Selasa, 28 April 2020

RESUME “CARA MENDESAIN BUKU PEMBELAJARAN”

Tema               : Cara Mendesain Buku Pembelajaran
Waktu             : Selasa, 28 April 2020
Narasumber    : Dr. Paidi, S. Pd., M. TPd.
Nama                   :       Dr. PAIDI, S.Pd., M.TPd
T & Tgl. Lahir     :       Bantul, 01 Januari 1971
NIP                      :       197101011999031012
Pangkat/Gol        :       Pembina / IV. A
Jabatan                :       1. Kepala SMKN 4 Kota Bengkulu;
                                     2. Ketua MKKS SMK Kota Bengkulu;
                                     3. Ketua MKKS SMK Provinsi Bengkulu.
BUKU
1.   “Membuat Laporan Keuangan dengan MyOB 19.6” Edisi Perdana tahun 2017 diterbitkan oleh Penerbit Salemba IV Jakarta.
2.   “Membuat Laporan Keuangan dengan MyOB 19.6” Edisi I tahun 2018 diterbitkan oleh Penerbit Salemba IV Jakarta.
3.   “Membuat Laporan Keuangan dengan MyOB 19.6” Edisi II tahun 2019 diterbitkan oleh Penerbit Salemba IV Jakarta.
4.   Buku Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital, Tingkat SMK/MAK Kelas 10 tahun 2019 diterbitkan oleh Penerbit ANDI Jogyakarta.

JURNAL INTERNASIONAL
1.   Utilization Of Mobile Phones To Apply Blended Learning At Higher Education: Computer Subject at State Vocational Hight School 1 Bengkulu oleh Paidi & Basuki Wibawa, International Jounal Of Engineering & Technology (IJET), (2018).
2.   The Developnen Of Blended Learning Based On Handphone for Computer System Subject on XI Grade of SMKN 1 Bengkulu City,  Humanities & Social Sciences Reviews eISSN: 2395-6518, Vol 7, No 3, 2019, pp 497-502.


Cara mendesain buku pembelajaran dengan teknik dan pendekatan yang bisa digunakan di antaranya mengacu pada tokoh fenomenal bidang desain  pembelajaran yaitu Prof Dr. Atwi Suparman (mantan rektor UT) dan Dick & Carrey. Secara umum dalam mendesain pembelajaran dan sekaligus menghasilkan bahan pembelajaran secara ilmiah dpt dilihat pada bagan berikut ini.
Screenshot_7
Secara umum Proses perancangan desain pembelajaran terdiri dari 11 langkah yang dapat saya uraikan sebagai berikut:
1.       Langkah 1, kita perlu mendapatkan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari siswa/pengguna atas materi-materi yang dianggap sulit atau perlu dipelajari lebih lanjut
2.       Langkah 2, Berdasarkan data yang didapat dari langkah 1 selanjutnya kita perlu membuat identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yang akan kita rancang
3.       langkah 3, Berdasarkan data langkah-langkah selanjutnya kita mulai membuat analisis instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang
4.       Langkah 4, Seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik yang akan menjadi target atau pemakai buku yang kita rancang
5.       Langkah 5, Membuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah instruksional di sini berdasarkan sumber asli yang dikarang oleh Dick & Carrey yaitu instructional)
6.       Langkah 6, Melakukan penyusunan TES
7.       Langkah 7, Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan (dalam hal ini saya merancang pembelajaran secara blended learning)
8.       Langkah 8, Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang dirancang dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan tercetak dan bahan online. Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rothwel dan untuk bahan online bisa menggunakan teori Hannafin)
9.       Langkah 9, setelah draft bahan tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan evaluasi formatif sbb: 1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar (pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa); 2. One-to-one learner (melibatkan 3 orang siswa yang berasarkan dari siswa peringkat atas, menengah dan bawah); 3. Evaluasi Small group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasal dari kelompok, menengah dan bawah); 4. Field trial yaitu tahap uji coba luas dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa  yang berasal dari kelompokl Atas, menengah dan bawah. Setiap tahapan mulai evaluasi one-to-one, evaluasi small group akan menghasilkan namanya draft bahan pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan pembelajaran.
10.    Langkah 10, melakukan evaluasi formatif
11.    Khusus untuk langkah yang terakhir Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan dalam proses desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.
Sedangkan untuk buku pembelajaran yang dirancang untuk keperluan penerbit biasanya pihak penerbit sudah mempunyai format/standar tertentu. Sehingga jika penulis ingin memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yang digunakan harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.
Contoh bahan pembelajaran yang dirancang dengan format Research dan versi penerbit adalah seperti berikut.
Screenshot_6


Begitulah sekilas cara mendesain bahan pembelajaran yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan, insyaallah jika tahapan di atas dilakukan secara benar maka tidak akan terjadi kasus salah gambar dll. sebagaimana dahulu pernah terjadi di buku-buku yang beredar di lingkup Dikbud khususnya jenjang sekolah dasar.
SESI TANYA JAWAB
P1
Assalamualaikum..selamt sore menjelang siang pak Paidi mau tanya :
1.Setelah melihat dan memahami PPT, Elearning SMK Bengkulu, saya berasumsi bahwa itu adalah desain belajar utk program sekolah Afirmasi  dan mirip classroom kira-kira tangapan Bapak seperti apa?
2.Tolong beri tahu kami cara praktis mendesain pembelajaran seperti SMKN Bengkulu?
 Muhtadin -Beltim-Babel
Terimakasih Mas Andi (Babel), untnk pertanyaan 1, kebetulan saya pernah merancangkan sebuah desain pembelajaran untuk SMKN 1 Bengkulu, dimana waktu itu pihak sekolah kesulitan untuk mencari pola pembelajaran untuk siswanya yang melaksanakan di industri sekitar 6 bulan, maka saya buatkan sebuah konsep namanya blended learning dan alhamdulilah bisa digunakan dengan media yang dipakai siswa dan guru kala itu adalah Handphone. Praktek pembelajarannya memang menggabungkan antara pembelajaran di classroom dengan online [N]; 2. Untuk cara praktisnya sepertinya bisa mas Andy ikuti alur yg ada di slide no. 7 tentang Pengembangan Blended Learning Berbasis Handphone
P2
Assalamualaikum pak Paidi ... kenalkan nama saya Rasita dari Kab Mukomuko Bengkulu tugas di SDN 16 Penarik
Pertanyaannya:
Untuk langkah yang ke-9 mencari pakarnya agak susah di daerah bagai mana mengatasinya, apa lagi kami dari SD agak terbatas kemampuan serta personilnya.
Terima kasih
Untuk pertanyaan mbak Rasita, alhamdulilah untuk pakar yang dimaksud  Prodi S2 Teknologi Pendidikan Unib sudah banyak mbak yang bisa, dengan syarat ybs. sudah mencapai kualifikasi S3/Doktor (Pendapat Sugiyono dalam Bukunya R&D) atau juga di kampus atau lembaga lain juga bisa selagi sudah ada bukti kepakarannya mbak.[N]
P3
Assalamualaikum Wr.Wb. Selamat Sore Pak Dr. Paidi, Perkenalkan saya Supyanto dari Kota Bekasi, mohon penjelasan dalam desain Instruksional itu mengenal ada tes formatif dan sumatif. Apa bedanya?
Untuk pertanyaan mas Supyanto, yang dimaksud TES Formatif disini adalah tes yang dibuat (modelnya bisa multiple choice, Essay dll) atas materi yang ada di bahan pembelajaran. Tes ini dibuat oleh si perancang buku yang sebelumnya telah melalui telaah oleh pakar dan uji validitas maupun reabilitasnya. Sedangkan Tes Sumatif dalam konsep desain ini adalah penilaian oleh lembaga lain (eksternal) atas kelayakan bahan yang dibuat oleh si Perancang buku tsb.
P4
Selamat siang Pak Paidi.. kalau boleh tau apa nama aplikasi e learning nya. Kayaknya keren banget. Ridwan Nurhadi
Software yang pernah saya untuk e-learning tersebut menggunakan moodle, murah meriah pak karena sifatnya open source. Tapi saat ini tidak bisa masuk lagi link tersebut karena sudah saya serahkan ke pihak SMKN 1 Kota Bengkulu. Jika mas Ridwan ingin melihat lebih jauh isinya nanti saya coba mintakan sama pihak SMKN 1, jika sudah ada hasilnya saya sampaikan kepada om Jay [N]
P5
Ass wr wb
Sy Bu Iez dari Lumajng
Apakah langkah-langkah mendesain cara mengembangkannya sama dengan model dick and Carry ya?
Betul mbak Iez, karena saya juga menggunakan model Dick & Carrey👍
Namun mbak Iez juga bisa mengkombinasikan dengan teori/model lain seperti pada langkah 8 selagi sesuai dengan karakteristik bahan pembelajarannya [N]
Tanya yang kedua: yang dimaksd dengan Research versi penerbit  ini apakah blended learning yang dimaksud Bapak
Heeee bukan, kalau Versi penerbit biasanya ini ada kebutuhan tertentu yang di tetapkan oleh penerbit karena menyangkut untuk keuntungan penjualan dll.
Pihak penerbit biasanya sudah punyak team editor sendiri, seperti yang pernah sy lakukan untuk memperbaiki draft buku di Penerbit Salemba IV - Jakarta, sehingga buku tsb bisa dicetak/diterbitkan oleh Salemba IV
P6
Assalamualaikum saya ika s. dari Tangerang , boleh dijelaskan mengenai teori rothwel dan teori hannafin pada langkah ke 8 dalam mendesain pembelajaran
Untuk pertanyaan Mbak Ika, Maaf saya ada salah tulis tadi Teori Rowntre itu adalah cara-cara untuk membuat buku yang sifatnya tercetak. Dan Hannafin itu untuk merancang bahan yang noncetak alias online. Untuk teknisnya nanti saya kirimkan e-booknya ya.

P7
Slmt siang pak Paidi, terimakasih penjelasannya, apakah rancangan pembelajaran seperti ini bisa untuk SD, sedangkan  guru di SD mengajar seluruh mata pelajaran kecuali Agama dan PJOK. Bagaimana teknik penyederhanaannya? Lusia ,Curup.
Pada prinsipnya Desain pembelajaran itu bisa untuk semua mata pelajarannya, yag membedakannya terletak pada isi pelajarannya
P8
Setelah membaca semua materi yang berisi langkah pembuatan design pembelajaran saya masih belum bisa membayangkan hasil akhirnya. Yang ingin saya tanyakan bagaimana bentuk hasil design pembelajarannya, apakah menjadi sebuah buku atau yang lainnya? Bagaimana cara penerapan hasil design pembelajaran tadi ke siswa? Terima kasih. Sri indayani Lamongan
-----
P9
Assalamualaikum pak, saya Noralia Semarang.
Ijin bertanya, saya pernah melakukan penelitian R&D untuk tesis saya dulu, saya mengambil judul pengembangan modul pembelajaran. Dan itu saya penelitian hingga menjadi produk akhir yang bagus bisa sampai 6 bulan, padahal hanya untuk 1 bab materi ajar karena beberapa kali  diujikan ke kelas besar sehingga dapat prototipe produk yang bagus.
Pertanyaan saya,  untuk pengembangan bahan ajar seperti yang Bapak laksanakan yang menghasilkan produk buku ajar untuk 1 tahun pelajaran, butuh berapa lama pak penelitiannya?
2. Apakah tiap bab materi ajar di buku ajar yang dikembangkan harus diujikan di kelas besar atau hanya kita ambil sampel salah satu materi ajar saja?
Untuk mbak Noralia, 1. waktu yang dibutuhkan  untuk 1 buku /tahun sy butuh waktu antara 6 sampai 10 bulan itupun sy sambil nyambi mbak heeee. Jika focus utk desain buku saja 6 bulan itu insyallah sudah selesai; 2. Iya betul setiap bab harus diujikan untuk tahap Small group dan Field trial
P10
Ass,saya Bu Dede dari SLB AB Kemala Bhayangkari 2 gresik
Jika mengacu kepada keterangan terahir yang tentang buku yang dirancang untuk keperluan penerbit, penerbit sudah mempunyai format sendiri mohon arahan. Berkenaan dengan buku yang akan saya buat subjeknya ABK. Lalu untuk uji coba seperti tahapan di atas apa memungkinkan
Untuk mbak Dede, Betul mbak, penerbit sudah mempunyai Format tersendiri versi penerbit, si penuli tinggal mengikuti outline. Contohny sy mendapatkan amanat dari penerbit erlangga untuk membuat buku-buku SMK dengan outline sudah dite

4 komentar: