Minggu, 19 April 2020

CATATAN HATI DAN CATATAN HARIAN


Kusandingkan buku Catatan Hati dan Catatan Harian seorang guru. Dua buku itu telah mengusik perhatianku. Catatan Harian Seorang Guru Blogger kutamatkan dalam waktu setengah hari. Ditulis oleh seorang blogger sekaligus youtuber. Siapa yang tak kenal penulis ini? Beliau adalah seseorang yang menyebut dirinya tambun. Isi bukunya sederhana tapi mengena. Menurutku beliau mampu menuliskan hal biasa dengan kemasan dengan luar biasa.
            Catatan Harian bersampul biru. Catatan Hati bersampul putih. Warna putih merupakan simbul kesucian. Berharap catatan hati yang digarap membawa kesucian yang ‘kan mendatangkan kecerahan. Berbagai catatan yang dikumpulkan dalam situasi penuh aroma bahagia maupun situasi yang menguras air mata.
Catatan Harian menceritakan proses kreatifnya seorang guru blogger bernama Omjay. Termasuk perkenalan dengan manusia-manusia hebat. Mereka telah menginspirasinya. Ada Pak Agus Sampurno, ada Pak Dedi Dwitagama. Beliau sebut keduanya luar biasa. Beberapa yang disebutkan diriku telah mengenalnya. Ada Pak Much. Coiri, Bunda Astuti, Pak Johan Wahydi, Pak Indra Charismiadji. Namun sayang, namaku tak disebutkannya.
            Buku Catatan Hati Bersama Sang Buah Hati mengisahkan suka duka seorang ibu dalam mendidik, membesarkan, menyayangi serta menasihati sang buah hati. Saling menyayangi dan memberi dukungan. Sang buah hati selalu mengidoalakan ibunya yang “dianggap” pintar, supel, bijaksana lengkap dengan plus minusnya.
Si buah hati pernah merasa kehilangan pegangan saat jauh dengan sang bunda. Dia merasa apa yang dilakukan atas inisiatif bundanya. Namun, kesadaran akhirnya muncu meski agak terlambat. Keberhasilan akhirnya dapat diraihnya. Setelah menyelesaikan studi S-1 di Bandung dan merasakan dunia kerja, sang bunda mengingatkan cita-cita awal tuk meneruskan studi di Eropa. Penundaan studi itu ternyata menyimpan rahasia. Berharap semasa studi dapat secara langsung saksikan Liga Eropa. Itulah cita-citanya semasa masih bocah yang ingin dia wujudkan dalam realita.
Leiden University menjadi tujuannya. Dua tahun dua bulan berada di negeri orang tentu banyak suka duka. Kisahnya dituturkan kepada sang bunda melalui surat-surat elektronik. Hampir setiap hari sang buah hati dan bundanya berkabar dan berkomunikasi. Baik melalui email, blog, maupun telepon. Sering pula menggunakan skipy.
“Buku ini SANGAT BAIK dibaca oleh anak maupun orang tua.” Begitulah kalimat yang tertulis pada cover beakangnya. Penasaran? Silakan membacanya.


14 komentar: