Minggu, 24 Mei 2020

LEBARAN DI RUMAH SAJA


Lebaran kali ini benar-benar beda. Himbauan para ustadz bahwa rumah adalah madrasah; rumah adalah mushola perlu diindahkan. Madrasah merupakan tempat penididikan. Kini, pendidikan banyak diakukan di rumah. Karena masa pandemi bekerja di rumah, belajar di rumah, dan beribadah di rumah. Itu artinya rumah juga meruapakan mushola atau tempat melakukan shalat.
            Bukan hanya shalat wajib lima waktu. Pada situasi biasa shalat lima waktu lebih utama dilakukan di rumah, di era pandemi shalat lebih baik dilakukan di rumah. Apakah berarti shalat di masjid tidak boleh? Tergantung situasi. Pada daerah zona hijau tentu boleh shalat berjamaah di masjid. Namun, zona merah atau hitam akan lebih baik jika dilakukan di rumah.
Shalat idul fitri bagaimana? Apakah bisa dilakukan di rumah? Berbagai tutorial shalat idul fitri di rumah telah banyak disampaikan. Semuanya bisa lihat situasi dan kondisi. Dalam situasi terpaksa tentu ada hukum tertentu yang dapat diterapkan.
Tidak perlu saling menyaahkan di manapun dilakukan. Mau di rumah atau di tanah lapang dengan memperhatikan protokol kesehatan dipersilakan. Sebagaimana di kompleks perumahan kami. Diselenggarakan salat idul fitri di samping masjid. Tidak diumumkan seperti salat id sebelumnya. Yang berkeyakinan shalat id lebih baik di rumah, dipersilakan. Yang menghendaki shalat berjamaah di samping masjid (tempat diselenggarakan salat id) juga dipersilakan.
Bagaimana dengan diri ini? Rencana shalat berjamaah di samping masjid. Sudah siap dan rapih sebelum pukul 06.00. Menanti suami selesai berbenah, ternyata ini kalimat yang dilontarkan, “Loh, belum berangkat to? Silakan berangkat duluan. Aku mau shalat di rumah.”
Tak ada perbincangan sebelumnya mau salat di masjid atau di rumah. Sebenarnya diriku lebih sreg shalat berjamaah di samping masjid. Namun, karena suami ingin shalat di rumah, harus ada yang mengalah. Salat berjamaah berdua di rumah.
“Wahhh sudah kusiapkan infak terbaik untuk datang shalat berjamaah lhooo,” selorohku. Namun, sebagai istri yang harus taat pada suami ya akhirnya kuikuti salat di rumah.

Selesai shalat dilanjutkan “bersapa dan sungkeman” secara virtual. Anak-anak yang tak berkesempatan pulang bersepakat berkomunikasi dan sungkeman via zoom. Si sulung menjadi moderator. Dialah yang mengatur jalannya pembicaraan. Kesempatan pertama diberikan kepada suami sebagai kepala keluarga. Taushiah dan refleksi dalam perjalanan mengarungi kehidupan berkeluaraga beliau sampaikan. Telah tiga puluh satu tahun membina hubungan keluarga. Kerikil-kerikil kecil dalam perjalanan kehidupan tak dapat dihindari. Itulah bumbu kehidupan. Kerikil kecil itu asalkan dihadapai dengan semangat saling menguatkan menumbuhkan energi yang bisa membawa kekuatan dalam menapaki kehidupan.

Kesempatan kedua diberikan kepada diri ini. Setelah salam kusampaikan syukur atas anugerah Allah yang luar biasa. Terlalu banyak anugerah yang tak boleh dilupakan. Sampai dalam surat Ar Rahman berulang-ulang kita diingatkan, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang pantas kamu dustakan?”
Permohonan maaf pertama kutujukan kepada suami. Barangkali dalam melayanai dan membersamai ada yang kurang berkenan di hati. Barangkali ada kesalahan yang pernah kulakukan dan belum sempat ku memohon maaf sebelumnya.
Kepada si sulung juga kumohon maaf. Barangkali dalam mendidiknya ada yang kurang tepat. Karena beda generasi, barangkali ada komunikasi yang kurang pas. Beda genersai terkadang membawa pebedaan persepsi. Tapi, percayalah bahwa maksud orang tua selalu ingin membawa dan mengarahkan kepada kebaikan. Mungkin komunikasi beda generasi yang menyebabkan perbedaan persepsi. Jika dalam memfasilitasi dan mendidik kepada anak ada yang kurang, sebagai orang tua ibu meminta maaf.
Kepada anak menantu demikian juga. Kusampaikan jika ada khilaf dan salah tak sengaja dari mertua diriku meminta maaf. Jika ada teguran yang menimbulkan rasa kurang pas juga kumohon maaf. Maaf juga jika hari ini tak ada paket lebaran berupa barang. Doa orang tua barangkali lebih diutamakan daripada paket berupa barang.
Kepada si bungsu, kusampaikan permohonan maaf juga. Barangkali ada hal-hal yang dia inginkan ada yang belum kesampaian. Dari awal telah kuingatkan bahwa tidak semua keinginan anak harus dituruti. Sebagai orang tua, ibu punya filter untuk menyaring mana keinginan yang patut dituruti dan mana yang tidak. Kadamng, ada hal yang menyebabkan kurang enak di dada. Namun, percayalah bahwa maksud orang tua adalah mengarahkan kepada kebaikan. Doa untuk si bungsu, semoga segera dipertemukan dengan jodoh terbaik yang bisa membibing dan menuntun ke jalan terbaik dalam mengabdi kepada Ilahi Rabbi dan bisa mendekat kepada Sang Maha Pencipta.
Kepada si kecil, cucu yang baru bobok, Eyang juga sampaikan permohonan maaf. Tak ada paket lebaran kali ini. Eyang tak biasa belanja online. Nanti jika bertemu saja, apa yang diinginkan disa dibelikan. Atau, bisa rekues kepada ayah bunda, nanti Eyang yang menggantinya.
Kalimat terakhir berupa doa semoga keluarga ini nntinya dapat berkumpul di kampung akhirat penuh bahagia. Semoga dapat dimudahkan semua urusan kebaikan serta diebrei keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat. Itulah tujuan hidup, yakni menggapai bahagia di kampung akhirat. Semoga urusan dunia pun bisa ditunaikan dengan baik.





20 komentar:

  1. Wajib Hukumnya Menjaga Kesehatan Diri dan keluarga kata Prof Nazarudin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal. Hal yang wajib harus didahulukan, kemudian baru yang sunah. Mohon maaf lahir dan batin.

    BalasHapus
  2. Memang bu Ismi penulis beneran

    BalasHapus
  3. MasyaAllah..luar biasa ibuk...
    Barokallohu..

    Slmt hari raya idul fitri 1 Syawal 1441 H mhon maaf lahir dan batin..

    BalasHapus
  4. Kali ini lebaran versi Dumay dl ya bu Ismi

    BalasHapus
  5. Semoga terbina keluarga sakinah mawadah wa rahmah...bahagia dunia dan akhiratnya

    BalasHapus
  6. Luarbiasa. .....terus berkarya tanpa batas

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah.. banyak klrga yg gak bisa berkumpul dan gak bisa bertegur sapa.

    BalasHapus
  8. Balasan
    1. Mantap bunda...menuliskan realita yg terjadi skrg dgn tulisan yang elok...

      Hapus
  9. Selamat hari raya idul fitri mohon maaf lahir dan batin

    BalasHapus
  10. Terima kasih Pak Rusmin. Sama2. Kami juga mohon maaf lahir batin.

    BalasHapus