"Enak ya guru PNS. Murid libur, tapi gajinya utuh" komentar beberapa teman.
"Enak, Mbahmu. Pengen ngerasain jadi guru ya?" balas seorang guru dengan nada bertanya.
Sejak akhir Maret hingga akhir April 2020, pengajaran di kelas ditiadakan. Sekolah tak boleh lagi ada kumpul-kumpul. Itu bisa menjadi perantara penyebaran virus Corona. #StayAtHome....
Saat ada kebijakan secara tiba-tiba, para guru kalang kabut. Tahu sebabnya? Tak lain adalah banyaknya materi pelajaran yang belum diajarkan kepada para murid. Hal ini disebabkan kalender akademik memang mengatur materi itu.
Lalu, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembelajaran moda jejaring atau online. Semua guru perlu menyelesaikan materi kepada anak-anak lewat pembelajaran secara online. Di sinilah masalah buat para guru.
Belum semua guru itu melek teknologi informasi. Masih sangat banyak guru yang gaptek alias gagap teknologi. Pada saat yang amat krusial itu, guru-guru harus menyelesaikan kewajibannya. Bayangkan....
Postingan tulisan di atas yang kudapat dari WAG membuatku tersenyum. Ada benar dan ada tidak benarnya. Benarnya? Enak jadi Guru PNS. Meskipun libur, gaji tetap utuh. Murid libur guru juga libur? Itu tidak benar. Pada saat murid libur tak selalu guru juga libur. Apalagi, di masa corona ini. Tak ada libur bagi guru. Murid pun tidak libur. Murid mengikuti pembelajaran dengan SFH (study from home), sedangkan guru dengan WFH (work from home).
Betul, beberapa guru kalang kabut agar dapat lakukan pembelajaran semaksimal yang dia bisa. Yang santai-santai tentu juga ada. Di manapun karakter orang berbeda-beda. Seje silit seje anggit. Beda orang beda kemauan.
Nah, dalam rangaka memenuhi tugas WFH berbagai kegiatan bisa dilakukan. Termasuk diri ini. Membentuk kelas online dengan google classroom salah satunya. Kendala muncul. Ada satu dua siswa tak memiliki sarana. Coba cara lain. Mau meet dengan aplikasi zoom, webex, webinar, jitsi, dan lain-lain yang bisa bertemu dengan siswa dari jarak jauh juga ada kendala.
Berbagai cara harus dicoba demi bisa memberikan layanan terbaik untuk siswanya. Terakhir kemarin mencoba pembelajaran pakai WAGrup dan google form. Penilaian harian dengan google form mulai tampak ada hasil. Namun, hasil penilaian ada yang kurang bagus. Barangkali dikarenakan mereka masih gaptek. Guru pun masih dalam taraf belajar.
Orang hanya memandang casing saja tidak secara intens sehingga muncullah pendapat tersebut
BalasHapusIya Bu. Betul begitu
HapusYa...komentar luar jadikan cambuk tuk terus istiqomah maju..ikhlas..menggerakkan
BalasHapusAamiin3
BalasHapusRibet bin mumet ya.
BalasHapus