Senin, 25 Mei 2020

IDUL FITRI DI MASA PANDEMI


Idul Fitri kali ini betul-betul sepi. Sepi di jalan maupun sepi di rumah sendiri. Juga tetangga kanan kiri. Mbak Guru yang telah belanja aneka warna untuk para tetangga bapak ibu masih mandheg di rumah sendiri. Belanjaan telah siap di akhir Ramadan. Setelah tetangga kanan kiri, untuk tetangga sang ortu kini giliran tempat berbagi.
            Meski ada kabar antara boleh mudik atau tidak yang simpang siur mbak guru masih tetap optimis. Toh, dia mudik tak jauh dari kampung halamannya. Sebelum masa pandemi hampir tiap pekan dia pulang ke ortu guna menyambangi. Dia pikir di hari nan fitri tetap boleh pulang dan berbagi.
“Bude, tadi aku banyak menangis. Ternyata bude tak boleh mudik pada hari idul firi ini. Akses jalan masuk ke desa ibu kita ditutup rapat. Tak ada yang boleh ke kampung halaman,” tulis adiknya diikuti emotif orang menangis.
Kujawab whatsAppnya meski dengan gundah. Kusimpan kegundahan dalam hati saja. “Oh, gak pa2 Dik. Kami maklum kok, semua diambil hikmah demi kebaikan kita bersama. Semoga ada hikmahnya. Bapak ibu kita sehat semua, kan? Kita ikuti saja protokol kesehatan. Semoga pandemi segera berakhir.”
Mbak Guru mencoba menikmati kabar yang baru saja diterima dengan tetap mensyukuri apa yang terjadi. Sebenarnya kepulangannya ke kampung halaman kali ini juga membawa risau dan galau di hatinya. Antara pulang dan tidak. Namun info terakhir diizinkannya dia pulang kampung membawa semangat baru. Belanja keperluan untuk berbagi yang belum lengkap segera dilengkapi. Gula, teh, sirup, kecap, kue kaleng, minyak dan pernak-perniknya lengkap sudah.Tinggal mengemas satu-satu untuk tiap keluarga yang dituju.
Dengan semyum khasnya Mbak Guru yakin semua yang disiapkan besuk pagi akan menemui takdir terbaiknya. Tetangga kanan kiri sang ibu yang biasa menerima berbaginya semoga senang menerimanya. Semuanya terbayangkan amat indah. Kerinduan pada orang tua dan sanak saudara akan terbayar lunas.
Mbak Guru ingat lebaran tahun lalu. Setelah salat idul fitri berkeliling kanan kiri tuk bermaafan lalu bergegas pulang kampung dalam formasi lengkap. Dua anak, satu menantu, satu cucu dan dirinya serta belahan jiwa segera melesat begitu urusan silaturahim dengan tetangga selesai. Tak butuh waktu lama untuk keliling satu perumahan. Rata-rata keburu mudik ke kampung halaman. Termasuk dirinya, yang selalu telah siap berbagai barang perlengkapan masuk mobil akhir Ramadan sebelum idul fitri tiba. Siapa tempat berbagi telah tercatat manis di memori. Senyum pun sering mengiringi sambil merencanakan tempat berbagi.
Namun, lebaran kali ini benar-benar di rumah saja. Shalat id di rumah saja. Bertegur dan bersapa serta bersilaturahmi dari rumah saja. Media online menjadi amat penting. Berlebaran di rumah sambil membuka gawai dan laptop. Mulai dari WA, telepon hingga bersilaturahmi secara virtual. Tentu yang pertama silaturahmi keluarga inti. Terdiri enam anggota. Ada bapak, ibu, dua anak, satu menantu dan satu cucu. Bertegur sapa sambil berurai air mata. Suka dan duka bisa tersampaikan via virtual. Sungkeman yang selalu tersampaikan dengan khidmat dan bulir-bulir air mata yang tak tertahankan. Refleksi yang disampaikan suami terasa padat berisi.
Anak-anak pun satu-satu menyampaikan permohonan maaf dan doa restu. Suasana betul-betul mengharukan meski hanya lewat virtual. Setelah menghapus air mata masing-masing ada pengumuman mengejutkan. Bagi-bagi THR yag disambut dengan senyum bersama. Tertawa bersama. Bahagia bersama. Akhirnya kesedihan berujung bahagia.
Memang, apa THR-nya? Ini mah rahasia. Sebab THR dikirim via virtual juga. Memang zamannya baru zaman virtual. E alllaaaa kok ya ada-ada saja.



13 komentar:

  1. Semua mungkin dengan versi Virtual ya Bu Ismi. THR virtual jg bsa tinggal minta No rek hehehe.... Selamat Hari Raya Bu....

    BalasHapus
  2. Apapun bisa jadi tulisan unt mengobati keresahan hati

    BalasHapus
  3. Mmg sdh waktu nya kita menyesuaikan jaman kali ya,kita hrs banyak belajar IT .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap. Betul. Apalagi generasi x ini yg msh agak gaptek. He33. Hrs belajar.

      Hapus
  4. bismillah semoga corona segera berakhir, bisa kumpul-kumpul keluarga Bu..

    BalasHapus
  5. Ied mubarok walaupun via vicall ya penting THR sampai

    BalasHapus