Tema : Cara Mendesain
Buku Pembelajaran
Waktu : Selasa, 28
April 2020
Narasumber : Dr. Paidi, S. Pd.,
M. TPd.

T
& Tgl. Lahir : Bantul, 01 Januari 1971
NIP : 197101011999031012
Pangkat/Gol : Pembina
/ IV. A
Jabatan : 1. Kepala SMKN 4 Kota Bengkulu;
2. Ketua
MKKS SMK Kota Bengkulu;
3. Ketua
MKKS SMK Provinsi Bengkulu.
BUKU
1. “Membuat
Laporan Keuangan dengan MyOB 19.6” Edisi Perdana tahun 2017 diterbitkan oleh
Penerbit Salemba IV Jakarta.
2. “Membuat
Laporan Keuangan dengan MyOB 19.6” Edisi I tahun 2018 diterbitkan oleh Penerbit
Salemba IV Jakarta.
3. “Membuat
Laporan Keuangan dengan MyOB 19.6” Edisi II tahun 2019 diterbitkan oleh
Penerbit Salemba IV Jakarta.
4. Buku
Ajar Simulasi dan Komunikasi Digital, Tingkat SMK/MAK Kelas 10 tahun 2019
diterbitkan oleh Penerbit ANDI Jogyakarta.
JURNAL INTERNASIONAL
1. Utilization
Of Mobile Phones To Apply Blended Learning At Higher Education: Computer
Subject at State Vocational Hight School 1 Bengkulu oleh Paidi & Basuki
Wibawa, International Jounal Of Engineering & Technology (IJET), (2018).
2. The
Developnen Of Blended Learning Based On Handphone for Computer System Subject
on XI Grade of SMKN 1 Bengkulu City,
Humanities & Social Sciences Reviews eISSN: 2395-6518, Vol 7, No 3,
2019, pp 497-502.
Cara
mendesain buku pembelajaran dengan teknik dan pendekatan yang bisa digunakan di
antaranya mengacu pada tokoh fenomenal bidang desain pembelajaran yaitu Prof Dr. Atwi Suparman
(mantan rektor UT) dan Dick & Carrey. Secara
umum dalam mendesain pembelajaran dan sekaligus menghasilkan bahan pembelajaran
secara ilmiah dpt dilihat pada bagan berikut ini.

Secara umum Proses
perancangan desain pembelajaran terdiri dari 11 langkah yang dapat saya uraikan
sebagai berikut:
1. Langkah
1, kita perlu mendapatkan data dan informasi guna mendapatkan masukan dari
siswa/pengguna atas materi-materi yang dianggap sulit atau perlu dipelajari
lebih lanjut
2. Langkah
2, Berdasarkan data yang didapat dari langkah 1 selanjutnya kita perlu membuat
identifikasi kebutuhan peserta didik terhadap mata pelajaran / bahan yang akan
kita rancang
3. langkah
3, Berdasarkan data langkah-langkah selanjutnya kita mulai membuat analisis
instruksional/pembelajaran mata pelajaran yang akan kita rancang
4. Langkah
4, Seorang perancang perlu mendapatkan gambaran karakteristik peserta didik
yang akan menjadi target atau pemakai buku yang kita rancang
5. Langkah
5, Membuat rumusan tujuan instruksional khusus (penggunaan istilah
instruksional di sini berdasarkan sumber asli yang dikarang oleh Dick &
Carrey yaitu instructional)
6. Langkah
6, Melakukan penyusunan TES
7. Langkah
7, Membuat perencanaan strategi instruksional/pembelajaran yang akan digunakan
(dalam hal ini saya merancang pembelajaran secara blended learning)
8. Langkah
8, Mengembangkan dan memilih bahan instruksional. Bahan pembelajaran yang
dirancang dapat dibedakan menjadi dua yaitu bahan tercetak dan bahan online.
Dalam hal perancangan bahan pembelajaran (Buku) dapat digunakan teori Rothwel
dan untuk bahan online bisa menggunakan teori Hannafin)
9. Langkah
9, setelah draft bahan tersedia (langkah 8) selanjutnya perlu dilakukan
evaluasi formatif sbb: 1. one-to-one expert dengan melibatkan 4 orang pakar
(pakar Desain, pakar Media, pakar Materi, pakar bahasa); 2. One-to-one learner
(melibatkan 3 orang siswa yang berasarkan dari siswa peringkat atas, menengah
dan bawah); 3. Evaluasi Small group (melibatkan sekitar 9 siswa yang berasal
dari kelompok, menengah dan bawah); 4. Field trial yaitu tahap uji coba luas
dengan melibatkan siswa sekitar 30 siswa
yang berasal dari kelompokl Atas, menengah dan bawah. Setiap tahapan mulai
evaluasi one-to-one, evaluasi small group akan menghasilkan namanya draft bahan
pembelajaran dan setelah field trial baru dinamakan prototipe bahan
pembelajaran.
10. Langkah
10, melakukan evaluasi formatif
11. Khusus
untuk langkah yang terakhir Evaluasi Sumatif sifatnya tidak harus dilakukan
dalam proses desain pembelajaran karena harus dilakukan oleh pihak lain.
Sedangkan
untuk buku pembelajaran yang dirancang untuk keperluan penerbit biasanya pihak
penerbit sudah mempunyai format/standar tertentu. Sehingga jika penulis ingin
memasukkan buku agar bisa diterbitkan oleh penerbit maka format yang digunakan
harus mengacu kepada format yang digunakan oleh penerbit.
Contoh bahan pembelajaran
yang dirancang dengan format Research dan versi penerbit adalah seperti berikut.

Begitulah
sekilas cara mendesain bahan pembelajaran yang secara ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan, insyaallah jika tahapan di atas dilakukan secara benar
maka tidak akan terjadi kasus salah gambar dll. sebagaimana dahulu pernah
terjadi di buku-buku yang beredar di lingkup Dikbud khususnya jenjang sekolah
dasar.
SESI TANYA JAWAB
P1
Assalamualaikum..selamt
sore menjelang siang pak Paidi mau tanya :
1.Setelah melihat dan
memahami PPT, Elearning SMK Bengkulu, saya berasumsi bahwa itu adalah desain
belajar utk program sekolah Afirmasi dan
mirip classroom kira-kira tangapan Bapak seperti apa?
2.Tolong beri tahu kami
cara praktis mendesain pembelajaran seperti SMKN Bengkulu?
Muhtadin -Beltim-Babel
Terimakasih Mas Andi
(Babel), untnk pertanyaan 1, kebetulan saya pernah merancangkan sebuah desain
pembelajaran untuk SMKN 1 Bengkulu, dimana waktu itu pihak sekolah kesulitan
untuk mencari pola pembelajaran untuk siswanya yang melaksanakan di industri
sekitar 6 bulan, maka saya buatkan sebuah konsep namanya blended learning
dan alhamdulilah bisa digunakan dengan media yang dipakai siswa dan guru kala
itu adalah Handphone. Praktek pembelajarannya memang menggabungkan antara
pembelajaran di classroom dengan online [N]; 2. Untuk cara praktisnya
sepertinya bisa mas Andy ikuti alur yg ada di slide no. 7 tentang Pengembangan Blended
Learning Berbasis Handphone
P2
Assalamualaikum pak Paidi
... kenalkan nama saya Rasita dari Kab Mukomuko Bengkulu tugas di SDN 16
Penarik
Pertanyaannya:
Untuk langkah yang ke-9
mencari pakarnya agak susah di daerah bagai mana mengatasinya, apa lagi kami
dari SD agak terbatas kemampuan serta personilnya.
Terima kasih
Untuk pertanyaan mbak Rasita,
alhamdulilah untuk pakar yang dimaksud
Prodi S2 Teknologi Pendidikan Unib sudah banyak mbak yang bisa, dengan
syarat ybs. sudah mencapai kualifikasi S3/Doktor (Pendapat Sugiyono dalam
Bukunya R&D) atau juga di kampus atau lembaga lain juga bisa selagi sudah
ada bukti kepakarannya mbak.[N]
P3
Assalamualaikum Wr.Wb.
Selamat Sore Pak Dr. Paidi, Perkenalkan saya Supyanto dari Kota Bekasi, mohon
penjelasan dalam desain Instruksional itu mengenal ada tes formatif dan
sumatif. Apa bedanya?
Untuk pertanyaan mas
Supyanto, yang dimaksud TES Formatif disini adalah tes yang dibuat (modelnya
bisa multiple choice, Essay dll) atas materi yang ada di bahan pembelajaran.
Tes ini dibuat oleh si perancang buku yang sebelumnya telah melalui telaah oleh
pakar dan uji validitas maupun reabilitasnya. Sedangkan Tes Sumatif dalam
konsep desain ini adalah penilaian oleh lembaga lain (eksternal) atas kelayakan
bahan yang dibuat oleh si Perancang buku tsb.
P4
Selamat siang Pak Paidi..
kalau boleh tau apa nama aplikasi e learning nya. Kayaknya keren banget.
Ridwan Nurhadi
Software yang pernah saya
untuk e-learning tersebut menggunakan moodle, murah meriah pak
karena sifatnya open source. Tapi saat ini tidak bisa masuk lagi link tersebut
karena sudah saya serahkan ke pihak SMKN 1 Kota Bengkulu. Jika mas Ridwan ingin
melihat lebih jauh isinya nanti saya coba mintakan sama pihak SMKN 1, jika sudah
ada hasilnya saya sampaikan kepada om Jay [N]
P5
Ass wr wb
Sy Bu Iez dari Lumajng
Apakah langkah-langkah
mendesain cara mengembangkannya sama dengan model dick and Carry ya?
Betul mbak Iez, karena saya
juga menggunakan model Dick & Carrey👍
Namun mbak Iez juga bisa
mengkombinasikan dengan teori/model lain seperti pada langkah 8 selagi sesuai
dengan karakteristik bahan pembelajarannya [N]
Tanya yang kedua: yang
dimaksd dengan Research versi penerbit
ini apakah blended learning yang dimaksud Bapak
Heeee bukan, kalau Versi
penerbit biasanya ini ada kebutuhan tertentu yang di tetapkan oleh penerbit
karena menyangkut untuk keuntungan penjualan dll.
Pihak penerbit biasanya
sudah punyak team editor sendiri, seperti yang pernah sy lakukan untuk
memperbaiki draft buku di Penerbit Salemba IV - Jakarta, sehingga buku tsb bisa
dicetak/diterbitkan oleh Salemba IV
P6
Assalamualaikum saya ika
s. dari Tangerang , boleh dijelaskan mengenai teori rothwel dan teori
hannafin pada langkah ke 8 dalam mendesain pembelajaran
Untuk pertanyaan Mbak
Ika, Maaf saya ada salah tulis tadi Teori Rowntre itu adalah cara-cara untuk
membuat buku yang sifatnya tercetak. Dan Hannafin itu untuk merancang bahan
yang noncetak alias online. Untuk teknisnya nanti saya kirimkan e-booknya ya.
P7
Slmt siang pak Paidi, terimakasih
penjelasannya, apakah rancangan pembelajaran seperti ini bisa untuk SD, sedangkan guru di SD mengajar seluruh mata pelajaran
kecuali Agama dan PJOK. Bagaimana teknik penyederhanaannya? Lusia ,Curup.
Pada prinsipnya Desain
pembelajaran itu bisa untuk semua mata pelajarannya, yag membedakannya terletak
pada isi pelajarannya
P8
Setelah
membaca semua materi yang berisi langkah pembuatan design pembelajaran saya
masih belum bisa membayangkan hasil akhirnya. Yang ingin saya tanyakan
bagaimana bentuk hasil design pembelajarannya, apakah menjadi sebuah buku atau
yang lainnya? Bagaimana cara penerapan hasil design pembelajaran tadi ke siswa?
Terima kasih. Sri indayani Lamongan
-----
P9
Assalamualaikum pak, saya
Noralia Semarang.
Ijin
bertanya, saya pernah melakukan penelitian R&D untuk tesis saya dulu, saya
mengambil judul pengembangan modul pembelajaran. Dan itu saya penelitian hingga
menjadi produk akhir yang bagus bisa sampai 6 bulan, padahal hanya untuk 1 bab
materi ajar karena beberapa kali
diujikan ke kelas besar sehingga dapat prototipe produk yang bagus.
Pertanyaan saya, untuk pengembangan bahan ajar seperti yang Bapak
laksanakan yang menghasilkan produk buku ajar untuk 1 tahun pelajaran, butuh
berapa lama pak penelitiannya?
2. Apakah tiap bab materi
ajar di buku ajar yang dikembangkan harus diujikan di kelas besar atau hanya
kita ambil sampel salah satu materi ajar saja?
Untuk mbak Noralia, 1.
waktu yang dibutuhkan untuk 1 buku
/tahun sy butuh waktu antara 6 sampai 10 bulan itupun sy sambil nyambi mbak
heeee. Jika focus utk desain buku saja 6 bulan itu insyallah sudah selesai; 2.
Iya betul setiap bab harus diujikan untuk tahap Small group dan Field trial
P10
Ass,saya Bu Dede dari SLB
AB Kemala Bhayangkari 2 gresik
Jika
mengacu kepada keterangan terahir yang tentang buku yang dirancang untuk
keperluan penerbit, penerbit sudah mempunyai format sendiri mohon arahan. Berkenaan
dengan buku yang akan saya buat subjeknya ABK. Lalu untuk uji coba seperti
tahapan di atas apa memungkinkan
Untuk mbak Dede,
Betul mbak, penerbit sudah mempunyai Format tersendiri versi penerbit, si
penuli tinggal mengikuti outline. Contohny sy mendapatkan amanat dari penerbit
erlangga untuk membuat buku-buku SMK dengan outline sudah dite
Keren buu
BalasHapusTerima kasih Bu
HapusInfo bagus...lanjutkan
BalasHapusSiappp
Hapus