Idul Fitri
kali ini betul-betul sepi. Sepi di jalan maupun sepi di rumah sendiri. Juga
tetangga kanan kiri. Mbak Guru yang telah belanja aneka warna untuk para
tetangga bapak ibu masih mandheg di rumah sendiri. Belanjaan telah siap di
akhir Ramadan. Setelah tetangga kanan kiri, untuk tetangga sang ortu kini giliran
tempat berbagi.
Meski ada kabar antara boleh mudik
atau tidak yang simpang siur mbak guru masih tetap optimis. Toh, dia mudik tak
jauh dari kampung halamannya. Sebelum masa pandemi hampir tiap pekan dia pulang
ke ortu guna menyambangi. Dia pikir di hari nan fitri tetap boleh pulang dan
berbagi.
“Bude, tadi aku banyak menangis. Ternyata bude tak boleh mudik pada hari
idul firi ini. Akses jalan masuk ke desa ibu kita ditutup rapat. Tak ada yang
boleh ke kampung halaman,” tulis adiknya diikuti emotif orang menangis.
Kujawab whatsAppnya meski dengan gundah. Kusimpan kegundahan dalam hati
saja. “Oh, gak pa2 Dik. Kami maklum kok, semua diambil hikmah demi kebaikan
kita bersama. Semoga ada hikmahnya. Bapak ibu kita sehat semua, kan? Kita ikuti
saja protokol kesehatan. Semoga pandemi segera berakhir.”
Mbak Guru mencoba menikmati kabar yang baru saja diterima dengan tetap
mensyukuri apa yang terjadi. Sebenarnya kepulangannya ke kampung halaman kali
ini juga membawa risau dan galau di hatinya. Antara pulang dan tidak. Namun
info terakhir diizinkannya dia pulang kampung membawa semangat baru. Belanja
keperluan untuk berbagi yang belum lengkap segera dilengkapi. Gula, teh, sirup,
kecap, kue kaleng, minyak dan pernak-perniknya lengkap sudah.Tinggal mengemas
satu-satu untuk tiap keluarga yang dituju.
Dengan semyum khasnya Mbak Guru yakin semua yang disiapkan besuk pagi
akan menemui takdir terbaiknya. Tetangga kanan kiri sang ibu yang biasa
menerima berbaginya semoga senang menerimanya. Semuanya terbayangkan amat
indah. Kerinduan pada orang tua dan sanak saudara akan terbayar lunas.
Mbak Guru ingat lebaran tahun lalu. Setelah salat idul fitri berkeliling
kanan kiri tuk bermaafan lalu bergegas pulang kampung dalam formasi lengkap. Dua
anak, satu menantu, satu cucu dan dirinya serta belahan jiwa segera melesat
begitu urusan silaturahim dengan tetangga selesai. Tak butuh waktu lama untuk keliling
satu perumahan. Rata-rata keburu mudik ke kampung halaman. Termasuk dirinya,
yang selalu telah siap berbagai barang perlengkapan masuk mobil akhir Ramadan
sebelum idul fitri tiba. Siapa tempat berbagi telah tercatat manis di memori.
Senyum pun sering mengiringi sambil merencanakan tempat berbagi.
Namun, lebaran kali ini benar-benar di rumah saja. Shalat id di rumah
saja. Bertegur dan bersapa serta bersilaturahmi dari rumah saja. Media online
menjadi amat penting. Berlebaran di rumah sambil membuka gawai dan laptop.
Mulai dari WA, telepon hingga bersilaturahmi secara virtual. Tentu yang pertama
silaturahmi keluarga inti. Terdiri enam anggota. Ada bapak, ibu, dua anak, satu
menantu dan satu cucu. Bertegur sapa sambil berurai air mata. Suka dan duka
bisa tersampaikan via virtual. Sungkeman yang selalu tersampaikan dengan
khidmat dan bulir-bulir air mata yang tak tertahankan. Refleksi yang disampaikan
suami terasa padat berisi.
Anak-anak pun satu-satu menyampaikan permohonan maaf dan doa restu. Suasana
betul-betul mengharukan meski hanya lewat virtual. Setelah menghapus air mata
masing-masing ada pengumuman mengejutkan. Bagi-bagi THR yag disambut dengan
senyum bersama. Tertawa bersama. Bahagia bersama. Akhirnya kesedihan berujung
bahagia.
Memang, apa THR-nya? Ini mah rahasia. Sebab THR dikirim via virtual
juga. Memang zamannya baru zaman virtual. E alllaaaa kok ya ada-ada saja.
Semua mungkin dengan versi Virtual ya Bu Ismi. THR virtual jg bsa tinggal minta No rek hehehe.... Selamat Hari Raya Bu....
BalasHapusHe33 iya Bu Elly
HapusApapun bisa jadi tulisan unt mengobati keresahan hati
BalasHapusYap. Betul Bu Nani.
HapusMmg sdh waktu nya kita menyesuaikan jaman kali ya,kita hrs banyak belajar IT .
BalasHapusYap. Betul. Apalagi generasi x ini yg msh agak gaptek. He33. Hrs belajar.
Hapusbismillah semoga corona segera berakhir, bisa kumpul-kumpul keluarga Bu..
BalasHapusAamiin3
HapusLebaran from home. Mantaff
BalasHapusTerima kasih Pak Ismanto
HapusIed mubarok walaupun via vicall ya penting THR sampai
BalasHapusAamiin3. Hiya Bu
HapusTetap semangat ya
BalasHapus