Istilah better late than never digunakan Bu Kanjeng (Sri Sugiasuti)
untuk menyebut dirinya yang merasa terlambat dalam belajar menulis. Umur 50
tahun baru belajar menulis itulah penyebab dirinya merasa terlambat dalam belajar
menulis. Padahal, dari dulu suka melahap bacaan seperti koran, majalah, novel,
dan aneka buku.
Keinginna menulis telah dibangun sejak SMP. Buktinya punya diary, buku
kenangan yang ditulis teman-teman, punya koleksi buku bacaan, dan punya
komunitas korespondensi. Setelah berkenalan dengan dunia maya dan medsos ia
berkenalan juga dengan blog keroyokan seperti Kompasiana Guraru, dan Gurusiana.
Semangat menulisnya semakin terpacu. Tulisan “Diary Ketika Buah Hati
sakit” yang merupakan true story pernah diikutkan lomba. Sejak itu harapan
menulis Bu Kanjeng kian menggebu. Menurutnya, kata kuncinya adalah “mau”.
Kisahnya dalam dunia kepenulisan dibeberkan. Mulai dari belajar menulis
di web berbayar 1 juta dan gagal, membuat buku memoar, menulis yang dijanjikan
akan diterbitkan gramedia dengan hasil zonk, hingga menjadi penulis dengan
naskah jual putus.
Menurut B Kanjeng, proses menulis dari manusia biasa menjadi penulis itu
sedap-sedap gurih. Tentu ada suka dan dukanya. Beliau mengajak penulis pemula
menjadi penulis mulia.
Krren Bu tinggal tambah posting foto pendukung
BalasHapusTerima kasih Bu. Wahhhh, belum bisa posting foto pendukung. He33
BalasHapusBagus...terimakasih bundaku
BalasHapusTerima kasih
BalasHapus