Kamis, 28 Mei 2020

POIN PENTING SURAT PALING INSPIRATIF DIBACAKAN MAS MENTERI







Mas Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim, kemarin (Rabu, 27 Mei 2020 pukul 10.00) membacakan surat paling inspiratif dengan tema "Hikmah Hari Kemenangan di Masa Pandemi, Surat untuk Mas Menteri Nadiem Makarim" dalam  lomba yang diselenggarakan pada periode 11 s.d 17 Mei 2020.  
Sebanyak 6.689 surut telah diterima oleh panita lomba. Dari ribuan surat tersebut terpilih lima surat terinspiratif yakni dari 2 guru dan 3 siswa. Dan kelima surat tersebut langsung dibacakan oleh Mas Menteri pada acara Cerita Inspiratif Guru dan Murid bersama Mendikbud Nadiem Makarim. Inilah peserta yang beruntung dan petikan menarik dari suratnya.
1.     Santi Kusuma Dewi (Guru SMP Islam Baitul Izzah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur)
Salam hormat Mas menteri. Menjadi pahlawan di antara para pahlawan tim medis pejuang Covid-19, tidaklah mudah. Sebagai guru yang dikenal dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa, kita dibenturkan dengan kenyataan yang sulit. Ramadan kali ini membuat manusia menjadi manusia seutuhnya harus lebih sabar dan mengerti keadaan. Meyakinkan siswa-siswa didik kita bahwa kita mampu membalikkan keadaan,” demikian penggalan surat dari Santi yang dibacakan oleh Mendikbud. Sebuah pengantar surat yang sangat menarik. Sederhana, santun tak tidak dibuat-buat.
Kami membuat akun Instagram dengan nama celengan rindu kita. Menggerakkan kebaikan di hati setiap orang untuk membantu melalui donasi dengan kekuatan media sosial. Mengajari mereka tentang arti berbagi dan peduli. Kegiatan donasi ini tetap berjalan di tengah pandemi,” tulis Santi di dalam suratnya. Ini merupakan tindakan nyata untuk bermanfaat bagi sesama. Ini juga merupakan kelebihannya bahwa dalam pendidikan bukan saja transfer knolwledge, tetapi juga ada pendidikan karakter.
Anda tidak sendiri. Kami guru siap membantu mewujudkan perubahan itu,” tulisnya.
Sebuah pernyataan yang amat menguatkan. Beliau memberikan dukungan penuh kepada Mas Menteri dengan pernyataan siap membantu mewujudkan perubahan yang mau tak mau harus diikuti oleh semua orang yang ingin eksis dalam kehidupan saat ini.

2.     Maria Yosephina Morukh (Guru SD Kristen Kaenbaun, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur 

Semenjak adanya wabah pandemi Covid-19, saya kesulitan dalam memberi tugas pembelajaran online kepada anak murid saya karena mereka tidak memiliki handphone. Jangankan Android, Nokia Center saja tak punya. Tapi saya tidak putus asa. Saya berusaha dengan semangat untuk membuat jadwal kunjungan anak-anak dari rumah ke rumah,” tulis Maria kepada Mas Menteri. Dalam keterbatasannya, ia tak putus asa daan terus semangat berusaha.

3.  Rivaldi R. Yampata (siswa SD 016 Tanjung Redeb, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur)
     Tahun ini saya dititipkan Mama dengan seorang guru yang sudah lama dikenal. Alhamdulillah selama saya di sini semua tugas yang diberikan guru, bisa saya selesaikan dengan baik karena dibimbing dengan kakak-kakak di rumah saya, Kak Abi dan Kak Tiara. Saya tidak punya HP jadi kalau buat video belajar mereka berdua yang merekam. Saya diberi teks yang harus saya hafalkan lalu mereka merekam saya melafalkan pelajaran itu misalnya bacaan salat dan kosakata bahasa Inggris beserta artinya,” demikian sepenggal surat yang ditulis Rivaldi untuk Mendikbud.

4. Alfiatus Sholehah (siswa SDN Pademawu Barat 1, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur)    

       Bapak Menteri, saya dilahirkan dari keluarga yang kurang mampu. Orang tua saya hanya buruh tani. Dengan adanya corona, saya jadi bingung karena belajarnya harus pakai HP android. Sedangkan saya tidak punya. Saya juga merasa kasihan karena ibu saya harus cari pinjaman untuk membeli paket internet agar bisa belajar di rumah. Tapi saya ingin segera masuk sekolah, ingin ketemu guru dan teman-teman saya. Apalagi sekarang bulan Ramadan. Biasanya di sekolah diadakan kegiatan Pondok Ramadan. Tapi karena corona semua itu tidak ada lagi.” tulis Alfiatus kepada Mendikbud. Bagian ini tampaknya merupakn poin yang enarik bagi Mas Menteri.


5.     Atrice G. Napitupulu (SD YPPK Gembala Baik, Jayapura, Papua)   

   Atrice menulis surat kepada Mendikbud yang menceritakan kesedihannya terhadap situasi Covid-19. Meski nonmuslim, dia mengingat teman-teman muslimnya yang tidak bisa mudik karena pandemi.
 “Saya juga merasa kasihan sama teman-temanku di komplek yang sedang berpuasa mereka tidak bisa mudik melihat kakek nenek dan keluarganya tidak bisa salat bersama-sama di masjid. Itu semua karena virus corona. Lebaran saya juga tidak bisa peta (pegangan tangan), makan bakso, es buah, dan uang lebaran. Saya berharap virus corona cepat berlalu ya, pak, supaya kita semua bisa bersuka cita dan bergembira. Salam hormat,” tulisnya.
Mendikbud mengucapkan terima kasih telah menulis surat dan tetap semangat di tengah Covid-19. Lomba ini merupakan bentuk dari penerapan penguatan karakter di kalangan guu dan siswa. Maka tidak aneh jika yang terpilih adalah surat yang di dalamnya ada muatan karakter. Jika dicermati, terdapat poin penting dari surat tersebut yang menyebabkan suratnya terpilih sebagai surat pailng inspiratif, yakni terdapat muatan karakter di dalamnya.

14 komentar: