan itu,”
tulisnya.
Sebuah pernyataan yang amat menguatkan. Beliau memberikan dukungan penuh kepada Mas Menteri dengan pernyataan siap membantu mewujudkan perubahan yang mau tak mau harus diikuti oleh semua orang yang ingin eksis dalam kehidupan saat ini.
Sebuah pernyataan yang amat menguatkan. Beliau memberikan dukungan penuh kepada Mas Menteri dengan pernyataan siap membantu mewujudkan perubahan yang mau tak mau harus diikuti oleh semua orang yang ingin eksis dalam kehidupan saat ini.
2.
Maria Yosephina Morukh (Guru SD Kristen Kaenbaun, Kabupaten Timor
Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur
“Semenjak adanya wabah pandemi Covid-19, saya kesulitan dalam memberi
tugas pembelajaran online kepada anak murid saya karena mereka tidak memiliki
handphone. Jangankan Android, Nokia Center saja tak punya. Tapi saya tidak putus
asa. Saya berusaha dengan semangat untuk membuat jadwal kunjungan anak-anak
dari rumah ke rumah,” tulis Maria kepada Mas Menteri. Dalam
keterbatasannya, ia tak putus asa daan terus semangat berusaha.
3. Rivaldi R. Yampata (siswa SD 016 Tanjung Redeb, Kabupaten Berau,
Kalimantan Timur)
“Tahun ini saya dititipkan Mama dengan seorang guru yang
sudah lama dikenal. Alhamdulillah selama saya di sini semua tugas yang
diberikan guru, bisa saya selesaikan dengan baik karena dibimbing dengan
kakak-kakak di rumah saya, Kak Abi dan Kak Tiara. Saya tidak punya HP jadi
kalau buat video belajar mereka berdua yang merekam. Saya diberi teks yang
harus saya hafalkan lalu mereka merekam saya melafalkan pelajaran itu misalnya
bacaan salat dan kosakata bahasa Inggris beserta artinya,” demikian
sepenggal surat yang ditulis Rivaldi untuk Mendikbud.
“Bapak Menteri, saya dilahirkan dari keluarga yang kurang
mampu. Orang tua saya hanya buruh tani. Dengan adanya corona, saya jadi bingung
karena belajarnya harus pakai HP android. Sedangkan saya tidak punya. Saya juga
merasa kasihan karena ibu saya harus cari pinjaman untuk membeli paket internet
agar bisa belajar di rumah. Tapi saya ingin segera masuk sekolah, ingin ketemu
guru dan teman-teman saya. Apalagi sekarang bulan Ramadan. Biasanya di sekolah
diadakan kegiatan Pondok Ramadan. Tapi karena corona semua itu tidak ada lagi.”
tulis Alfiatus kepada Mendikbud. Bagian ini tampaknya merupakn poin yang
enarik bagi Mas Menteri.
5.
Atrice G. Napitupulu (SD YPPK Gembala Baik, Jayapura, Papua)
“Saya juga merasa kasihan sama
teman-temanku di komplek yang sedang berpuasa mereka tidak bisa mudik melihat
kakek nenek dan keluarganya tidak bisa salat bersama-sama di masjid. Itu semua
karena virus corona. Lebaran saya juga tidak bisa peta (pegangan tangan), makan
bakso, es buah, dan uang lebaran. Saya berharap virus corona cepat berlalu ya,
pak, supaya kita semua bisa bersuka cita dan bergembira. Salam hormat,”
tulisnya.
Mendikbud mengucapkan terima kasih telah menulis surat dan tetap semangat
di tengah Covid-19. Lomba ini merupakan bentuk dari penerapan penguatan
karakter di kalangan guu dan siswa. Maka tidak aneh jika yang terpilih adalah
surat yang di dalamnya ada muatan karakter. Jika dicermati, terdapat poin
penting dari surat tersebut yang menyebabkan suratnya terpilih sebagai surat
pailng inspiratif, yakni terdapat muatan karakter di dalamnya.
Luar biasa ibuk..
BalasHapusTerima kasih Bu Atik
HapusAlhamdulillah, kita bisa belajar dari makhluk kecil virus Corona. Terima kasih atas informasinya
BalasHapusSama-sama Bapak
HapusSemoga pandemi segera berlalu....
BalasHapusAamiin3
HapusBagus Bu....inspiratif, tutur kata yang sederhana tapi syarat makna, dewan yurinya hebat.
BalasHapusTerima kasih BU
HapusKeren bgt ya bu Ismi
BalasHapusTerima kasih Bu Elly
HapusMantul
BalasHapusTerima kasih Bapak
HapusWah mantap bu.. terima kasih sharingnya.. semoga corona segera berakhir
BalasHapusAamiin3. Terima kasih Mas
Hapus