Selasa, 19 Mei 2020

AGAR BUKU DITERIMA PENERBIT



Waktu             : Selasa, 19 Mei 2020
Narasumber    : Akbar Zainudin

Materi hari ini berhubungan dengan penerbit. Agar buku kita bisa diterima dengan penerbit dan bagaimana perjanjiannya dengan penerbit. Silakan disimak video di

Penerbit adalah Perusahaan Bisnis. Penerbit secara umum dibagi menjadi dua; penerbit yang berorientasi bisnis dan penerbit yang berorientasi sosial. Kebanyakan penerbit adalah perusahaan yang berorientasi bisnis. Hanya sebagian kecil penerbit yang berorientasi sosial, terutama penerbit dari kalangan agama dan juga dari lembaga sosial.
Sebagai sebuah perusahaan, pertimbangan penerbit adalah bagaimana perusahaan bisa terus berjalan selamanya. Untuk memutar roda perusahaan dibutuhkan keuntungan (profit) yang akan dikelola lagi sebagai modal kerja selanjutnya. 
Perusahaan mempunyai produk atau jasa yang dijual kepada masyarakat. Semakin banyak pembelian masyarakat terhadap produk yang dijual, maka potensi keuntungan perusahaan juga semakin besar. Produk dari penerbit adalah buku. Sebuah penerbitan mengambil risiko mencetak dan menjual buku yang kita tulis. Risikonya ada dua, buku tersebut laku yang artinya memberikan keuntungan kepada penerbit atau sebaliknya buku tersebut tidak laku yang artinya tidak memberikan keuntungan bagi penerbit, bahkan kerugian.
Untuk meminimalisir risiko itulah, penerbit melakukan seleksi di awal. Tim editor dan pemasaran dari penerbit melihat sebuah naskah apakah mempunyai potensi diterima masyarakat atau tidak. Jika potensi terjual besar, kemungkinan besar buku tersebut diterima. Sebaliknya, jika potensi penjualan buku tersebut tidak terlalu besar, kecil kemungkinan untuk bisa diterima.

Kenali Karakter Penerbit
Agar bisa menulis lalu diterbitkan, kita juga perlu mengenal berbagai karakter penerbit. Pengenalan ini penting untuk menentukan naskah buku kita akan dikirimkan ke mana.
A. Kelompok Penerbitan Kompas Gramedia
Kelompok Kompas Gramedia Grup bisa dikatakan merupakan kelompok penerbitan terbesar di Indonesia. Mereka pelopor industri penerbitan di Indonesia. Kompas Gramedia grup sekarang ini berkembang menjadi beberapa penerbitan yang berbeda, dengan ciri khas yang berbeda pula. Walaupun bisa jadi terdapat beberapa persinggungan, secara umum karakter beberapa penerbitan di kelompok Kompas Gramedia bisa dilihat sebagai berikut:
1.     Gramedia Pustaka Utama, ini adalah penerbit besar untuk semua kategori buku. Tema-tema penerbitan di penerbit ini adalah penerbit umum. Buku-buku yang masuk ke penerbit Gramedia Pustaka Utama sangat terseleksi dengan baik dan ketat. Tema buku yang dicetak juga sangat luas, dengan hampir semua tema buku bisa diterima.
2.     Elex Media Komputindo, dulunya penerbit ini merupakan spesialis menerbitkan buku-buku bertema komputer dan komik. Namun sekarang, merambah menjadi penerbitan umum.
3.     Quanta, ini adalah lini baru dari Kompas Gramedia Grup yang bergerak dalam bidang penerbitan buku-buku Agama Islam.
4.     Penerbit Kompas, adalah penerbit yang mewakili karakter dari harian Kompas, yaitu penerbit dengan tema-tema dan riset yang mendalam.
5.     Kepustakaan Populer Gramedia, adalah penerbit buku-buku umum.
6.     Gramedia Widya Sarana (Grasindo), adalah penerbit dengan tema umum.

B. Kelompok Penerbitan Mizan
Kelompok Grup Penerbit Mizan juga berkembang dengan sangat pesat. Jika pertama kali Penerbit Mizan mengkhususkan penerbitan untuk tema-tema kajian Agama Islam terutama yang terkait dengan pemikiran, sekarang ini Grup Penerbit Mizan telah berkembang ke berbagai lini penerbitan. Beberapa karakter dari Grup Penerbit Mizan adalah sebagai berikut:
1.     Mizan, adalah penerbit yang menerbitkan karya-karya pemikiran Islam, terutama pemikiran Islam kontemporer dari berbagai penulis dari kalangan pemikir Islam terkemuka di Indonesia dan juga dunia.
2.     Nourabooks adalah penerbit yang menerbitkan karya-karya yang lebih populer dan ngepop. Banyak novel yang terbit dari penerbit ini, termasuk novel terjemahan. Terdapat juga lini produk untuk novelis anak-anak dan remaja.
3.     Bentang Pustaka, lebih banyak mengkhususkan menerbitkan berbagai novel, terutama novelis dari dalam negeri.

C. Penerbit Buku-buku Agama
Sekarang ini banyak sekali buku-buku agama yang diterbitkan. Beberapa penerbitan memang mengkhususkan menerbitkan buku-buku Agama ini. Beberapa di antaranya adalah:
1.     Buku-buku Agama Islam: Gema Insani Press, Robbani, Mizan, Al-Mahira, Turos, dan banyak lagi yang lainnya.
2.     Buku-buku Agama lain: BPK Gunung Mulia, Kanisius.

D. Penerbit Buku-buku Hobi
Sekarang ini banyak bermunculan buku-buku yang terkait dengan hobi, dan juga buku-buku kewirausahaan bidang pertanian, peternakan, makanan, dan berbagai usaha kecil lainnya.

E. Penerbit Novel dan Karya Fiksi Lainnya.
Novel merupakan salah satu lini produk yang banyak diminati penerbit. Dari grup Kompas Gramedia yang paling banyak menerbitkan novel adalah Gramedia Pustaka Utama. Hampir semua novel dengan berbagai tema dan aliran diterbitkan oleh penerbit ini. Untuk komik, Elex Media Komputindo yang dari awal sudah menerbitkan berbagai komik terjemahan terutama dari Jepang.
Dari grup penerbit Mizan, Bentang Pustaka dan Nourabooks juga gencar menerbitkan novel. Mereka membuat satu lini khusus untuk penulis novel remaja. Selain itu, Gagas Media juga menerima novel dalam berbagai aliran, terutama novel remaja. Penerbit Republika juga menerbitkan berbagai novel.
Pertimbangan penerbit menerima buku adalah sebagai berikut:
1.     Kebutuhan pasar pembaca akan buku yang ditulis. Kira-kira laku berapa buku ini? Penerbit biasanya lebih jeli melihat kebutuhan pasar terhadap sebuah bacaan atau buku tertentu. Kita juga bisa melihat kebutuhan pasar terhadap buku yang akan kita tulis. Kawan saya, Meitria Cahyani, yang aktif berbisnis melalui MLM, menulis buku tentang bagaimana berbisnis melalui MLM. Pasarnya jelas, yaitu para distributor dalam jaringannya. Karena kebutuhan pasarnya jelas, buku yang ditulisnyapun akhirnya laku di pasaran.
2.     Keunikan dan keunggulan buku. Apa keunikan dan keunggulan buku yang kita tulis. Cobalah tanya kepada diri sendiri, dibandingkan dengan buku-buku sejenis, apa yang menjadi keunikan dan keunggulan buku Anda.

SESI TANYA JAWAB
Kalau memikirkan terkait dengan keunikan buku yang sedang ditulis/disusun, terkadang suka mengalami kebingungan yang panjang. Adakah tips dan trik khusus agar sebagai penulis dpt dg jitu memikirkan keunikannya tanpa macet di tengah jalan?
Ini pertanyaan menarik. Saya mau cerita tentang pengalaman saya membuat keunikan buku.
Saat saya menuliskan buku Man Jadda Wajada, naskah buku sudah selesai. Tetapi saya merasa bahwa buku saya belum mempunyai nilai tambah dan keunikan dibandingkan dengan buku motivasi lain. Dalam upaya mencari keunikan itulah, saya hampir setiap hari ke toko buku Gramedia selama kurang lebih 1 bulan. Hanya untuk melihat apa yang belum ditawarkan oleh buku-buku lain sehingga membuat buku saya berbeda. Dan banyak buku-buku itu ditulis oleh motivator yang sudah punya nama nasional. Saya berpikir keras. Pada suatu hari, saat di Gramedia, saya menemukan satu buku yang menurut saya sangat menarik, ditulis oleh Andrie Wongso, judulnya adalah 10 Chinese Wisdom (10 Pepatah China). Andrie Wongso mengupas satu pepatah, menjelaskan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Nah dari situlah saya mendapatkan inspirasi. Ini yang belum ada di Indonesia; buku motivasi yang didasarkan pada pepatah Bahasa Arab, yang sering disebut sebagai  Mahfuzhat. Maka jadilah saya terinspirasi untuk membuat keunikan buku itu, yaitu buku motivasi berbasis pepatah Arab.
Beberapa keunikan yang bisa dijadikan nilai tambah buat konsumen:
1. Ada lembar kerjanya yang bisa ditulis.
2. Bisa langsung praktik
3. Gratis konsultasi, seminar, dan coaching.
4. Tanda tangan asli dan foto bareng.
5. Dan sebagainya.
Seperti pengalaman saya, mencari keunikan itu jangan di tengah-tengah menulis. Carilah setelah selesai menulis. Sehingga naskah buku kita sudah selesai. Dan kalau boleh saya cerita, saya membongkar habis hampir seluruh naskah saya. Saya sesuaikan agar pepatah Arab bisa saya masukkan. Semuanya saya sesuaikan dengan adanya ide baru tersebut.
Tidak masalah, yang penting naskah sudah selesai dulu. Kalau belum selesai, bagaimana kita bisa tahu apa yang bisa ditambahkan?

            Untung rugi cetak sendiri?
Kalau sudah tahu marketnya, sangat mungkin diterbitkan sendiri. Untungnya lebih banyak. Karena kita tidak perlu biaya distribusi, promosi, dan sebagainya. Hanya ongkos cetak. Saya bahas sekalian ya, apa kelebihan dan kekurangan antara menerbitkan sendiri atau dengan penerbit.
KELEBIHAN CETAK PADA PENERBIT
1.     Nama besar. Buku adalah kartu nama terbaik. Branding terbaik adalah kalau buku kita diterbitkan oleh penerbit, apalagi penerbit besar.
2.     Penulis tidak dipusingkan oleh distribusi, promosi, dan penjualan. Itu menjadi tugas penerbit.
3.     Kalau tidak laku, risiko pada penerbit.

KEKURANGAN
1.     Mendapat royalti sekitar 10% potong pajak 15%, jadi praktis net Royalti sekitar 8,5% dari harga buku.
2.     Kalau buku sudah habis, penerbit terkadang pertimbangannya lama untuk mencetak ulang. Apakah masih laku atau tidak.

KELEBIHAN CETAK SENDIRI
1. Hanya bayar ongkos cetak. Keuntungan lebih besar.
2. Bisa leluasa menentukan sendiri mulai dari desain, distribusi, hingga promosi.

KELEMAHAN CETAK SENDIRI
1. Butuh modal besar.
2. Tidak tahu cara memasarkan, sehingga buku bisa menumpuk tidak terjual.
Bagi saya, kalau belum punya market yang bisa dikuasai sendiri, lebih baik cetak di penerbit.

Seberapa besar pengaruh "Nama Besar" sebuah Penerbit terhadap laku-tidaknya buku yang diterbitkan? Jika buku DITOLAK penerbit, apakah harus ganti Judul dan "kemasannya"?
Nama besar jelas sekali pengaruhnya sangat besar. Nama besar itu artinya mempunyai komunitas yang besar. Komunitas yang besar itu artinya pasar yang besar. Kalau punya pasar yang besar, itu adalah salah satu “jaminan” buku itu bisa laku. Kalau ditolak, ada dua pilihan. Direvisi, lalu dikirim lagi ke penerbit yang sama. Atau direvisi, dan dikirim lagi ke penerbit yang lain. Kalau saya, saya kirim ke penerbit yang lain karena sudah “ketahuan” penerbit ini menolak naskah kita.

Mau di-ISBN- kan buku harus menghubungi ke mana? Haruskah bayar? Tahap berikutnya baru disampaikan ke penerbit?
ISBN (International Standard Book Number) adalah nomer yang menunjukkan keunikan suatu buku. Kalau sudah didaftarkan ISBN-nya oleh penerbit, maka tidak bisa didaftarkan lagi oleh penerbit lain. ISBN dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional. Yang bisa mengajukan adalah penerbit yang terdaftar. Penerbit yang terdaftar ini bisa perusahaan, bisa juga yayasan. Nah, yayasan sekolah Bapak dan Ibu juga bisa mendaftarkan menjadi Penerbit di Perpustakaan Nasional. Tentu dengan menyerahkan copy legalitas yang diperlukan. Saya sarankan Yayasan Sekolah Bapak Itu untuk mendaftarkan ke Perpustakaan Nasional. GRATIS.
Penerbit kemudian mendaftarkan ISBN dari setiap buku yang dicetak ke Perpustakaan Nasional. Jadi, yang mendaftarkan ISBN bukan perorangan, tetapi penerbit yang sudah terdaftar. Bagaimana mendapatkan ISBN? Hubungi penerbit. Selain penerbit besar, ada pula beberapa penerbit kecil yang menyediakan jasa penerbitan ISBN. Bapak Ibu silakan search di Google, penerbit yang menawarkan penerbitan dalam jumlah terbatas tetapi sudah ada ISBN-nya.

Bagi penulis seperti saya tingkat pemula sebaiknya kalau mau kirim buku cerita sebaiknya penerbit mana ya ?
Kalau untuk pemula, menurut saya tidak perlu pilih-pilih. Yang penting penerbitnya mau menerbitkan. Coba bisa dicari di Google penerbit buku di kota mana. Sila tanyakan siapa tahu bisa menerbitkan bukunya. Yang paling banyak memang Jakarta, Surabaya, Jogja, Bandung, Semarang, dan kota-kota besar lainnya. Bisa dicari di Google atau saya sudah lampirkan di buku saya “UKTUB” ada sekitar 150 penerbit anggota IKAPI yang bisa dihubungi.

Apakah kita diperbolehkan, apakah ini layak, seandainya kita membawa final draft buku kita kepada lebih dari 1 penerbit, yang mana final draft buku-buku itu pada hakikatnya sama, tapi pnyajian gaya bahasa, metode risetnya, atau mungkin judulnya kita buat (sedikit) berbeda?
Sebaiknya, satu draft naskah buku hanya dikirimkan ke 1 penerbit. Kalau diterima dua-duanya, akan menjadi masalah. Ini lebih kepada masalah etika. Kan penerbit saling berhubungan satu sama lain. Apalagi dunia penerbitan tidak terlalu banyak orangnya. Tidak ada sanksi hukumnya, lebih kepada sanksi sosial, dalam hal ini diblacklist penerbit. Kalau sudah diblacklist penerbit akan repot sendiri kita nantinya.

Kalau menulis buku tentang hal yang sedang membooming pada waktu itu, kira-kira  tingkat kelakuannya berapa persen? Karena kalau case nya itu sudah berlalu mungkin bukunya juga tidak akan dilirik/dicari orang. Berdasarkan pengalaman penulis, kira-kira buku tentang apa yang begitu laris dikalangan pesantren dan akademisi?
Kalau buku yang terkait trend, biasanya selesai setelah trend itu selesai. Pilpres misalnya, biasanya bukunya laku hanya beberapa bulan. Seberapa besar lakunya? Tergantung trend-nya gaungnya besar atu tidak. Terus kontroversial atau tidak.
Misalnya buku Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaeman. Wah, itu sangat kontroversial. Laku puluhan ribu. Bayangkan kalau laku 10.000 saja, dan setiap buku harganya Rp 100.000, maka terjual Rp 1 Milyar. Berapa royalti penulisnya? Kisaran Rp 100.000.000.
Kalau di kalangan akademis, buku yang laku adalah buku yang diwajibkan dosen. Makanya biasanya penerbit bekerjasama dengan dosen agar buku terbitannya bisa dianjurkan oleh dosen tersebut. Kalau di kalangan santri, buku yang paling banyak terjual adalah buku novel, diikuti buku agama dan pengembangan diri.

Seberapa pentingkah testimoni pembaca terhadap isi buku tersebut?
Orang membeli buku karena berbagai hal. Salah satunya adalah karena pertimbangan orang lain. Testimoni ini penting untuk meyakinkan kepada calon pembaca bahwa bukunya memang dibutuhkan mereka. Buku kan menjawab kebutuhan. Kalau orang sudah merasa bahwa buku menjawab kebutuhannya akan sesuatu, maka ia akan membeli buku tersebut. Testimoni memberi keyakinan kepada calon pembaca bahwa buku itu penting sehingga mau membeli.

Pelatihan-pelatihan, seminar atau bedah buku dari buku yang kita terbitkan apakah biasanya penerbit bisa memfasilitasi semua kegiatan? Karena kegiatan ini tentu ada unsur promosi juga.
Kegiatan seminar, bedah buku dan pelatihan bisa disponsori oleh penerbit bisa juga dilakukan oleh penulis sendiri. Penerbit biasanya memfasilitasi launching buku di awal. Selebihnya tinggal kreativitas penulis dalam membuat berbagai event yang mendukung bukunya.

Proses penerbitan sebuah buku ternyata lumayan cukup panjang bisa dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun, jika kita akan menulis tentang hal yang sedang update saat ini misal tentang belajar dari rumah. Apakah nanti keburu tidak uptodate lagi,  bagaimana cara meyakinkan penerbit isi buku kita selalu uptodate?
Kalau untuk buku yang terkait dengan trend memang menulisnya harus cepat. Biasanya penerbit juga membuat jalur khusus di mana proses penerimaan dan produksinya tidak selama buku biasa. Sehingga periode trend itu masih ada saat bukunya terbit. Kalau trend sudah lewat, buku biasanya diobral dengan harga diskon.
Apakah kalau tulisan kita ditolak oleh penerbit ada saran atau diberitahu kekurangannya, sehingga kita tahu mengapa karya kita ditolak dan kita juga dapat memperbaikinya? Apakah[AMH1]  boleh membuat judul kalimat tanya.(maaf kalau pertanyaan ini tidak sesuai dg materi hari ini)
Biasanya kita dikasih tahu kekurangan naskah buku kita apa saja, tetapi secara garis besar saja.
Boleh. Saya juga sering membuat judul artikel dengan kalimat pertanyaan. “Bisakah kita sukses?”   
           
Setahu saya untuk menerbitkan buku itu ada bbrp cara, biaya mandiri, dibiayai oleh penerbit, ....lha itu benar atau TDK pak...? Kalau iya....terus yang menentukan seperti itu dari pihak penerbit atau pemilik buku?
Kalau penerbit melihat bahwa naskah buku ini akan laku, maka semua biaya penerbitan dibiayai oleh penerbit. Ada beberapa kasus di mana penerbit mau menerbitkan, dengan syarat penulis mau membeli misalnya 500-1000 eksemplar bukunya. Itu kalau penerbit masih ragu akankah bukunya laku atau tidak. Jadi, yang “berkuasa” memang penerbit.

Berapakah kisaran biaya untuk penerbitan sebuah buku Pak?
Untuk menerbitkan sebuah buku, kalau kita penulis, jika buku kita diterima penerbit, maka kita tidak membayar apapun. Bahkan kita mendapatkan royalty 10% dari harga buku yang terjual.
Kalau mau menerbitkan sendiri, ya tergantung ongkos cetak. Biaya penerbitan itu terdiri dari ongkos cetak, biaya distribusi, biaya promosi, royalty penulis dan keuntungan perusahaan. Minimal cetak biasanya 1000 eksemplar. Kalau 1 eksemplarnya Rp 30.000 misalnya, maka biaya sekali cetak itu Rp 30.000.000
Kalau untuk mencetak sedikit, ada namanya print on demand. Ada beberapa penerbit yang menawarkan untuk mencetak hanya beberapa eksemplar dengan sudah didaftarkan ke ISBN. Itu ada yang menawarkan sekitar Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000 untuk sejumlah 2-5 buku.

Bagaimna kita dapat bekerja sama dengan penerbit untuk menerbitkan buku yang kita buat?
Ibu selesaikan naskah bukunya, terus kirim ke penerbit. Nanti penerbit akan mempertimbangkan naskah bukunya apakah diterima atau tidak. Kalau diterima, penerbit akan menerbitkan buku ibu dengan biaya yang dikeluarkan oleh penerbit. Penerbit akan memasarkan bukunya melalui berbagai jalur.

Penulis mendapatkan apa? Namanya royalti. Royalti ini besarnya 10% da…[10.14, 19/5/2020] Bp Akbar Zainudin: harga jual buku. Jika harga jual buku Rp 100.000, maka setiap buku yang terjual, penulis akan mendapatkan Rp 10.000. Kalau tidak terjual, penulis tidak mendapatkan royalti. Royalti ini dibayarkan rata-rata setiap 6 bulan sekali.
Ada juga memang penulis yang ikut andil dalam investasi percetakan buku. Misalnya ikut investasi 50% dari ongkos produksi. Nanti keuntungan dibagi 2. Ini bisa saja, terutama untuk penerbit kecil. Kalau penerbit besar, jika penulis mau investasi adalah dengan membeli buku hasil cetak berapa ratus eksemplar.
Namun yang jelas, secara umum penulis tidak perlu bayar apa-apa. Yang mengurus bisnisnya adalah penerbit. Penulis akan mendapatkan royalti 10% dari harga buku.

Bagaimana cara pemasaran buku agar cepat dan laris, apa trik nya, dan kebetulan saya baru siap satu buah buku, baru siap diedit, oleh tim editor. Tapi kenapa saya malas lagi untuk memulai yang baru, susah mencari ide untuk bisa mengeluarkan satu ide atau tema buku selanjutnya?
1. Penulis bisa membantu pemasaran buku dengan cara:
a. Aktif di media sosial (FB, YouTube, IG, Twitter, WA)
b. Mengadakan seminar dan bedah buku
c. Talkshow media
e. Membangun komunitas.

2. Agar bisa mulai lagi:
a. Punya target baru
b. Kumpul dengan sesama penulis
c. Ikut seminar dan pelatihan

Salah satu syarat diterbitkannya buku adalah keunikan dan keunggulan. Urutan dari yang terpenting apa Bapak? Judulnya, layout-nya, isinya, nama besar penulisnya atau ada yang lainnya?
Urutan paling penting:
1. Menurut penerbit bukunya laku atau tidak.
2. Isi buku
3. Nama besar Penulis (pengaruhnya terhadap penjualan)
Faktor-faktor lain menyusul.
Bagaimana menciptakan suatu keunikan pada karya fiksi agar tulisan kita berkarakter? Apakah budaya lokal wajib dimunculkan dalam karya kita?
Pada tulisan fiksi, keunikan itu muncul dari gaya tulisan si penulis buku. Jadi, faktor penting agar kita bisa menemukan keunikan dan keunggulan adalah terus berlatih mengasah tulisan kita sehingga kita bisa menciptakan dan membiasakan gaya tulisan kita sendiri. Gaya tulisan itu begini, kalau kita membaca buku, tanpa membaca siapa pengarangnya, kita sudah tahu itu tulisan siapa. Budaya local tidak wajib dimunculkan. Menulis itu bebas saja. Tidak perlu terikat dengan aturan. Aturannya tata bahasa saja. Yang lain-lainnya bebas saja. Biarkan mengalir sesuai keinginan kita. Jangan ada khawatir apa-apa. Tulis saja.

Jika kita membuat dan mengelola jurnal/buku kumpulan hasil penelitian,bagaimana agar mendptkan ISBN atau ISSN? 
Daftarkan lembaganya secara online ke perpustakaan nasional (perpusnas.go.id). Lengkapi persyaratan yang dibutuhkan untuk didaftarkan sebagai penerbit. Kalau sudah diverifikasi, nanti berhak mengajukan buku atau jurnal untuk diberikan ISBN. Nanti, tinggal mengajukan buku atau jurnalnya secara online. ISBN akan diterima kurang lebih dalam 2 minggu. Mengurus ISBN Gratis. Sila lihat caranya di website Perpustakaan Nasional.

Bila kita mengadakan seminar atau pelatihan pada daerah" maka siapakah yg mencarikan sumber pendanaan? Penerbit biasanya memfasilitasi untuk pelaksanaan launching buku (menyediakan tempat di toko buku). Undangan harus penulis yang mengundang. Setelah itu, untuk seminar di daerah, penulis yang harus kreatif. Biasanya kerjasama dengan universitas, kelompok pembaca, pengurus masjid, dan sebagainya. Yang mengatur semuanya penulis kalau di daerah.

Bolehkah membuat buku resep makanan/minuman/jajanan jenis buku resep tersebut apa dan apa syarat penulisannya sama dengan penulisan buku lainnya?
Buku resep makanan termasuk salah satu buku yang penjualannya terus ada. Karena dibutuhkan. Tidak ada syarat khusus. Tetapi memang harus punya keunikan yang dibutuhkan banyak masyarakat. Misalnya: masakan sehari-hari, masakan ayam, masakan bebek. Buatlah kategori-kategori dan proses yang sederhana sehingga masyarakat mudah membuatnya.

Pembuatan buku hobi yang selama ini belum saya ujudkan.  Dengan penerbit siapa yang bisa saya menghubungi?
Cara paling mudah untuk tahu penerbit mana yang kira-kira bisa menerbitkan buku sesuai tulisan kita adalah dengan melihat di toko buku. Coba cari buku sejenis, di bagian belakang ada nama penerbit dan alamatnya. Silakan dihubungi, dan ditanyakan cara untuk mengirim naskah bukunya.

Saya pernah menerbitkan buku di penerbit indie. Tiga buku pertama alhamdulillah habis terjual. Tidak banyak. Msg2 hanya 150 eks. Buku keempat bisa dibilang belum terjual dan belum saya tawarkan. Rasanya kurang bergairah utk menawarkan. He333. Nah, kini ingin menulis buku di penerbit mayor, tapi belum PD juga. Ada trik jitu Pak Akbar?
Kita tidak pernah tahu apakah buku kita diterima atau tidak kecuali setelah kita kirimkan. Terlalu banyak kekhawatiran kita yang membuat kita gagal. Apalagi ibu pernah menerbitkan 2 buku, itu nilai tambah yang sangat besar. Berani saja. Bismillah. Kirimkan ke penerbit. Kalaupun ditolak, tidak ada risiko apapun. Perbaiki lagi, kirim ke penerbit yang lain. Ceritakan keunggulan dan kelebihan buku ibu, dan apa yang akan ibu lakukan kalau bukunya terbit. Agar penerbit lebih percaya. Sukses buat ibu. Berani saja.

Apakah mungkin naskah kita dibajak oleh salah satu penerbit? Bila itu terjadi apa yang harus kita lakukan?
Kemungkinan itu selalu ada, tetapi menurut saya kecil akan terjadi. Buat apa penerbit membajak? Mempertaruhkan kredibilitas perusahaan? Kalaupun terjadi, tinggal dituntut penerbitnya karena menerbitkan tanpa izin kita.

            Pak saya sangat ingin menjadi penulis, dengan kesungguhan saya pernah kirim naskah ke penerbit, tapi saya mati gaya kalau harus seminar, menyadari ini kelemahan saya.
Kalau misalnya diminta menjadi narasumber buku kita, terima saja. Apa yang kita omongkan? Buku kita dan proses penulisan nya. Kita tidak cerita yang lain. Hanya cerita tentang proses penulisan buku kita. Percaya diri saja. Pasti bisa.

Saya pernah buat buku antologi bersama. Setelah buku jadi lanjut promosi. Kiat apa yang harus saya lakukan biar selalu percaya diri?
1. Berani saja. Buang semua ketakutan dan kekhawatiran. Jangan pikirkan bagaimana nanti.
2. Banyak-banyak latihan. Kalau banyak latihan, nanti bisa nambah pede.

Setelah kita selesai menulis Pak Akbar, sebaiknya kita berikan tulisan kita ke beberapa teman atau Bapak sendiri untuk dikritisi atau tidak, sebelum kita kirimkan ke penerbit?
Iya, berikan kepada teman-teman untuk membaca. Minta mereka untuk memberikan review dan masukan. Tentu dibilang untuk jangan disebarkan kepada yang lain.

Kalau kita memiliki karya antologi di suatu penerbit, ingin menjadikannya menjadi buku solo, bisakah dengan penerbit yang berbeda? Apakah hal tersebut bisa dikatakan plagiat?
Karya antologi boleh diterbitkan pada buku sendiri dengan syarat meminta izin dari penerbit sebelumnya. Pada tulisan sendiri, nanti dituliskan bahwa tulisan ini pernah diterbitkan dalam antologi apa yang diterbitkan oleh penerbit siapa pada tahun berapa.

Biasanya penerbit "sudah punya orang tertentu" adakah alamat penerbit yang bisa bapak sarankan? (penerbit yang membangun) karena masih belum percaya diri. Apakah penerbit punya klasifikasi buku yg akan diterbitkannya, sehingga saat pengiriman naskah tdk salah sasaran.

JAWABAN
1. Saya punya 150an alamat penerbit di Buku saya UKTUB. Silakan dipilih mana yang akan dikirimi naskah.
2. Kalau buku umum, hampir semua penerbit menerima. Kalau buku pelajaran, memang ada beberapa penerbit yang mengkhususkan diri di sana. Bisa dilihat di buku pelajaran anak-anak.

Untuk mengetahui keunikan dan keunggulan buku kita sendiri terkadang" sulit", sepertinya dibutuhkan ke "Pedean" diri. Bukannya itu penilaian dari pembaca coach?
Keunggulan buku itu harus kita yang merencanakan dan menentukan. Bagaimana caranya? Coba lihat buku-buku sejenis di toko buku. Pasti setiap buku ada kelebihan dan kelemahan nya. Tugas kita adalah bagaimana buku kita menutupi berbagai kelemahan yang belum disediakan oleh buku-buku tersebut. Sehingga buku kita tidak hanya hadir, tetapi memberi warna yang berbeda dibandingkan buku-buku yang telah ada.

Bagaimana mengawali memperkenalkan diri ke Penerbit, adakah format awal yang pasti mengingat kami belum pernah dikenal oleh penerbit, adakah trik tertentu selain trik penulisan yang sudah disampaikan?

Yang harus dijabarkan kepada penerbit:
1. Sinopsis atau gambaran isi buku secara keseluruhan.
2. Keunikan dan keunggulan buku dibandingkan buku sejenis.
3. Kira-kira, siapa target yang mau membaca buku kita. Dan kalau bisa dihitung berapa jumlahnya, akan bagus sekali.
4. Apa yang akan dilakukan penulis untuk membantu promosi buku.

Ada beberapa buku yang saya tulis dan baru sedikit buku yang diterbitkan jadi buku. Dan baru satu buku yang diterbitkan penerbit mayor. Bisakah a nawarin ke penerbit mjw book? Penerbitan Pak Akbar?
Penerbitan saya ini masih baru merintis. Jadi masih konsentrasi untuk menerbitkan buku-buku saya sendiri. Belum membuka bagi teman-teman penulis. Doakan penerbitan saya ini lancar biar bisa menjadi wadah bagi teman-teman penulis, khususnya para guru yang tergabung di sini.

Biasanya yang membuat penerbit tertarik menerbitkan jenis tema yang seperti apa ya Pak?
Semua tema itu menarik buat penerbit. Yang penting ada pembelinya. Namun demikian, di Indonesia ini novel yang paling banyak laku. Kalau mau konsentrasi menulis novel itu bagus sekali.

Kalau kita nerbitin buku yang ada iklannya bisa ga?
Bisa. Tinggal negosiasi dengan penerbit. Misalnya ada produsen akan membeli 500 eksemplar dan minta dikasih halaman iklan, dikasih saja. Tinggal negosiasi sama penerbit biar dibolehkan. Penerbit saya yakin mau, asal benar mau membeli bukunya.

Kalau naskah kita di terima oleh penerbit sebaiknya naskahnya kita kirim berupa print out atau soft file pak? Lalu sebaiknya kita mengirim naskah berupa outline atau naskah secara utuh pak?
Setiap penerbit mempunyai kebijakan berbeda. Ada yang harus diprint out dulu, ada yang bisa dikirim via email. Lebih baik dilihat di website penerbit tentang cara pengiriman naskah buku.
Alhamdulillah, semua pertanyaan sudah dijawab. Bagi yang masih ingin bertanya, atau belum dijawab, silakan japri. Kalau mengirim ke penerbit, naskah buku sudah harus selesai semua.
Seiring dari keinginan untuk bisa menulis yang terpendam dan syukur esok benar-benar bisa menjadi penulis, bismillah  InsyAllah. Alahumma aamiin. Wah dr kawan? Ternyata ada yang sudah menulis,  selamat,  baarakallah.
Saya yaqin, walo paparan, jawaban dan beberap pertanyaan kawan2 membantu mnambah pencerahan di kita,   mungkin masih ada saja muncul rasa kawatir,  pertanyaan-pentanyaan dlm proses itu, sehingga kadang twrbayang bakal terhenti, ragu, atau harus lanjut (Harus jalan!) .
Bapak mulai saja. Tidak perlu dipikirkan nanti akan ragu. Kalau kita mulai dan berani, keraguan itu akan hilang.
Kalau bingung, tinggal bertanya. Mentok, banyak baca.
Tinggal kemauan kuat.
1. Terus kumpul dengan para penulis.
2. Baca buku, ikut seminar dan pelatihan.
3. Punya target, kerjakan dengan disiplin.
4. Punya mentor yang mengarahkan.
5. Bismillah, Pak. Pasti bisa.

Begitulah pembelajaran yang amat menarik dari Pak Akbar Zainudin berkaitan dengn penerbitan buku. Waktu yang panjang terasa singkat karena pembelajaran yang menyenangkan. Tentu harapan narasumber dan harapan  kita semua, yang membaca materi ini dapat meraih kesuksesan yang sama dengan narasumber yakni menjadi penulis buku best seller. Tunggu apa lagi, yuk praktikkan ilmu dari narasumber dengan penuh semangat dan pantang menyerah.



8 komentar: