Pete dan
pepaya duduk berdampingan dari kemarin. Dari pedagang di pasar tradisional yang
kubeli tanpa menawar. Kubayangkan keduanya berbincang.
PETE. Enakan
kau ya Ya (panggilan untuk pepaya). Baru duduk sebentar saja sudah dipegang-pegang,
dielus, dimandikan, dikupas terus disimpan dalam perutnya.
PEPAYA:
Emang, aku kan kesukaan majikan. Anak kesayangan gitu loh. Aku kan berasa
manis. Menarik, cerah lagi. Tidak seperti … tidak seperti… kau
PETE: Jangan
begitu. Nanti aku tersinggung lho. Ingat, doa orang yang didzlimi mustajab lho.
PEPAYA:
Emang, kau merasa jadi orang? Kau itu makanan orang ya. Ha ha ha.
Perbincangan pete dan pepaya pagi
ini membuatku tersenyum. Senyum sembari mendengarkan TELEVISI pada acara RUMAH
MAMAH DEDEH. Suaranya saja yang kudengarkan. Ini masih di depan LAPTOP dan HP.
Memantau siswa mengerjakan soal Penilaian Harian II yang kukirim pakai google
form.
Ternyata ada asyiknya juga . WFH tak selamanya membosanan. Ada kalanya
geli dan menyenangkan. Bisa mengerjakan berbagai agenda dalam satu masa. Di
sela-sela memantau siswa kuambil sebuah jeruk yang manis rasanya. Sedap-sedap
manis kunikmati sambil menguping pembicaraan pete dan pepaya. Oho. Ternyata
semua ada hikmahnya.
Hingga saat ini laptop menjadi teman istimewa saat bekerja dari rumah.
Waktu kubuka kelas online pun dia merupakan sahabat yang paling setia. Sesetia
sahabat-sahabatku di Belajar Menulis gel 8. Apalagi yang berkenan membaca dan
meningalkan jejak. Waduh, yang ini namanya modus ya. Sorry ya, ManTeman.
Wah...nguping yg sehat..mencerahkan
BalasHapushe333
BalasHapus