Waktu :
Kamis, 21 Mei 2020
Narasumber :
Akbar Zainudin
Pagi ini kita akan
mengeksplore lebih jauh tentang bagaimana proses membuat artikel dari sebuah
ide sampai menjadi tulisan. Satu temanya masih yang kemarin, yaitu:
"Bagaimana Membuat Kita Lebih Percaya Diri dalam Menulis?"
Saya akan berikan satu
contoh bagaimana langkah-langkah menulis artikel dalam praktik secara langsung,
dalam hal ini untuk sebuah tulisan nonfiksi, judulnya: “Bagaimana Membangun
Percaya Diri dalam Menulis”.
Langkah Pertama, Cari Tema
Tema tulisan bisa kita
dapatkan dari berbagai sumber ide. Banyak sekali sumber ide yang ada di sekitar
kita. Salah satunya adalah dari obrolan dan tanya jawab dengan teman. Kali ini,
saya bertanya kepada para peserta pelatihan menulis: “Apa yang menjadi
tantangan terbesar mereka saat menulis?” Jawaban yang paling banyak adalah:
“Bagaimana Membangun Percaya Diri dalam Menulis?”.
Langkah Kedua, membuat Kerangka
Setelah saya mendapatkan
idenya, lalu saya membuat kerangka tulisan. Kerangka tulisan ini adalah
poin-poin yang akan menjadi dasar bagi penulisan sebuah artikel.
Cara membuat poin-poin ini ada beberapa
hal:
1. Langsung ditulis poin-poin sesuai
dengan pemikiran kita saat itu.
2. Menggunakan beberapa alat bantu, salah
satunya adalah dengan membuat peta pikiran atau peta konsep. Peta pikiran ini
sering juga disebut sebagai mindmap.
Saya contohkan dalam
membuat peta pikiran (mindmap) untuk tema “Membangun Percaya Diri dalam Menulis
ini”. Saya biasanya membuatkan tema dalam tulisan di atas kertas kosong.
Hasilnya seperti ini.
Ini peta konsep atau peta pikiran
(mindmap)
Dari gambar peta di atas, saya lalu
buatkan kerangka tulisannya sebagai berikut:
1. Mengapa Tidak Percaya Diri
a. Terlalu banyak
khawatir
- Khawatir “ngeblank” di
tengah jalan.
- Khawatir tulisan tidak
bagus.
- Khawatir tidak enak
dibaca.
- Khawatir ditolak
penerbit atau redaktur.
- Khawatir dicemooh
teman.
- Khawatir-khawatir yang
lain.
b. Kurang latihan
2. Bagaimana Cara Meningkatkan Percaya
Diri dalam Menulis?
a. Hilangkan semua
kekhawatiran
b. Tulis Saja
c. Upload di Media Sosial
(FB, WA, IG)
d. Kirim ke Media Massa
e. Ikut Lomba
f. Banyak Berlatih
Kalau sudah punya kerangkanya, itu lebih
mudah kita tuliskan. Kita tinggal menuliskan sesuai dengan kerangka di atas.
Langkah Ketiga, tuliskan
Dari kerangka yang saya tuliskan di atas,
akhirnya saya buatkan sebuah tulisan berikut ini.
Agar Kita Lebih Percaya Diri dalam Menulis
Oleh Akbar Zainudin
Salah satu masalah yang banyak ditemui para penulis,
terutama penulis pemula adalah tidak percaya diri dalam menulis. Sudah mulai menulis,
tetapi merasa bahwa tulisan kita kurang
baik. Tidak percaya
dengan tulisan kita,
akhirnya tidak jadi
menyelesaikan tulisan.
Atau yang paling banyak terjadi, sudah
punya ide menarik untuk ditulis. Sudah siap-siap menulis, tetapi kemudian
banyak ketakutan dan kekhawatiran. Akhirnya, ide bagus itu menguap begitu
saja. Bagaimana caranya bisa
meningkatkan percaya diri dengan apa yang kita tulis? Tulisan ini akan membahas
cara-caranya.
Mengapa Tidak Percaya Diri?
Tidak percaya diri adalah masalah sikap mental. Kita
merasa ada yang kurang sehingga khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Begitu juga dalam hal tulis menulis. Kita merasa ada yang
kurang dalam tulisan kita sehingga
banyak timbul kekhawatiran- kekhawatiran. Apa yang menyebabkan orang tidak percaya
diri? Setidaknya ada dua penyebab utama orang tidak percaya dengan apa yang ia
tulis?
Pertama, ada ketakutan dan kekhawatiran (mental block) yang menghalangi orang untuk percaya
diri. Banyak sekali
ketakutan dan kekhawatiran
seorang penulis. Di antaranya adalah:
Khawatir “ngeblank” di
tengah jalan. Banyak penulis yang sebenarnya ingin
mulai menulis, tetapi seringkali khawatir nanti di tengah jalan
apakah idenya akan terus berjalan. Takut tiba-tiba di tengah jalan kehilangan
ide sehingga tulisan tidak selesai.
Khawatir tulisan banyak
salah. Belum apa-apa sudah muncul ketakutan apakah
tata bahasa yang digunakan sudah benar apa belum. Apakah sudah
sesuai
dengan tata bahasa yang baik atau tidak. Apakah boleh menggunakan
gaya tulisannya sendiri atau tidak, dan sebagainya.
Khawatir tidak menarik.
Khawatir tulisannya jelek, tidak menarik.
Khawatir ditolak penerbit
atau redaktur. Khawatir tulisannya tidak masuk
kriteria penerbit. Khawatir nanti ditolak
oleh redaktur koran.
Khawatir tidak dibaca, buku
tidak laku. Khawatir nanti tidak dibaca orang,
khawatir nanti tulisannya tidak ada yang melihat, khawatir kalau
jadi buku tidak laku, dan sebagainya.
Dan banyak lagi
khawatir-khawatir yang lain.
Kedua, kurang latihan.
Karena kurang latihan, maka keterampilan
menulisnya juga kurang. Kalau orang kurang terampil, biasanya memang cenderung
tidak percaya dengan dirinya sendiri. Kalau ingin lebih percaya diri, harus
membuat diri kita lebih terampil.
Satu-satunya jalan agar
keterampilan menulis kita lebih baik
adalah dengan memperbanyak
latihan.
Bagaimana Cara Meningkatkan Percaya Diri dalam Menulis?
Bagaimana cara kita agar lebih percaya diri dalam menulis?
Setidaknya ada enam hal yang harus kita lakukan agar kita lebih percaya diri
dalam menulis.
Pertama, hilangkan semua
ketakutan dan kekhawatiran.
Yang
harus dipahami, ketakutan dan kekhawatiran itu lebih banyak hanya ada di dalam
pikiran. Kalau sudah kita lakukan, biasanya kekhawatiran itu hilang.
Ubah dulu pola pikir kita, lalu hilangkan semua ketakutan dan
kekhawatiran itu. Lama kelamaan, kekhawatiran itu akan hilang.
TAKUT ‘NGEBLANK” DAN KEHILANGAN IDE DI TENGAH JALAN. Belum mulai
sudah khawatir duluan. Setelah ide kita
dapatkan, buatlah kerangka tulisan
yang menjadi gambaran bagaimana bentuk tulisan kita dari awal sampai
akhir. Kalaupun kehilangan ide,
kita bisa merujuk
kembali kepada kerangka
tulisan kita sehingga
menemukan kembali ide yang kita anggap hilang.
Kalau benar-benar “ngeblank’ bagaimana? Tidak perlu khawatir, tinggal baca
buku, internet, atau bertanya kepada para ahli agar kita kembali
menemukan ide apa yang harus kita tuliskan. Tentu kita harus banyak baca agar
wawasan kita semakin luas dan kita terhindar dari kehilangan ide saat kita
asyik menulis.
TAKUT BANYAK SALAH? Takut kepada siapa? Pembimbing skripsi? Kalau
banyak salah itu juga wajar,
kan kita masih
tahap belajar. Yang
paling penting adalah
jangan
mengulangi kesalahan dua kali. Kalau sudah ketemu salahnya, pada
tulisan berikutnya
kita perbaiki lagi. Sehingga dari waktu ke waktu tulisan kita
terus bertambah baik.
Setiap artikel itu tidak langsung kita berikan kepada media atau
kita upload di blog dan media sosial kita. Ada fase setelah penulisan artikel
yaitu fase koreksi dan revisi tulisan. Di situlah pentingnya kita melakukan
revisi pada draft tulisan yang kita sudah selesaikan di mana ada kekurangan dan
kesalahan yang ada, lalu kita perbaiki. Menulis itu jangan takut salah. Tulis
saja. Kalaupun ada salah, kita perbaiki.
TAKUT TULISAN TIDAK MENARIK DAN TIDAK ENAK DIBACA.
Lha tulisan belum selesai kok sudah takut duluan. Kalaupun tulisan
tidak menarik, orang tidak banyak baca, tetap bersyukur. Kita sudah punya
karya. Sebuah tulisan. Itu patut disyukuri. Bahwa kita telah berjuang untuk
belajar. Kalaupun tulisan kita belum semenarik tulisan para penulis professional,
kan kita baru tahap belajar. Mereka dulu juga pernah mengalami hal yang sama.
Sekarang mereka sudah melewati masa-masa sulit itu.
Kalau kita mau sukses, kita memang harus bertahan dalam mengatasi
masa sulit agar bisa terus maju dan berkembang. Kalau terus berlatih, tulisan
kita lama-lama akan menjadi menarik dan enak dibaca.
TAKUT DITOLAK PENERBIT ATAU REDAKTUR. Percayalah, orang-orang yang
sukses menjadi penulis itu ditolak oleh redaktur lebih banyak dibandingkan
dengan kita. Tulisan mereka ditolak, tidak masalah. Menulis lagi, kirim lagi.
Ditolak lagi? Tidak masalah.
Menulis lagi, kirim lagi. Begitu seterusnya sampai akhirnya
tulisan mereka diterima.
Kan tidak ada kerugian apapun kalau ditolak. Apakah harga diri
kita turun? Tidak. Tidak ada efek sama
sekali dalam diri
kita. Bahkan kalau
kita mampu menjalani
dengan sepenuh hati, ditolak itu akan membuat kita jauh lebih kuat
secara mental.
Tugas kita itu menulis dan menulis. Kalau kita berlatih menulis
lebih banyak, In sya Allah kualitas tulisan kita akan terus berkembang dari
waktu ke waktu.
TAKUT BUKUNYA TIDAK LAKU.
Kalau kita sudah berusaha keras, buku sudah terbit, dan semua upaya pemasaran
sudah kita lakukan, serahkan saja kepada Allah apa yang terjadi. Insya Allah
bukunya akan laku.
Tugas kita sebagai penulis adalah membantu promosi buku
sebanyak-banyaknya. Yang paling utama, tentu melalui media sosial yang kita
miliki. Setelah itu kita bisa melakukan berbagai kegiatan seminar, bedah buku,
pelatihan, dan sebagainya.
Penghalang mental (mental
block) di atas adalah penyakit yang akan terus menghantui penulis selama tidak
berani melangkah. Berani saja agar semua kekhawatiran itu hilang.
Kedua, tulis saja.
Daripada mengkhawatirkan semua hal yang
belum tentu terjadi, lebih baik berani saja menulis. Tulis saja sesuai
keyakinan kita. Keberanian kita memulai menulis akan membuat tulisan kita akan
selesai.
Keberanian inilah yang dibutuhkan. Saat
kita berani, akan hilang semua ketakutan dan kekhawatiran. Percayalah,
ketakutan dan kekhawatiran itu hampir semua orang pernah merasakan. Bedanya, ada
yang cepat bisa mengatasi,
ada yang
lama mengatasinya. Semakin cepat
kita menguasai ketakutan dan kekhawatiran, akan semakin cepat kita berani
menulis.
Ketiga, upload di media sosial dan blog.
Salah satu sarana yang bisa menjadi latihan mengembangkan percaya
diri dalam menulis adalah media sosial dan blog. Kalau sudah selesai menulis satu tulisan, mulailah upload di media sosial
seperti Facebook dan Instagram.
Sambil
menguatkan percaya diri
kita, kita bisa menangkap berbagai respon pembaca atas tulisan kita.
Selain itu, tulisan kita
juga bisa kita abadikan di blog sendiri. Cukup banyak penyedia blog gratis
untuk tulisan kita, seperti Blogspot dan Wordpress. Di samping itu, di
Indonesia juga ada beberapa platform blog keroyokan yang kita bisa mengisi di
dalamnya, di antaranya Kompasiana dan Gurusiana.
Keempat, kirim ke media massa.
Kalau sudah banyak berlatih menulis dan lebih
percaya dengan tulisan kita, mulailah untuk mengirim kepada media
massa, baik online maupun media massa cetak.
Kalaupun harus ditolak, tidak masalah. Mengirim ke media massa
akan menjadi latihan paling baik untuk proses latihan penulisan kita.
Kelima, ikuti berbagai
lomba penulisan.
Untuk
melatih keberanian, boleh
juga mengikuti berbagai lomba penulisan. Banyak
sekali lomba penulisan yang diadakan oleh berbagai kalangan.
Ikuti saja lomba-lomba
tersebut, siapa tahu
kita bisa menjadi juaranya.
Mengikuti lomba adalah
seperti “iseng-iseng berhadiah”.
Kalau menang kita
dapat hadiahnya. Kalau belum menang kita sudah bisa berlatih menulis
dengan serius.
Keenam, banyak-banyak
berlatih.
Tidak
ada cara lain
untuk meningkatkan rasa percaya diri
kita kecuali dengan berlatih menulis banyak-banyak. Latihan yang serius,
disiplin, dan konsisten akan membuat kualitas tulisan kita bertambah dari waktu
ke waktu.
Luangkan waktu setiap hari untuk menulis. Tidak perlu
banyak-banyak, 30-60 menit saja. Tetapi harus konsisten. Setiap hari. Jika itu
bisa kita lakukan, maka kualitas tulisan kita akan membaik. Kualitas tulisan
yang baik inilah yang akan membuat kita lebih percaya diri.
Catatan Akhir; Mulai Saja.
Ketakutan hanya ada pada pikiran. Kalau mau menjadi penulis hebat,
satu hal yang harus kita lakukan, mulai saja menulis. Memulai menulis akan
membuat kita berani dan lebih percaya dengan diri kita.
Salam Man Jadda Wajada.
Silakan dipelajari bagaimana cara kita
mengembangkan ide menjadi tulisan.
Saya berikan satu contoh lain bagaimana
mengembangkan ide menjadi tulisan. Ceritanya saya ingin menulis beberapa hal
tentang Covid-19. Lalu saya hubungkan dengan apa yang biasa saya tulis, yaitu
motivasi, karakter, dan pengembangan diri. Langkah pertama yang saya lakukan
adalah MEMILIH TEMA.
Saya mencoba mengembangkan tema-tema apa
saja yang bisa saya tulis. Akhirnya, ketemu beberapa tema, di antaranya adalah:
1. Bagaimana
Menghadapi Kejenuhan Bekerja dalam kondisi Work From Home (WFH)
2. Bagaimana
Menjaga Semangat Bekerja dalam Kondisi Work From Home (WFH)
3. Pandemi
Covid-19 dan Keharmonisan Keluarga.
4. Ternyata,
Begini Cara Tuhan Mendekatkan Anak dengan Orang Tua
5. Sikap
Orang dalam Menghadapi Musibah Covid-19
6. Peran
Sabar dalam Menghadapi Musibah
7. Tetap
Produktif Saat Bekerja dari Rumah.
8. Apa
yang Bisa Kamu Lakukan Saat Libur dan Belajar di Rumah (untuk remaja)
9. dll.
Ternyata, banyak.
Akhirnya saya pilih satu dulu, yaitu Sikap Orang dalam Menghadapi Musibah. Lalu,
saya mulai membuat KERANGKA tulisan berdasarkan tema ini.
Sikap Orang dalam Menghadapi Musibah
(Pandemi Covid-19)
Kerangkanya adalah
1. Musibah
ini memunculkan beberapa golongan manusia.
2. Ada
tiga golongan: Yang Mengeluh, Yang Pasrah dan Sabar, Yang Pasrah dan Sabar plus
Segera Mengubah Pola dan Strategi Hidupnya.
3. Strategi
agar Tetap Survive Saat Corona.
Alhamdulillah, dari
kerangka ini akhirnya selesai juga tulisan saya. Ini tulisan versi opini di
koran. Jumlah karakternya sekitar 1.000 karakter.
TIGA GOLONGAN MANUSIA DALAM MENGHADAPI PANDEMI CORONA
Oleh Akbar Zainudin
Motivator, Penulis Buku Man Jadda Wajada
Sikap manusia dalam
menghadapi pandemi Covid-19 berbeda-beda. Ada yang terus mengeluh, menyalahkan
orang lain, tetapi ada juga yang lebih siap dengan mengubah cara hidup. Kita
termasuk golongan yang mana?
Pandemi Covid-19 adalah peristiwa yang terjadi di luar semua
prediksi manusia. Tahun 2020 yang seharusnya diisi dengan berbagai rencana
indah akhirnya harus terhenti dengan adanya pandemi ini. Semua berubah.
Menurut pengamatan saya, sikap manusia dalam menghadapi pandemi
ini terbagi menjadi beberapa golongan.
Golongan pertama adalah
golongan yang saya sebut sebagai para “pengeluh”. Golongan ini kerjanya
mengeluh saja. Apa yang diihat dan dirasakannya selalu negatif.
Tidak bisa kerja. Tidak bisa beraktivitas. Harus diam di rumah.
Hutang semakin banyak. Makanan habis. Tidak ada penghasilan. Semua dikeluhkan.
Celakanya, hanya mengeluh.
Sudah berhari-hari. Berminggu-minggu. Tidak terasa lebih dari satu
bulan. Apa yang dikerjakan? Hanya mengeluh. Apa yang dihasilkan dari keluhan?
Tidak ada.
Hampir pasti, energi yang dikeluarkan dari keluhan setiap hari itu
akan menyebar ke mana-mana. Di keluarga, energi keluhan lambat laun akan
berubah menjadi energi kemarahan yang diluapkan antar-anggota keluarga.
Bukannya berkumpul di rumah dan membangun kedekatan, energi
negatif itu akhirnya malah merusakan tatanan kehidupan keluarga. Corona membuat
panas seisi rumah. Bukannya menjadi surga. Corona menjadikan rumah sebagai
neraka.
Mudah-mudahan kita semua tidak termasuk golongan ini. Kalau dirasa
sudah dekat-dekat ke sana, mulailah mencoba untuk menjadi golongan kedua.
Golongan kedua adalah golongan
orang-orang yang ikhlas dan menambah kedekatan kepada Tuhan. Golongan ini
menerima dengan ikhlas semua ketentuan Allah yang sudah ditetapkan. Ada
keyakinan bahwa akan selalu terdapat hikmah dari semua yang terjadi. Pasti
Tuhan punya rencana dengan corona ini.
Pandemi ini adalah ujian apakah kita semakin dekat kepada Allah
atau sebaliknya, semakin menjauh. Ujian diberikan agar kita naik kelas. Ada
keyakinan besar bahwa setiap kesulitan akan diiringi dengan kemudian. Kesulitan
itu tidak akan berdiri sendiri, tetapi satu ikatan dengan jalan keluar yang
diberikan.
Golongan ini akan menerima dengan ikhlas. Semakin banyak berdoa
dan mendekat kepada Allah. Orang-orang pada golongan ini akan menambah porsi
sabarnya hingga maksimal.
Keikhlasan, ketabahan, kesabaran, akan menempa menjadi kekuatan
dahsyat. Saat pandemi berlalu, golongan ini akan jauh lebih kuat dan siap
melesat untuk maju lebih besar.
Golongan ketiga adalah
golongan yang “ikhlas, lalu berubah”. Golongan ini menyadari bahwa pandemi ini
mengubah semuanya. Mengubah cara kerja. Mengubah cara berwirausaha. Mengubah cara
kita mencari uang. Mengubah cara kita menggunakan uang.
Golongan ketiga ini tidak hanya ikhlas dan pasrah dengan keadaan
yang ada, tetapi mulai mengubah cara hidupnya. Pengeluaran sedapat mungkin
ditekan habis-habisan, dan mulai mencari sumber- sumber penghasilan baru di
luar yang selama ini sudah dijalankan.
Maka dalam masa pandemi ini kita melihat orang-orang yang tadinya
menggunakan internet untuk nonton film, browsing dan chatting, sekarang mulai
belajar bagaimana menggunakan internet untuk berjualan. Banyak pengusaha kafe
dan restoran yang tadinya mengandalkan orang datang ke restonya, sekarang ini
mengubah pola bisnisnya dengan pesan antar (delivery order).
Bahkan ada beberapa pengusaha yang mengubah total bisnisnya,
khusus menghadapi pandemi ini. Karena toko-toko tutup dan sepi, mulai berjualan
masker, vitamin-C, makanan siap saji, kebutuhan sembako, dan sebagainya.
Semuanya untuk menyesuaikan diri agar tetap bertahan di masa sulit ini.
LALU APA YANG MESTI KITA LAKUKAN?
Apa yang bisa kita lakukan agar kita selamat dari pandemi
ini?
Pertama, lebih ikhlas dan sabar
terhadap apa yang terjadi. Semua atas izin Allah. Kalau tidak disabari, maka
kehidupan akan semakin sulit. Sabari saja. Sabar yang diiringi keyakinan bahwa
corona ini pasti akan berlalu.
Kesulitan yang kita hadapi, kenyataan yang kita arungi adalah cara
Tuhan mendidik kita jauh lebih kuat. Kalau kita mampu bertahan dan keluar dari
pandemi ini, kita akan lebih siap untuk melesat lebih tinggi.
Kedua, melihat
kondisinya sekarang, pandemi korona ini belum akan berlalu dalam waktu dekat. Penelitian
vaksin untuk penyembuhannya masih berlangsung. Karena itulah, daripada menunggu
vaksinnya yang kita belum tahu kapan akan ditemukan, lebih baik kita mulai
berbuat sesuatu. Mulailah berpikir dari
apa yang bisa kita lakukan sekarang. Pada sisi pengeluaran adalah melakukan pengetatan
ikat pinggang. Mengurangi sedapat mungkin pengeluaran, kecuali hanya yang
perlu-
perlu saja. Prioritas adalah untuk kebutuhan pokok, agar kita bisa
makan hingga pandemi ini selesai.
Kecuali kita punya simpanan uang yang besar, sudah seharusnya kita
mulai memangkas gaya hidup. Yang selama ini kalau makan biasanya di kafe dan
restoran, mulailah makan dengan apa yang ada di depan kita. Jelaskan dan
yakinkan kepada seluruh keluarga bahwa kita harus mulai mengubah gaya hidup
agar kita mampu bertahan.
Selanjutnya, mulailah mencari cara agar kita mendapatkan
penghasilan dari apa yang sebelumnya belum pernah kita lakukan. Apalagi kalau
pandemi corona ini menghilangkan penghasilan yang selama ini kita
dapatkan.
Kalau penghasilan kita hilang, kita tidak bisa hanya diam dan
berpangku tangan. Harus ada upaya luar biasa agar kita masih bisa mendapatkan
uang. Internet sangat memungkinkan dan membuka peluang untuk melakukan hal
itu.
Ojek online misalnya, kalau selama ini mengandalkan tumpangan
penumpang, dan sekarang dilarang, bisa bekerja sama dengan RT/RW, masjid dan
musholla dan toko-toko sembako dalam mengantarkan beras dan kebutuhan
sehari-hari dari rumah ke rumah. Setiap rumah didata berapa kebutuhan beras
setiap minggu misalnya, dan secara kontinyu sembako itu diantarkan.
Para trainer yang biasanya menyampaikan di dalam kelas, sekarang
ini sudah mulai banyak mengembangkan training-training online. Paling mudah adalah
menjadi reseller dengan menjual produk orang lain.
Banyak sekali produsen sekarang ini yang menawarkan orang untuk
menjadi reseller. Karena reseller ini memutus rantai panjang distribusi yang
ongkosnya mahal. Dengan adanya reseller, keuntungan bisa langsung dirasakan
oleh produsen dan reseller.
“Tapi kan, tidak mudah. Saya belum pernah jualan. Selama ini saya
masih takut untuk menawarkan kepada orang lain. Saya tidak tahu internet. Saya
gaptek. Saya tidak punya pulsa. Saya tidak tahu harus ngomong apa kalau jualan.
Saya tidak pandai menerangkan”.
Begitulah, seribu satu alasan bisa kita buat. Seribu keluhan bisa
kita keluarkan. Kalau mau terus menjadi golongan “pengeluh”, tidak masalah.
Namun yang perlu diingat, waktu akan terus berjalan. Apapun yang kita
lakukan.
Berhenti mengeluh, menjadi lebih sabar dan ikhlas, lalu ubah cara
kita menjalani hidup. Salam Man Jadda
Wajada.
Silakan dirunut bagaimana mulai dari ide
hingga menjadi tulisan. Salah satu faktor penting mengapa ide itu mudah
dikembangkan menjadi kerangka tulisan adalah dengan menggunakan peta pikiran
(mindmap). Saya akan jelaskan bagaimana menggunakan peta pikiran dalam tulisan
berikut. Silakan dibaca.
Membuat Peta Pikiran (Mind Map)
untuk Mengembangkan Ide
Oleh Akbar Zainudin
Apa
itu Peta Pikiran (Mind Map)
Mind
Map adalah peta pikiran, sebuah alat untuk membantu menjabarkan pikiran
kita di dalam satu halaman. Mind map sangat membantu menjabarkan
berbagai ide kreatif yang ada pada pikiran. Seperti sebuah peta, mind map
adalah gambaran besar dari ide sentral yang kita tuliskan.
Mind map dikembangkan oleh
Tony Buzan di Amerika dan sekarang ini telah digunakan oleh berbagai
kalangan di seluruh
penjuru dunia. Mind map digunakan untuk mengembangkan curah gagasan, memetakan
pemikiran, dan mencari berbagai pilihan penyelesaian terhadap
permasalahan.
Berikut langkah-langkah bagaimana membuat mind
map untuk menuliskan gagasan. Siapkan
kertas kosong dan ballpoint warna.
Buatlah
Gambar di tengah kertas kosong yang merupakan Tema Besar yang akan
menjadi judul buku
Buatlah Sub Tema yang lebih detail dari
tema besar tersebut. Cabang dari tema ini
tentu saja sesuai dengan imajinasi kita.
Setiap cabang dilambangkan dengan satu kata saja. Buatlah cabang-cabang ini
berwarna-warni agar terlihat menarik. Setiap cabang tuliskan dengan warna
berbeda.
Buatlah
Keterangan dan gambaran lebih detail dari Sub Tema dengan gambar
ataupun ranting-ranting kecil yang
menggambarkan cabang secara keseluruhan.
Manfaat Mind Map dalam Penulisan
Buku
Saya juga menggunakan mind map ini untuk dua hal; membantu menuliskan gagasan tentang buku
yang akan saya tulis, dan membantu menjabarkan setiap bab dalam buku. Mind
map membantu menjabarkan gagasan. Gambaran besar yang sudah ada dalam mind map ini bisa kita tuangkan
menjadi sebuah outline (daftar isi).
Bagi saya, mind map sangat membantu dalam mengembangkan
kreativitas dan daya pikir. Terkadang kita mengalami kebuntuan di tengah jalan
tentang apa yang perlu kita tuliskan.
Membuat mind map sebelum menulis akan membantu kita memetakan
sebuah artikel perlu ditulis seperti apa, dan apa saja isinya. Mind map akan mengarahkan tulisan
agar bisa sesuai dengan apa yang kita harapkan secara keseluruhan. Saat kita tidak di rumah, ataupun sedang
jalan-jalan di suatu tempat, dan kebetulan tidak membawa laptop, mind map adalah salah satu alat terbaik untuk mengembangkan ide dan
pemikiran awal kita tentang suatu hal. Mind
map membantu menyatukan
berbagai ide yang terserak agar bisa menjadi satu kesatuan pikiran.
Dengan mind map pula kita
bisa mengetahui awal dan akhir dari buku yang akan kita tuliskan. Ada
peta gagasan besar yang tertulis
dalam satu halaman
kertas kosong.
Bukankah
itu suatu hal yang sangat menarik? Sekarang, saatnya berlatih membuat mind map
untuk tema-tema yang akan kita tuliskan.
Bagaimana Membuat Mindmap?
Anda
juga bisa menggunakan mind map dengan cara yang sama. Hal pertama yang harus
Anda lakukan adalah menentukan tema ataupun judul buku yang akan ditulis.
Ambillah kertas kosong dan gambarkan sesuai imajinasi Anda tentang tema
tersebut di bagian tengah.
Dari tema yang sudah ada, buatlah
cabang-cabang pemikiran yang menurut Anda penting untuk dimasukkan. Buatlah
masing-masing cabang dengan warna berbeda. Setelah itu,
buatlah ranting yang menjelaskan lebih
detail masing-masing cabang. Buatlah outline
(daftar isi) dari peta pikiran yang sudah
Anda gambarkan. Jika kita ingin membuat
penjabaran dari tema “KERJA KERAS”, maka mind
map yang akan kita buat adalah sebagai berikut:
Ambil
kertas kosong, buatlah tulisan KERJA KERAS, dilingkari di tengah kertas.
Buatlah
cabang-cabang pemikiran dari kerja keras. Biasanya kalua mau membuat
artikel, kerangkanya itu kita jabarkan
dari 3 bagian besar, yaitu:
WHY,
alasan mengapa tema kita menjadi penting, apa tujuannya dan apa
latar belakangnya.
WHAT,
adalah penjelasan dan definisi rinci dari sebuah kerja keras.
HOW,
bagaimana strategi dan pelaksanaannya sehari-hari.
Buatlah
keterangan lebih rinci dari cabang-cabang pemikiran kita.
Jadikan
rincian dari cabang-cabang tersebut sebagai kerangka tulisan.
Langkah-langkah membuat Mindmap untuk
kerangka tulisan tentang “Kerja Keras” bisa digambarkan sebagai berikut:
Langkah
pertama, ambil kertas kosong dan tuliskan tema besar di tengah kertas, lingkari
Langkah ketiga, buatlah rincian dari
cabang-cabang tersebut
Langkah Buatlah Kerangka Tulisan dari
Rincian yang ada di atas
Jika
melihat dari rincian di atas, maka kerangka tulisan ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa itu kerja keras
2.
Di mana harus bekerja keras
3.
Kerja Keras Vs Kerja Cerdas
4.
Mengapa harus bekerja keras
5.
Apa akibatnya kalau tidak bekerja keras
6.
Bagaiman acaranya bekerja keras
7.
Bagaimana menghilangkan rasa malas
8.
Agar terus bisa disiplin dan konsisten
Ini tema dan kerangka yang
kmarin malam sempat kami buat Tadz, baru
nulis di bab1, dapat separo, badan
ngajak rehat.
Ini sudah bagus sekali Pakdhe. Mohon
dicoba ditulis menjadi satu artikel. Nanti kita bedah bersama.
TEMA: METODE
DASAR DAKWAH AL-QUR'AN
OUTLINE
- Pendahuluan
- Dakwah dan Pengertiannya
- Keutamaan Dakwah
- Dasar Hukum dan Tujuan Dakwah
- Subjek dan Objek Dakwah
- Jenis-jenis Dakwah
- Karakteristik Dakwah al-Qur’an
- Implementasi Karakter Dakwah Qur’ani
- Prinsip Dakwah al-Qur’an
- Metode Dakwah Berdasarkan QS al-Nahl,
ayat 125
- Pengertian dan Cakupan Metode Dakwah bil
Hikmah
- Dakwah bil Hikmah Merupakan Metode
Dasar Dakwah Menurut al-Qur’an
- Penutup
Ini buku bagus sekali, Pak Haji. Kalau boleh usul. Sistematika
Penulisan
Pertama adalah faktor WHY. Mengapa, Alasan, Tujuan.
Judul-judul ini diklasifikasikan dalam bab khusus.
Kedua itu dari sisi Pengertian (Faktor WHAT)
Apa Itu metode Dakwah Qur'an, jenis-jenis dan
pembagiannya, dasar ayatnya, dan sebagainya. Diklasifikasikan menjadi bab
khusus (WHAT).
Ketiga adalah Implementasi Dakwah Qurani (HOW)
-Metode Dakwa Qurany
-Implementasi Da'wah Qurany
Satu hal lagi.
Kutipan itu bagus, tetapi harus ada definisi kita
sebagai penulis. Setelah mengutip berbagai pendapat, harus ada definisi kita
sendiri apa itu dakwah Qurany, karakternya seperti apa, jenis dan pembagiannya,
serta metode dan aplikasinya. Pendapat orang hanya sebagai pendukung dari
pendapat dan definisi yang kita buat. Demikian Pak Haji, tinggal dipoles
sedikit.
Kira-kira
judul yang menarik untuk tulisan ini apa?
Judul yang menarik:
1. Singkat, padat, jelas.
2. Menggambarkan isi dari tulisan.
3. Boleh bersifat provokatif. Misalnya: "Sudahkah
Anda berdakwah Sesuai Metode Da'wah Qurany?" Ini judul provokatif.
Mohon tulisan yang sudah
masuk di grup dikoreksi segala kekurangannya. Dan sarannya. Apa mutlak fiksi juga
make 5 W?
Silakan didengarkan di keterangan voice
note saya yang nomer 2 di atas. Kalau fiksi, Kerangka nya adalah alur atau plot
cerita. Bagus juga membagi alur cerita untuk novel ke dalam bagian awal, tengah
dan akhir seperti yang dikatakan Ka Ira. Silakan melihat lagi videonya dan
keterangan voice note saya di atas.
Boleh gak kita mengambil
ide dari orang lain. Misalnya saya mengambil salah satu ide yang dituliskan Mas
Akbar di atas untuk menjadi tema tulisan saya. Apakah itu tidak dianggap
melanggar?
Tema bisa sama. Yang penting setelah itu
bapak kembangkan sendiri kerangka dan tulisannya.
Berlatih
menulis artikel
MELEJITKAN KEMAMPUAN MENULIS
Anda ingin melejitkan kemampuan menulis tetapi tidak pede? Semua orang
tentu pernah mengalaminya. Tak terkecuali diri kita. Bahkan, jika jujur semua
orang pasti pernah mengalaminya. Percaya diri itu perlu dibangun dan
ditumbuhkan. Tidak serta merta datang dengan sendirinya. Perlu upaya untuk
membangunnya. "Bagaimana Cara Menumbuhkan Percaya Diri dalam
Menulis?"
Nah, inilah tips yang bisa diikuti untuk menumbuhkan percaya diri
dalam menulis hingga dapat melejitkan kemampuan menulis.
1. Tulis Saja
Menulis merupakan sebuah keterampilan. Untuk mendapatkan sebuah
keterampilan cara terbaik yang dilakukan adalah dengan berlatih, berlatih dan
berlatih. Dengan demikian, jika ingin terampil menulis maka hal yang dapat
dilatihkan adalah dengan menulis, menulis, dan menulis.
Apa yang kita tulis? Tulislah hal yang Anda kuasai dan Anda sukai.
Jika Anda menulis hal yang tidak Anda kuasai akan menimbulkan arah yang tidak
pasti. Yang tidak Anda sukai akan menimbulkan beban selama menulis. Jadi,
tuliskan dua hal, yakni yang Anda kuasai dan Anda sukai.
2. Buang Kekhawatiran:
Di antara kendala yang kita hadapi dalam proses kreasi menulis adalah
kekhawatiran. Berbagai kehawatiran dalam proses penulisan perlu dihindarkan.
Kekhawatiran merupakan salah satu indikasi ke-kurangpede-an. Jika sedang
berproses kreasi menulis tak perlu memikirkan berbagai kehawatiran.
a. Khawatir "ngeblank" di tengah jalan.
Jika ingin menulis, tulis saja apa yang ada di pikiran atau perasaan.
Tak perlu dipikirkan kalau nanti “blank” bagaimana. Jika tengah jalan
bertul-betul blank, nikmati dan jalani saja. Coba ditinggal untuk baca-baca
buku atau jalan-jalan. Siapa tahu jalan inspirasi akan ditemui.
b. Khawatir tulisan tidak bagus.
Bagus atau tidak bagusnya tulisan tak perlu dipikirkan. Yang penting
menulis. Tulisan bagus itu perlu jam terbang. Kalau kita rajin menulis, tulisan
kita akan menjadi lebih bagus. Sebagus apapun (calon) tulisan yang hanya ada di
angan-angan, akan lebih bagus tulisan yang dilahirkan. Tulisan yang ada
(dilahirkan) bagaimaapun bentuknya bisa melalui proses perbaikan. Namun,
tulisan yang hanya ada dalam angan-anagn tak dapat dilakukan perbaikan sebab
tulisannya sendiri tak pernah ada. “Lebih baik ada tulisan seburuk apapun,
daripada tak ada sama sekali,” bisa djadikan kalimat motivasi.
c. Khawatir tidak enak dibaca.
Ini kekhawatiran yang mungkin muncul juga. Khawatir tidak enak dibaca.
Tak perlu dipusingkan, apakah tulisan kita enak atau tidak enak dibaca. Tujuan
utama menulis adalah mengungkapakan pikiran atau perasaan. Kita niatkan bahwa
tulisan kita bermaksud melahirkan pikiran atau perasaan. Kalaupun toh tulisan
kita enak dibaca anggap itu sebagai bonusnya. Jika tak enak dibaca? Lalukan
evaluasi dan refleksi. Banyaklah membaca karya orang lain. Kita akan
termotivasi dan terinspirasi menulis kalau banyak membaca karya orang lain,
terutama karya-karya best seller. Nilai lebih dari karya orang lain dapat kita
pelajari.
d. Khawatir ditolak penerbit.
Jangan takutn dan khawatir bahwa tulisa kita ditolak penerbit.
Percayalah, jika tulisan kita sesuai visi dan misi penerbit pasti akan
diterima. Jika ternyata karya kita yang menurut kita bagus, ditolak penerbit?
Santai saja. Tak usah terlalu risau dan galau. Pelajari, apa penyebab tulisan
kita ditolak. Cari tahu visi dan misi penerbit yang dituju. Tingkatkan
kemampuan menulis dengan banyak membaca untuk kemudian menuangkannya dalam
tulisan.
e. Khawatir dicemooh teman.
Jangan pernah khawatir terhadap cibiran atau cemoohan orang lain.
Ingat, bahwa orang yang suka mencibir dan mencemooh bukan berarti lebih hebat
daripada kita. Seringkali cibiran dan cemoohan yang dilontarkan sebatas
kompensasi. Kompensasi tuk menutupi kekurangan diri. Jadikan cibiran dan
cemoohan itu sebagai multivitamin tuk penyubur semangat kita dalam menulis.
3. Terbitkan/Upload
Setelah segala kehawatiran kita buang jauh dan tulisan telah lahir
dari tangan dan pikiran kita, jangan enggan dan segan untuk menerbitkan/meng-upload
di berbagai media. Kini beragam media bisa kita jadikan tempat untuk
menerbitkan/mengupload semua tulisan kita. Bisa melalui FB, WA, blog, media
massa cetak maupun online serta media lain.
Mau diterbitkan di media mana, sepenuhnya terserah dan tergantung
kepada kia selaku penulisnya. Perlu dicatat bahwa masing-msing media memiliki
nilai plus dan minus.
4. Buat Jadwal Menulis setiap hari.
Untuk meningkatkan keterampilan menulis dan menjaga konsistensi diri
dalam menulis perlu dibuat jadwal setiap hari. Jadwal di sini bukan hanya
pelengkap administrasi. Jadwal yang benar-benar dipatuhi dan dilakukan dengan
disiplin. Tak perlu lama-lama. Bisa 30 – menit setiap hari. Tapi ingat, harus
dilakukan setiap hari dan dengan disiplin tinggi. Jadwal bukan sekadar
persyaratan administrasi.
5. Punya target kapan tulisan harus selesai.
Kapan buku harus selesai.
Target merupakan sumber kekuatan luar biasa. Orang yang memiliki
target akan berusaha menggapainya. Berbeda dengan orang yang tak memiliki
target. Dia akan melakukan sesuatu apa adanya dan ala kadarnya. Tak ada
multivitamin dalam mengerjakannya. Hasilnya tentu tak akan memuaskan. Target
itu mirip dengan cita-cita yang dapat menumbuhkan kekuatan bagi pemiliknya. Itu
sebabnya ada nasihat bijak, “Gantungkan cita-citamu setinggi langit.”
Demikian tips sederhana bagi penulis pemula.
Selamat mempraktikkan dan semoga bisa mengambil hikmahnya.
Bagus sekali itu. Bisa ditambahkan. Apa
itu Percaya Diri? Mengapa Percaya Diri itu Penting?
Baru masuk pada Tips bagaimana kita
membangun percaya diri dalam menulis.
Terima kasih Bapak. Itu
tadi saya tulis sebelum masuk sesi. Akan tetapi, setelah saya bandingkan dengan
tulisan Pak Akbar jauh berbeda. Tulisan saya seperti tulisan anak SD/SMP. Tulisan
Pak Akbar tulisan Sang Guru.
Kan saya sudah belajar menulis lebih dari
30 tahun. Ibu belajar menulis sudah berapa lama?
He333 belum lama, Bapak
Ibu belajar dengan disiplin kuat selama
1-2 tahun ke depan, akan terasa berbeda dengan apa yang ditulis sekarang. Kalau
bisa, perjalanan belajar menulis ini jangan sampai hilang. Taruh yang rapi di
file komputer atau taruh di Blog. Bu Ismi, 1000 langkah yang bakal kita lalui,
di awali dari langkah pertama kedua,
ketiga dan seterusnya. Ayooo terus melangkah...., ayooo terus menulis.
InsyAllah langkah ke 1000 dan seterusnya akan bs kita lalui. Man Jadda wajada.
Paragraf pertama sebuah
artikel harus menarik, mohon dijelaskan yang menarik yang seperti apa Bapak?
Paragraf pertama biasanya saya isi:
data-data yang tdak lazim atau membuat kita kaget, pernyataan yang provokatif,
pertanyaan yang provokatif.
Contoh 1:
"Pandemi CoVid-19 ternyata membuka
sisi lain dari kordinasi pemerintah yang tidak berjalan. IDI memberikan data
yang sangat berbeda, berkali lipat jumlah yang positif Corona dibandingkan data
pemerintah".
Contoh 2:
"Menurut perkiraan, Pandemi CoVid-19
akan berlangsung cukup lama. Mampukah kita bertahan? Bagaimana strategi
bertahan pada saat Pandemi CoVid-19?"
Bisa langsung cerita tentang isi masalah,
cari sisi yang berbeda atau menarik.
Pak Akbar, maaf bertanya
lagi. Itu pertanyaan "why" dalam kerangka buku, diletakkan di
pendahuluan atau dibuatkan bab tersendiri?
Dibuat satu bab.
Isinya:
Latar Belakang
Mengapa Harus Menggunakan Metode Dakwah
Qurani
Maksud dan Tujuan
Itulah pelajaran amat berharga dari Pak Akbar Zainudin, penulis buku best
seller “Man Jadda Wajada”. Belajar dari orang hebat semoga kita tertular virus
baiknya.
Sungguh luar biasa
BalasHapusTerima kasih Bu Elly
HapusWah hebat..catatan yg sangat berharga..terimakasih bundaku...semangat selalu ya
BalasHapusAamiin3
Hapus