Sabtu, 18 April 2020

SETENGAH HARI BERSAMA OMJAY



Hari ini, Minggu 19 April, waktunya diri ini berada di rumah. Tak ada istilah WFC (work from campus) dikarenakan kampus libur. Tak kurang akal Mbak Guru (sebutan untuk diriku) mengisi waktu. Renang pagi bisa dilakukan bersama suami. Sehabis makan pagi, kubuka sebuah buku warna biru yang kemarin sore kuterima via JNE. Malam Minggu bukan untuk baca buku karena sang suami minta ditemani. Hehe. Biasanya malam-malam diisi dengan kuliah yang digelar oleh grup menulis.
Kubuka buku biru. Kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf dan halaman kucermati dengan hikmat. Gak pakai setengah hari buku sudah habis kulumat. Apakah bacanya lompat-lompat? Tidak lah yaaa. Kucermati dengan senyum. Sebagian besar isi telah kubaca darimedia sosial. Melalui grup yang kuikuti bersama penulisnya. Ada grup AGM (Asosiasi Guru Menulis), ada PLN (Pegiat Literasi Nusantara), ada Forum penuls medi Gruu dan ada yang lainnya. Sebenarnya sudah kuduga. Sebagian besar isinya perah kubaca. Tapi, diriku tetap suka membacanya.
Terus, menyesalkah diriku membelinya? Apa yang sudah dilakukan tak perlu disesali. Tentu banyak hikmah kan terjadi. Semoga bisa meneladani. Penulis buku ini memang luar biasa. Hal-hal yang biasa bisa dikemas jadi luar biasa. Tampaknya buku ini pun akan tersebar ke seantero nusantara.
Nah, ini yang harus kutiru darinya. Buku-bukunya sukses beredar di bumi nusantara. Menurut info di buku itu, telah ada tiga belas buku yang dihasilkannya. Muncul harapan baru pada diriku. Dapatkah diri ini menyusulnya?
Pada buku Catatan Hati Seorang Guru Blogger diceritakan proses kreatifnya. Termasuk perkenalan dengan manusi-manusia hebat. Mereka telah menginspirasinya. Ada Pak Agus Sampurno, ada Pak Dedi Dwitagama. Beliau sebut keduanya luar biasa.
Beberapa yang disebutkan diriku telah mengenalnya. Ada Pak Much. Coiri, Bunda Astuti, Pak Johan Wahydi, Pak Indra Charismiadji. Namun sayang, namaku tak disebutkannya. Ha ha ha.
Oh ya. Buku yang kupesan kemarin sore datangnya. Buku biru cantik yang ada foto penulisnya. Buku setebal 120 halaman itu berisi catatan harian seorang guru blogger. Namanya catatan harian, isinya ya catatan sehari-hari.
Buku itu mengingatkanku pada buku keempatku. Judulnya Catatan Hati Bersama Sang Buah Hati. Barngakali di antara pembaca ada yang berkenan memesannya.
Buku biru Omjay berkisah perjalanannya menjadi blogger. Ada cerita menjadi produktif dari rumah dengan bekerja menjadi blogger dan youtuber. Ada juga kisah ketika bukunya ditolak oleh penerbit. Belajar Menulis Gratis, Menjadi Guru Kreatif, Belajar Menulis Lewat WA Grup, Belajar Menulis di Kompasiana, Ketika Buku Terendam Banjir, Kekuatan Menulis Guru secara Kolaboratif, Worshop E-Learning, Uji Kompetensi Guru, Menjdi Guru Penggerak, dan ada beberapa tulisan lainny.
Ada pula tulisan beberapa teman yang mungkin menjadi grup penulis yang dibidaninya. Ada kisah Guru Impianku. Ada Buku 1001 Masjid di 5 Benua. Ada Hari Pertama Belajar Menulis Bersama Omjay. Ada pula Belajar menulis Bersama Omjay Hari Keiga. Judul-judul terakhir ini ditulis oleh temannya. Kupikir beliau-beliau masuk grup menulis yang dikeolanya.
Timbul sebuah tanya, “Oh, dengan seperti itu bisa menulis buku?” Jadi termotivasi untuk selalu berkarya. Bismillah. Semoga bisa. Omjay dan teman-teman. Mohon doanya ya. Semoga bisa menyusul kesuksesannya.
           

19 komentar:

  1. Setengah hari saja sudah terinspirasi apalagi sebuan ya Bu

    BalasHapus
  2. Teruuusss berkarya...mencerahkan

    BalasHapus
  3. terusss berkarya..moga mimpinya terwujud..

    BalasHapus
  4. Membaca cerita Ibu pun jadi motivasi untuk belajar dan terus belajar menulis buku. Keeren

    BalasHapus
  5. Semoga terwujud impiannya..saling berkunjung di blog yuk..spy kenal

    BalasHapus