Rabu, 01 April 2020

APLIKASI ONLINE SEDERHANA UNTUK MENGAJAR SECARA ONLINE

Dengan diberlakukannya bekerja dari rumah (WFH) dan SFH (study from home) secara tidak langsung telah memaksa kita melakukan pembelajaran secara online (daring = dalam jaringan). Siswa pun diwajibkan untuk SFH (study from home). Hal ini tentu mendorong guru untuk dapat memfasilitasi pembelajaran dari rumah.
Sebelum menerapkan pembelajaran online, ada salah satu siswa yang kuhubungi untuk membagikan tugas yang harus dikerjakan di rumah selama masa SFH dalam jangka dua pekan. Karena setiap pekan ada tiga pertemuan, kubuat model pembelajaran yang harus dikerjaan oleh siswa selama enam pertemuan. Tidak mengurangi rasa hormat dan kemerdekaan siswa, tiap pertemuan bisa dikerjakan dalam waktu dua jam pelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi siswa agar tidak bermain atau bepergian karena tak ada kegiatan belajar yang harus dikerjakan.
Pola pembelajaran menjadi bergeser setelah di grup diinfokan untuk mencoba google classroom. Kelas pun kubuat. Karena jumlah kelas yang kuampu empat rombel, otomatis kubuat empat kelas. Setiap kelas kubuat, salah satu siswa kuhubungi untuk membagikan kode kelas kepada teman-teman sekelasnya.
Sambutan kelas pun berbeda-beda. Ada yang responsif, ada yang tenang-tenang saja. Hanya ada satu kelas yang anggotanya full. Yang lain hanya separuh atau setengahnya. Setelah ditanyakan penyebabnya, jawaban pun bervariasi. Ada yang tak punya akun gmail. Ada yang tak punya HP. Ada yang tak punya kuota. Memang tak kupaksakan karena pembelajaran ini sifatya masih belajar. Bu Guru pun masih belajar. Berikut sapaan pertamaku kepada para siswa tercinta.
 Assalamu'alaikum wr wb.

Bagaimana kabar kalian, Anak-anakku?
Semoga selalu dalam lindungan Allah Swt. Aamiin3. Tetap jaga kondisi dan kesehatan ya. Semoga kita semua terlindungi dan terjaga.

Mohon maaf. Kelas kita ini sifatnya belajar dan pembelajaran. Ibu guru juga masih dalam taraf belajar. Kita bisa saling berkomunikasi dan memberi masukan. Jika tugas-tugas yang kemarin Ibu berikan ada kesulitan, bisa kita diskusikan.

Ini sifatnya bukan paksaan. Siapa yang mau memanfaatkan dipersilakan. Yang keberatan tidak ada paksaan. Yang penting kita jaga kesehatan. Kurangi bepergian, jika tidak amat diperlukan.

Salam.
Begitu sapaan ku-share kepada para siswa yang tanggapannya  beragam. Ada yang diam saja, ada yang hanya mengintip malu-malu, dan ada yang menjawab di komentar. Selain di google classroom masih dibantu whatsApp jika menemui kendala.
Sapaan berikutnya sebagai berikut.
Assalamu'alaikum wr wb.

Bagaimana kabar kalian, Anak-anakku?
Semoga selalu dalam lindungan Allah Swt. Aamiin3. Tetap jaga kondisi dan kesehatan ya. Semoga kita semua terlindungi dan terjaga.

Mohon maaf. Kelas kita ini sifatnya belajar dan pembelajaran. Ibu guru juga masih dalam taraf belajar. Kita bisa saling berkomunikasi dan memberi masukan. Jika tugas-tugas yang kemarin Ibu berikan ada kesulitan, bisa kita diskusikan.

Ini sifatnya bukan paksaan. Siapa yang mau memanfaatkan dipersilakan. Yang keberatan tidak ada paksaan. Yang penting kita jaga kesehatan. Kurangi bepergian, jika tidak amat diperlukan.

Salam.
Sapaan demi sapaan kubagikan.
Assalamu'alaikum Anak2 tercintaku, Negeriku, Sayangku, I Love You.

Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga sehat selalu ya. Tetap semangat belajar di rumah ya.

Posting hari ini sama dengan tugas via WA kemarin. KIta belajar terus yaaa.

Materi demi materi kukirim sambil belajar. Akhirnya tiba saat memberikan soal dalam bentuk pilihan ganda. Wow, tanggapan siswa luar biasa cepat. Maklum, soal pilgan buatnya lama mengerjakannya cepat. Sebagian besar siswa dapat berpartispasi kecuali satu dua yang katanya tak punya kuota.
Kendala justru muncul dari guru. Jawaban siswa telah masuk. Namun, nilai otomatis belum muncul. Kupikir seperti model Candy, yang setiap siswa mengakhiri pengerjaannya otomatis nilai dan analisis telah tersedia.
Nah, inilah tantangan yang harus dicari solusinya. Tanya sana sini sebagai alternatif. Akhirnya untuk pemberian tugas berupa soal latihan kugunakan google form. Ini lebih mudah. Sebab soal yang kita buat dan dikirim ke siswa lalu dikerjakan, otomatis sudah terpapar (hadeh, kayak virus korona saja)  nilainya.

3 komentar: