Rabu, 06 Mei 2020

MOBILE LEARNING UNTUK BELAJAR MENGAJAR


Tema                           : Mobile Learning Di Mana Saja, Kapan Saja, dan Bagaimana Saja
Waktu                         : Rabu, 6 Mei 2020
Penyelenggara             : PB PGRI
Narasumber                : Prof. Ucok Zainal Arifin Hasibuan, PhD.
Catatan Narsum
·         Wakil Ketua/Anggota Harian DETIKNAS/WANTIKNAS (2009-2014; 2014 - sekarang)
·         Ketua BSNP/Anggota (2014-2016; 2016 - 2019
·         Sekjen/Ketum APIKTOM (2006-2014; 2014 - sekarang)
·         Ketua Forum Perpustakaa Digital Indonesia (2014 – 2019)
·         Guru Besar Ilmu Komupeter, Universitas Indonesia (2011 – 2019)
·         Guru Besar Ilmu Komupeter, Universitas Dian Nuswantoro (2020 – sekarang)

Kini dunia masuk era digital. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK)  menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Guru dan dosen bertanggung jawab untuk mempersiapkan generasi berikutnya, yakni Generasi Z (lahir 1995 – 2010) yang lebih banyak berhubungan sosial lewat dunia maya. Harus ada perubahan paradigma dalam belajar-mengajar.
Apa permasalahan mobile learning?
1.     Pengguna TIK semakin bertambah, belanja TIK bertambah, tetapi pemanfaatn TIK produktif semakin menurun.
2.     Terjadi gap yang besar antara pengguna TIK versus potensi pengguna TIK (hampir 50:50).
3.     Harus ada yang bertanggung jawab (di sekolah: guru dan dosen; di rumah: orang tua; di masyarakat: pemerintah)
4.     Covid 19 memaksa kita beralih dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran daring (onlinemobile learning)
Perlu mempersiapkan generasi Z dari serangan Cyber, terutama serangan sosial budaya. Serangan cyber terdiri dari serangan logical, physical, dan sosio cultural. Serangan logical, physical sudah ada institusi resmi yang menanganinya, yakni Badan Siber dan Sandi Ngara. Pertahanan dari serangan social cultural belum ada. Nah, mestinya pendidikan lah yang berperan utama.
Mobile learning merupakan bagian dari perkembangan transformasi digital pada sekolah tahapan ketiga (school 3.0 integrated) dengan ciri terbuka terhadap sumber daya pendidikan (inernet, moile device, LMS, mobile learning). Adapun tahap I (school 1.0 pre digital) bercirikan belajar di kelas, guru sebagai sumber ilmu, teknologi sederhana, papan tulis dan buku catatan sebagai media. Kini perlu menyesuaikan dengan perkembangan. Kita sebagai pendidik/guru perlu memfasilitasi pembelajarn sesuai dengan zamannya. Tidak harus memaksakan sebagaiman kita sekolah dulu.



Muncul sebuah pertanyaan, “Apa itu mobile learning?” Mobile learning adalah pendidikan atau pelatihan yang menggunkan alat-alat komputer yang portabel seperti smartphones, tablet komputer, laptop, dan lain-lain. Mobile learning terdiri dari teknologi mobile, aplikasi mobile, dan konten pembelajaran.

Teknologi mobile bisa berupa laptop, tablet, podcas, handphone/smartphone, camera dan lainnya. Adapun aplikasi mobile bisa berupa sosmed, LMS, dan Web. Saat ini aplikasi yang banyak digunakan antara lain facebook, whatsapp, telegram, anchor, video, instagram, google form, google sheet, rumah belajar, moodle, dan web browser. Tidak harus semua digunakan, tetapi dissesuaikan kebutuhan dan sikon.



Konten pembelajaran dan lingkungan pembelajaran meliputi:
-       Mata Pelajaran (sesuai dengan kurikulum; sesuai dengan konteks lokal)
-       Perpustakaan Digital (sumber pembelajaran yang lebih umum; memiliki berbagai koleksi dalam bentuk digital)
-       Cerita Rakyat dan Kekayaan Alam (kekayaan budaya, kekayaan alam, nilai dan karakter bangsa)
-       Museum/Zoo (tersimpan berbagai objek pembelajaran; dilengkapi dengan ceritanya).
Mobile learning bisa dipahami sebagai pembelajaran di mana saja, kapan saja, dan bagaimana saja. Namun kenyataannya masih terdapat miskonsepsi di antara kita. Di antara miskonsepsi itu sebagai berikut.
1.     Teknologi hraus canggih, HP mahal dan keluaran terbaru.
2.     Aplikasi canggih, berbayah, memory berat.
3.     Guru harus ahli/jago IT.
4.     Siswa harus jago IT, sulit mengajari.
Padahal kenyatannya tidak begitu. Mobile learning cukup menggunakan HP dengan akses internet, aplikasi tak harus canggih, guru tak harus ahli IT, siswa adalah digital natives, pasti bisa.
            Tips mobile learning (sesuai prinsip merdeka belajar)
1.       Jadwal pelaksanaan pemberian materi fleksibel
2.       Durasi pengumpulan tugas tidak singkat
3.       Ada sesi diskui dengan mainstream yang bisa diakses semua
4.       Tidak harus menggunakan e-learning berbayar

Penggunaan google form dalam pembelajaran memiliki keunggulan fleksibilitas yang tinggi. Bisa digunakan untuk berbagai keperluan:
-       Pengumulan dokumentasi belajar di rumah yang sifatnya parktek/project based learning yang disertai file
-       Untuk survey
-       Untuk kuis online
-       Untuk presensi
-       Untuk tempat siswa menyampaikan pertanyaan.
Keunggulan Browser dan Blog
-       Materi belajar dapat di up-load dalam blog yang diakses via browser.
-       Google form dan google sheet dapat diakses via browser.
-       Google docs bisa digunakan sebagai alternatif.
-       Blog bisa menggunakan yang tidak berbayar.



Peluang penggunaan mobile learning di ndonesia sangat besar. Negara Indonesia yang jumlah penduduknya 250 juta jiwa ternyata pelanggan ponsel 371.4 juta pelanggan. Artinya penduduk Indonesia secara umum memiliki ponsel. Bahkan, satu orang bisa meiliki lebih dari satu ponsel. Ini berati penggunaan mobile learning sangat besar peluangnya. Tinggal kreativitas bapak ibu guru untuk mengelolanya.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1.       Mobile learning merupakan keniscayaan, sesuatu yang pasti akan terjadi.
2.       Mobile learning memungkinkan terlaksananya pembelajarn yang agile, fleksibel, dan adaptif terhadap lingkungan masing-masing.
3.       Mobile learning memungkinkan untuk mengoordinasikan stakeholder (guru, siswa, orang tua) agar bisa menggunakan sumber daya pembelajaran secara maksimal.
4.       Mobile learning dapat menjaga mutu pendidikan berkelanjutan.
5.       Mobile learning menjamin tumbuh berkembangnya berbagai konten pembelajaran digital yang kaya keberagaman.
6.       Mobile learning mempercepat peningkatan kompetensi pendidik untuk resource sharing.

14 komentar:

  1. Cocok utk bahan saya belajar ini bu... terimakasih sharing nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 Bu Elly. Kpn2 saya belajar ngblog yg bagus ya Bu. Blog ibu tampilannya oke banget.

      Hapus
  2. Bagus bu..makasih sharingnya

    BalasHapus
  3. Alhamdulillaah.. Pas banget bagiku yang tadi tidak sempat menyimak bunda. Terima kasih njih. Salam sehat dan sukses selalu

    BalasHapus
  4. Terus berbagi ya bunda...semoga barokah

    BalasHapus
  5. Terima kasih ,akhirnya saya dapat ilmu

    BalasHapus
  6. Terima ksh bunda. Jadi dapat tambahan ilmu baru

    BalasHapus
  7. Makasih Bu...Semangat terus berbagi...

    BalasHapus