Hari ini,
Minggu 19 April, waktunya diri ini berada di rumah. Tak ada istilah WFC (work
from campus) dikarenakan kampus libur. Tak kurang akal Mbak Guru (sebutan
untuk diriku) mengisi waktu. Renang pagi bisa dilakukan bersama suami. Sehabis
makan pagi, kubuka sebuah buku warna biru yang kemarin sore kuterima via JNE.
Malam Minggu bukan untuk baca buku karena sang suami minta ditemani. Hehe.
Biasanya malam-malam diisi dengan kuliah yang digelar oleh grup menulis.
Kubuka buku
biru. Kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf dan halaman kucermati
dengan hikmat. Gak pakai setengah hari buku sudah habis kulumat. Apakah bacanya
lompat-lompat? Tidak lah yaaa. Kucermati dengan senyum. Sebagian besar isi
telah kubaca darimedia sosial. Melalui grup yang kuikuti bersama penulisnya. Ada
grup AGM (Asosiasi Guru Menulis), ada PLN (Pegiat Literasi Nusantara), ada
Forum penuls medi Gruu dan ada yang lainnya. Sebenarnya sudah kuduga. Sebagian
besar isinya perah kubaca. Tapi, diriku tetap suka membacanya.
Terus,
menyesalkah diriku membelinya? Apa yang sudah dilakukan tak perlu disesali. Tentu
banyak hikmah kan terjadi. Semoga bisa meneladani. Penulis buku ini memang luar
biasa. Hal-hal yang biasa bisa dikemas jadi luar biasa. Tampaknya buku ini pun
akan tersebar ke seantero nusantara.
Nah, ini yang harus kutiru darinya. Buku-bukunya sukses beredar di bumi
nusantara. Menurut info di buku itu, telah ada tiga belas buku yang
dihasilkannya. Muncul harapan baru pada diriku. Dapatkah diri ini menyusulnya?
Pada buku Catatan Hati Seorang Guru Blogger diceritakan proses kreatifnya.
Termasuk perkenalan dengan manusi-manusia hebat. Mereka telah menginspirasinya.
Ada Pak Agus Sampurno, ada Pak Dedi Dwitagama. Beliau sebut keduanya luar
biasa.
Beberapa yang disebutkan diriku telah mengenalnya. Ada Pak Much. Coiri,
Bunda Astuti, Pak Johan Wahydi, Pak Indra Charismiadji. Namun sayang, namaku
tak disebutkannya. Ha ha ha.
Oh ya. Buku yang kupesan kemarin sore datangnya. Buku biru cantik yang
ada foto penulisnya. Buku setebal 120 halaman itu berisi catatan harian seorang
guru blogger. Namanya catatan harian, isinya ya catatan sehari-hari.
Buku itu mengingatkanku pada buku keempatku. Judulnya Catatan Hati
Bersama Sang Buah Hati. Barngakali di antara pembaca ada yang berkenan
memesannya.
Buku biru Omjay berkisah perjalanannya menjadi blogger. Ada cerita
menjadi produktif dari rumah dengan bekerja menjadi blogger dan youtuber. Ada
juga kisah ketika bukunya ditolak oleh penerbit. Belajar Menulis Gratis,
Menjadi Guru Kreatif, Belajar Menulis Lewat WA Grup, Belajar Menulis di
Kompasiana, Ketika Buku Terendam Banjir, Kekuatan Menulis Guru secara Kolaboratif,
Worshop E-Learning, Uji Kompetensi Guru, Menjdi Guru Penggerak, dan ada
beberapa tulisan lainny.
Ada pula tulisan beberapa teman yang mungkin menjadi grup penulis yang
dibidaninya. Ada kisah Guru Impianku. Ada Buku 1001 Masjid di 5 Benua. Ada Hari
Pertama Belajar Menulis Bersama Omjay. Ada pula Belajar menulis Bersama Omjay Hari
Keiga. Judul-judul terakhir ini ditulis oleh temannya. Kupikir beliau-beliau masuk
grup menulis yang dikeolanya.
Timbul sebuah tanya, “Oh, dengan seperti itu bisa menulis buku?” Jadi
termotivasi untuk selalu berkarya. Bismillah. Semoga bisa. Omjay dan
teman-teman. Mohon doanya ya. Semoga bisa menyusul kesuksesannya.
Setengah hari saja sudah terinspirasi apalagi sebuan ya Bu
BalasHapusHe333 iya Bu
HapusAamiin ya robbal alamiin
BalasHapusMksh Om
HapusTeruuusss berkarya...mencerahkan
BalasHapusSiappppp
Hapusterusss berkarya..moga mimpinya terwujud..
BalasHapusAamiin3. Mksh Bu
HapusMembaca cerita Ibu pun jadi motivasi untuk belajar dan terus belajar menulis buku. Keeren
BalasHapusAamiin3. Insyaallah
HapusWah bagus bgt bu isinya
BalasHapusTerima kasih Bu
HapusSemangaaaat Gas Gereeee.....
BalasHapusTerima kasih
HapusLuar biasa ibu.. Kereen..
BalasHapusTerima kasih Bu Atik
HapusMantaap
BalasHapusTerima kasih Pak
BalasHapusSemoga terwujud impiannya..saling berkunjung di blog yuk..spy kenal
BalasHapus