Rabu, 06 Mei 2020

TEKNIK 4R DALAM MENULIS


Tema               : Terbitkan Buku Catatkan Sejarah
Waktu             : Rabu, 6 Mei 2020
Pukul               : 13.00 – 15.00
Narasumber    : Farrah Dina

DATA PRIBADI NARSUM
Lahir : Jakarta, 17 Maret 1980
Alamat : Pondok Cibubur Blok. F4 no. 13
Cimanggis, Depok
No. Hp : 08129177333

PENDIDIKAN
Tokyo Gakugei University, Tokyo, Jepang
Teacher Training Program Jurusan Curriculum Theory (2014)
State University of New York, College at Buffalo
Master of Science in Multidisciplinary Studies (2007)
Institut Pertanian Bogor
Sarjana Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga IPK: 3,67 (2003)

PRESTASI
·         Penerima beasiswa dari Kementrian Pendidikan Jepang (Monbukagakusho) untuk program Teacher Training (2014)
·         Perwakilan Indonesia dalam program Global Women in Management di Washington DC, USA (2009)
·         Lulusan Terbaik Fakultas Pertanian, IPB (2003)
·         Mahasiswa Terbaik Nasional Tingkat II (2002)
·         Mahasiswa Terbaik IPB (2002)

Menulis dan menerbitkan buku adalah dua hal yang berbeda. Yang paling penting bagi seorang penulis adalah menulis. Penerbitan adalah sebuah akibat. Adapun yang terpenting bagi penulis adalah pembaca. Penulis tak ada artinya tanpa pembaca. Penulis harus bisa mengasah intan menjadi berlian.
Langkah 4 R dalam Menulis
1.     Renjana
Renjana adalah sesuatu yang amat menarik; jika melalukan mudah dan menyenangkan; passion. Jika menulis sesuai passion akan mengalir. Jika ada penulis yang teksnya tak pernah selesai berarti ada yang salah. Kemungkinan yang ditulis tak sesuai renjana.
2.     Rutin
Ini merupakan kunci. Bukan hanya rutin menulis, melainkan juga membaca. Kosakata membaca itu sama dengan kosakata menulis. Jadi, seorang penulis harus mengasah kemampuan dengan membaca. Dalam menulis perlu menyiapkan waktu khusus.
3.     Review
Proses terpanjang dalam menulis adalah review. Review ini amat penting. Lakukan review, review, review.
4.     Ruang bagi pembaca
Penulis tak ada artinya tanpa hadirnya pembaca. Itu sebabnya perlu disiapkan ruang untuk pembaca. Bisa melalui meminta feedback atau yang lainnya.

Dalam menulis harus melalui tahapan 4R itu agar buku yang diterbitkan berkualitas?
Tidak selalu. 4R merupakan pengalaman penulis-penulis hebat yang bisa dicontoh. Yang perlu diingatkan dalam menulis jangan dipusingkan masalah editing. Nanti ada saatnya editing. Yang perlu dilakukan adalah review berulang.

Bagaimana teknis mengubah tulisan best practice menjadi tulisan populer? 
Baca contoh buku-buku populer yang berdasarkan pendekatan ilmiah. Dari buku-buku ini dibahas "Permasalahan" lalu "jawabannya" dengan sedikit-sedikit memasukkan teori  pendukung. Jadi yang dibahas bukan teroinya, ada unsur emosi kuat yang dibangun sehingga ada konektivitas dengan pembaca. Menampilkan "voice" pada buku populer atau membangun emosi, misalnya dengan memasukkan isi wawancara, atau data-data non formal yg lebih hidup.

Bingung menentukan passion?
Cara paling ampuh adalah dengan terus menulis, nanti akan kelihatan kecenderungan kita. Nanti akan terlihat apa yang menjadi renjana kita. Kita bisa lihat dari bank yang sudah kita kumpulkan, apa sih yang menarik untuk kita yang mendorong kita untuk mengungkapkannya, nah itulah renjana kita. Cara lain paling mudah mengetahuinya adalah dengan melihat mana tulisan yang paling cepat diselesaikan dan kita merasa mudah.

Menulis buku anak-anak bolehkan menulis berdasarkan apa yang kita lihat, kemudian kita tambahkan dengan khayalan dan imajinasi?
Justru imajinasi itu kekuatan dari buku anak. Seperti binatang berbicara, anak pergi ke ruang angkasa, berteman dengan robot, itu adalah imajinasi. Yang tidak boleh adalah takhayul dan imajinasi yang mengandung kekerasan.

Apa yang dilakukan sehingga dapat  menemukan passion “menulis buku anak”?
Menemukan renjana berawal dari pendidikan di Amerika & Jepang yang di mana mereka sangat serius memikirkan buku anak. Sebenarnya juga berawal dari kebutuhan, saat di Jepang anak masih TK dan akan kembali ke Indonesia masuk SD. Jadi harus mengajarkan membaca. Minta dikirimkan buku-uku dari Indonesia saya tidak puas. Lalu menulis buku sendiri dan ternyata itu menyenangkan dan merasa bisa memberi solusi pada permaslaahan yang ada.

Apa yang melatarbelakangi Ibu mendirikan Tangga Edu dan juga bisa menjadi penulis?
Yang menjadi motivasi adalah bagaimana memberi manfaat sebesar mungkin untuk negeri Indonesia tercinta ini.

Bagaimana memanage 4 R ini agar menjadi sebuah kesatuan utuh untuk saling melengkapi dalam menulis?
LAKUKAN, itu kunci utamanya. Dengan melakukan maka akan menemukan polanya tersendiri. Yang perlu diingat adalah di awal, tulis dulu apa yang mudah untuk kita, tapi perlu dipaksakan juga agar menjadi rutinitas. Dengan begitu kita akan sangat terbiasa. Saat ingin dipublish ke orang lain, maka perlu dilakukan review berulang-ulang. Jangan lakukan review saat menulis di awal, karena nanti tidak akan jadi karya karena kita berkutat dengan banyak hal.

Apakah seorang penulis harus fokus pada satu passion atau genre tulisan agar tulisannya betul2 baik dan memang ada tidak pengaruh taste/rasa tulisan seseorang yang suka mengerjakan dua tulisan (fiksi dan non fiksi) secara bersamaan?
Sebagai awal, tulis dulu sesuatu yang mudah bagi kita, yang sesuai dengan renjana kita, yang kita senang saat menuliskannya. Ini gunanya untuk memberi reward terhadap diri sendiri. Dengan jadinya naskah yang kita sukai, itu akan menjadi bahan bakar bagi kita untuk terus menulis. Jika di awal kita sudah tidak cukup motivasinya, maka akan terhmbat, Tulislah sesuatu yang betul-betul isi kepala atau hati kita yang ingin disampaikan ke orang lain. Selanjutnya, kita menyesuaikan diri dan bisa menulis dengan genre apapun, tentu dengan latihan dan pembiasaan serta sesuaikan dengan kebutuhan pembaca.

Salah satu dari 4 R adalah Renjana. Mengapa diletakkan di poin paling atas?
Renjana adalah passion, ketertarikan kita pada satu hal yang kita akan mengerahkan energi kita untuk itu dengan senang hati. Menulis sesuatu yang sesuai dengan renjana kita, itu akan menjadi kekuatan di awal. Manusia memerlukan reward langsung. Saat kita menulis sesuatu yang sesuai dengan minat kita, maka kita akan menikmatinya & hasilnya pun akan cepat jadi. Hasil tulisan yang jadi ini menjadi reward sendiri untuk kita sehingga kita akan terus termotivasi untuk menulis. Setelah itu, barulah berkreasi dengan berbagai genre agar kita menguasai  menulis berbagai hal.

Bagaimana caranya agar dapat menerima tanggapan pembaca yang negatif pada tahap ruang bagi pembaca? 
Menerima tanggapan negatif memang tidak mudah. Jangan sampai juga itu medemotivasi kita dan menghilangkan jati diri kita. Saat kita mendengar tanggapan pembaca, yang perlu kita tahu sebenarnya adalah penangkapan pembaca terhadap hasil tulisan kita. Apakah sama seperti apa yang ingin kita sampaikan? Jika berbeda, apa yang berbeda (tentu perlu ada ruang imajinasi yang berbeda antara pembaca dan penulis). Kemudian "keseluruhan" atau "detail" apa yang tidak disuka. Kalau tidak suka karena selera yang berbeda, maka bisa jadi pelajaran bahwa org dgn persona seperti dia bukanlah target pembaca kita.

Kalau saya merasa renjana (passion)  saya membuat buku pelajaran fisika apakah berarti sebaiknya saya menulis buku pelajaran fisika saja?
Untuk tahap pertama maka sebaiknya ibu pilih buku fisika. Ini untuk menciptakan reward bagi diri kita di awal agar kita terus termotivasi untuk menulis. Namun setelah itu lebarkanlah sayap. Coba buat artikel lain yang tetap mengaitkan dengan fisika (ilmiah menjadi populer) dan berkreasilah dengan genre-genre lain.

Bagaimana cara mudah menulis buku sebagai pemula seperti saya karena beberapa kali saya coba selalu gagal?
MULAI SAJA DULU. Ini yang paling penting. Jika memang tertarik dengan penelitian, coba ambil salah satu sudut dari penelitiannya untuk dijadikan artikel (bukan keseluruhan penelitian). Ambil sisi yang dapat dibangun konektivitasnya pada pembaca secara umum.

Sebelum menentukan R(uang) pembaca apakah kita perlu meneliti atau survey untuk calon pembaca buku kita. Lalu, bagaimana sebaiknya jika kita berharap pembacanya tidak terlalu spesifik?
Pada tahap awal kita menulis maka sebaiknya kita menulis untuk tujuan diri kita. Apa yang ingin kita sampaikan. Agar keluar jati diri kita sambil kita melihat yang cocok dengan tulisan kita itu pembaca yang bagaimana. Baru kemudian kita berkembang, mulai menulis berdasrkan "pesanan" artinya kita tentukan dulu sasaran pembacanya.

Menulis buku anak itu tentu untuk membangkitkan minat maka perlu gambar. Apakah ibu menggambar sendiri atau menggunakan jasa? Atau adakah cara lain mendapatkan gambar?
Saya membuat buku anak dengan desai berjenjang di awal. Mulai dr pembaca pemula yang hrs penuh dengan gambar. Untuk ini tentu saya bekerja sama dengan ilustrator. Byk komunitas ilustrator saat ini, termasuk di medsos.


Kiat untuk menulis di antaranya menulis setiap hari, apa saja yang terlintas akan saya tulis. Jenis tulisan sya masih bersifat bebas dengan kata-kata yang mengalir begitu saja di dalam otak saya tulis.
Selamat, dengan ibu sudah rutin menulis maka ibu sudah MEMULAI. Nanti dari kumpulan tulisan itu, pilih beberapa yang ingin direview dengan serius hingga menjadi tulisan yang siap publikasi.

27 komentar:

  1. Trimakasih... Sangat bermanfaat bagi sya yg belum dapat menilia dengan benar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Alhamdulillah. Smg bermanfaat.

      Hapus
  2. Wah hebat..semoga bisa ikuti jejak yg mengirimnya

    BalasHapus
  3. Good , bagi motivasi dong agar rajin menyusun dan menulis

    BalasHapus
  4. Makasih utk ilmunya Bu Is

    BalasHapus
  5. Balasan
    1. Heee. Ngebut Pak. Besuk kan hari libur, bisa belanja-

      Hapus
  6. Mantap semoga bisa dicontoh oleh peserta yg lain.

    BalasHapus